Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan topik yang diangkat, yaitu “Pengungkapan Kasus Bank Century” tanpa
disadari seluruh lapisan masyarakat khususnya kalangan mahasiswa yang disebut sebagai
kaum intelek masyarakat selalu mengikuti dalam menyimak perkembangan kasus tersebut
khususnya yang menyangkut pengambilan Hak Angket oleh DPR sebagai salah satu upaya,
daya dan usaha menyelesaikan kasus ini. Karena pentingnya peran serta masyarkat sebagai
elemen pembangun dan khususnya kaum mahasiswa sebagai kaum intelek bangsa, maka
haruslah menjadi cerminan bangsa dalam berperilaku dan menentukan sikap yang baik dalam
menyikapinya. Ini adalah suatu pembelajaran jika dalam lingkup mahasiswa, institusi dan
pengajar sehingga banyak hal yang bisa diangkat sebagai prioritas permasalahan dan
pengambilan kesimpulan terhadap suatu masalah tersebut. Selain menambah wawasan
tentang kasus yang akan dibahas, ada banyak hal yang dapat dipelajari dalam kasus ini.

B. Rumusan Masalah

Kliring sangat dibutuhkan guna melengkapi pelaksanaan aset transaksi yang


melibatkan manajemen dari paska perdagangan, pra penyelesaian eksposur kredit, guna
memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar. Awal masalah
Bank Century ialah mengalami kalah kliring pada tanggal 18 November 2008. Kalah kliring
yaitu defisit suatu bank. Sementara kliring adalah pertukaran data keuangan elektronik antar
peserta kliring. Kliring (clearing) adalah istilah dalam dunia perbankan dan keuangan yang
menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu
transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani terkejut saat mengetahui rasio kecukupan modal
(CAR) Bank Century minus. Kekagetan ini terbaca dalam transkrip yang dalam rapat Komite
Stabilitas Sektor Keuangan yang diketuainya, pada 20 - 21 November 2008.
Data CAR untuk FPJP itu data/laporan rutin dalam kondisi Century beroperasi normal
(posisi 30/9/08 masih positif 2,3%). Menjadi minus karena setelah ditetapkan jadi bank gagal
diberlakukan kondisi yang sepenuhnya ikut aturan. Padahal CAR Century dalam kondisi
normal (sampai dengan terima FPJP) tidak memasukkan pencadangan aktiva non produktif
(PPPA) atas SSB Valas. SSB Valas memang disetujui BI tidak perlu pencadangan sejak awal

1
merger/pembentukkan Century karena adanya komitmen pemegang saham/investor. Sampai
dengan saat dinyatakan sebagai bank gagal ternyata pemegang saham Century tidak/belum
sepenuhnya menjalankan komitmennya. Makanya saat ditangani LPS, "kebijakan" BI sejak
awal merger tadi dikoreksi yang berakibat turun drastisnya CAR century ke titik minus
(bahkan sampai lebih dari 100%).
Setelah 13 November 2008, pelanggan Bank Century dalam bentuk devisa transksi
berwenang tidak dapat diambil, bahkan kliring mentransfer juga tidak mampu. Bank hanya
dapat mentransfer uang ke tabungan. Jadi uang itu tidak bisa keluar dari bank. Hal ini terjadi
pada semua pelanggan Bank Century.
Nasabah bank yang merasa dikhianati dan dirugikan karena banyak menyimpan uang
di bank, tapi sekarang tidak bisa dilikuidasi. Pelanggan mengasumsikan bahwa Bank Century
Memperjualbelikan produk investasi ilegal. Alasannya adalah investasi dipasarkan Antaboga
Century tidak terdaftar di Bapepam LK. Dan benar manajemen Bank Century tahu bahwa
produk adalah ilegal. Kasus dapat mempengaruhi bank lain, di mana orang tidak percaya
bahwa mereka lebih terhadap sistem perbankan nasional, sehingga kasus Bank Century bisa
menyakiti bank di Indonesia, juga dunia.

A. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat yang dapat diambil dari berjalannya kasus yang sedang dihadapi
oleh bangsai ini adalah tidak lain untuk selalu melihat instrumental atau aturan-aturan atau
undang-undang yang terikat terhadap suatu kasus yang sedang dihadapi. Pentingya aturan
tersebut adalah untuk selalu mengingatkan kita dalam bersikap ataupun dalam pengambilan
keputusan. Jika dalam kehidupan berorganisasi kita selalu dituntut untuk saling berkoordinasi
antara anggota organisasi dalam menjalankan program kerja maupun sosialisasi antar anggota
organisasi. Melihat nasib bangsa yang sedang dialami saat ini dengan kehadiran kasus
Skandal Bank Century tersebut, tentunya hal ini akan menjadi suatu pengalaman yang tak
mungkin dilupakan oleh seluruh masyarakat dan khususnya para kaum intelek bangsa,
Mahasiswa. Sebagai pembelajaran kita semua agar hal ini tidak sampai terjadi kembali.

