Anda di halaman 1dari 2

Cerdas Mencari Peluang dan Menjemput Kesempatan

Banyak orang bilang bahwa untuk menjadi sukses diperlukan modal yang
banyak, pendidikan yang tinggi, dan channel yang kuat dengan orang-
orang tertentu. Tetapi kenyataannya, banyak orang yang berpendidikan
tinggi dan bermodal besar gagal dalam menempuh kesuksesan dalam
hidupnya secara lahiriyah. Tetapi ada pula orang-orang yang tidak
memiliki semua itu, hanya berdasarkan

Pada kesempatan ini saya ingin bercerita tentang mahasiswa saya di UIN
Maliki Malang, yang lulus sekitar dua tahun yang lalu (tahun 2007). Dia
berasal dari Lamongan, mungkin 20 kilo meter dari kota. Ketika di
kampus, dia memang kelihatan lincah, cerdik dan kritis. Karena itu tidak
heran jika dia terpilih menjadi Presiden Mahasiswa pada masanya. Tetapi
karena kesibukannya di dalam organisasi, perkuliahannya sempat molor
hingga 12 semester. Sebut saja namanya adalah masyhur. Setelah lulus
ujian skripsi, saya tidak lagi mendengar tentang kabarnya hingga suatu
hari kakaknya yang juga teman saya di PKPBA, bercerita tentangnya,
bahwa dia sekarang sudah menjadi bisnis man sukses dalam mengelola
reload penjualan pulsa di rumahnya. Dia memulai karirnya sekitar satu
tahun yang lalu dan sekarang sudah menguasai pasar di wilayah
Lamongan dan sekitarnya. Katanya omsetnya dalam sehari bisa mencapai
ratusan juta rupiah dan kerjanya santai di rumah, hanya mengecek
transferan uang dan pulsa.

Mendengar cerita itu, saya penasaran dan sangat berkeinginan untuk


melihatnya. Karena saya juga ingin adik saya bisa belajar darinya.
Akhirnya, saya pun pergi ke Lamongan bersama adik saya untuk melihat
dan belajar.

Dalam bayangan saya, kantor dan tempat kerja mahasiswa saya itu pasti
megah, besar dan berada di dalam kota. Tetapi betapa kagetnya saya,
ketika saya datang kesana, ternyata kantornya berada di desa yang
sangat jauh dari kota, mungkin sekitar 20 kilometer dari kota. Jalannya
terjal, bergelombang sehingga saya hampir terjerembab ke dalam lobang.
Untuk masuk desa itu kita harus melewati jembatan yang terbuat dari
sesek dan papan kayu yang tidak bisa dilewati mobil kecuali secara
bergantian. Ruang kerjanya kecil, mungkin hanya berukuran 2 x 2 meter
dan ruang komputer 1.5 x 2 meter. Yang menjadikan saya heran,
bagaimana dia mengelola bisnisnya, dalam situasi dan kondisi seperti itu,
dia bisa menghasilkan omset ratusan juta rupiah dalam sehari.

Pada awalnya saya berpikiran negatif, tidak mungkin kondisi yang seperti
ini bisa menghasilkan ratusan juta rupiah dalam sehari. Cerita itu pasti
bohong dan terlalu hiperbola kata saya.

Begitu sampai di rumahnya, saya disambut ramah dan diajak ngobrol sana
sini, dan pada akhirnya dia bercerita tentang bisnisnya. Saya diajak ke
ruang kerjanya yang kecil itu dan ditunjukkan proses transaksi di
komputer yang jumlahnya mencapai ratusan juta rupiah. Saya pun
terheran-heran dan baru percaya bahwa cerita itu benar adanya.
Informasi terkahir yang saya dengar, pada saat ini omsetnya sudah
mencapai 3 milyaran dalam sebulan. Sungguh bisnis yang menggiurkan…!

Sementara itu, ada pula kasus yang sebaliknya. Di wilayah Malang, sekitar
rumah saya, banyak para petani yang memiliki sawah yang luasnya
berhektar-hektar, akan tetapi menurut pengamatan saya, sawah yang
seluas itu belum mampu memberikan hasil yang maksimal. Paling banyak
mereka bisa menanami dua kali dalam setahun, sekali ditanami jagung
dan kedua ditanami polowijo. Hasil yang mereka peroleh dari sawah itu
selama setahun, mungkin sama dengan satu hari dari penghasilan
mahasiswa saya yang hanya memiliki ruang kerja 2x2 meter itu.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa hal ini bisa terjadi? Tidak lain
karena yang satu bekerja menembus ruang dan waktu dan yang satunya
adalah melakukan sesuatu hanya sebatas pada ruang dan waktu tertentu.

Era sekarang ini merupakan era yang canggih. Dengan kecanggihan ilmu
pengetahuan dan teknologi, seseorang bisa menembus batas-batas ruang
dan waktu yang tidak terbatas. Hakikat kecerdasan adalah manakala kita
mampu menembus ruang dan waktu di mana kita hidup. Seseorang yang
hanya terpaku pada keterbatasan ruang yang dibatasi oleh luas dan lebar,
maka hanya segitulah yang akan dia dapat. Akan tetapi, jika seseorang
mampu berpikir melampaui batas-batas ruang dan waktu, maka dia akan
dapat menghasilkan sesuatu yang berlipat melebihi batas-batas yang
lebih jauh dan mantap. Karena itu, diperlukan keberanian, kecerdasan dan
perhitungan yang matang, agar kita mampu menembus batas-batas ruang
dan waktu di mana kita berada. Itulah hakikat kecerdasan yang
sebenarnya, bukan hanya sekedar mengelola yang ada dengan cara-cara
biasa, tetapi bagaimana mengelola yang ada dengan cara-cara yang tidak
biasa, sehingga mampu menembus batas-batas kebiasaan yang dilakukan
orang pada umumnya. Silahkan anda mencoba….wallahu alam bi ash-
shawab.

Anda mungkin juga menyukai