Anda di halaman 1dari 33

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

BAB
I
PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan
jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. Pada tahun
2001 WHO menyatakan paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami
gangguan kesehatan jiwa. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia
mengalami gangguan kesehatan jiwa. Sementara itu, menurut Uton Muchtar Rafei,
Direktur WHO wilayah Asia Tenggara hampir 1/3 dari penduduk di wilayah ini penah
mengalami gangguan neuropsikiatri. Hal ini dapat dilihat dari Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 saja di Indonesia diperkirakan sebanyak 264 dari
1.000 anggota rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa. Arul Anwar (Dirjen
Bina Kesehatan Masyarakat Departemen kesehatan) mengatakan bahwa jumlah
penderita gangguan kesehatan jiwa di masyarakat sangat tinggi, yakni satu dari empat
penduduk Indonesia menderita kelainan jiwa rasa cemas depresi, stress,,
penyalahgunaan obat, kenakalan remaja sampai skizofrenia. Di era globalisasi,
gangguan kejiwaan meningkat sebagai contoh penderita tidak hanya dari kalangan
bawah sekarang kalangan pejabat dan masyarakat lapisan menengah ke atas juga
terkena gangguan jiwa (Yosep, 2009).
Salah satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat di seluruh dunia adalah gangguan
jiwa skizofrenia. Skizofrenia berasal dari dua kata Skizo yang artinya retak atau
pecah (spilit), dan frenia yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang
menderita gangguan jiwa Skizofernia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa
atau keretakan kepribadian (splitting of of personality).
Skizofrenia merupakan psikosis fungsional paling berat, dan menimbulkan
disorganisasi personalitas terbesar, pasien tidak mempunyai realitas, sehingga
pemikiran dan perilakunya abnormal di Rumkital Dr. Ramelan PAV VI A terdapat 16
klien (100%) dan ada 4 klien yang mengalami gangguan Skizofrenia Paranoid (25%) .
Di Indonesia, sekitar 1% 2% dari total jumlah penduduk mengalami skizofrenia

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

yaitu

mencapai 3 per 1000 penduduk, prevalensi 1,44 per 1000 penduduk di perkotaan dan
4,6 per 1000 penduduk di pedesaan berarti jumlah penyandang skizofrenia 600.000
orang produktif.

1.2.

TUJUAN
Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang gangguan skizofrenia
dan gangguan-gangguan jiwa lainnya yang berhubungan sesuai dengan skenario.

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

BAB
II
PEMBAHASAN

2.1 SKENARIO
LBM II
HIDUPKU KACAU
Skenario
Klien seorang perempuan bernama IF bebrusia 24 tahun. Ia merupakan anak kedua
dari tiga bersaudara. Klien lahir dengan latar belakang keluarga yang memiliki gangguan
kejiawaan, yaitu ayah klien. Ayah klien mengalami gangguan jiwa sejak tokonya terbakar
kerika ia duduk kelas 1 SMP (usia 12 tahun). Sejak peristiwa kebakaran tersebut ayah klien
mulai berubah sikapnya. Di lingkuangan klien, ayahnya dikenal seorang yang keras dan
sering mengamuk jika marah. Ayah klien sering marah marah terhadap klien dan bahkan
tidak jarang memukul klien. Ayah klien juga selalu melarang klien untuk dekat dengan lakilaki. Setelah ayahnya berobat, ayahnya tidak lagi marah-marah maupun melarang klien saat
dekat dengan laki-laki. Pada saat klien memutuskan untu menikah dan sudah mempersiapkan
segalanya, calon suami klien memutuskan hubungan dan membatalkan pernikahannya. Hal
ini membuat klien terpukul dan akhirnya lebih sering mengurung diri dikamar dan sejak itu
klien tidak pernah masuk kerja. Klien kadang tertawa-tawa sendiri, marah-marah, berkata
kotor, jarang mandi dan kadang mengamauk dirumah tetangga, klien sering merasa ketika
ada tamu atau keluarga yang datang merupakan calon suaminya. Pada saat sehari sebelum
lebaran, klien pergi dari rumah dan setelah dicari-cari ternyata klien berada dirumah bibiknya
yang berada didaerah situ juga. Dirumah bibiknya, klien marah-marah dan mengamuk.
Akhirnya, klien dibawa ke RSJ mataram untuk diperiksa. Hal tersebut berlangsung selama 5
bulan.

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

2.2

PERMASALAHAN
1. Hubungan riwayat gangguan jiwa pada ayah dan anaknya dan apa diagnose pada ayah
2.
3.
4.
5.

?
Apa saja jenis-jenis gangguan jiwa ?
Apa saja jenis-jenis waham dan apakah waham berdiri sendiri atau tidak ?
Bagaiamana diagnosis gangguan jiwa pada scenario ?
Bagaiamana penatalaksanaan dan edukasi gangguan jiwa pada klien di skenario ?

2.3 PEMBAHASAN
1. Apa hubungan riwayat gangguan jiwa pada ayah dan anaknya ?
Terdapat suatu hubungan antara riwayat gangguan jiwa yang pernah dialami
oleh ayah klien dengan gangguan jiwa yang dialami klien saat ini, dimana
keterkaitannya yaitu adanya faktor genetik yang terlibat. Tetapi pengaruh genetic
tidak sederhana seperti hukum mendel. Diperkirakan bahwa yang diturunkan adalah
potensi untuk mendapatkan gangguan jiwa tersebut (bukan penyakit itu sendiri)
melalui gen yang resesif. Potensi ini mungkin kuat, mungkin juga lemah, tetapi
selanjutnya tergantung pada lingkungan individu itu apakah akan terjadi manifestasi
dari gangguan tersebut atau tidak. Sehingga dapat dipastikan bahwa lingkungan juga
memiliki pengaruh penting dalam perkembangan psikologis klien, dimana dalam hal
ini yang kami maksudkan yaitu dari lingkungan keluarga. Jika dikaitkan dengan
skenario terdapat suatu tekanan mental yang kuat pada klien semenjak ayah klien
mengalami gangguan jiwa, hal ini dibuktikan dengan seringnya ayah klien marahmarah dan sampai memukuli klien. Sehingga dapat dikatakan bahwa klien sudah
sangat sering mendapatkan stressor dan hal itu mencapai puncaknya saat klien
diputusi oleh calon suaminya. Dengan demikian dapat kami simpulkan bahwa kedua
faktor tersebut yaitu genetik dan lingkungan keluarga terlibat dalam gangguan jiwa
yang dialami oleh klien.1
2. Apa saja jenis-jenis gangguan jiwa yang mungkin terjadi?
F21. GANGGUAN SKIZOTIPAL
Pedoman diagnostic

Rubric diagnostic ini tidak dianjurkan untuk digunakan secara


umum karena tidak dibatasi secara tegas dengan skizofrenia

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

simpleks atau dengan gangguan kepribadian schizoid atau paranoid.

Bila istilah ini digunakan untuk diagnostic, tiga atau empat gejala
khas berikut ini harus sudah ada, secara terus menerus atau secara
episodic, sedikitnya 2 tahun lamanya:

(a) Afek yang tidak wajar atau yang mmenyempit / constricted


(individu dingin dan acuh tak acuh.
(b) Perilaku ayau penampilan yang aneh, ekstrisik atau ganjil
(c) Hubungan social yang buruk dengan orang lain dan tendensi
menarik diri dari pergaulan social;
(d) Kepercayaan yang aneh atau pikiran bersifat magik, yang
mempengaruhi perilaku dan tidak serasi dengan morma-norma
budaya setempat;
(e) Kecurigaan atau ide-ide paranoid;
(f) Pikiran obsesi yang berulabg-ulang yang tak terkendali, sering
dengan isi yang bersifat dysmorphophobic ( keyakinan tentang
bentuk tubuh yang tidak normal/buruk dan tidak terlihat secara
objectif oleh orang lain),seksual atau agresif;
(g) Persepsi-persepsi pancaindra yang tidak lazim termasuk mengenai
tubuh (somatosensory) atau ilusi-ilusi lain, depersonalisasi atau
derealisasi;
(h) Pikiran

yang

bersifat

samar-samar

(vague),

berputar-putar

(ciecumstantial), penuh kiasan (metaphorical), sangat terinci dan


ruwet (overelaborate),atau stereotipik, yang bermanefestasi dalam
pembicaraan yang aneh atau cara lain, tanpa inkoherensi yang jelas
dan nyata;
(i) Sewaktu-waktu ada episodk yang menyerupai keadaan psikotik
yang n yata bersifat sementara denga ilusi, halusinasi auditorik tau
lainnya yang bertubi-tubi dan gagasan yang mirip waham, biasanya
terjadi tanpa provokasi dari luar.

Individu harus tidak pernah memenuhi criteria skizofreniadalam

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

stadium manapun.

Suatu riwayat skizofrenia pada salah seorang anggota keluarga


terdekat memberikan bobot tambahan untuk diagnosik ini, tetapi
bukan merupakan suatu prasyarat.

F22. GANGGUAN WAHAM MENETAP

Kelompok ini meliputi serangkaian gangguan dengan waham-waham yang


berlangsung lam, sebagai satu-satunya gejala klinis yang khas atau yang paling
mencolok dan tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental organic ,skizofrenia ,
atau gangguan afektif.

Pentingnya factor genetic, cirri-ciri kepribadian dan situasi kehidupan dalam


pembentukan gangguan kelompok ini tidak pastu dan mungkin bervariasi.
F22.0 gangguan waham
Pedoman diagnostic

Waham-waham merupakan satu-satunya cir khas klinik atau


gejala yang paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik
tunggal maupun suatu sistem waham) harus sudah ada sedikitnya
3 bulan lamanya, dan harus bersifat khas pribadi (personal) dan
bukan budaya setempat.

Gejala-gejala depretif atau bahkan suatu episode depretif yang


lengkap /full-blown+ (F32.-) mungkin terjadi secara interminten,
dengan syarat bahwa waham-waham tersebut menetap pada saatsaat tidak terdapat gangguan afektif itu.

Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak

Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang


saja ada dan bersifat sementara

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

Tidak ada wayat gejala-gejala skizofrenia ( ewaham dikendalikan, siar


pikiran, penumpulan afek, dsb.)

F22.8 gangguan waham menetap lainnya

Kategori sisa untuk ganggua-gangguan waham menetap yang tidak memenuhi


kriteria untuk gangguang waham (F22.0)

Gangguan waham yang berlangsung kurang dari 3 bulan lamanya, tidak


memenuhi kriteria skizofrenia, harus dimasukakan dalam kode F23.- ( gangguan
psikotif akut dan sementara), walaupun untutk sementara.

F22.9 gangguan waham menetap YTT


F32. EPISODE DEPRESIF

Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat) :


-

Afek depresof

Kehilangan minat dan keinginan, dan

Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa


lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala lainnya :
(a) Konsentrasi dan perhatian berkurang
(b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
(c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
(d) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
(e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
(f) Tidur terganggu
(g) Nafsu makan berkurang

Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa
sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode
lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung
cepat.