BAB II

2
SEJARAH SKANDAL CENTURY

A. Marger Century
Hasil audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyimpulkan, kolapsnya
Bank Century merupakan akumulasi ketidaktegasan Bank Indonesia sejak awal kali merger
Bank Pikko, Bank Danpac, dan Bank CIC menjadi Bank Century. Bahkan BI tidak
menerapkan aturan merger yang diatur dalam SK Direksi BI Nomor 32/52/KEP/DIR tanggal
14 Mei 1999, SK Direksi BI Nomor 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998. BI juga
juga tidak tegas pada Peraturan BI Nomor 2/1/PBI/2000 tanggal 14 Januari 2000.
Kronologi merger ketiga bank itu menjadi Bank Century yaitu 27 November 2001
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia menyetujui prinsip akuisisi Bank Pikko, Bank
Danpac, dan Bank CIC. 5 Juli 2002 Izin akuisisi dari Bank Indonesia keluar. Meski demikian,
BI mengendus perbuatan melawan hukum yang melibatkan Chinkara pada Bank CIC. 2001-
2004 Bank CIC melakukan transaksi surat-surat berharga (SSB) fiktif senilai US$ 25 juta
yang melibatkan Chinkara. Selain itu terdapat pula SSB berisiko tinggi sehingga Century
wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). Ini berakibat CAR Bank
CIC menjadi negatif. Kondisi ini membuat penarikan dana pihak ketiga besar-besaran yang
mengakibatkan bank mengalami keseretan likuiditas dan telah melanggar ketentuan posisi
devisa netto (PDN). 6 Desember 2004 BI memberikan persetujuan merger atas Bank Pikko,
Bank Danpac, dan Bank CIC menjadi Bank Century.
22 Juli 2005 Bank Indonesia mempermudah merger. Bank CIC kemudian dinilai
lancar (semula dinilai macet) dan akhirnya CAR seolah-oleh memenuhi persyaratan merger.
31 Oktober 2005 Laporan pemeriksaan BI posisi CAR Century 28 Februari 2005 dua bulan
setelah merger, adalah negatif 132,5%. Seharusnya BI menetapkan Century sebagai bank
dalam pengawasan khusus, namun BI hanya memberi kategori bank dalam pengawasan
intensif. 2005-2007 BI menenukan pelanggaran batas maksimum pemberian kredit (BMPK)
dalam kegiatan Century. Namun Bank Indonesia tidak mengambil tindakan tegas. Bahkan
sejak 2004 Century melakukan pelanggaran terhadap ketentuan PDN. Seharusnya Century
diberi sanksi denda sebesar Rp 22 miliar, tapi BI memberi keringanan Rp 11 miliar. 2008-
2009 Pengawas BI tidak mengungkapkan berbagai pelanggaran yang dilakukan pemegang
saham, pengurus bank, dan pihak-pihak terkait Century yang mengakibatkan kerugian bank
itu.

BAB III

3
PEMBAHASAN

A. Pembentukan Pansus Century


Pansus Bank Century ini bersifat mendesak. Karenanya Komisi III dan Komisi XI
akan berkonsolidasi untuk tindakan yang lebih konkret. ”Diharapkan dengan adanya
konsolidasi dua komisi ini akan melahirkan kesepakatan di tingkat fraksi untuk menggunakan
Hak Angket.. Persetujuan pembentukan angket DPR kasus Bank Century di sidang paripurna
diwarnai perdebatan. Sebelum Ketua DPR, Marzuki Alie mengetukkan palu sebagai tanda
disetujuinya pembentukan angket Bank Century tersebut, terdapat dua perbedaan pendapat di
antara para peserta sidang paripurna.
Sebagian besar anggota dewan dari Fraksi Partai Indonesia Perjuangan (PDIP)
meminta agar sebelum disetujui dibacakan terlebih dahulu point tujuan dari pembentukan
angket tersebut. Tetapi, sebaliknya sebagian besar anggota dewan dari Fraksi Partai
Demokrat menginginkan sebaiknya langsung disetujui tanpa dibacakan point tujuan
pembentukan angket tersebut.

