Anda di halaman 1dari 25

Tips Sehat

Info Penyakit

Nutrisi

Wanita

Herbal
Home Info Penyakit Anemia pengertian, penyebab, dan gejala anemia

Anemia pengertian, penyebab, dan


gejala anemia
Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel-sel darah merah (eritrosit)
dan/atau Hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah berada dibawah nilai normal
(kurang darah).
Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi mengikat
oksigen. Jika seseorang kekurangan sel darah merah, atau hemoglobin yang normal,
maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup, akibatnya
tumbullah gejala anemia.
Gejala anemia seperti lemah dan lesu terjadi karena organ-organ tidak mendapatkan
apa yang mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik, yaitu oksigen.
Dalam masyarakat kita anemia dikenal dengan istilah kurang darah. Kurang darah
(anemia) ini berbeda dengan darah rendah. Darah rendah merupakan rendahnya
tekanan darah (baca : Tekanan Darah Rendah), sedangkan anemia adalah kurangnya sel
darah merah atau hemoglobin seperti telah disebutkan di atas. Hal ini sengaja saya
perjelas disini karena saya masih sering menemukan pasien yang salah dalam meng
arti kan Anemia (kurang darah).

ilustrasi anemia
Penyebab Anemia
Ada ber macam macam Penyebab Anemia sesuai dengan jenis anemianya dan terdapat
lebih dari 400 jenis anemia, yang secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok:

Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah

Anemia yang disebabkan oleh penurunan produksi sel darah merah

Anemia yang disebabkan oleh kerusakan sel darah merah

mari kita bahas satu persatu :D


Penyebab

Anemia

Karena

Kehilangan

Darah

Sel darah merah dapat hilang ketika seseorang mengeluarkan darah atau berdarah oleh
sebab apapun seperti kecelakaan, terluka, dsb. Namun perdarahan dapat terjadi
perlahan-lahan selama jangka waktu yang panjang, dan adakalanya tidak terdeteksi. Ini
disebut sebagai pendarahan kronis yang biasanya disebabkan oleh :

Penyakit pencernaan seperti maag, wasir, gastritis (radang lambung), dan kanker
(Baca: BAB Berdarah)

Penggunaan obat anti-inflamasi (OAINS) seperti aspirin atau ibuprofen, yang


dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan saluran cerna.

Menstruasi dan melahirkan pada wanita, terutama jika perdarahan menstruasi


yang berlebihan

Penyebab

Anemia

karena

Kurangnya

Produksi

Sel

Darah

Merah

Anemia bisa terjadi karena kurangnya kuantitas dan kualitas sel darah merah, yakni
kurangnya produksi sel darah merah atau terganggunya pembentukan hemoglobin.
Selain itu dapat pula terbentuk sel darah merah dan hemoglobin yang tidak bagus
sehingga fungsinya tidak optimal.
Penyebab anemia jenis ini biasanya terkait dengan kekurangan mineral dan vitamin
yang dibutuhkan dalam memproduksi sel darah merah dan hemoglobin. Kondisi yang
terkait dengan penyebab anemia ini antara lain :

Anemia sel sabit

Anemia defisiensi besi

Kekurangan vitamin B12, Asam Folat

Masalah Sumsum tulang dan stem cell

Kondisi kesehatan lain

Penyebab

Anemia

Karena

Rusaknya

Sel

Darah

Merah

Ketika sel-sel darah merah rapuh dan tidak dapat menahan stres rutin dari sistem
peredaran darah, maka dapat pecah secara prematur, sehingga menyebabkan anemia
hemolitik. Anemia hemolitik dapat hadir pada saat lahir atau berkembang kemudian.
Kadang-kadang

tidak

diketahui

penyebabnya.

Penyebab anemia hemolitik yang telah diketahui antara lain:

Kondisi yang diwariskan (diturunkan), seperti anemia sel sabit dan talasemia

Stres seperti infeksi, obat-obatan, racun ular atau laba-laba, atau makanan
tertentu

Racun dari penyakit hati lanjut (liver kronis) atau penyakit ginjal

Serangan yang tidak tepat oleh sistem kekebalan tubuh (disebut penyakit
hemolitik pada bayi baru lahir, ketika itu terjadi pada janin yang dikandung wanita
hamil)
Cangkok vaskular, katup jantung prostetik, tumor, luka bakar parah, paparan

bahan kimia, hipertensi berat, dan gangguan pembekuan darah.


Dalam kasus yang jarang terjadi, pembesaran limpa dapat menjebak sel darah

merah dan menghancurkan mereka sebelum waktunya beredar habis.


Faktor Risiko Anemia
Berbeda dengan penyebab anemia, fakor risiko berikut ini meningkatkan peluang
seseorang untuk terkena anemia.

Kekurangan Vitamin.

Kekurangan zat besi, vitamin B-12 dan asam folat meningkatkan resiko anemia.

Gangguan usus.

Gangguan usus akan mengganggu penyerapan nutrisi seperti penyakit Crohn dan
penyakitceliac akibatnya dapat meningkatkan risiko anemia.

Menstruasi.

Wanita yang masIh memiliki menstruasi risiko anemia nya lebih besar daripada laki-laki
dan wanita pascamenopause. Karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah
merah

Kehamilan.

Ibu hamil memiliki risiko anemia kekurangan zat besi karena zat besi harus melayani
peningkatan volume darah serta pembentukan hemoglobin janin.

Penyakit kronis.

Penyakit kronis seperti kanker, gagal ginjal atau hati, dll. Biasanya anemia defisiensi
besi.