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1), dan berat (F32.2)
hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresif
berikutnya harus diklasifikasikan di bawah salah satu diagnosis gangguan
depresif berulang (F33.-).
F32.0 Episode Depresif Ringan
Pedoman diagnostic

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti


tersebut diatas;

Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya : (A) sampai


dengan (G).

Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.

Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2


minggu

Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan social yang


biasa dilakukannya.

Karakter kelima :

F32.00 = Tanpa gejala somatic

F32.01 = Dengan gejala somatic


F32.1 Episode Depresif Sedang
Pedoman diagnostic

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti


pada episode depresi ringan (F30.0)

Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala


lainnya.

Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu

Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan social,


pekerjaan dan urusan rumah tangga

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

Karakter kelima ;

F32.10 = Tanpa gejala somatic

F32.11 = Dengan gejala somatic


F32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik
Pedoman Diagnostik

Semua 3 gejala utama depresi harus ada

Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa di


antaranya harus berintensitas berat

Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor)


yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu
untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal
demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif
berat masih dapat dibenarkan.

Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2


minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangan cepat,
maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun
waktu kurang dari 2 minggu

Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan


social, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang
sangat terbatas.

F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik


Pedoman Diagnostik

Episode depresi berat yang memenuji criteria menurut F32.2 tersebut


diatas;

Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya


melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang
mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.
Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang
menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk.
9

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.

Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai


serasi atau tidak serasi dengan afek (mood-congruent)

F32.8 Episode Depresif Lainnya


F32.9 Episode Depresif YTT
F43 REAKSI TERHADAP STRESS BERAT

Karakteristik dari katagori ini adalah tidak hanya diatas identifikasi dasar
symptomatology dan perjalanan penyakit, akan tetapi juga atas dasar salah satu dari
dua factor pencetus:

Suatu stress kehidupan yang luar biasa, yang menyebabkan suatu reaksi stres akut,
atau

Suatu perubahan penting dalam kehidupan, yang menimbulkan situasi tidak nyaman
yang berkelanjutan, dengan akibat terjadi suatu gangguan penyesuaian

Gangguan dalam katagori ini selalu merupakan konsekuensi langsung (direct


consequence) dari stress akut yang berat atau trauma yang berkelanjutan
Setres yang terjadi atau keadaan tidak nyaman yang berkelanjutan merupakan factor
penyebab utama, dan tampa hal itu gangguan disebut tidak akan terjadi.

Gangguan gangguan ini dapat dianggap sebagai respon maladaptif terhadap stress
berat atau stress berkelanjutan, dimana mekanisme penyesuaian (coping mechanism)
tidak berhasil mengatasi menimbulkan masalah dalam fungsi sosialnya
F43.0 reaksi stress akut
Pedoman diagnostik

Harus ada kaitan waktu kejadian yang jelas antara terjadinya


pengalaman stressor luar biasa( fisik atau mental) dengan onset dari
gejala, biasanya setelah beberapa menit atau segera setelah kejadian

Selain itu ditemukan gejala-gejala :

(a) Terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah ubah:


10

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

selain gejala permulaan berupa keadaan terpaku (daze), semua


hal berikut dapat terlihat: depresi, anxietas, kemarahn, kecewa,
overaktif dan penarikan diri. Akan tetapi tidak satupun dari gejala
tersebut yang mendominasi gambaran kelinisnya untuk waktu yang
lama.
(b) Pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dari lingkup steressor-nya,
gejala-gejala dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa
jam): dalam hal dimana stress terjadi berkelnjutan atau tidak dapat
dialihkan, gejala-gejala biasanya baru mereda setelah 24-48 jam
dan biasanya hampir menghilang setelah tiga hari.

Diagnosis ini tidak boleh digunakan untuk kedaan kambuhan


mendadak,

dari

gejala-gejala

pada

individu

yang

sudah

menunjukkan gangguan pisikiatrik lainnya.

Kerentangan individual dan kemampuan menyesuaikan diri


memegang peran dalam terjadinya atau beratnya suatu reaksi stress

akut
F43.1 gangguan stress pasca-trauma
Pedoman diagnostic

Diagnosis baru ditegakkan bila mana gangguan ini timbul dalam


kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa
laten yang berkisar antara bebrapa minggu sampai beberapa
bulan,jarang samapai melampaui 6 bulan).
Kemingkinan diagnosis masih dapat ditegakkan apabila
tertundanya waktu mulai saat kejadian, dan onset gangguan
memiliki waktu 6 bulan, asal saja manifestasi klinisnya adalah
khas dan tidak dapat alternative kategori gangguan lainnya.

Sebagai bukti tambahan selain trauma hais di dapatkan baying


baying atu mimpi mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara
berulang ulang kembali (flashbacks).

Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkaah laku

11

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

semuanya dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas.

Suatu sequelae menahun yang terjadi lambat setelah stress


yang luar biasa, misalnya saja beberapa puluh tahun setelah
trauma, diklasifikasikan dalam kategori F62.0 (perubahan
kepribadian

yang

berlangsung

lama

setelah

mengalami

katastrofa).

3. Apa saja jenis-jenis waham dan apakah waham berdiris sendiri atau tidak ?
a. Waham Kejar
Individu merasa dirinya dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang
yang bermksud berbuat jahat pada dirinya, sering ditemukan padaa klien
dengan stress agnektif tipe depresi dan gangguan organic.
b. Waham kebesaran
Penderita merasa dirinya paling besar, mempunyai kekuatan, kepandaia, atau
kekayaan yang luar biasa. Contohnya ia merasa Sebagai Presiden yang
mempunyai banyak masyarakat yang tunduk kepadanya.
c. Waham somatik, perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada pada
tubuhnya, sering di dapatkan pada tubuhnya.
d. Waham agama
e. Waham rujukan, yaitu pasien meyakini ada arti di balik peristiwa-peristiwa
dan menyakini bahwa peristitwa-peristiwa atau perbuatan orang lain tersebut
seolah-olah diarahkan kepada mereka.
f. Waham penyiaran pikiran yaitu kepercayaan bahwa orang lain dapat membaca
pikiran mereka.
g. Waham penyisipan pikiran yaitu kepercayaan bahwa pikiran orang lain
dimasukan kedalam benak pasien.2

12

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

4. Bagaiamana diagnosis gangguan jiwa pada skenario ?


Proses diagnosis gangguan jiwa mengikuti prosedur klinis yang lazim
dilakukan dalam praktek kedokteran klinis, yaitu meliputi langkah-langkah sebagai
berikut :
Anamnesis
- Alasan berobat
- Riwayat gangguan sekarang
- riwayat gangguan dahulu
- Riwayat perkembangan diri
- Latar belakang social, pendidikan,
perkawinan, dll

Pemeriksaan
- Fisik-diagnostik
- Status mentalis
- Laboratorium
- Radiologic
- Evaluasi psikologik
- Lain-lain

Diagnosis
- Aksis I = Klinis
- Aksis II = Kepribadian
- Aksis III = Kondisi Medik
- Aksis IV = Psiko-sosial
- Aksis V = Taraf fungsi

Terapi
- Farmakoterapi
- Psikoterapi
- Terapi social
- Terapi Okupasional
- Lain-lain

13

pekerjaan,

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

Tindak
Lanjut
- Evaluasi terapi
- Evaluasi diagnosis
- Lain-lain

Diagnosis pasien di skenario


Gejala pasien :
- Mengurung diri di kamar dan tidak pernah masuk kerja
- Tertawa sendiri
- Marah-marah
- Berkata kotor, jarang mandi, dan kadang mengamuk di rumah tetangga
Berdasarkan PPDGJ :
-

Aksis I
F20-F29 = Skizofrenia, Gg. Skizotipal dan Gg. Waham
Aksis II
F60.1 = Gangguan kepribadian schizoid
F60.3 = Gangguan kepribadian emosional tak stabil
F60.6 = Gangguan kepribadian cemas (menghindar)
Aksis III
Tidak terdapat
Aksis IV
Masalah dengan primary support group (keluarga)
Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
Masalah psikososial dan lingkungan lain

A. Skizofrenia
Adalah suatu deskripsi syndrome dengan variasi penyebab (banyak belum
diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yag
luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetic, fisik,
dan social budaya.
Pada umumnya ditadai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul
(blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual
biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang
kemudian.
Pedoman Diagnostik
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau

14

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

lebih
bila
gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
(a) - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isis pikiran ulangan, walaupun isisnya sama, namun
kualitasnya berbeda; atau
- thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
(withdrawal); dan
- thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya.
(b) - delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar atau
- delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar, atau
- delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan
tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);
- delusional perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna
sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
(c) halusinasi auditorik:
- suara halusinasi yang berkomentar secara terus mnerus terhadap perilaku pasien, atau
- mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
(d) halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham
yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang
jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus
menerus;
(e) arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang
berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme
(f) perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibiltas cerea, negativism, mutisme, dan stupor
(g) gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan
diri dari pergaulan social dan menurunnya kinerja social; tetapi harus jelas bahwa

semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berangsung seama kurun waktu satu

15

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

bulan
atau lebih
(tidak
berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
(overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri
sendiri (sel absorbed attitude), dan penarikan diri secara social.

Perjalanan gangguan skizofrenik dapat diklasifikasikan dengan menggunakan kode


lima karakter berikut :
F20.x0 berkelanjutan
F20.x1 episodik dengan kemunduran progresif
F20.x2 episodik dengan kemunduran stabil
F20.x3 episodik berulang
F20.x4 remisi tak sempurna
F20.x5 remisi sempurna
F20.x8 lainnya
F20.x9 periode pengamatan kurang dari satu tahun
F20.0 Skizofrenia Paranoid
Pedoman Diagnostik

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia


Sebagai tambahan :
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
pemberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk
verbal

berupa

bunyi

pluit

(whistling),

mendengung

(humming), atau bunyi tawa (laughing);


(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visulal
mungkin ada tetapi jarang menonjol;
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of
influence), atau passivity (delusion of passivity), dan
keyakinan dikejar-kejar yang braneka ragam, adalah yang
-

paling khas;
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta

16

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

gejala katatonik secara relative tidak nyata /tidak menonjol


Diagnosis banding :
- Epilepsi dan psikosis yang diinduksi oleh obat-obatan
- Keadaan paranoid involusional (F22.8)
- Paranoid (F22.0)
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
Pedoman Diagnostik

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia


Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada

usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun)
Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang
menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk

menegakkan diagnosis
Untuk diagnosis hebefrenia

yang

meyakinkan

umumnya

diperlakukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya,


untuk memastikan bahwa gambaran yamg khas berikut ini memang
-

benar bertahan :
Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan,
serta mannerism; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri
(solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa

perasaan;
Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate),
sering disertai oleh cekikikan (giggling) atas perasaan puas diri
(self-satisfied), senyum sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh
sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces),
mannerism, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan
hipokondriakal, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated

phrases);
Proses piker mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu
(rambling) serta inkoheren.

17

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses piker


umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi
biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and
hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan
(determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku
penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan
(aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). Adanya suatu
preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama,
filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang
memahami jalan pikiran pasien.
F20.2 Skizofrenia Katatonik
Pedoman Diagnostik

Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia


Satu atau lbih dari perilaku berikut ini harus mendominasi
gambaran klinisnya :
(a) Stupor (amat berkurangnya

dalam

reaktivitas

terhadap

lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan atau


mutisme (tidak berbicara);
(b) Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motoric yang tak
bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal)
(c) Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil
dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar
atau aneh);
(d) Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif
terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau
pergerakan kearah yang berlawanan);
(e) Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk
melawan upaya menggerakkan dirinya);
(f) Fleksibilitas cerea/ waxy flexibility

(mempertahankan

anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari
luar); dan

18

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

(g) Gejala-gejala lai seperti command automatism (kepatuhan


secara otomatis terhadap perintah), dan pwngulangan kata-kata

serta kalimat-kalimat.
Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku
dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus
ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya
gejala-gejala lain.
Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan
petujuk diagnostic untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat
dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolic, atau alcohol
dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif.

F20.3 Skizofrenia Tak Terinci (Undifferentiated)


Pedoman diagnostic

Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia


Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid,

hebefrenik, atau katatonik;


Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi
pasca-skizofrenia.

F20.4 Depresi Pasca Skizofrenia


Pedoman Diagnostik

Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :


(a) Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria
umum skizofrenia) selama 12 bulan terakhir ini;
(b) Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi
mendominasi gambaran klinisnya); dan
(c) Gejala-gejala depresif menonjol dan mengganggu, memenuhi
paling sedikit kriteria untuk episode depresif (F32.-), dan telah

ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.


Apabila pasien tidak lagi mnunjukkan gejala skizofrenia, diagnosis
menjadi Episode Depresif (F32.-). Bila gejala skizofrenia masih
jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu ciri subtype

19

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

skizofrenia yang sesuai (F20.0-F20.3).


F20.5 Skizofrenia Residual
Pedoman Diagnostik

Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini


harus dipenuhi semua :
(a) Gejala negative dari skizofrenia yang menonjol misalnya
perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang
menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan
dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal
ysng buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi
suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja social yang
buruk.
(b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa
lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia.
(c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana
intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan
halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul
sindrom negative dari skizofrenia.
(d) Tidak terdapat dementia atau penyakit/gangguan otak organic
lain,

depresi

kronis

atau

institusionalisasi

yang

dapat

menjelaskan disabilitas negative tersebut.

F20.6 Skizofrenia Simpleks


Pedoman Diagnostik

Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan


karena tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan
perlahan dan progresif dari :
- gejala negative yang khas dari skizofrenia residual (lihat
F20.5 diatas) tanpa didahului riwayat halusinasi, waham, atau

20

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

manifestasi lain dari episode psikotik, dan


disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang
bermakna, bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang
mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan

penarikan diri secara social.


Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan sub tipe
skizofrenia lainnya.

F20.8 Skizofrenia Lainnya


F20.9 Skizofrenia YTT
Diagnosis pada skenario :
Gajala :
- Mengurung diri di kamar dan tidak pernah masuk kerja
- Tertawa sendiri
- Marah-marah
- Berkata kotor, jarang mandi, dan kadang mengamuk di rumah tetangga
Berdasarkan kriteria diagnostic gangguan jiwa pada PPDGJ, kami
menyimpulkan bahwa klien pada skenario mengalami skizofrenia.3
5. Bagaiamana penatalaksanaan dan edukasi gangguan jiwa pada klien di skenario
?

Terapi Somatik (Medikamentosa)


Obat-obatan yang digunakan

untuk

mengobati

Skizofrenia

disebut

antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola


fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Pasien mungkin dapat mencoba beberapa jenis
antipsikotik sebelum mendapatkan obat atau kombinasi obat antipsikotik yang benarbenar cocok bagi pasien. Antipsikotik pertama diperkenalkan 50 tahun yang lalu dan
merupakan terapi obat-obatan pertama yang efekitif untuk mngobati Skizofrenia.
Terdapat 3 kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu antipsikotik
konvensional, newer atypical antipsycotics, dan Clozaril (Clozapine).
a. Antipsikotik Konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik
konvensional. Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering

21

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat antipsikotik


konvensional antara lain :
1. Haldol (haloperidol)

5. Stelazine ( trifluoperazine)

2. Mellaril (thioridazine)

6.Thorazine (chlorpromazine)

3. Navane (thiothixene)

7. Trilafon (perphenazine)

4. Prolixin (fluphenazine)

Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik


konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan penggunaan newer
atypical antipsycotic.
Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotok konvensional).
Pertama, pada pasien yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan) yang
pesat menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek samping yang
berarti. Biasanya para ahli merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian
antipskotik konvensional. Kedua, bila pasien mengalami kesulitan minum pil
secara reguler. Prolixin dan Haldol dapat diberikan dalam jangka waktu yang
lama (long acting) dengan interval 2-4 minggu (disebut juga depot
formulations). Dengan depot formulation, obat dapat disimpan terlebih
dahulu di dalam tubuh lalu dilepaskan secara perlahan-lahan. Sistem depot
formulation ini tidak dapat digunakan pada newer atypic antipsycotic.
b. Newer Atypcal Antipsycotic
Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip
kerjanya berbda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan
dengan antipsikotik konvensional. Beberapa contoh newer atypical
antipsycotic yang tersedia, antara lain :

Risperdal (risperidone)

Seroquel (quetiapine)

Zyprexa (olanzopine)

22

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

Para ahli banyak merekomendasikan obat-obat ini untuk menangani


pasien-pasien dengan Skizofrenia.
c. Clozaril
Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik
atipikal yang pertama. Clozaril dapat membantu 25-50% pasien yang tidak
merespon (berhasil) dengan antipsikotik konvensional. Sangat disayangkan,
Clozaril memiliki efek samping yang jarang tapi sangat serius dimana pada
kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat menurunkan jumlah sel darah
putih yang berguna untuk melawan infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat
Clozaril harus memeriksakan kadar sel darah putihnya secara reguler. Para
ahli merekomendaskan penggunaan Clozaril bila paling sedikit 2 dari obat
antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.
Sediaan Obat Anti Psikosis dan Dosis Anjuran1

Cara penggunaan

23

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

Pada

dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai efek primer (efek klnis) yang
sama pada dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek samping sekunder.

Pemilihan jenis obat anti psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang


dominan dan efek samping obat. Pergantian obat disesuaikan dengan dosis
ekivalen.

Apabila obat anti psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam dosis
yang sudah optimal setelah jangka waktu yang memadai, dapat diganti dengan
obat psikosis lain (sebaiknya dari golongan yang tidak sama), dengan dosis
ekivalennya dimana profil efek samping belum tentu sama.

Apabila dalam riwayat penggunaan obat anti psikosis sebelumnya jenis obat
antipsikosis tertentu yang sudah terbukti efektif dan ditolerir dengan baik efek
sampingnya, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang

Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:


o Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu
o Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam
o Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari)
o Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak efek
samping (dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak
begitu mengganggu kualitas hidup pasien

Mulai dosis awal dengan dosis anjuran dinaikkan setiap 2-3 hari sampai
mencapai dosis efektif (mulai peredaan sindroma psikosis) dievaluasi setiap 2
minggu dan bila perlu dinaikkan dosis optimal dipertahankan sekitar 8-12
minggu (stabilisasi) diturunkan setiap 2 minggu dosis maintanance
dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun (diselingi drug holiday 1-2 hari/mingu)
tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu) stop

Untuk pasien dengan serangan sindroma psikosis multi episode terapi


pemeliharaan dapat dibarikan palong sedikit selama 5 tahun.

24

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

Efek
obat
psikosis secara relatif berlangsung lama, sampai beberapa hari setelah dosis
terakhir yang masih mempunyai efek klinis.

Pada umumnya pemberian oabt psikosis sebaiknya dipertahankan selama 3


bulan sampai 1 tahun setelah semua gejala psikosis mereda sama sekali. Untuk
psikosis reaktif singkat penuruna obat secara bertahap setelah hilangnya gejala
dalam kueun waktu 2 minggu 2 bulan.

Obat antipsikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun
diberikan dalam jangka waktu yang lama, sehingga potensi ketergantungan
obat kecil sekali.

Pada penghentian yang mendadak dapat timbul gejala Cholinergic rebound


yaitu: gangguan lambung, mual muntah, diare, pusing, gemetar dan lain-lain.
Keadaan ini akan mereda dengan pemberian anticholinergic agent (injeksi
sulfas atrofin 0,25 mg IM dan tablet trihexypenidil 3x2 mg/hari)

Obat anti psikosis long acting (perenteral) sangat berguna untuk pasien yang
tidak mau atau sulit teratur makan obat ataupun yang tidak efektif terhadap
medikasi oral. Dosis dimulai dengan 0,5 cc setiap 2 minggu pada bulan
pertama baru ditingkatkan menjadi 1 cc setap bulan. Pambarian anti psikosis
long acting hanya untuk terapi stabilisasi dan pemeliharaan terhadap kasus
skizpfrenia.

Penggunaan CPZ injeksi sering menimbulkan hipotensi ortostatik pada waktu


peubahan

posisi

tubuh

(efek

alpha

adrenergik

blokade).

Tindakan

mengatasinya dengan injeksi noradrenalin (effortil IM)


Haloperidol sering menimbulkan sindroma parkinson. Mengatasinya
dengan tablet trihexyphenidyl 3-4x2 mg/hari, SA 0,5-0,75 mg/hari
Pemilihan Obat untuk Episode (Serangan) Pertama
Newer atypical antipsycoic merupakn terapi pilihan untuk penderita
Skizofrenia episode pertama karena efek samping yang ditimbulkan minimal dan
resiko untuk terkena tardive dyskinesia lebih rendah.

25

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

Biasanya obat antipsikotik membutuhkan waktu beberapa saat untuk mulai


bekerja. Sebelum diputuskan pemberian salah satu obat gagal dan diganti dengan obat
lain, para ahli biasanya akan mencoba memberikan obat selama 6 minggu (2 kali lebih
lama pada Clozaril)
Pemilihan Obat untuk keadaan relaps (kambuh)
Biasanya timbul bila pendrita berhenti minum obat, untuk itu, sangat penting
untuk mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat. Terkadang
penderita berhenti minum obat karena efek samping yang ditimbulkan oleh obat
tersebut. Apabila hal ini terjadi, dokter dapat menurunkan dosis menambah obat untuk
efek sampingnya, atau mengganti dengan obat lain yang efek sampingnya lebih
rendah.
Apabila penderita berhenti minum obat karena alasan lain, dokter dapat
mengganti obat oral dengan injeksi yang bersifat long acting, diberikan tiap 2- 4
minggu. Pemberian obat dengan injeksi lebih simpel dalam penerapannya.
Terkadang pasien dapat kambuh walaupun sudah mengkonsumsi obat sesuai
anjuran. Hal ini merupakan alasan yang tepat untuk menggantinya dengan obat
obatan yang lain, misalnya antipsikotik konvensonal dapat diganti dengan newer
atipycal antipsycotic atau newer atipycal antipsycotic diganti dengan antipsikotik
atipikal lainnya. Clozapine dapat menjadi cadangan yang dapat bekerja bila terapi
dengan obat-obatan diatas gagal.
Pengobatan Selama fase Penyembuhan
Sangat penting bagi pasien untuk tetap mendapat pengobatan walaupun
setelah sembuh. Penelitian terbaru menunjukkan 4 dari 5 pasien yang behenti minum
obat setelah episode petama Skizofrenia dapat kambuh. Para ahli merekomendasikan
pasien-pasien Skizofrenia episode pertama tetap mendapat obat antipskotik selama
12-24 bulan sebelum mencoba menurunkan dosisnya. Pasien yang mendertia
Skizofrenia lebih dari satu episode, atau balum sembuh total pada episode pertama
membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu diingat, bahwa penghentian
pengobatan merupakan penyebab tersering kekambuhan dan makin beratnya penyakit.
Efek Samping Obat-obat Antipsikotik
26

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

Karena

penderita Skizofrenia memakan obat dalam jangka waktu yang lama, sangat penting
untuk menghindari dan mengatur efek samping yang timbul. Mungkin masalah
terbesar dan tersering bagi penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional
gangguan (kekakuan) pergerakan otot-otot yang disebut juga Efek samping Ekstra
Piramidal (EEP). Dalam hal ini pergerakan menjadi lebih lambat dan kaku, sehingga
agar tidak kaku penderita harus bergerak (berjalan) setiap waktu, dan akhirnya mereka
tidak dapat beristirahat. Efek samping lain yang dapat timbul adalah tremor pada
tangan dan kaki. Kadang-kadang dokter dapat memberikan obat antikolinergik
(biasanya benztropine) bersamaan dengan obat antipsikotik untuk mencegah atau
mengobati efek samping ini.
Efek samping lain yang dapat timbul adalah tardive dyskinesia dimana terjadi
pergerakan mulut yang tidak dapat dikontrol, protruding tongue, dan facial grimace.
Kemungkinan terjadinya efek samping ini dapat dikurangi dengan menggunakan
dosis efektif terendah dari obat antipsikotik. Apabila penderita yang menggunakan
antipsikotik konvensional mengalami tardive dyskinesia, dokter biasanya akan
mengganti antipsikotik konvensional dengan antipsikotik atipikal.
Obat-obat untuk Skizofrenia juga dapat menyebabkan gangguan fungsi
seksual, sehingga banyak penderita yang menghentikan sendiri pemakaian obatobatan tersebut. Untuk mengatasinya biasanya dokter akan menggunakan dosis efektif
terendah atau mengganti dengan newer atypical antipsycotic yang efek sampingnya
lebih sedikit.
Peningkatan berat badan juga sering terjadi pada penderita Sikzofrenia yang
memakan obat. Hal ini sering terjadi pada penderita yang menggunakan antipsikotik
atipikal. Diet dan olah raga dapat membantu mengatasi masalah ini.
Efek samping lain yang jarang terjadi adalah neuroleptic malignant syndrome,
dimana timbul derajat kaku dan termor yang sangat berat yang juga dapat
menimbulkan komplikasi berupa demam penyakit-penyakit lain. Gejala-gejala ini
membutuhkan penanganan yang segera.

Terapi Psikososial
a. Terapi perilaku

27

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan ketrampilan


sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri
sendiri, latihan praktis, dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah
didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang
diharapkan, seperti hak istimewa dan pas jalan di rumah sakit. Dengan
demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau menyimpang seperti berbicara
lantang, berbicara sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat
diturunkan.4
b. Terapi berorintasi-keluarga
Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali
dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien
skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang
singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan segera, topik
penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan,
khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam
cara yang jelas mendorong sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk
melakukan aktivitas teratur terlalu cepat. Rencana yang terlalu optimistik
tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat skizofreniadan dari
penyangkalan tentang keparahan penyakitnya.
Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien mengerti skizofrenia
tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati. Sejumlah penelitian telah menemukan
bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps. Didalam
penelitian terkontrol, penurunan angka relaps adalah dramatik. Angka relaps
tahunan tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 % dan 5 - 10 % dengan terapi
keluarga4.
c. Terapi kelompok
Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana,
masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin
terorientasi secara perilaku, terorientasi secara psikodinamika atau tilikan,
atau suportif. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial,

28

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien


skizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan cara suportif, bukannya
dalam cara interpretatif, tampaknya paling membantu bagi pasien
skizofrenia.4

d. Psikoterapi individual
Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual dalam
pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi alah membantu
dan menambah efek terapi farmakologis. Suatu konsep penting di dalam
psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah perkembangan suatu hubungan
terapetik yang dialami pasien sebagai aman. Pengalaman tersebut dipengaruhi
oleh dapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan
pasien, dan keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan oleh pasien.
Hubungan antara dokter dan pasien adalah berbeda dari yang
ditemukan di dalam pengobatan pasien non-psikotik. Menegakkan hubungan
seringkali sulit dilakukan; pasien skizofrenia seringkali kesepian dan menolak
terhadap keakraban dan kepercayaan dan kemungkinan sikap curiga, cemas,
bermusuhan, atau teregresi jika seseorang mendekati. Pengamatan yang
cermat dari jauh dan rahasia, perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati,
dan kepekaan terhadap kaidah sosial adalah lebih disukai daripada
informalitas yang prematur dan penggunaan nama pertama yang merendahkan
diri. Kehangatan atau profesi persahabatan yang berlebihan adalah tidak tepat
dan kemungkinan dirasakan sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau
eksploitasi.4

Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalization)


Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk tujuan diagnostik,
menstabilkan medikasi, keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh,
prilaku yang sangat kacau termasuk ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.

29

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

Tujuan
utama
perawatan dirumah sakit yang harus ditegakkan adalah ikatan efektif antara pasien
dan sistem pendukung masyarakat. Rehabilitasi dan penyesuaian yang dilakukan pada
perawatan rumahsakit harus direncanakan. Dokter harus juga mengajarkan pasien dan
pengasuh serta keluarga pasien tentang skizofrenia.
Perawatan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien dan membantu
mereka menyusun aktivitas harian mereka. Lamanya perawatan rumah sakit
tergantung dari keparahan penyakit pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat
jalan. Rencana pengobatan di rumah sakit harus memiliki orientasi praktis ke arah
masalah kehidupan, perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan, dan hubungan sosial.
Perawatan di rumah sakit harus diarahkan untuk mengikat pasien dengan fasilitas
perawatan termasuk keluarga pasien. Pusat perawatan dan kunjungan keluarga pasien
kadang membantu pasien dalam memperbaiki kualitas hidup.
Selain anti psikosis, terapi psikososial ada juga terapi lainnya yang dilakukan
di rumah sakit yaitu Elektro Konvulsif Terapi (ECT). Terapi ini diperkenalkan oleh
Ugo cerleti (1887-1963). Mekanisme penyembuhan penderita dengan terapi ini belum
diketahui secara pasti. Alat yang digunakan adalah alat yang mengeluarkan aliran
listrik sinusoid sehingga penderita menerima aliran listrik yang terputus putus.
Tegangan yang digunakan 100-150 Volt dan waktu yang digunakan 2-3 detik.
Pada pelaksanaan Terapi ini dibutuhkan persiapan sebagai berikut:

Pemeriksaan jantung, paru, dan tulang punggung.


Penderita harus puasa
Kandung kemih dan rektum perlu dikosongkan
Gigi palsu , dan benda benda metal perlu dilepaskan.
Penderita berbaring telentang lurus di atas permukaan yang datar dan agak

keras.
Bagian kepala yang akan dipasang elektroda ( antara os prontal dan os

temporalis) dibersihkan.
Diantara kedua rahang di beri bahan lunak dan di suruh agar pasien
menggigitnya

Frekuensi dilakukannya terapi ini tergantung dari keadaan penderita dapat diberi:

2-4 hari berturut - turut 1-2 kali sehari

30

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

-3

kali

seminggu pada keadaan yang lebih ringan

Maintenance tiap 2-4 minggu

Dahulu sebelum jaman psikotropik dilakukan 12-20 kali tetapi sekarang tidak dianut
lagi.1,4
Indikasi pemberian terapi ini adalah pasien skizofrenia katatonik dan bagi
pasien karena alasan tertentu karena tidak dapat menggunakan antipsikotik atau tidak
adanya perbaikan setelah pemberian antipsikotik.
Kontra indikasi Elektro konvulsiv terapi adalah Dekompensasio kordis,
aneurisma aorta, penyakit tulang dengan bahaya fraktur tetapi dengan pemberian obat
pelemas otot pada pasien dengan keadaan diatas boleh dilakukan. Kontra indikasi
mutlak adalah tumor otak.1
Sebagai komplikasi terapi ini dapat terjadi luksasio pada rahang, fraktur pada
vertebra, Robekan otot-otot, dapat juga terjadi apnue, amnesia dan terjadi degenerasi
sel-sel otak.

31

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

BAB
III
PENUTUP

3.1.

KESIMPULAN
Berdasarkan riwayat keluarga, tanda, dan gejala pada scenario, kami menyimpulkan
bahwa pasien tersebut mengalami skizofrenia. Skizofrenia adalah suatu deskripsi
syndrome dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit
(tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yag luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada perimbangan pengaruh genetic, fisik, dan social budaya.
Pada umumnya ditadai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul
(blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual
biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang
kemudian.

32

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Kesehatan Jiwa

DAFTAR
PUSTAKA
1. Maramis, Willy F. (2009). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi II. Airlangga

University Press (hlm :263,475-481,1980), Surabaya.


2. Ismail R.Irawati, Siste Kristina. Buku Ajar Psikiatri, Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta,2010
3. Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ III dan
DSM 5. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya,Jakarta.
4. Kaplan, Sadock. (1997). Sinopsis Psikiatri, Edisi Ketujuh, Jilid 1. Bina rupa aksara,

Jakarta.
5. Maslim, Rusdi. (1999). Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. PT
Nuh Jaya,

33

Anda mungkin juga menyukai