2. Paritas :
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang
relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakan
infertilitas menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma
uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan
ini saling mempengaruhi.
3. Faktor ras dan genetik :
Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam,
angka kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras,
kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga
ada yang menderita mioma.
4. Fungsi ovarium :
Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan
pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah
menarke, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi
setelah menopause. Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama
sehingga terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran
mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin
berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap
reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti
peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan
epidermal dan insulin-like growth factor yang distimulasi oleh
estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya
gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma
daripada miometrium normal dan mungkin penting pada
perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang
meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang
bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka.
Penekanan saraf.
Torsi bertangkai.
Submukosa mioma terlahir.
Infeksi pada mioma
4. Infertilitas, akibat penekanan saluran tuba oleh mioma
yang berlokasi di cornu. Perdarahan kontinyu pada
pasien dengan mioma submukosa dapat menghalangi
implantasi. Terdapat peningkatan insiden aborsi dan
kelahiran prematur pada pasien dengan mioma
intramural dan submukosa.
5. Kongesti vena, disebabkan oleh kompresi tumor yang
menyebabkan edema ekstremitas bawah, hemorrhoid,
nyeri dan dyspareunia.
6. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan.
Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan
proses saling mempengaruhi :
Kehamilan dapat mengalami keguguran.
Persalinan prematuritas.
Gangguan proses persalinan.
Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan
infentiritas.
Pada kala III dapat terjadi gangguan pelepasan
plasenta dan perdarahan.