REFLEKSI KASUS
ILEUS OBSTRUKTIF PARTIAL ET CAUSA ADHESI
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Bedah
di RSUD RAA Soewondo Pati
Disusun oleh:
Satri Ponco Aji Nugroho
Zahra Fitratunnisa
01.210.6272
01.209.6054
Pembimbing:
dr. Widi Antono, Sp. B, M.Kes
2
HALAMAN PENGESAHAN
NAMA
012096054
FAKULTAS
: KEDOKTERAN UMUM
UNIVERSITAS
BIDANG PENDIDIKAN
: ILMU BEDAH
PEMBIMBING
Desember 2014
Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESIS
A. Identitas
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Alamat
No. RM
Ruang
Tanggal Masuk
Tanggal Keluar
: Ny. M
: 33 tahun
: Perempuan
: Ibu Rumah Tangga
: Geritan 4/1, Pati
: 042788
: Gading
: 25 November 2014
: 1 Desember 2014
B. Data dasar :
1. Anamnesis
Keluhan Utama: nyeri perut
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut. Keluhan ini dirasakan kurang lebih
5 hari sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien pernah menjalani
operasi pada perut sebanyak 2 kali pada tahun 2011 di RS.X. Ketika akan
pulang pasien di edukasi perawat ruangan untuk istirahat, tidak melakukan
aktifitas fisik yang berat, menjaga kebersihan terutama pada luka post operasi
dan kontrol ke poli bedah umum. Namun pasien mengaku setelah pulang dari
RS pasien jarang melakukan kontrol ke poli bedah umum. Pasien hanya
melakukan kontrol 1x di poli bedah umum. 5 hari SMRS pasien mengeluh
nyeri perut, tidak bisa kentut, tidak bisa BAB, mual, dan muntah sebanyak 3x.
Oleh sebab itu pasien dibawa ke IGD RSUD RSUD RAA Soewondo Pati
b)
-
c)
-
6
II.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan di Bangsal Gading pada tanggal 25 November 2014 :
1. Keadaan Umum
Tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, kesan gizi kurang
2. Status Gizi
BB: 46 kg
TB: 158 cm
BMI=
18.4 kg/m2
Kesan: underweight
3. Tanda Vital
Tensi
: 130/80 mmHg
Nadi
Respirasi : 24 x/menit
Suhu
: 38 C (peraxiller)
4. Kulit
Ikterik (-), petekie (-), turgor cukup, hiperpigmentasi(-), kulit kering (-), kulit
hiperemis (-), pitting edema (-)
5. Kepala
Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah dicabut (-), luka (-)
6. Wajah
Simetris, moon face(-)
7. Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) ,mata cekung (-/-), perdarahan
subkonjungtiva(-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek cahaya (+/+) normal, arcus
senilis (-/-), katarak (-/-)
8. Telinga
Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-),
9. Hidung
Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-),
10. Mulut
7
Sianosis (-), bibir kering (-), beslah lidah (-), stomatitis (-), mukosa basah (-) gusi
berdarah (-), lidah kotor (-), lidah hiperemis (-), lidah tremor (-), papil lidah
atrofi (-) di bagian tepi
11. Leher
Simetris, trachea di tengah, KGB membesar (-), tiroid membesar (-), nyeri tekan
(-), JVP (-)
12. Thoraks-paru
INSPEKSI
STATIS
DINAMIS
PALPASI
PERKUSI
AUSKULTASI
ANTERIOR
POSTERIOR
- RR 24x/menit,
- RR 24x/menit,
- Hiperpigmentasi (-),
- Hiperpigmentasi (-),
- Hemitoraks kanan=kiri,
- Hemitoraks kanan=kiri,
- ICS Normal,
- ICS Normal,
- Pernafasan thorakal
- Pernafasan thorakal
Pergerakan
hemitoraks Pergerakan
hemitoraks
kanan=kiri
- Nyeri tekan (-),
kanan=kiri
- Nyeri tekan (-),
- Tumor (-)
- Tumor (-)
13. Thorax-Jantung
Batas atas
Pinggang jantung
Batas kanan bawah
Sinistra
Auskultasi
Katup aorta
Katup trikuspid
Katup pulmonal
Katup mitral
HR
14. Abdomen
15. Genitourinaria
Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)
16. Ekstremitas
PF - Ekstremitas
III.
A.
Ekstremitas
Superior
Inferior
Oedem
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Capillary refill
< 2 detik
< 2 detik
Reflek fisiologis
+/+
+/+
Ikterik
-/-
-/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboraturium 26-11-2014
Parameters
WBC
HGB
HCT
Wkt Perdarahan / BT
Wkt Pembekuan / CT
Hasil
8.00 (10^3/uL)
12.1 (g/dL)
34.2 (%)
300
500
(N)
(N)
(N)
(N)
(N)
Parameters
Hasil
HbsAg
Non Reaktif
APTT/PTTK Pasien 23.0
Kontrol 30.9
PLT
299 (10^3/uL)
(N)
(N)
(N)
9
Protombine Time / PT Ratio 0.98
(N)
INR 0.98
(N)
Kimia darah
Parameter
Gula Darah Sewaktu
Ureum
Creatinin
Na
Albumin
B.
Hasil
100 mg/dl
19.8 mg/dl
0.67 mg/dl
140.0
3,9 g/dl
Parameter
K
Cl
SGOT
SGPT
Hasil
3.85
105.4
13.9
10.5
C.
EKG
KESAN
Adhesi dapat timbul karena operasi yang sebelumnya, atau peritonitis setempat
atau umum. Pita adhesi timbul diantara lipatan usus dan luka dan situs operasi.
Adhesi ini dapat meyebabkan obstruksi usus halus dengan menyebabkan angulasi
akut dan kinking, seringnya adhesi ini timbul beberapa tahun setelah operasi. Hal
10
ini dikarenakan teknik operasi yang salah atau terlalu banyak trauma pada usus
sewaktu operasi sehingga usus rusak dan terbentuk jaringan parut yang dapat
mengalami penyempitan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya perlekatan
pascaoperasi yaitu status nutrisi, status penyakit lain seperti diabetes melitus dan
adanya proses infeksi yang sedang berlangsung di mana menghambat fungsi
leukosit
dan
fibroblas
sehingga
berpotensi
meningkatkan
terbentuknya
11
pertama kali.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari refleksi kasus yang kita uraikan dapat disimpulkan pasien pasca operasi
laparotomi tidak dianjurkan untuk melakukan aktivitas berat, selalu menjaga
kebersihan badan terutama pada luka post operasi dan jangan lupa kontrol ke
dokter untuk memastikan hasil operasinya tidak ada masalah dan luka sudah
mengalami penyembuhan.
Tenaga kesehatan juga harus membantu dan memotivasi pasien untuk
mengontrolkan diri ke rumah sakit agar tahu seberapa jauh proses pnyembuhannya
dan agar penyembuhan penyakitnya sesuai dengan yang diharapakan.
12
DAFTAR PUSTAKA