Anda di halaman 1dari 38

Wisnu Sadhana, MSN

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

LOBUS OTAK

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

Fungsional otak

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

PENGERTIAN
TRAUMATIC YANG TERJADI PADA OTAK YANG MAMPU

MENGHASILKAN PERUBAHAN PADA PHISIK, INTELEKTUAL,


EMOSIONAL, SOSIAL, DAN VOCATIONAL.
Trauma atau cedera kepala (Brain Injury) adalah salah

satu bentuk trauma yang dapat mengubah kemampuan


otak dalam menghasilkan keseimbangan fisik, intelektual,
emosional, sosial dan pekerjaan atau dapat dikatakan
sebagai bagian dari gangguan traumatik yang dapat
menimbulkan perubahan perubahan fungsi otak (Black,
2005)
Menurut konsensus PERDOSI (2006), cedera kepala yang

sinonimnya adalah trauma kapitis = head injury = trauma


kranioserebral = traumatic brain injury merupakan trauma
mekanik terhadap kepala baik secara langsung ataupun
tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi
neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial
baik bersifat temporer maupun permanen.
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

ETIOLOGI
Dikelompokan berdasarkan
mekanisme injury:
1. Trauma tumpul.
2. Trauma tajam (penetrasi)
Dan bagaimana jenis/tipe cedera:
1. Focalbenturan, ex: kll
2. Diffusebenturan diikuti infeksi,
Ex:kll+meningitis
3. Frakture

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

TIPE HEAD INJURY


Pattern of Injury

Focal Injury

Mechanism of Injury
Forces

Contact Forces

(Translational Acceleration)

Type of Injury

Skull Fracture

Inertial Forces

Inertial

(Rotational Acceleration)

Counter Coup Contusion

Epidural Hematoma

Intra Cerebral Hematoma

Coup Contusion

Subdural Hematoma

Subdural Hematoma

Diffuse Injury

Concussion

Diffuse Axonal Injury


Intra Ventricular H

Tissue Tear Hemorrhagic


Gliding Contusion

Sub Arachnoids Hemorrhagic


Skema1: Mechanism of particular types of head injury (Marion, 1999:2006)

Skema 2 : Patofisiologi Akibat Cedera


Cidera Kep_SUnardi
kepala

06/16/16

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

Kepala dengan bangunan intrakranial

dapat mengalami jejas oleh : tenaga


percepatan (akselerasi), tenaga
perlambatan (deselerasi), rotasi,
Penetrasi
Jejas : karena perbedaan gerakan pada
tulang dan otak.
Dasar lobus frontal ---- permukaan
kasar fossa anterior
Lobus temporal ------ pinggiran tulang
sfenoid
Korpus kallosum ---- pinggiran falks
serebri
Tentorium serebelli ---- permukaan
superior serebellum batang otak.
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

Hantaman.

Deselerasi mendadak
deformitas tengkorak
volume kranial
tekanan cairan serebrospinal
Hantaman awal ----------- contercoup,
robekan jaringan
Rotasi. Robekan pada otak, akson difus,
pembuluh
darah, selaput otak
Hantaman traumatik
Hematoma intrakranial,H. epidural, H.
subdural, perdarahan subarakhnoid,
perdarahan intrakranial, perdarahan
intraserebelar, rinore, otorea.
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

10

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

11

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

12

Pengolongan berdasarkan akibat


Jejas
Jejas kepala.
Lesi primer.

hantaman langsung pada kepala.


akselerasi, deselerasi, rotasi.
fraktur tulang tengkorak, sel neuron rusak, pembuluh
darah robek.
Lesi sekunder.

proses patologik dinamis, komplikasi intrakranial


hematoma intrakranial: epidural, subdural, subarakhnoid,
intraserebral, intraserebelar.
pembengkakan otak, edema otak TIK meningkat, aliran
darah setempat menurun, spasme pemb. darah, infark.
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

13

Klasifikasi cedera kepala


Cedera kepala ringan (GCS : 13 15 )

,,
,,

,,
,,

sedang (GCS : 9 - 12 )
berat
(GCS : =< 8 )

Jejas kepala tertutup . Komosio serebri

kontusio serebri
Fraktur depresi tulang tengkorak
Fraktur komplikata tulang tengkorak

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

14

Pemeriksaan
Keadaan umum.

jejas ringan : keadaan sadarsiaga


Jalan nafas, respirasi, tekanan
darah, keadaan jantung.
Kesadaran.
Fungsi mental
Saraf otak
Sistem motorik,
Sistem sensorik, otonom,
refleks-refleks.
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

15

Glascow Coma Scale


Used to document assessment in

three areas
Eyes
Verbal response
Motor response

Normal is 15 and less than 8

indicates coma

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

16

From Rehabilitation
Nursing

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

17

Other Assessment
Assess bodily function including

respiratory, circulatory and


elimination
Pupil checks are pupils equal and
how they react to light
Extremity strength
Corneal reflex test

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

18

Diagnostic Tests
CT
MRI
Cerebral angiography
EEG
PET
No lumbar puncture if there is ICP

because sudden release of pressure


can cause brain to herniate
ABGs keep O2 at 100% (Lewis
1615) and PCO2 as related to ICP (2535)
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

19

PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA

1.
2.
3.
4.
5.

Penanganan harus ditangani sejak dari tempat


kecelakaan, selama transportasi, diruang gawat darurat,
kamar Ro, sampai ruang operasi, ruang perawatan/ ICU
Monitor : derajat kesadaran, vital sign,kemunduran
motorik, reflek batang otak, monitor tekanan intrakranial.
Monitor tekanan intrakranial diperlukan pada:
Koma dengan perdarahan intrakranial atau kontusio otak
Skala Koma Glasgow <6 (motorik < 4)
Hilangnya bayangan ventrikel III dan sisterne basalis
pada CT skan otak
Tight brain setelah evakuasi hematom
Trauma multipel sehingga memerlukan ventilasi tekanan
positif intermitten (IPPV)

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

20

PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA


Indikasi CT san:
1. Skala Koma Glasgow (GCS) 14
2. GCS 15 dengan:
a. Adanya riwayat penurunan kesadaran
b. Traumatik Amnesia
c. Defisit neurologi fokal
d. Tanda dari fraktur basis kranii atau
tulang kepala.

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

21

Tindakan resusitasi ABC


(Kegawatan)
a.Jalan nafas (airway)
Jalan nafas dibebaskan dari lidah yang turun
kebelakang dengan posisi kepala ekstensi, kalau
perlu pasang pipa oropharing (OPA )/
endotrakheal, bersihkan sisa muntah, darah
,lendir, atau gigi palsu. Isi lambung dikosongkan
melalui pipa NGT untuk menghindari aspirasi
muntahan dan kalau ada stress ulcer
b. Pernafasan (breathing)
_ Ggn sentral : lesi medula oblongata, nafas
cheyne stokes, dan central neurogenik
hiperventilasi
_Ggn perifer: aspirasi, trauma dada, edema
paru, DIC, emboli paru, infeksi.
_Tindakan Oksigen, cari dan atasi faktor
penyebab, kalau perlu ventilator
22
Cidera Kep_SUnardi 06/16/16

Kegawatan

3. Sirkulasi (circulation)
_Hipotensi iskemikkerusakan sekunder
otak. Hipotensi jarang akibat kelainan
intrakranial, sering ekstrakranial, akibat
hipovolemi, perdarahan luar, ruptur
organ dalam, trauma dada disertai
tamponade jantung atau pneumotorak,
shock septik.
_Tindakan: hentikan sumber perdarahan,
perbaiki fungsi jantung ,menggantidarah
yang hilang dengan plasma, darah
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

23

Kegawatan

Tekanan Intra Kranial meninggi


_Terjadi akibat vasodilatasi, udem otak,
hematom
_Untuk mengukurnya sebaiknya dipasang
monitor TIK. TIK normal adalah 0-15 mmHg.
Diatas 20 mmHg sudah harus diturunkan
dengan:
1. Hiperventilasi
2. Setelah resusitasi ABC lakukan hiperventilasi
terkontrol dengan pCO2 27-30 mmHg.
Dipertahankan selama 48-72 jam lalu dicoba
dilepas, bila TIK naik lagi diteruskan selama
24-48 jam. Bila tidak turun periksa AGD dan
CT scan untuk menyingkirkan hematom

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

24

Lanjutan Penatalaksanaan

Pasien dalam keadaan sadar (GCS 15)


1. Simple head injury

Pasien tanpa diikuti ggn kesadaran,


amnesia, maupun gejala serebral lain
hanya perawatan luka, Ro hanya atas
indikasi, keluarga diminta observasi
kesadaran
2. Kesadaran terganggu sesaat.
Riwayat penurunan kesadaran sesaat
setelah trauma tetapi saat diperiksa
sudah sadar kembali : Ro kepala,
penatalaksanaan selanjutnya seperti
simple head injury
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

25

Lanjutan Penatalaksanaan

Pasien dalam keadaan menurun


1. Cedera kepala ringan (GCS 15-13)
Kesadaran disorientasi, atau not obey
command, tanpa defisit neurologi fokal:
Peratan luka, Ro kepala
CT scan: bila dicurigai adanya lucid
interval (hematom intrakranial), follow
up kesadaran semakin menurun, timbul
lateralisasi
Observasi: keadaran (GCS), tanda vital,
pupil, gejala fokal serebral

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

26

Lanjutan Penatalaksanaan

2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Cedera kepala sedang GCS 9-12


Biasanya mengalami ggn kardiopulmoner
Periksa dan atasi ggn jalan nafas,
pernafasan, sirkulasi
Pemeriksaan keadaran, pupil, tanda fokal
serebral, dan cedera organ lain
Fiksasi leher dan patah tulang ekstremitas
jika ada.
Ro kepala, bila perlu bagian tubuh yang lain
CT scan bila dicurigai hematom intrakranial
Observasi tanda vital, kesadaran, pupil,
defisit fokal serebral
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

27

Lanjutan Penatalaksanaan

3. Cedera kepala berat GCS 3-8


Biasanya disertai cedera multipel,
disamping kelainan serebral juga ada
kelainan sistemik
a. Resusitasi jantung paru (airway,
breathing, circulation/ABC). Pasien CK
berat sering dalam keadaan hipotensi,
hipoksia, hiperkapnea akibat ggn
pulmoner. Tindakan resusitasi ABC
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

28

Lanjutan penatalaksanaan
Keseimbangan elektrolit

_Pada saat awal masuk dikurangi untuk mencegah


udem otak, 1500-2000 ml/hari parenteraldengan
cairan koloid , kristaloid Nacl 0,9%, ringer laktat.
Jangan diberikan yang mengandung glukosa
hiperglikemi, menambah udem otak
_ Pantau keseimbangan cairan, elektrolit darah.
Profilaksis: diberikan pada CK berat dengan fraktur
impresi, hematom intrakranial, PTA yang panjang
Komplikasi sistemik
_Demam, Kelanan gastrointestinal, kelainan
hematologis perlu ditanggulangi segera.
Obat Neuroprotektor
_Manfaat obat pada CK berat masih diteliti manfaatnya
seperti lazaroid, antagonis kalsium, glutamat, citikolin
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

29

Diagnosa Keperawatan
1. Resti tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d akumulasi
skret.
2. Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d perdarahan dan
edema cerebral
3. Resiko peningkatan TIK b.d proses desak ruang akibat
edema cerebral
4. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak
adequate: penurunan kesadaran (soporokoma)
5. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate:
penurunan kesadaran (soporokoma)
6. Kerusakan integritas kulit b.d adanya luka lacerasi
7. Deficit perawatan diri b.d kelemahan/keterbatasan gerak
8. Resti terbatasnya pengetahuan (kebutuhan belajar)
keluarga mengenai proses penyakit, prognosis dan
penatalaksanaannya b.d terbatasnya informasi
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

30

Implementasi
1.Resti tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d
akumulasi skret.
Intervensi keperawatan
Mandiri:
Memonitor suara paru tiap 8 jam dan observasi
adanya roncki/penumpukan skret
Memberikan posisi semi atau elevasi kepala 30
derajat dan kepala miring 1 sisi bergantian
Mempertahankan hidrasi cairan 2-3 liter/hari, melalui
asupan parenteral yang diberikan.
Memonitor dan melakukan karakterisitik sekret,
warna, jumlah, dan konsistensinya bila terdapat skret
yang keluar melalui hidung/mulut.
Kolaborasi :
Memberikan obat Antibiotik: (Cefriaxon 2 x 2 g (tiap
12 jam) IV)
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

31

2. Perubahan perfusi jaringan cerebral dan resiko peningkatan TIK b.d


perdarahan dan edema cerebral
Intervensi keperawatan
Mandiri :

Memonitor/obs tanda vital tiap 4 jam dan memonitor/obs kesadaran / GCS setiap 4 jam

Memberikan posisi Elevasi kepala 30 derajat setiap 4 jam

Menentukan faktor2 penyebab penurunan perfusi jaringan otak/resiko TIK meningkat.

Memantau/mencatat status neurologis secara teratur dan membandingkan dg nilai


normal

Mempertahankan tirah baring miring kiri/kanan dengan posisi kepala netral

Mengkaji kondisi vaskular (suhu, warna, pulsasi dan capillary refill) tiap 8 jam

mencatat intake dan output.

menurunkan stimulasi eksternal yang dapat meningkatkan TIK dan berikan kenyamanan
dengan menciptakan lingkungan tenang dan suhu ruangan dalam kondisi normal
(mengatur suhu ruangan menyalakan AC). Memasang pagar pengaman tempat tidur dan
memasang retrain pada daerah ekstermitas

Penkes pada keluarga dan selalu bicara dan komunikasi dengan pasien.
Kolaborasi :

Memberikan O2 kanul 4 l/mnt

Memberi pertimbangan pemeriksaan AGD, LED, Leukosit setelah 3 hari perawatan

Pemasangan cairan IV NaCl 0,9% /12 jam

Memberikan obat-obatan injeksi :

- Citicolin 2 x 500 mg
- Ranitidin 2 x 1 ampl

- Vit C 1 x 400 mg
- Kaltropen 3 x 1 ampl

- Dexametason 4 x 1 ampl
- Cefriaxon 2 x 2 g
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

32

3. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit kurang

dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan


kesadaran (soporokoma).
Intervensi keperawatan
Mandiri:
Monitor tanda-tanda vital, termasuk Mengukur JVP setiap 8
jam
Mencatat peningkatan suhu dan durasi demam.
Memberikan kompres hangat saat temperatur meningkat
(Demam), dan mempertahankan pakaian tetap kering
Mempertahankan suhu ruangan yang nyaman (mengatur suhu
ruangan dengan AC).
Mengkaji turgor kulit, membran mukosa bibir
Mengukur intake dan output cairan dan menghitung balance
cairan setiap hari selama 24 jam.
Memberikan cairan minimal 2.5 lt/hari dengan pemberian
sedikit-dikit dan melibatkan keluarga saat pasien sudah dapat
minum per oral.
Kolaborasi :
Memberikan cairan infus NaCl 0,9% /12 jam
Memberikan manitol 20% (bila kondisi TD sudah normal dan
stabil)
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

33

4. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
tidak adequate: penurunan kesadaran (soporokoma)
Intervensi keperawatan
Mandiri:

Mengkaji status nutrisi saat masuk rumah sakit/ruangan dengan menimbang


BB/mengukur LL.

Mengkaji kemampuan menelan ; refleks menelan, gerakan lidah dan bibir dan
kesulitan-kesulitan asupan nutrisi dan mendengarkan bising usus, catat adanya
penurunan/hilangnya/suara yang hiperaktif

Melatih makan peroral dikit-demi sedikit dengan melibatkan keluarga

Memberikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dan teratur
dalam bentuk cair

(Ignatavicius, 1999)

Menjaga keamanan saat memberikan makan; tinggikan kepala tempat tidur selama
makan peroral.

Mengkaji pola BAB dan feses, cairan lambung, muntahan darah dan lainnya lalu
mencatat hasil.

Kolaborasi :

Memberikan pertimbangan untuk konsultasi dengan ahli gizi

Memberikan nutrisi parenteral: Triofusin 500 ml/24 jam

Memberi pertimbangan dan memantau hasil pemeriksaan laboratorium: albumin,


transferin, asam amino, zat besi, ureum/kreatinin, glukosa, elektrolit setelah 3 hari
perawatan.
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

34

Pen-Kes
keluarga diberikan penkes tentang perawatan pasien dengan
masalah cedera kepala, diantara yaitu :
Penjelasan tentang pengertian, penyebab, pengobatan dan

komplikasi cidera kepala termasuk gangguan fungsi luhur dari


pasien, oleh karena itu perlu control dan berobat secara teratur dan
lanjut.
Mengajarkan bagaimana cara pemenuhan nutrisi dan cairan

selama dirawat dan dirumah nantinya


Mengajarkan pada keluarga dan melibatkan keluarga dalam

pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien


Mengajarkan melatih mobilisasi fisik secara bertahap dan

terencana agar tidak terjadi cidera pada neuromuskuler


Mempersiapkan keluarga untuk perawatan pasien dirumah bila

saatnya pulang, kapan harus istirahat, aktifitas dan kontrol selama


kondisi masih belum optimal terhadap dampak dari cidera kepala
pasien dan sering pasien akan mengalami gangguan memori maka
mengajarkan pada keluarga bagaimana mengorientasikan kembali
pada realita pasien.
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

35

REHABILITASI
Berbaring lama dan inaktiviti bisa

menimbulkan komplikasi gerakan seperti


kontraktur, osteoporosis, dekubitus, edema,
infeksi, trombophlebitis, infeksi saluran
kencing.
Goal jangka pendek
_Meningkatkan spesifik area seperti
kekuatan, koordinasi, ROM, balans, dan
posture untuk mobilitas dan keamanan.
_Pengobatan tergantung kondisi pasien
kestabilan kardiopulmoner, fungsi
musculoskletal, defisit neurologi
Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

36

REHABILITASI
Rehabilitasi dini pada fase akut terutama untuk

menghindari komplikasi seperti kontraktur dengan terapi


fisik pengaturan posis, melakukan gerakan ROM
(pergerakan sendi) dan mobilisasi dini
Terapi ini kemudian dilanjutkan dengan home program
terapi yang melibatkan lingkungan dirumah
Pada pasien tidak sadar dilakukan dengan strategi terapi
coma management dan program sensory stimulation
Penanganan dilakukan oleh tim secara terpadu dan
terorganisis : dokter ,terapis, ahli gizi, perawat, pasien
dan keluarga.
Melakukan mobilisasi dini, rehabilitasi termasuk
stimulasi, suport nutrisi yang adekuat, edukasi keluarga.

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

37

Cidera Kep_SUnardi

06/16/16

38

Anda mungkin juga menyukai