Riwayat keluarga memiliki penyakit anemia seperti anemia sel sabit.

Faktor-faktor lain.

Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah dan gangguan autoimun (baca: Penyakit
Lupus), alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan beberapa obat
dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia.

Ciri-ciri atau Gejala Anemia ( Kurang Darah )


Seseorang yang mengalami anemia bisanya memiliki ciri-ciri sering terlihat sangat
pucat dan mungkin juga mengalami gejala anemia yang lain, seperti :

Kelelahan

Lemah dan cepat capek

Mudah mengantuk

Sakit Kepala

Tangan dan kaki dingin

Pingsan

Pusing, terutama ketika orang tersebut berdiri

Sesak napas, terutama pada saat beraktivitas

Detak jantung cepat atau jantung berdebar, terutama pada saat beraktivitas.

Nyeri dada

Penurunan konsentrasi dan daya ingat

Namun, gejala anemia terkadang tidak jelas, terutama pada orang muda atau secara
fisik terlihat sehat, padahal tingkat hemoglobin bisa jatuh secara signifikan tanpa
menunjukkan gejala anemia sama sekali. Dalam kasus lain, gejala anemia dapat
berkembang perlahan-lahan selama beberapa bulan atau tahun.
Kapan Harus Ke Dokter ?
Jika Kamu mengalami beberapa gejala anemia seperti diatas sebaiknya periksakan diri
ke dokter, agar diperiksa lebih lanjut apakah benar kamu mengalami anemia atau
penyakit lain yang memiliki gejala yang mirip.
Atau ketika Kamu merasa sehat tanpa gejala anemia, namun saat akan donor
darah, biasanya kan diperiksa dulu kadar hemoglobin nya, eh ternyata Hb rendah maka
kamu tidak boleh donor dan dianjurkan berobat ke dokter.

Untuk men diagnosis anemia, dokter akan merekomendasikan:


Pemeriksaan

fisik.

Pemeriksaan Jantung (frekuensi detak jantung, irama jantung), paru-paru (pernafasan),


hati dan limpa.
Pemeriksaan
Pemeriksaan

darah
darah

lengkap

(CBC

lengkap
=

complete

blood

count)

(CBC).
digunakan

untuk

menghitung jumlah sel-sel darah merah, kekentalan darah (hemtokrit), Hemoglobin


(Hb).
Nilai Normal (acuan) Dewasa

Nilai normal hematokrit pria = 38,8 50 persen. Wanita = 34,9 44,5 persen.

Nilai normal hemoglobin (Hb) Pria = 13,5-17,5 gram per desiliter. Wanita = 1215,5 gram per desiliter.

Pemeriksaan ukuran dan bentuk sel-sel darah merah.


Beberapa sel darah merah juga dapat diperiksa ukurannya, bentuk dan warna.
Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan diagnosis. Sebagai contoh, pada anemia
defisiensi besi, sel darah merah lebih kecil dan lebih pucat warnanya dibanding normal
(anemia hipokrom mikrositer). Dalam kasus anemia defisiensi vitamin, sel darah merah
berukuran besar dan jumlahnya sedikit (anemia megaloblastik).
Itulah beberapa hal yang terkait dengan anemia atau kurang darah, mulai dari
pengertian, penyebab, faktor risiko, dan gejala anemia. salam sehat :)

Artikel terkait:

Cara Menaikkan Trombosit dengan Cepat dan Alami

Mengenal Anemia Aplastik

Macam-macam Anemia dan Pengobatannya

Belajar Golongan Darah

Manfaat Donor Darah

Syarat Donor Darah

Artikel ini ditulis oleh Ahmad Muhlisin

Tulis Komentar / Konsultasi tentang Anemia pengertian, penyebab,


dan gejala anemia
Tags:anemia, darah rendah, donor darah

Cari Artikel

Search

Artikel terbaru

Penyebab Tangan Kesemutan dan Cara Mengatasinya

Cara Mengatasi Sembelit, Efektif dan Aman

Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah, Terbukti Efektif!

Penyakit Beri-Beri

Hemofilia

Sumber Makanan yang Mengandung Vitamin E

Sejumlah Manfaat Vitamin E Bagi Kesehatan

Aplikasi Kesehatan

Kalkulator Berat Badan

Kalkulator Kehamilan

Kalkulator Masa Subur


Find Us on Facebook

Dapatkan Update Artikel Terbaru dgn tekan "Like".

Follow me on G+

Copyright 2014 mediskus.com.

About

Contact Us

Privacy Policy

Sitemap

Situs ini hanya sebagai sumber informasi, tidak boleh dianggap sebagai nasihat medis,
diagnosis ataupun anjuran pengobatan. Bacadisclaimer

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Anemia adalah keadaan


dimana kadar sel-sel darah merah dan hemoglobin dalam darah
kurang dari normal. Hemoglobin terdapat dalam sel- sel darah
merah dan merupakan pigmen pemberi warna merah sekaligus
pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh. Oksigen
ini akan digunakan untuk membakar gula dan lemak menjadi
energy. Hal ini dapat menjelaskan mengapa kurang darah dapat
menyebabkanng gejala lemah dan lesu yang tidak biasa. Paruparu dan jantung juga terpaksa kerja keras untuk mendapatkan
oksigen dari darah yang menyebabkan nafas terasa pendek.
Walaupun gejalanya tidak terlihat atau samar-samar dalam jangka

waktu lama. Kondisi ini tetap dapat membahayakan jiwa jika


dibiarkan dan tidak diobati. Jika anda mengalami gejala lemah lesu
berkepanjangan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk
mengetahui penyebabny. Anemia biasanya terdeteksi atau
sedikitnya dapat dipastikan setelah pemeriksaan darah untuk
mengetahui kadar sel darah merah , hemotokrit dan hemoglobin.
Pengobatan bisa bervariasi tergantung pada diagnosisnya Sel-sel
darah baru dibuat setiap hari dalam sumsum tulang belakang. Zat
gizi yan diperlukan untuk pembuatan sel-sel ini adalah besi, protein
dan vitamin terutama asam folat dan B12. Dari semua ini, besi dan
protein yang paling penting dalam pembentukan hemoglobin.
Setiap orang harus memiliki sekitar 15 gram hemoglobin per 100
ml darah dan jumlah darah sekitar lima juta sel darah merah per
millimeter darah. 1

BAB II PEMBAHASANA. Pengertian Anemia Anemia adalah


berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 100
ml darah. (Ngastiyah, 1997). Secara fisiologis, anemia terjadi
apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan sehingga tubuh akan mengalami
hipoksia. Anemia bukan suatu penyakit atau diagnosis melainkan
merupakan pencerminan ke dalam suatu penyakit atau dasar
perubahan patofisilogis yang diuraikan oleh anamnese dan
pemeriksaan fisik yang teliti serta didukung oleh pemeriksaan
laboratorium.B. Manifestasi klinik Pada anemia, karena semua
sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan manifestasi
klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada: (1) kecepatan
timbulnya anemia (2) umur individu (3) mekanisme kompensasinya
(4) tingkat aktivitasnya (5) keadaan penyakit yang mendasari, dan
(6) parahnya anemia tersebut. Karena jumlah efektif sel darah
merah berkurang, maka lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke
jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih),
seperti pada perdarahan, menimbulkan simtomatoogi sekunder

hipovolemia dan hipoksemia. Namun pengurangan hebat massa


sel darah merah dalam waktu beberapa bulan (walaupun
pengurangannya 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi
tubuh untuk menyesuaikan diri, dan biasanya penderita
asimtomatik, kecuali pada kerja jasmani berat. Mekanisme
kompensasi bekerja melalui: (1) peningkatan curah jantung dan
pernafasan, karena itu menambah pengiriman O2 ke jaringanjaringan oleh sel darah merah (2) meningkatkan pelepasan O2
oleh hemoglobin 2

(3) mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari


sela-sela jaringan, dan (4) redistribusi aliran darah ke organ-organ
vital (deGruchy, 1978 ). 4.C. Etiologi 1. Karena cacat sel darah
merah (SDM) Sel darah merah mempunyai komponen penyusun
yang banyak sekali. Tiap-tiap komponen ini bila mengalami cacat
atau kelainan, akan menimbulkan masalah bagi SDM sendiri,
sehingga sel ini tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan
dengan cepat mengalami penuaan dan segera dihancurkan. Pada
umumnya cacat yang dialami SDM menyangkut senyawa-senyawa
protein yang menyusunnya. Oleh karena kelainan ini menyangkut
protein, sedangkan sintesis protein dikendalikan oleh gen di DNA.
2. Karena kekurangan zat gizi Anemia jenis ini merupakan salah
satu anemia yang disebabkan oleh faktor luar tubuh, yaitu
kekurangan salah satu zat gizi. Anemia karena kelainan dalam
SDM disebabkan oleh faktor konstitutif yang menyusun sel
tersebut. Anemia jenis ini tidak dapat diobati, yang dapat dilakukan
adalah hanya memperpanjang usia SDM sehingga mendekati
umur yang seharusnya, mengurangi beratnya gejala atau bahkan
hanya mengurangi penyulit yang terjadi. 3. Karena perdarahan
Kehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan
menyebabkan kurangnya jumlah SDM dalam darah, sehingga
terjadi anemia. Anemia karena perdarahan besar dan dalam waktu
singkat ini secara nisbi jarang terjadi. Keadaan ini biasanya terjadi

karena kecelakaan dan bahaya yang diakibatkannya langsung


disadari. Akibatnya, segala usaha akan dilakukan untuk mencegah
perdarahan dan kalau mungkin mengembalikan jumlah darah ke
keadaan semula, misalnya dengan tranfusi. 3

4. Karena otoimun Dalam keadaan tertentu, sistem imun tubuh


dapat mengenali dan menghancurkan bagian-bagian tubuh yang
biasanya tidak dihancurkan. Keadaan ini sebanarnya tidak
seharusnya terjadi dalam jumlah besar. Bila hal tersebut terjadi
terhadap SDM, umur SDM akan memendek karena dengan cepat
dihancurkan oleh sistem imun.D. Diagnosis (gejala atau tandatanda) Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia
adalah: 1. kelelahan, lemah, pucat, dan kurang bergairah 2. sakit
kepala, dan mudah marah 3. tidak mampu berkonsentrasi, dan
rentan terhadap infeksi 4. pada anemia yang kronis menunjukkan
bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut
mulut, lidah lunak dan sulit menelan. Karena faktor-faktor seperti
pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler
mempengaruhi warna kulit, maka warna kulit bukan merupakan
indeks pucat yang dapat diandalkan. Warna kuku, telapak tangan,
dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat digunakan
lebih baik guna menilai kepucatan. Takikardia dan bising jantung
(suara yang disebabkan oleh kecepatan aliran darah yang
meningkat) menggambarkan beban kerja dan curah jantung yang
meningkat. Angina (sakit dada), khususnya pada penderita yang
tua dengan stenosis koroner, dapat diakibatkan karena iskemia
miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan payah
jantung kongesif sebab otot jantung yang kekurangan oksigen
tidak dapat menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang
meningkat. Dispnea (kesulitan bernafas), nafas pendek, dan cepat
lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi
berkurangnya pengiriman O2. Sakit kepala, pusing, kelemahan
dan tinnitus (telinga berdengung) dapat menggambarkan

berkurangnya oksigenasi pada susunan saraf pusat. Pada anemia


yang berat dapat juga timbul gejala saluran cerna yang umumnya
berhubungan dengan keadaan defisiensi. Gejala-gejala 4

ini adalah anoreksia, nausea, konstipasi atau diare dan stomatitis


(sariawan lidah dan mulut).E. Patofisiologi Timbulnya anemia
mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangasel
darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan
sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,
invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah
yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah
(disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi
normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik
pada sclera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran
dalam sirkulasi, (pada kelainan hemolitik) maka hemoglobin akan
muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi
plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein
pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya,
hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam
urin (hemoglobinuria). Kesimpulan mengenai apakah suatu
anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah
merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam
sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam
sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat

dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan


hemoglobinemia. 5

Anemia viskositas darah menurun resistensi aliran darah


perifer penurunan transport O2 ke jaringan hipoksia, pucat,
lemah beban jantung meningkat kerja jantung meningkat
payah jantungF. Klasifikasi anemia Pada klasifikasi anemia
menurut morfologi, mikro dan makro menunjukkan ukuran sel
darah merah sedangkan kromik menunjukkan warnanya. Sudah
dikenal tiga klasifikasi besar. Yang pertama adalah anemia
normositik normokrom. Dimana ukuran dan bentuk sel-sel darah
merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang
normal tetapi individu menderita anemia. Penyebab anemia jenis
ini adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik
termasuk infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan
sumsum, dan penyakit- penyakit infiltratif metastatik pada sumsum
tulang. Kategori besar yang kedua adalah anemia makrositik
normokrom. Makrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih
besar dari normal tetapi normokrom karena konsentrasi
hemoglobinnya normal. Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau
terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti yang ditemukan
pada defisiensi B12 dan atau asam folat. Ini dapat juga terjadi
pada 6

kemoterapi kanker, sebab agen-agen yang digunakan


mengganggumetabolisme sel. Kategori anemia ke tiga adalah
anemia mikrositik hipokrom.Mikrositik berarti kecil, hipokrom
berarti mengandung hemoglobin dalamjumlah yang kurang dari
normal. Hal ini umumnya menggambarkaninsufisiensi sintesis hem
(besi), seperti pada anemia defisiensi besi, keadaansideroblastik
dan kehilangan darah kronik, atau gangguan sintesis globin,
seperti pada talasemia(penyakit hemoglobin abnormal kongenital).
Anemia dapat juga diklasifikasikan menurut etiologinya.
Penyebabutama yang dipikirkan adalah (1) meningkatnya

kehilangan sel darah merah dan (2) penurunan atau gangguan


pembentukan sel. Meningkatnya kehilangan sel darah merah
dapat disebabkan olehperdarahan atau oleh penghancuran sel.
Perdarahan dapat disebabkan olehtrauma atau tukak, atau akibat
pardarahan kronik karena polip pada kolon,penyakit-penyakit
keganasan, hemoriod atau menstruasi. Penghancuran seldarah
merah dalam sirkulasi, dikenal dengan nama hemolisis, terjadi
bilagangguan pada sel darah merah itu sendiri yang
memperpendek hidupnya atau karena perubahan lingkungan yang
mengakibatkanpenghancuran sel darah merah. Keadaan dimana
sel darah merah itu sendiriterganggu adalah: 1. Hemoglobinopati,
yaitu hemoglobin abnormal yang diturunkan, misal nya anemia sel
sabit 2. Gangguan sintetis globin misalnya talasemia 3. Gangguan
membran sel darah merah misalnya sferositosis herediter 4.
Defisiensi enzim misalnya defisiensi G6PD (glukosa 6-fosfat
dehidrogenase). 7

Yang disebut diatas adalah gangguan herediter. Namun,


hemolisisdapat juga disebabkan oleh gangguan lingkungan sel
darah merah yangseringkali memerlukan respon imun. Respon
isoimun mengenai berbagaiindividu dalam spesies yang sama dan
diakibatkan oleh tranfusi darah yangtidak cocok. Respon otoimun
terdiri dari pembentukan antibodi terhadap sel-sel darah merah itu
sendiri. Keadaan yang di namakan anemia hemolitikotoimun dapat
timbul tanpa sebab yang diketahui setelah pemberian suatuobat
tertentu seperti alfa-metildopa, kinin, sulfonamida, L-dopa atau
padapenyakit-penyakit seperti limfoma, leukemia limfositik kronik,
lupuseritematosus, artritis reumatorid dan infeksi virus. Anemia
hemolitik otoimunselanjutnya diklasifikasikan menurut suhu dimana
antibodi bereaksi dengansel-sel darah merah antibodi tipe panas
atau antibodi tipe dingin. Malaria adalah penyakit parasit yang
ditularkan ke manusia melaluigigitan nyamuk anopheles betina
yang terinfeksi. Penyakit ini akanmenimbulkan anemia hemolitik

berat ketika sel darah merah diinfestasi olehparasit plasmodium,


pada keadaan ini terjadi kerusakan pada sel darah merah,dimana
permukaan sel darah merah tidak teratur. Sel darah merah
yangterkena akan segera dikeluarkan dari peredaran darah oleh
limpa(Beutler,1983) Hipersplenisme (pembesaran limpa,
pansitopenia, dan sumsum tulanghiperselular atau normal) dapat
juga menyebabkan hemolisis akibatpenjeratan dan penghancuran
sel darah merah. Luka bakar yang beratkhususnya jika kapiler
pecah dapat juga mengakibatkan hemolisis. Klasifikasi etiologi
utama yang kedua adalah pembentukan sel darahmerah yang
berkurang atau terganggu (diseritropoiesis). Setiap keadaan
yangmempengaruhi fungsi sumsum tulang dimasukkan dalam
kategori ini. Yangtermasuk dalam kelompok ini adalah:(1)
keganasan yang tersebar seperti kanker payudara, leukimia dan
multipel mieloma; obat dan zat kimia toksik; dan penyinaran
dengan radiasi dan(2) penyakit-penyakit menahun yang melibatkan
ginjal dan hati, penyakit- penyakit infeksi dan defiensi endokrin. 8

Kekurangan vitamin penting seperti vitamin B12, asam folat,


vitaminC dan besi dapat mengakibatkan pembentukan sel darah
merah tidak efektifsehingga menimbulkan anemia. Untuk
menegakkan diagnosis anemia harusdigabungkan pertimbangan
morfologis dan etiologi.1. Anemia aplastik Anemia aplastik adalah
suatu gangguan pada sel-sel induk disumsum tulang yang dapat
menimbulkan kematian, pada keadaan ini jumlah sel-sel darah
yang dihasilkan tidak memadai. Penderita mengalami pansitopenia
yaitu kekurangan sel darah merah, sel darah putih dan trombosit.
Secara morfologis sel-sel darah merah terlihat normositik dan
normokrom, hitung retikulosit rendah atau hilang dan biopsi
sumsum tulang menunjukkan suatu keadaan yang disebut pungsi
kering dengan hipoplasia yang nyata dan terjadi pergantian
dengan jaringan lemak. Langkah-langkah pengobatan terdiri dari
mengidentifikasi dan menghilangkan agen penyebab. Namun pada

beberapa keadaan tidak dapat ditemukan agen penyebabnya dan


keadaan ini disebut idiopatik. Beberapa keadaan seperti ini diduga
merupakan keadaan imunologis. a. Gejala-gejala anemia aplastik
Kompleks gejala anemia aplastik berkaitan dengan pansitopenia.
Gejala-gejala lain yang berkaitan dengan anemia adalah defisiensi
trombosit dan sel darah putih. Defisiensi trombosit dapat
mengakibatkan: (1) ekimosis dan ptekie (perdarahan dalam kulit)
(2) epistaksis (perdarahan hidung) (3) perdarahan saluran cerna
(4) perdarahan saluran kemih (5) perdarahan susunan saraf pusat.
9

Defisiensi sel darah putih mengakibatkan lebih mudahnya terkena


infeksi. Aplasia berat disertai pengurangan atau tidak adanya
retikulosit jumlah granulosit yang kurang dari 500/mm3 dan jumlah
trombosit yang kurang dari 20.000 dapat mengakibatkan kematian
dan infeksi dan/atau perdarahan dalam beberapa minggu atau
beberapa bulan. Namun penderita yang lebih ringan dapat hidup
bertahun- tahun. Pengobatan terutama dipusatkan pada
perawatan suportif sampai terjadi penyembuhan sumsum tulang.
Karena infeksi dan perdarahan yang disebabkan oleh defisiensi sel
lain merupakan penyebab utama kematian maka penting untuk
mencegah perdarahan dan infeksi.b. Pencegahan anemia aplastik
dan terapi yang di lakukan Tindakan pencegahan dapat mencakup
lingkungan yang dilindungi (ruangan dengan aliran udara yang
mendatar atau tempat yang nyaman) dan higiene yang baik. Pada
pendarahan dan/atau infeksi perlu dilakukan terapi komponen
darah yang bijaksana, yaitu sel darah merah, granulosit dan
trombosit dan antibiotik. Agen-agen perangsang sumsum tulang
seperti androgen diduga menimbulkan eritropoiesis, tetapi
efisiensinya tidak menentu. Penderita anemia aplastik kronik
dipertahankan pada hemoglobin (Hb) antara 8 dan 9 g dengan
tranfusi darah yang periodik. Penderita anemia aplastik berusia
muda yang terjadi secara sekunder akibat kerusakan sel induk

memberi respon yang baik terhadap tranplantasi sumsum tulang


dari donor yang cocok (saudara kandung dengan antigen leukosit
manusia [HLA] yang cocok). Pada kasus-kasus yang dianggap
terjadi reaksi imunologis maka digunakan globulin antitimosit (ATG)
yang mengandung antibodi untuk melawan sel T manusia untuk
mendapatkan remisi sebagian. Terapi semacam ini dianjurkan
untuk penderita yang agak tua atau untuk penderita yang tidak
mempunyai saudara kandung yang cocok. 10

2. Anemia defisiensi besi Anemia defisiensi besi secara morfologis


diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai
penurunan kuantitatif pada sintetis hemoglobin. Defisiensi besi
merupakan penyebab utama anemia di dunia. Khususnya terjadi
pada wanita usia subur, sekunder karena kehilangan darah
sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama
hamil. a. Penyebab lain defisiensi besi adalah: (1) asupan besi
yang tidak cukup misalnya pada bayi yang diberi makan susu
belaka sampai usia antara 12-24 bulan dan pada individu tertentu
yang hanya memakan sayur- sayuran saja; (2) gangguan absorpsi
seperti setelah gastrektomi dan (3) kehilangan darah yang
menetap seperti pada perdarahan saluran cerna yang lambat
karena polip, neoplasma, gastritis varises esophagus, makan
aspirin dan hemoroid. Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa
rata-rata mengandung 3 sampai 5 g besi, bergantung pada jenis
kelamin dan besar tubuhnya. Hampir dua pertiga besi terdapat
dalam hemoglobin yang dilepas pada proses penuaan serta
kematian sel dan diangkut melalui transferin plasma ke sumsum
tulang untuk eritropoiesis. Dengan kekecualian dalam jumlah yang
kecil dalam mioglobin (otot) dan dalam enzim-enzim hem,
sepertiga sisanya disimpan dalam hati, limpa dan dalam sumsum
tulang sebagai feritin dan sebagai hemosiderin untuk kebutuhankebutuhan lebih lanjut. b. Patofisiologi anemia defisiensi besi
Walaupun dalam diet rata-rata terdapat 10 - 20 mg besi, hanya

sampai 5% - 10% (1 - 2 mg) yang sebenarnya sampai diabsorpsi.


Pada persediaan besi berkurang maka besi dari diet tersebut
diserap lebih banyak. Besi yang dimakan diubah menjadi besi fero
dalam lambung dan duodenum; penyerapan besi terjadi pada
duodenum dan jejunum 11

proksimal. Kemudian besi diangkut oleh transferin plasma ke


sumsum tulang untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat
penyimpanan di jaringan.c. Tanda dan gejala anemia pada
penderita defisiensi besi Setiap milliliter darah mengandung 0,5 mg
besi. Kehilangan besi umumnya sedikit sekali, dari 0,5 sampai 1
mg/hari. Namun wanita yang mengalami menstruasi kehilangan
tambahan 15 sampai 28 mg/bulan. Walaupun kehilangan darah
karena menstruasi berhenti selama hamil, kebutuhan besi harian
tetap meningkat, hal ini terjadi oleh karena volume darah ibu
selama hamil meningkat, pembentukan plasenta, tali pusat dan
fetus, serta mengimbangi darah yang hilang pada waktu
melahirkan. Selain tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh anemia,
penderita defisiensi besi yang berat (besi plasma lebih kecil dari 40
mg/ 100 ml;Hb 6 sampai 7 g/100 ml)mempunyai rambut yang
rapuh dan halus serta kuku tipis, rata, mudah patah dan
sebenarnya berbentuk seperti sendok (koilonikia). Selain itu atropi
papilla lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat,
merah daging, dan meradang dan sakit. Dapat juga timbul
stomatitis angularis, pecah-pecah dengan kemerahan dan rasa
sakit di sudut-sudut mulut. Pemeriksaan darah menunjukkan
jumlah sel darah merah normal atau hampir normal dan kadar
hemoglobin berkurang. Pada sediaan hapus darah perifer, eritrosit
mikrositik dan hipokrom disertain poikilositosis dan aniositosis.
Jumlah retikulosit mungkin normal atau berkurang. Kadar besi
berkurang walaupun kapasitas meningkat besi serum meningkat.d.
Pengobatan anemia pada penderita defisiensi besi Pengobatan
defisiensi besi mengharuskan identifikasi dan menemukan

penyebab dasar anemia. Pembedahan mungkin diperlukan untuk


menghambat perdarahan aktif yang diakibatkan oleh polip, tukak,
keganasan dan hemoroid; perubahan diet mungkin 12

diperlukan untuk bayi yang hanya diberi makan susu atau individu
dengan idiosinkrasi makanan atau yang menggunakan aspirin
dalam dosis besar.Walaupun modifikasi diet dapat menambah besi
yang tersedia (misalnya hati, masih dibutuhkan suplemen besi
untuk meningkatkan hemoglobin dan mengembalikan persediaan
besi. Besi tersedia dalam bentuk parenteral dan oral. Sebagian
penderita memberi respon yang baik terhadap senyawa-senyawa
oral seperti ferosulfat. Preparat besi parenteral digunakan secara
sangat selektif, sebab harganya mahal dan mempunyai insidens
besar terjadi reaksi yang merugikan.3. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik diklasifikasikan menurut morfologinya
sebagai anemia makrositik normokrom. a. Sebab-sebab atau
gejala anemia megaloblastik Anemia megaloblastik sering
disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan asam folat yang
mengakibatkan sintesis DNA terganggu. Defisiensi ini mungkin
sekunder karena malnutrisi, malabsorpsi, kekurangan faktor
intrinsik (seperti terlihat pada anemia pernisiosa dan
postgastrekomi) infestasi parasit, penyakit usus dan keganasan,
serta agen kemoterapeutik. Individu dengan infeksi cacing pita
(dengan Diphyllobothrium latum) akibat makan ikan segar yang
terinfeksi, cacing pita berkompetisi dengan hospes dalam
mendapatkan vitamin B12 dari makanan, yang mengakibatkan
anemia megaloblastik (Beck, 1983). Walaupun anemia pernisiosa
merupakan prototip dari anemia megaloblastik defisiensi folat lebih
sering ditemukan dalam praktek klinik. Anemia megaloblastik
sering kali terlihat pada orang tua dengan malnutrisi, pecandu
alkoholatau pada remaja dan pada kehamilan dimana terjadi
peningkatan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan fetus dan

laktasi. Kebutuhan ini juga meningkat pada anemia hemolitik,


keganasan dan hipertiroidisme. Penyakit celiac dan 13

sariawan tropik juga menyebabkan malabsorpsi dan penggunaan


obat- obat yang bekerja sebagai antagonis asam folat juga
mempengaruhi.b. Pencegahan anemia pada penderita anemia
megaloblastik Kebutuhan minimal folat setiap hari kira-kira 50 mg
mudah diperoleh dari diet rata-rata. Sumber yang paling melimpah
adalah daging merah (misalnya hati dan ginjal) dan sayuran
berdaun hijau yang segar. Tetapi cara menyiapkan makanan yang
benar juga diperlukan untuk menjamin jumlah gizi yang adekuat.
Misalnya 50% sampai 90% folat dapat hilang pada cara memasak
yang memakai banyak air. Folat diabsorpsi dari duodenum dan
jejunum bagian atas, terikat pada protein plasma secara lemah
dan disimpan dalam hati. Tanpa adanya asupan folat persediaan
folat biasanya akan habis kira- kira dalam waktu 4 bulan. Selain
gejala-gejala anemia yang sudah dijelaskan penderita anemia
megaloblastik sekunder karena defisiensi folat dapat tampak
seperti malnutrisi dan mengalami glositis berat (radang lidah
disertai rasa sakit), diare dan kehilangan nafsu makan. Kadar folat
serum juga menurun (<4 mg/ml). Pengobatan anemia pada
penderita anemia megaloblastik. Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya pengobatan bergantung pada identifikasi dan
menghilangkan penyebab dasarnya. Tindakan ini adalah
memperbaiki defisiensi diet dan terapi pengganti dengan asam
folat atau dengan vitamin B12. penderita kecanduan alkohol yang
dirawat di rumah sakit sering memberi respon spontan bila di
berikan diet seimbang. 14

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada


pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah
hemoglobin dalam 100 ml darah. Etiologi anemia Karena cacat sel
darah merah (SDM).Karena kekurangan zat gizi,Karena

perdarahan,Karena otoimun. Patofisiologi anemia /Timbulnya


anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau
kehilangasel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab
yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek
sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. 15

DAFTAR PUSTAKA http://www.blogdokter.net/2008/06/17/anemia/


http://www.totalkesehatananda.com/index.html
http://yudhim.blogspot.com/2008/08/tentang-penyakit-anemi.html
Sukandar, Elin Yulinah, dkk., 2008, ISO Farmakoterapi, PT.
ISFIPenerbitan, Jakarta Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja,
2007, Obat-Obat Penting, PT. ElexMedia Komputindo, Jakarta 16

DAFTAR ISIKATA
PENGANTAR ...........................................................................
iDAFTAR
ISI .......................................................................................... iiBAB
I PENDAHULUAN A. Latar
Belakang .......................................................................... 1BAB II
PEMBAHASAN A. Pengertian
Anemia .................................................................... 2 B.
Manifestasi klinik ...................................................................... 2 C.
Etiologi ....................................................................................... 3
D. Diagnosis (gejala atau tanda-tanda) ........................................ 4
E. Patofisiologi................................................................................ 5
F. Klasifikasi anemia ....................................................................
6BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan ................................................................................
15DAFTAR PUSTAKA 17 ii

Home Penyakit & Kondisi Penyakit Anemia ( Kurang Darah )

Penyakit Anemia ( Kurang Darah )


Posted By Ristin SetiyaniFiled Under Penyakit & Kondisi

Pengertian Penyakit Anemia ( Kurang Darah )


Anemia adalah keadaan dimana sel darah merah berjumlah di bawah normal, begitu juga dengan
hemoglobin yang ada di dalam sel darah merah. Padahal hemoglobin memiliki fungsi untuk membawa
oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Nah, penyakit anemia bisa menyebabkan oksigen tidak
tersalurkan dengan baik ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, tubuh pun sering mengalami kelemahan,
kelelahan, kepala terasa melayang dan kurang tenaga dan bahkan sesak. Jika bertambah berat maka
anemia dapat mengakibatkan serangan jantung atau stroke. Untuk diagnosa bisa dilakukan dengan cara
pemeriksaan darah sederhana di laboratorium.
Pemeriksaan darah ini mencakup penghitungan seluruh komponen pembentuk darah ketika melakukan
pemeriksaan darah manusia di laboratorium. Pemeriksaan lengkap ini bisa dilakukan dengan
menggunakan mesin khusus. Berikut komponen pembentuk komponen darah yang perlu Anda ketahui:

Sel darah merah

Hematokrit

Hemoglobin

Sel darah putih

Trombosit

Penyebab anemia adalah sebagai berikut:


1. Kekurangan zat besi
Penyebab anemia paling utama adalah kekurangan zat besi dan umumnya lebih berisiko pada wanita
ketimbang pria. Hal ini disebabkan wanita harus mengalami menstruasi setiap bulannya sehingga

kekurangan darah. Selain itu, yang lebih rentan kekurangan zat besi adalah wanita. Selain karena
menstruasi, pada orang dewasa, mereka bisa mengalami anemia karena kehilangan darah kronis karena
penyakit kanker khususnya kanker pada usus besar.
Kanker pada usus besar sendiri disebabkan oleh konsumsi obat-obatan yang menyebabkan iritasi
mengalami iritasi. Obat NSAID adalah salah satu obat pemicu iritasi pada usus. Selain orang dewasa,
anak-anak dan bayi pun bisa menderita anemia karena kurangnya asupan makanan yang mengandung
zat besi.
2. Gangguan sumsum tulang
Tempat produksi sel darah adalah di sumsum tulang. Namun sumsum tulang bisa mengalami gangguan
sehingga kerjanya untuk memproduksi sel darah menjadi tidak normal. Gangguan sumsum tulang ini
sendiri adalah karena adanya mestatase sel kanker di daerah lain pada tubuh.
3. Dinding sel darah merah pecah
Jika anemia disebabkan karena dinding sel darah merah pecah maka penyakit ini disebut sebagai
anemia hemolitik. Penyebabnya adalah reaksi antigen antibodi.
4. Faktor genetik
Faktor keturunan pun dapat mengakibatkan penyakit anemia. Penderita mengalami kelainan genetik
berupa umur sel darah merah yang sangat pendek sehingga tubuh kekurangan sel darah merah.
Penyakit anemia yang disebabkan oleh faktor genetik disebut sickle cell anemia. Sedangkan anemia
faktor kelainan genetik yang menimpa hemoglobin disebut sebagai thalasemia.
5. Pendarahan
Pendarahan pada tubuh baik yang terjadi di dalam atau luar tubuh dapat mengakibatkan anemia dalam
waktu singkat. Hal ini bisa terjadi karena maag kronis yang menyebabkan dinding lambung mengalami
luka.

Cara Pengobatan Anemia


Pengobatan anemia haruslah sesuai dengan penyebabnya terjadi penyakit tersebut. Sebagai contoh,
penyakit anemia yang adalah karena pendarahan maka penanganan yang dilakukan adalah dengan cara
menghentikaan pendarahan. Kemudian, kalau belum kunjung sembuh, penanganan dengan cara operasi
perlu dilakukan. Atau bisa juga dengan memberi suntikan vitamin B12 karena umumnya anemia
disebabkan oleh kurangnya zat besi.
Nah, oleh karena itu, untuk mengurangi risiko terkena penyakit anemia, kita perlu memerhatikan asupan
zat besi dan vitamin B12. Khususnya bagi wanita pada saat menstruasi bisa memperbanyak konsumsi
zat besi agar terhindar dari kelelahan akut. Dengan begitu gejala terlalu lelah, sesak dan penyakit

kelanjutan yang lebih parah seperti penyakit jantung dan stroke bisa dihindari dengan penanganan dini
terhadap penyakit anemia kekurangan darah.

Penyakit Anemia adalah

ciri-ciri anemia
Penyakit anemia adalah kondisi dimana kadar sel darah merah atau Haemoglobin (Hb)
dalam darah kurang atau tidak mencapai batas normal. Kadar Haemoglobin normal berbeda
antara pria dan wanita. Namun menurut standar medis, seseorang dikatakan menderita
anemia jika kadar haemoglobinnya dibawah 13.5 gr/100ml darah pada pria dan kurang dari
12.0gr/100ml darah pada wanita.
Penyebab Penyakit Anemia

Penyebab anemia sebenarnya secara umum bisa disebabkan karena adanya gangguan pada
sel darah merah sehingga berpengaruh pada siklus masa hidup normalnya. Siklus hidup sel
darah merah normal pada manusia adalah sekitar 120 hari.
Penyebab anemia bisa dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1. Karena berkurangnya produksi sel darah merah;
2. Karena proses kehilangan atau penghancuran sel darah merah yanng berlebihan.
Pembentukan sel darah merah terjadi di sum-sum tulang belakang, sehingga adanya
pengurangan produksi sel darah merah bisa mengindikasikan adanya gangguan pada sumsum tulang belakang atau bisa juga disebabkan oleh kurangnya asupan zat Besi (FE+) yang
merupakan bahan dasar pembentuk sel darah merah.
Berikut adalah beberapa penyebab penyakit anemia yang lainnya
1. Tidak mengkonsumsi daging. Bagi kaum vegetarian tentu menghindari konsumsi
daging. Hal ini menyebabkan mereka kekurangan vitamin B12 yang merupakan
salah satu komponen pembentuk sel darah merah yang hanya ditemui dalam bahan
makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan. Pada orang non vegetarian,
hampir tidak ditemui seseorang yang kekurangan vitamin B12 karena biasanya di
dalam tubuh mereka terdapat cukup cadangan vitamin B12 untuk 5 tahun
mendatang.
2. Menstruasi yang berlebihan juga merupakan salah satu penyebab terjadinya
anemia pada kaum wanita. Pada saat mentruasi, wanita dianjurkan mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi dan kadar gizi tinggi seperti bayam dan susu
agar asupan gisinya terpenuhi.
3. Kehamilan juga bisa menjadi penyebab anemia pada ibu karena janin ikut
menyerap zat gizi dari makanan yang dikonsumsi ibu.
4. Obat-obatan tertensu seperti aspirin, pil KB, Anti Inflamasi dapat menghambat
penyerapan zat besi dalam lambung sehingga menyebabkan timbulnya penyakit
anemia.
Gejala Anemia
Seseorang yang mengidap penyakit anemia, biasanya memiliki gejala-gejala anemia sebagai
berikut :
1. Muka atau wajah terlihat pucat merupakan gejala umum yang tampak pada
penderita anemia;
2. Badan terasa lesu dan kurang semangat dalam beraktifitas terutama aktifitas fisik;
3. Tubuh mudah terasa lelah;
4. Mudah tersinggung karena hal-hal kecil;
5. Sering sakit kepala dan kehilangan nafsu makan bisa juga menjadi gejala anemia;
6. Sulit berkonsentrasi juga merupakan gejala yang timbul pada penderita anemia,
dan hal ini dirasa sangat mengganggu karena berpengaruh pada produktifitas
kerja;

7. Jika Anda sering mengalami sesak nafas, ini mungkin gejala anemia yang tergolong
sedang atau bahkan berat.

Anda mungkin juga menyukai