B. Hasil Pansus
Setelah beberapa bulan bekerja dan menghabiskan banyak dana dalam proses
penyelidikannya. Dan beberapa hal kontrofersial yang dilakukan beberapa anggota pasus
akhirnya Rabu (24/02/10) dini hari Pansus mulai menguak Skandal Century dan hal tersebut
terlihat ketika pembacaan kesimpulan Pansus Century oleh masing-masing praksi yang ada di
DPR yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi swasta, berikut kesimpulan yang telah
disampaikan para anggota pansus.
 Fraksi Partai Demokrati, secara keseluruhan proses penyelamatan Bank
Century sudah disesuai dengan prosedur perundangan yang berlaku. Tidak ditemukan juga
aliran dana ke parpol atau ke capres
 Fraksi PDIP, mantan Gubernur BI Boediono dan mantan Ketua KSSK Sri
Mulyani harus bertanggungjawab atas berbagai kebijakan soal proses dan bailout Bank
Century.
 Fraksi Partai Golkar juga menilai ada penyimpangan aliran dana Bank Century
dan itu berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Investigasi BPK Atas Kasus Bank Century
Tbk.
 Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendapat giliran kelima
menyampaikan pandangan akhir terkait kasus Bank Century. Seperti disampaikan anggota

4
Pansus, Romahur Muzy, kasus Century diduga merugikan keuangan negara. "Keuangan Bank
Indonesia adalah keuangan negara. Dana LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) untuk
mengambil alih Bank Century melalui pinjaman modal sementara (PMS) sepenuhnya ranah
keuangan negara," kata dia di Gedung Dewan, Senayan, Jakarta, Rabu 24 Februari 2010 dini
hari.
 Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) mengindikasikan adanya modus tindak
pidana perbankan dalam kasus Bank Century. "Kami menemukan beberapa perilaku yang
mengarah kepada tindak pidana perbankan," kata anggota Panitia Angket dari Partai Amanat
Nasional, Asman Abnur, dalam penyampaian pandangan akhir Fraksi terkait kasus Bank
Century, di rapat Panitia Angket, Selasa (23/2), di Gedung DPR/MPR RI.
 Fraksi Partai Hanura dalam pandangan akhir fraksinya terkait Kasus Bank
Century memandang bahwa Boediono-Sri Mulyani adalah pihak yang bertanggungjawab soal
Bank Century sehingga perlu diproses hukum. Terutama Boediono perlu diprotes sampai
Mahkamah Konstitusi.
 Fraksi PKS dalam pembacaan akhir pandangan terhadap kasus Bank Century
mengemukakan ada penyimpangan dalam pengelolaan Bank Century yang dilakukan para
pengurus bank yang berakibat memburuknya kondisi bank berupa memburuknya likuiditas,
rentabilitas, dan solvabilitas
 Meski tak menyebut nama, salah satu butir pandangan akhir Fraksi Partai
Gerindra menyatakan meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memeriksa para
pejabat Bank Indonesia yang diduga melakukan tindak pidana korupsi dalam proses
pengucuran dana talangan Bank Century.
 Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), penanganan Bank Century oleh
Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dengan menyuntikkan dana talangan, telah sesuai
aqidah fikih. Alasannya, penanganan Bank Century dilakukan dalam dalam keadaan darurat.

C. Hasil Sidang Peripurna dan Voting anggota DPR


Berikut ini adalah hasil voting yang dilakukan dalam siding tersebut, dimana
sebanyak 315 anggota siding memilih opsi C, yang dimotori partai Golkar. Dan 212 anggota
siding yang memilih opsi A, yang dimotori partai Demokrat.

5
Hasil akhir pemungutan suara, pemilih opsi C yang mengatakan kebijakan pemberian
FPJP dan PMS kepada Bank Century serta pelaksanaannya bermasalah sebanyak 325 suara.
Sementara yang kontra, yakni yang menganggap kebijakan pemberian FPJP dan PMS kepada
Bank Century serta pelaksanaannya sudah tepat untuk menyelamatkan perekonomian
nasional hanya didukung 212 suara.
Hasil ini tidak jauh beda dengan pandangan akhir fraksi di awal paripurna. Pada saat
itu 5 fraksi yakni FPG, FPDIP, FPKS, F-Gerindra, dan F-Hanura secara tegas menyebut
memilih opsi C. FPD dan FKB memilih opsi A, sedangkan FPAN dan FPPP ketika itu
memilih abstain.

D. Aliran Dana Century


Soal penelusuran aliran atau penggunaan dana, sebenarnya tak terlalu sulit dilakukan.
Semua penggunaan dana sejak dana talangan diterima, ada catatannya di bank. Ambil saja
neraca bank saat dana diterima (neraca per 20 November 2008) dan bandingkan dengan
posisi neraca akhir Desember 2008. Dengan melakukan analisis neraca yang paling sederhana
saja, sangat mudah mengetahui ke mana uang dipergunakan.

Siapa saja dari para deposan atau penabung yang menarik dananya, tentunya juga
tidak sulit diketahui karena semua ada rinciannya di Century. Apakah yang menyimpan dana
dan kemudian menariknya itu ada orang-orang parpol atau perusahaan milik orang parpol,
mungkin saja. Namun, itu tentunya dalam konteks nasabah atau deposan normal sehingga
transaksi yang dilakukan adalah bersifat normal, yaitu untuk menyelamatkan uangnya dari
kondisi yang tidak jelas pada waktu itu.

6
Transaksi keuangan yang dilakukan nasabah melalui bank lain (berasal dari dananya
yang ditarik dari Century dan dipindahkan ke bank lain) tidak relevan untuk dipersoalkan
karena itu bagian dari transaksi bisnis yang normal, apalagi sudah diluar tanggung jawab
Century. Karena itu, kalau Pansus minta PPATK menelusuri sampai sejauh itu, patut
dipertanyakan urgensinya.
Transaksi keuangan yang menunjukkan terjadinya aliran dana itu terutama akibat
bank-rush, di samping kegiatan operasional bank sebagaimana lazimnya. Kecuali ada indikasi
bahwa di balik transaksi itu ada perbuatan melawan hukum, BI dan PPATK adalah instansi-
instansi yang berkewajiban menelusurinya lebih mendalam.

a. Aliran Dana Versi Kelompok Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera)

LSM Bendera mengemukakan data terbaru soal aliran dana Century ke rekening
Amirudin Rustan, Hartati Murdaya, Choel Malarangeng, Budi Sampoerna serta Partai
Demokrat. Ferdi Semaun, selaku Sekretaris Jendral bendara menyatakan, Amirudin Rustan
menerima Rp 33 miliar transaksi via rekening, Senin 15 Desember 2008. Kemudian, lanjut
Ferdi, Amirudin meneruskan dana itu ke Choel Malarangeng sebesar Rp 7 miliar, Selasa 23

7
Desember 2008. Transaksi dari Amirudin ke Choel diantar dengan mobil bernomor polisi B
8751 HK. “Transaksi dilakukan ini (dalam bentuk) cash di Hotel Borobudur.
Selain dari Amirudin, Ferdi mengatakan, Choel juga mendapat aliran dana dari
Hartati Murdaya sebesar Rp 3 Miliar, Senin 16 Februari 2009. Transaksi itu diantar dengan
mobil bernomor polisi B8669 MK di Hotel Ambarawa. Hartati Murdaya sendiri, lanjut Ferdi,
menerima aliran dana Century sebanyak dua kali. “Pertama sebesar Rp 45 miliar pada
minggu 21 Desember 2008,” katanya. Transaksi itu, menurut Ferdi terjadi di sekitar
Lapangan Banteng dan diantar dengan mobil bernomor polisi B 9743 AF.
Transaksi kedua ke Hartati Murdaya, menurut Ferdi, terjadi di dekat Atrium Plaza, 21
Januari 2008. Transaksi itu, Ferdi menyatakan sebesar Rp 30 miliar. “Terakhir adalah Budi
Sampoerna. Dia meneruskan aliran dana dari bank Century ke Partai Demokrat sebesar Rp 60
miliar,” ujar Ferdi. Transaksi itu diantar dengan mobil bernomor polisi B 9757 AF.

b. Aliran Dana Menurut George Adi Condro “Membongkar Gurita Cikeas, di


balik skandal Bank Century”.
Apa relevansi informasi ini dengan keluarga Cikeas? Boedi Sampoerna ditengarai
menjadi “salah seorang penyokong SBY, termasuk yang menjadi corong politik Partai SBY”.
Kecurigaan masyarakat bahwa keluarga Sampoerna tidak hanya menanam modal di
kelompok media Jurnal Nasional, tapi juga di simpul-simpul kampanye Partai Demokrat
yang lain, yang juga disalurkan lewat Bank Century, bukan tidak berdasar. Soalnya, Laporan
Keuangan PT Bank Century Tbk Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tanggal 30 Juni
2009 dan 2008 menunjukkan bahwa ada penarikan simpanan pihak ketiga sebesar Rp 5,7
trilyun.
Selain itu, Ringkasan Eksekutif Laporan Hasil Investigasi BPK atas Kasus PT Bank
Century Tbk tertanggal 20 November 2009 menunjukkan bahwa Bank Century telah
mengalami kerugian karena mengganti deposito milik Boedi Sampoerna yang dipinjamkan
atau digelapkan oleh Robert Tantular dan Dewi Tantular sebesar US$ 18 juta (sekitar Rp 150
milyar) dengan dana yang berasal dari Penempatan Modal Sementara LPS. Antara lain yang
berjumlah Rp. 40,6 milyar ke Bravo Media Center, salah satu tim kampanye SBY‐Boediono.

BAB IV

8
Penutup

Skandal Century belum berakhir sampai disini saja tinggal bagaimana pihak-pihak
terkait bekerja sama untuk membuka kasus ini seluas-luasnya (SBY). Dari hasil pansus
Century dan Hasil Audit Investigasi BPK yang secara terang benderang telah menunjukkan
indikasi perbuatan melawan hukum dan jelas unsur pidananya. Apakah bisa institusi penegak
hukum meneruskan kasus ini ke meja pengadilan?
Harapannya ada pada KPK, ada dalam pundak KPK. Semoga saja KPK segera sadar
bahwa mereka lah lembaga yang memegang harapan besar dari masyarakat untuk
mengungkap kasus Century ini. Dan tentunya semoga tidak ada kepentingan kelompok
tertentu atau bahkan kepentingan politik yang bertujuan untuk menutup rapat-rapat kembali
kasus tersebut, dan melindungi para penjahat dari jeratan hukum.
Berikut ini simpulan atas keganjilan di seputar kasus bail-out Bank Century:
1. Bank Century tak layak merger, tapi dipaksakan (Desember 2004).
2. Pengawasan atas bank hasil merger tak maksimal Oktober 2005).
3. Aturan minimum Rasio Kecukupan Modal (CAR) yang diubah dari 8 persen
menjadi 0 persen.
4. Bank Century di-bail out dengan biaya Rp 6,7 triliun dengan alasan bisa
menimbulkan Dampak Sistemik. Padahal Bank Indonesia tidak menggunakan
ukuran-ukuran yang jelas tentang apa yang dimaksud Dampak Sistemik
tersebut.
5. Opsi bail-out melalui skema Penyertaaan Modal Sementara oleh Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS) pada hakikatnya menggunakan dana publik, karena
modal awal LPS dari APBN (Rp 4 triliun)
6. Informasi tentang kondisi CAR Bank Century tidak aktual sehingga keputusan
yang diambil tentang besaran dana untuk bail-out berbeda secara tajam, dari
semula Rp 632 miliar menjadi Rp 6,7 triliun.
7. Ada kerancuan dalam dasar hukum yang digunakan untuk mem-bail out Bank
Century.
8. Pengucuran Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) yang dilakukan Bank
Indonesia kepada Bank Century sebesar Rp 689 miliar (di luar skema Rp 6,7
triliun) sarat masalah.

DAFTAR PUSTAKA

9
http://www.scribd.com/full/31094562?access_key=key-l6r7pfcii0sqet5fqfd
(TREND-CORRUPTION-REPORT-PUKAT-TAHUN-2009.doc)

http://www.scribd.com/full/31094717?access_key=key-jktyu8251trsx511f
(Koran)

Aditjondro, George Yunus, 2010. Membongkar Gurita Cikeas; Di Balik Skandal Bank
Century, Yogyakarta : GALANGPRESS

http://www.scribd.com/full/31094456?access_key=key-2ga38lvo6vn4qbnnf59z
(Kepustakawanan_Indonesia.doc)

http://www.scribd.com/full/31094448?access_key=key-zan92d0r6gzotoohmms
(KASUS_BUKU_GEORGE_ADITJONDRO_BANK_CENTURY_KPK_SIKAP_IKA
_UII.doc)

http://www.scribd.com/full/31094446?access_key=key-29gbeaejihnwep9jfugv
(d3-perbankan-indonesia-dan-kasus-bank-century.doc)

http://www.scribd.com/full/31094446?access_key=key-29gbeaejihnwep9jfugv
(Brief+Analysis+Perbankan+-+Problem+Century_final.doc)

http://www.indosiar.com/fokus/85529/skandal-bank-century

http://www.detiknews.com/read/2009/12/23/003004/1264744/10/-sri-mulyani-gundah-
digoyang-kasus-century

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/02/25/125543/70/13/Drama-Century-di-
Paripurna/18

http://www .tvone.co.id

From via_corporate@yahoo.com = Public Accountability Review – Kasus Bank Century.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai