Anda di halaman 1dari 11

Selasa, 12 Maret 2013

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DIABETES MELITUS (DM)
A. DEFINISI
Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (Mansjoer dkk,1999). Sedangkan menurut Francis
dan John (2000), Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme
dengan hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin
atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya.
Klasifikasi Diabetes Mellitus dari National Diabetus Data Group: Classification and
Diagnosis of Diabetes Mellitus and Other Categories of Glucosa Intolerance:
1. Klasifikasi Klinis
a. Diabetes Mellitus
1) Tipe tergantung insulin (DMTI), Tipe I
2) Tipe tak tergantung insulin (DMTTI), Tipe II (DMTTI yang tidak mengalami
obesitas , dan DMTTI dengan obesitas)
b. Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)
c. Diabetes Kehamilan (GDM)
2. Klasifikasi risiko statistik
a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
b. Berpotensi menderita kelainan toleransi glukosa
Pada Diabetes Mellitus tipe 1 sel-sel pancreas yang secara normal menghasilkan
hormon insulin dihancurkan oleh proses autoimun, sebagai akibatnya penyuntikan insulin
diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Diabetes mellitus tipe I ditandai oleh
awitan mendadak yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun. Diabetes mellitus tipe II terjadi
akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan
jumlah produksi insulin.
B. ETIOLOGI
1. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)
a. Faktor genetic :
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu
presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan
genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen
tranplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor imunologi :

Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon
abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel pancreas, sebagai contoh hasil
penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun
yang dapat menimbulkan destuksi sel pancreas.

a.
b.
c.
d.

2. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)


Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar
yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja
insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin.
Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu,
kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus
membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan
reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif
insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek
reseptor insulin dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan
dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi
insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia (Price,1995).
Diabetes Mellitus tipe II disebut juga Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI)
atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus(NIDDM) yang merupakan suatu kelompok
heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa,
tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah:
Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
Obesitas
Riwayat keluarga
Kelompok etnik

C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes Mellitus
apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu:
1. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat badan.
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
Sedangkan menurut Waspadji (1996) keluhan yang sering terjadi pada penderita
Diabetes Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun, Lemah,
Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan.
D. PATOFISIOLOGI

Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan
mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya sel tubuh
dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari bahan makanan
yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari unsur karbohidrat, lemak
dan protein (Suyono,1999).
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20% sampai 40%
diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu karena
terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan metabolismenya
terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi
darah sehingga terjadi hiperglikemia.
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin. Akibat
kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula
darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini,
karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi
maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah.
Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan
bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air
hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal
ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus
sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke
sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein
menjadi menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien
akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebutpoliphagia. Terlalu
banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang
menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila
terlalu banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan, akibatnya
bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan. Keadaan asidosis ini
apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik (Price,1995).

KASUS DIABETES PADA IBU D


Ibu D ( 45 thn ) masuk rumah sakit dengan luka diabetikum pada kaki yang lama
tidak sembuh, bahkan lukanya sangat dalam sampai kelihatan bentuk tulangnya. Klien
mengatakan merasa lemas dan sering sekali minum, dan inginnya makan terus terus. Dari
hasil pengujian sementara didapatkan : kondisi umum klien : lemah, TTV TD : 160/90 mmhg

HR: 90x/ menit , suhu : 37 C, RR: 18x/ menit , sudah terjadi neuropati ekstremitas, kakki
teraba dingin dan terlihat pucat, gula dara sementara: 450/dl, ada riwayat DM pada anggota
keluarga ( bapaknya meninggal karena komplikasi ) . sejak kecilibu D mengalami gizi lebih
( obesitas ) , BB sekarang : 42 kg , TB : 160 cm, sebelum sakit-sakitan BB nya perna
mencapai 84 kg.
A. DATA FOKUS
DS :
Klien mengatakanmerasa lemas
Klien mengatakan sering kencil, sering minum, dan inginya makan terus
Neuropati ekstremitas
Luka ulkus diabetikum pada kaki yang tidak perna sembuh bahkan lukanya sangat dalam
sampai kelihatan bentuk tulangnya.
Kaki teraba dingin dan terlihat pucat
Mengalami obesitas sejak kecil
DO :
TD : 160/90 mmHg
Suhu : 37 C
RR : 18x/ menit
HR : 90x/ menit
Gula dara sementara / sewaktu : 450/dl
BB sekarang : 42 kg
BB dahulu : 84 kg
TB : 160 cm
Diagnisis Medis : Diabetes Mellitus
B. ANALISA DATA

N
O
1

SYMTOMP
DS
Klien

mengatakanmerasa
lemas

Klien mengatakan
sering
kencil,
sering minum, dan
inginya
makan
terus

DO
BB sekarang : 42 kg
BB dahulu : 84 kg
TD : 160/90 mmHg
TB : 160 cm

ETIOLOGI

PROBLEM

Ketidakseimbangan Faktor Biologis


nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Neuropati
Gula darah sementara Kerusakan
integritas jaringan
ekstremitas
: 450/dl
Luka
ulkus Diagnisis Medis :
diabetikum pada Diabetes Mellitus
kaki yang tidak TD : 160/90 mmHg

Faktor Mekanik

perna
sembuh
bahkan
lukanya
sangat
dalam
sampai kelihatan
bentuk tulangnya.

C. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor biologis
(ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zat-zat gizi ) d/d
DS :
Klien mengatakanmerasa lemas
Klien mengatakan sering kencil, sering minum, dan inginya makan terus
DO :
BB sekarang : 42 kg
BB dahulu : 84 kg
TD : 160/90 mmHg
TB : 160 cm
2. Kerusakan integritas jaringan b/d dengan faktor mekanik: ( terjadinya neuropati ekstremitas )
d/d
DS :
Neuropati ekstremitas
Luka ulkus diabetikum pada kaki yang tidak perna sembuh bahkan lukanya sangat dalam
sampai kelihatan bentuk tulangnya.
DO :
Gula darah sementara : 450/dl
Diagnisis Medis : Diabetes Mellitus
TD : 160/90 mmHg

D. INTERVENSI / PERENCANAAN
Tgl

No
Dx

NOC

NIC

RASIONAL

T.T.D

21- 12- 1
2012

Setelah dilakukan askep


selama 3x24 jam klien
menunjukan perbaikan statu
s nutrisi dengan kriteria
hasil
Nutrisonal Status
100405 :BB stabil tidak
terjadi mal nutrisi,
100403 : tingkat energi
adekuat,
110401: pemasukan nutrisi
adekuat
100402:
pemasukan
makanan yang baik bagi
keadaan klien

Manajemen Nutrisi
kaji pola makan klien

Pengkajian
pola
makan klien untuk
memntau
perkembangan
nutrisi klien

alergi Untuk memastikan


tidak
adanya
gangguan
pada
peningkatan pola
nutrisi dan makan
klien
Kolaborasi dg ahli gizi Untuk membantu
untuk penyediaan nutrisi pasien
terpilih sesuai dengan mendapatkan
asupan nutrisi sesui
kebutuhan klien.
dengan kebutuhan
tubuh
Kaji
adanya
makanan

Anjurkan klien untuk Untuk


meningkatkan
asupan mempercepat
kesembuhan
dan
nutrisinya
keseimbangan
nurtrisi pada pasien.

Ajarkan pasien bagaimana Agar pasien dapat


memili makanan yang
sesui dengan kebutuhan
tubuh

menja pola makan


dan
mengontro
makanan
yang
dikonsumsi agar
tidak
terjadinya
peningkatan kadar
gula darah

Monitor Nutrisi

Monitor BB setiap hari Untuk


jika memungkinkan.

Monitor

respon
terhadap situasi
mengharuskan
makan.

mengetahi
perkembangan
kkeadaan
pasien
terutama
pada
perbaikan
nutrisi pasien
klien Untuk mengetahui
yang respon
klioen
klien terhadap perbaikan
gizi dan nutrisi
pada klien

Monitor adanya gangguan


dalam
proses
mastikasi/input makanan
misalnya
perdarahan,

Untuk mengetahui
apaka
ada
gangguan
atau
komplikasi
yang
terjadi pada pasien .

bengkak dsb.

21-122012

Setelah dilakukan tindakan


keperawatanpada

pasienselama 6x24
jampenyembuhan
luka
meningkat dengan kriteria
hasil :

Wound healing
Penyembuhan Luka

mengecil dalam ukuran


Dan adanya peningkatan

granulasi jaringan

Wound care

agar perawat dapat

Monitor karakteristik
luka:tentukan ukuran dan
kedalaman
luka,
dan
klasifikasi pengaruh ulcers
Catat karakteristik cairan
secret yang keluar
Bersihkan dengan cairan
anti bakteri
Dressing dengan kasa
steril sesuai kebutuhan
Pertahankan
tehnik
dressing steril

mengetahui
karakteristik luka
dan
teknik
penngobatan
dapat mengetahui
cairan dan sekret
yang ada pada luka
untuk menghindari
infeksi pada luka
untuk membalut
luka
aga
mempercepat
proses
penyembuhan
untuk mempercepat
proses
penyembuhan
agar pasien atau
anggota kelluaraga
dapat
melakukan
teknik rawat luka
mandiri
agar
perawat
mengetahui
perubahan
yang
terjadi pada luka
agar luka tidak
semakin parah

Hubungi atau kolaborasi


dengan
dokter
dalam
perawatan luka
Ajarkan
pasien
atau
anggota keluarga prosedur
perawatan luka

Bandingkan dan catat


setiap adanya perubahan
pada luka
Berikan posisi terhindar
dari tekanan

E. IMPLEMENTASI
Tgl
Jam
21-des2012

NO.
dx
1

Implementasi
Managment nutrisi

mengkajikaji pola makan klien

Respon
DS: Klien mengatakan sering
kencing, sering minum, dan inginya
makan terus

t.t.d

08.00

21-des2012
08.00

Klien
lemas

mengatakanmerasa

DO : BB sekarang : 42 kg
BB dahulu : 84 kg
TD : 160/90 mmHg
TB : 160 cm
Gula dara sementara / sewaktu :
450/dl
Ku : lemah

mengkajiaji adanya alergi makanan

DS: pasien mengatakan tidak ada


alergi makanan
DO : BB sekarang : 42 kg
BB dahulu : 84 kg
TD : 160/90 mmHg
TB : 160 cm
Ku : lemah
Gula dara sementara / sewaktu :
450/dl

21 des
2012
10.00

mengkolaborasi dg ahli gizi untuk


penyediaan nutrisi terpilih sesuai dengan
kebutuhan klien..
melakukan diet diabetikum

DS : pasien terlihat lebih berenergi


Pasien mengatan asupan makan dan
nutrisi lebih terjaga dan terkendali
DO: Ku : baik

21 des
2012
10.45
21 des

mengnjurkan klien untuk meningkatkan


asupan nutrisinya

DS: pasien mengatakan tidak lemas


\\\ DO : BB sekarang : 42 kg
Ku : baik

mengajarkan pasien bagaimana memili


makanan yang sesui dengan kebutuhan
tubuh

DS: pasien sudah bisa memilih


makananya sesui denga pola nutrisi
seimbang
Tidak adanya gejala mal nutrisi
DO: gula darah sementa menurun
320/dl
DS: BB stabil. Tidak adnya gejala
malnutrisi
Pasien terlihat tidak lemah lagi
DO : gula darah pasien menurun
320/dl

21 des
2012
11.15
22 des
2012
08.00

Monitor Nutrisi
memonitor BB
memungkinkan.

22 des
2012
08.30
22 des
2012
09.00

setiap

hari

jika

memonitor respon klien terhadap situasi


yang mengharuskan klien makan.

DS: pasien terlihat berespon baik dan


lebih menjaga pola makan
DS: -

memonitor adanya gangguan dalam DS: pasien mengatakan tidak adanya


proses mastikasi/input makanan misalnya
perdarahan, bengkak dsb.

gangguan pada prosesmastikasi


DS: -

21-

des

2012

Wound care
memonitoro karakteristik luka:tentukan
ukuran dan kedalaman luka, dan
klasifikasi pengaruh ulcers

DS : Neuropati ekstremitas
Luka ulkus diabetikum pada kaki yang tidak
perna sembuh bahkan lukanya sangat dalam
sampai kelihatan bentuk tulangnya
DO :
Gula darah sementara : 450/dl
Diagnisis Medis : Diabetes Mellitus
TD : 160/90 mmHg

mencatat karakteristik cairan secret yang

DS : Neuropati ekstremitas
Luka ulkus diabetikum pada kaki yang tidak
perna sembuh bahkan lukanya sangat dalam
sampai kelihatan bentuk tulangnya
DO :
Gula darah sementara : 450/dl
Diagnisis Medis : Diabetes Mellitus
TD : 160/90 mmHg

09.00

21

des

keluar

2012
09.15

21

des

2012
09. 22
21

des

membersihkan
bakteri

dengan

cairan

anti

DS : pasien kelihatan kesakitan pada saat luka


di bersihkan
DO : diagnnosa medis DM

2012
09.35
21

des

melakukan Dressing dengan kasa steril


sesuai kebutuhan

DS : pasien kelihatan agak tidak kesakitan lagi


DO : diagnnosa medis DM

mempertahankan tehnik dressing steril

DS : Pasien mengtsksn mulsi merasakan


perubahan
Do : -

mengbungi atau melakuakan kolaborasi


dengan dokter dalam perawatan luka

DS : pasien mengatakan ada perbedaan dengan


lukanya,
Pasien mengatakan luka mulai mengalami
perubahan
DO : -

mengajarkan pasien atau anggota


keluarga prosedur perawatan luka

DS : pasien mengatakan sudah bisa melakukan


perawatan luka mandiri
Keluarga pasien mengtakan sudah bisa
melakukan perawatan luka mandiri kepada
pasien
DO : DS : Ada perbedaan dari luka
Luka mulai berglanulasi
Pasien mengatakan lukanya agak tidak
sakit lagi dan ukuran luka aga mengecil
DO : DS : pasien mengtakan sudah ada perubahan
pada luka
DO : Ku : baik

2012
09.35
22

des

2012
09.00
22

des

2012
10.30
22

des

2012
11.00
22

des

2012

membandingkan dan catat setiap adanya


perubahan pada luka

11.30

memberikan
tekanan

posisi

terhindar

dari

Jam
Tanggal

No
dx

Evaluasi

t.t.d

S:
pasien tidak terlihat lemah lagi
berat badan pasien stabil dan tidak terjadi mal nutrisi
pasien mengatakan asupan nutrisi dan pola makan terjaga
O : - BB : 42 kg
gula darah turun dari450 menjadi 320/dl
A : BB stabil dan tidak terjadinya mal nutrisi pada klien
asupan makanan dan nutrisi pada pasien baik
Masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi

S : pasien mengatakan adanya perubahan pada luka setelah dilakukan


perawatan
O : ku : baik
TD : 160/90 mmHg
A : luka pada kaki sudah dilakukan perwatan dan masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai