Anda di halaman 1dari 7

MATERIAL PABRIKASI GOLONGAN METAL

Soffatul Azizah (G1F009065)


Winahto (G1F009066)
Rani Febrianti (G1F009068)
Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan,
Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Jln. Dr. Soeparno
Karangwangkal, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.
@ http://unsoed.ac.id/, @ http://farmasi.unsoed.ac.id/
ABSTRAK
Pada pembuatan sediaan farmasi terutama yang berskala massal/industri, yang tidak
kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah hal-hal yang berkaitan dengan materialmaterial untuk pabrikasi dan hal-hal yang berkaitan dengan material-material untuk
pabrikasi dan hal-hal yang dapat berpeluang menjadi penghambat selama produksi
berjalan (korosi alat/ prasarana produksi). Didalam dunia teknik, material umumnya
diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu : material logam, keramik, glass, elastomer,
polymer, dan material komposit. Pada artikel ini lebih ditekankan pada penjelasan sifatsifat dan karateristik material pabrikasi golongan logam. Logam adalah salah satu jenis
bahan yang paling banyak dan luas aplikasinya di bidang rekayasa. Logam diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu ferrous (besi) dan non ferrous (bukan besi).

Keyword : Materia, Logam, Ferrous, Non-Ferrous


Dalam menseleksi material untuk pabrikasi, harus mempertimbangkan beberapa faktor
berikut ini :
1. Faktor kimia

Terdapat 2 aspek kimia yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

Kemungkinan kontaminasi produk oleh material pabrikasi

Efek pada material pabrikasi oleh drugs dan proses kimia yang mungkin terjadi
2. Faktor fisik

Kekuatan (stremgth)

Bobot (weight)

Daya tahan (wearing qualities)

Kemudahan dalam pembuatan (ease of fabrication)

Ekspansi panas (thermal expansion)

Daya hantar panas (thermal conductivity)

Pembersihan (cleansing)

Sterilisasi (sterilization)

Transparansi (transparency)
3. Faktor ekonomi

Biaya dan perawatan (cost/priece and maintenance)

Ideal: low cost and easy to maintenance

Terdapat banyak sekali jenis material yang tersedia di alam. Didalam dunia teknik,
material umumnya diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu : material logam, keramik,
glass, elastomer, polymer, dan material komposit. Gambar 1 menunjukkan klasifikasi
material tersebut. Saat ini penggunaan material logam dan berbagai paduannya masih
mendominasi bahan peralatan mesin. Mengingat saat ini komponen mesin umumnya
terbuat dari logam maka dalam artikel ini pembahasan lebih fokus pada material logam .

Gambar 1. Klasifikasi material teknik

Logam adalah salah satu jenis bahan yang paling banyak dan luas aplikasinya di bidang
rekayasa. Besi atau Fe terdapat di alam sebagai oksida atau bijih besi. Logam besi sebagian
besar diperoleh diperoleh melalui serangkaian proses pemurnian dan reduksi bijih besi.
Melalui proses ini diperoleh lelehan besi mentah atau pig iron yang masih mengandung
pengotor-pengotor, terutama karbon, silikon, mangan, sulfur, dan fosfor.

Jika ditinjau dari sudut pandang susunan unsur dasar, metal (logam) dibagi menjadi 2
yaitu :

1.

Logam murni (hanya terdiri dari satu jenis atom), contoh besi (Fe) murni, tembaga
(Cu) murni.
2.
Logam paduan atau metal alloy (terdiri dari dua atau lebih jenis atom). Dibagi
menjadi 3 jenis yaitu : larut padat interstisi (menyisip), larut padat substitusi, dan
senyawa.
Dalam penggunaan serta pemakaiannya, logam pada umumnya tidak merupakam senyawa
logam, tetapi merupakan paduan. Logam dan paduannya merupakan bahan teknik yang
penting, dipakai untuk konstruksi mesin, kendaraan, jembatan, bangunan, dan pesawat
terbang. Sehubungan dengan pemakaiannya pada teknik mesin, sifat logam yang penting
adalah sifat mekanis, fisik, dan kimia yang sangat menentukan kualitasnya.

Metal (logam) juga dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yang lain, yaitu :

1. Ferrous (besi).

Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur karbon dengan
besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai sifat yang berbeda
dengan besi dan karbon maka dicampur dengan bermacam logam lainnya.

Pembagian Logam Ferrous adalah :


1. BKR
2. BKM
3. BKT
4. Besi Cor

Pembagian ini mengacu pada diagram fasa Fe3C.

Adapun contoh golongan metal ferrous adalah sebagai berikut:

Besi tempa

mild steel

Baja karbon

Baja paduan

stainless steel
2. Non Ferrous (bukan besi), contoh: Al dan paduannya, Ni dan paduannya.Logam
nonferrous adalah logam yang tidak mengandung unsure besi (Fe). Logam nonferro antara
lain sebagai berikut.

Tembaga (Cu)

Alumunium (Al)

Timbel (Pb)

Timah (Sn)
Sifat-sifat Umum Logam adalah sebagai berikut :

1.

Besi Cor (Cast Iron)


Besi cor putih (white cast iron) : Besi cor putih ini bersifat sangat keras dan juga
getas. Besi cor ini sulit di mesin dan penggunaannya sangat terbatas seperti
untuk lining danmixer semen dimana kekerasannya sangat diperlukan.
Besi cor kelabu (grey cast iron) : Besi cor jenis ini paling banyak digunakan.
Jenisnya bervariasi dan diklasifikasikan berdasarkan kekuatannya. Penggunaannya
diantaranya adalah untuk rangka rangka mesin, blok mesin, tromol rem dan
sebagainya.

Malleable cast iron : Besi cor ini mempunyai kekuatan tarik yang lebih tinggi
dibanding besi cor kelabu dan banyak digunakan untuk komponen mesin yang
meneriman tegangan lentur.

Nodular cast iron : Kekuatannya paling tinggi diantara besi cor. Besi cor ini lebih
tangguh, lebih kuat, lebih ulet, dan lebih tidak berpori dibanding besi cor kelabu.
Material ini biasa digunakan untuk komponen yang menerima beban fatugue seperti
piston, poros engkol, dan cam.
2. Baja Cor (Cast Steel) Komposisi kimia baja cor ini sama dengan wrought steel tetapi
sifat-sifat mekaniknya lebih rendah daripada wrought steel. Kelebihan baja ini adalah
mudah diproses dengan sand casting dan investment casting.Adapun karakteristik bahan
logam antara lain adalah : A. Sifat Mekanis Sifat mekanis suatu logam adalah kemampuan
atau kelakuan logam untuk menahan beban yang diberikan, baik beban statis atau beban
dinamis pada suhu biasa, suhu tinggi maupun suhu dibawah 0C. beban statis adalah
beban yang tetap, baik besar maupun arahnya berubah menurut waktu. Beban statis dapat
berupa beban tarik,, tekan lentur, puntir, geser, dan kombinasi dari beban tersebut.
Sementara itu, beban dinamis dapat berupa beban tiba-tiba, berubah-ubah, dan beban
jalar. Sifat mekanis logam meliputi kekuatan. Kekenyalan, keliattan, kekerasan, kegetasan,
keuletan, tahan aus, batas penjalaran, dan kekuatan stress rupture.
1.
Sifat logam pada pembebanan tarik
Bila suatu logam dibebani beban tarik maka akan mengalami deformasi, yaitu perubahan
ukuran atau bentuk karena pengaruh beban yang dikenakan padanya. Deformasi ini dapat
terjadi secara elastis dan secara plastis. Deformasi elastis, yaitu suuatu perubahan yang
akan segera hilang kembali apabila beban ditiadakan. Deformasi plastis yaitu, suatu
perubahan bentuk yang tetap ada meskipun bebanyang menyebabkan deformasi

ditiadakan.

Gambar 2. Alat uji tarik

2. Sifat logam pada pembebanan dinamis


Bahan yang dibebani secara dinamis akan lelah dan patah, meskipun dibebani dibawah
kekuatan statis. Kelelahan adalah gejala patah dari bahan disebabkan oleh beban yang
berubah-ubah. Kekuatan kelelahan suatu logam adalah tegangan bolak-balik tertentu.

Sementera itu, batas kelelahan adalah tegangan bolak-balik tertinggi yang dapat ditahan

oleh logam itu sampai banyak balikan tak terhingga.


Gambar 3. Alat uji dinamis

3. Penjalaran
penjalaran adalah pertambahan panjang secara terus menerus pada beban yang konstan.
Bila suatu bahan mengalami pembebanan tarik terteentu dan tetap maka pertambahan
panjangnya mungkin tidak berhenti sampai bahan tersebut patah atau mungkin berhenti
tergantung pada besarnya beban tarik tersebut.

4. Sifat Logam Terhadap Beban tiba-tiba


Bila deformasi mempunyai kecepatan regangan yang tinggi maka bahan umumnya akan
mengalami patah getas, akibat bahan dikenai beban tiba-tiba. Untuk melihat sifat tersebut
dilakukan percobaan pukul, yang dilakukan pada bahan uji dan diberikan tarikan menurut
standar yang telah ditentukan.

5. Sifat kekerasan Logam


Kekerasan adalah ketahanan bahan terhadap deformasi plastis karena pembebanan
setempat pada permukaan berupa goresan atau penekanan. Sifat ini banyak
hubungannnya dengan sifat kekuatan, daya tahan aus, dan kemampuan dikerjakan dengan
mesin (mampu mesin). Cara pengujian ada yga macam yaitu

Goresan

Menjatuhkan bola baja, dan

Penekanan
6. Sifat penekanan
Sifat ini hampir sama dengan sifat tarikan, untuk bahan getas besaran sifat tekanannya
cenderung lebih tinggi dari sifat tariknya. Sebagai contoh, besi cor kelabu sifat tekanannya
kira-kira empat kali lebih besar dari sifat tariknya.

Gambar 4. Alat uji penekanan

7. Sifat Logam terhadap Geser dan Puntir


Pengujian geser suatu bahan akan sulit dilakukan dengan cara member beban berlawanan
pada titik yang berlainan (tidak terletak pada suatu garis lurus dan salah satu arah beban),
karena akan terjadi pembengkokan. Yang lebih praktis adalah memberikan beban punter
pada sumbu suatu bahan yang berbentuk tabung. Pada pengujian ini besarnya tegangan
geser tidak sama dari permukaan kepusat, tegangan geser di permukaan maksimum dan di
sumbu nol.
8. Sifat Redaman Logam
Apabila suatu logam ditarik atau ditekan sehingga terjadi deformasi elastis, kemudian
beban tersebut dihilangkan maka energi yang dibutuhkan untuk mengubah bentuk asal
selalu lebih rendah dari energi untuk deformasi elastis, karena penekanan atau tarikan
tersebut. Hal itu terjadi karena adanya tahanan dalam. Tahanan dalam adalah
kemampuan logam untuk meredam beban atau getaran tiba-tiba.
9. Sifat Plastis
Sifat plastis adalah kemampuan suatu logam atau bahan dalam keadaan padat untuk dapat
diubah bentuk yang tetap tanpa pecah. Sifat itu penting. Sifat itu penting untuk
dipertimbangkan dalam pengolahan bentuk suatu logam. Kebanyakan logam pada suhu
tinggi mempunyai sifat plastis yang baik dan cenderung bertambah dngan kenaikan suhu.
Logam yang tidak plastis pada suhu tinggi disebut getas panas, yaitu mudah retak karena
deformasi disebabkan karena adanya suatu beban pada suhu tersebut. Bila gejala ini
terjadi pada suhu kamar biasa disebut getas dingin.
B. Sifat Fisik

Sifat fisik adalah sifat bahan karena mengalami peristiwa fisika, seperti adanya pengaruh
panas dan listrik.

1.

Sifat karena pengaruh panas antara lain mencair, perubahan ukuran, dan struktur
karena proses pemanasan.
2.
Sifat listrik yang terkenal adalah tahanan dari suatu bahan terhadap aliran listrik
atau sebaliknya sebagai daya hantar listrik
C. Sifat Pengerjaan atau Sifat Teknologis.
Sifat pengerjaan logam adalah sifat suatu bahan yang timbul dalam
prosespengolahannya.sifat itu harus diketahui lebih dahulu sebelum pengolahan bahan
dilakukan. Pengujian yang dilakukan antara lain pengujiian mampu las, mampu mesin,
mampu cor, dan mampu keras.
D. Sifat Kimia

Sifat kimia dari suatu bahan mencakup kelarutan bahan tersebut pada larutan, basa atau
garam, dan pengoksidasian bahan tersebut. Hampir semua sifat kimia erat hubungannya
dengan kerusakan secara kimia. Kerusakan tersebut berupa gejala korosi. Hal ini sangatt
penting dalam praktek.

DAFTAR PUSTAKA

Amstead, dkk. 1993. Teknologi Mekanik Jilid II. Erlangga. Jakarta.


Kurniawan, Dhadang Wahyu & Teuku Nanda, S.S . (2012) Teknologi Sediaan Farmasi.
Purwokerto : Laboratorium Farmasetika Unsoed
Lahman, L, Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1989, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai