Anda di halaman 1dari 39

Economic Base Analysis

Eny Sulistyaningrum
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
UGM

Introduction
Sesi ini membahas beberapa alat
perencanaan ekonomi daerah untuk
memperkirakan sektor basis dengan
menggunakan data yang tersedia di
tingkat kabupaten dan propinsi

Alat-alat perencanaan
tersebut antara lain:
1. Location Quotient (LQ),
2. Analisis Shift-share, dan
3. Typologi Klassen.

Location Quotient (LQ)


Teknik ini membantu kita untuk:
1. Menentukan kapasitas perdagangan
(ekspor)
2. Derajat self-sufficiency sektor (industri
atau komoditi) tertentu di suatu daerah

LQ melihat kegiatan ekonomi suatu


daerah dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Kegiatan industri yang melayani pasar di
daerah itu sendiri maupun di luar daerah
yang bersangkutan. Industri seperti ini
dinamakan industri basis.
2. Kegiatan ekonomi atau industri yang
hanya melayani pasar di daerah
tersebut. Jenis ini dinamakan industri
non-basis atau industri lokal.

Dasar pemikiran teknik ini adalah teori


economic base yang pada intinya adalah:
Industry basis menghasilkan barang-barang dan
jasa untuk pasar di daerah maupun di luar
daerah yang bersangkutan,
Penjualan keluar daerah akan menghasilkan
pendapatan bagi daerah tersebut.
Terjadinya arus pendapatan dari luar daerah ini
menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi
dan investasi di daerah tersebut,
Pada gilirannya akan menaikkan pendapatan
dan menciptakan kesempatan kerja baru.

Cont
Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya
menaikan permintaan terhadap industri basis,
tetapi juga menaikkan permintaan akan industri
non-basis (lokal).
Kenaikan permintaan ini akan medorong
kenaikan investasi pada industri yang
bersangkutan sehingga investasi modal dalam
sektor industri lokal merupakan investasi yang
bersifat mendorong (induced) sebagai akibat
dari kenaikan industri basis.

Industri basis yang patut di


kembangkan di suatu daerah
Menggolongkan setiap industri apakah termasuk
industri basis atau non-basis.
Untuk keperluan ini dipakai teknik Location
Quotient (LQ), yaitu usaha mengukur
konsentrasi dari suatu kegiatan (sektor, industri,
atau komoditi) dalam suatu daerah dengan cara
membandingkan peranannya dalam
perekonomian daerah itu dengan peranan
kegiatan atau industri sejenis dalam
perekonomian regional atau nasional.

Kriteria penggolongan dapat bermacammacam sesuai dengan keperluan, misal:


Aspek kesempatan kerja, maka ukuran
dasar yang dipakai adalah jumlah tenaga
kerja yang diserap
Aspek usaha menaikan pendapatan
daerah, maka ukuran dasar yang dipakai
adalah besarnya kenaikan yang diciptakan
di daerah

Kasus:
Misalkan pendapatan (nilai tambah) industri
tekstil daerah A sebesar Rp 10 juta,
sedang pendapatan total daerah tersebut
sebesar Rp 250 juta,
maka industri tekstil tersebut mempunyai
peranan relatif (relative importance) sebesar
10/250 x 100% = 4%.
Jika pendapatan industri tekstil di seluruh
negara sebesar Rp 100 juta,
sedangkan pendapatan total negara adalah Rp
5000 juta,
maka peranan relatif industri tekstil adalah
100/5000 x 100% = 2%.

Cont
LQ dapat dihitung dengan
membandingkan peranan relatif industri
tekstil di dalam daerah dibandingkan
dengan peranan relatif industri tekstil
dalam suatu negara
LQ nya adalah 4% / 2% = 2

Cont
LQ dapat dihitung dengan cara lain yaitu dengan
membandingkan pendapatan yang berasal dari
industri tekstil di daerah dengan pendapatan
dari seluruh industri tekstil yang ada dalam
suatu negara,
yaitu; 10 juta/100juta x 100% = 10% kemudian
dibagi dengan perbandingan pendapatan
seluruhnya di daerah A dengan pendapatan
total negara
yaitu Rp 250 juta /Rp 5.000 juta x 100% = 5%
Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui
berapa LQ industri tekstil di daerah A yaitu 10/5
= 2.

Rumus menghitung LQ adalah:


vi / vt
LQ =

vi / Vi
=

Vi / Vt

vt / Vt

vi adalah output/nilai tambah industri i di suatu


daerah.
vt adalah output/nilai tambah total daerah tersebut.
Vi adalah output/nilai tambah dari industri sejenis
secara regional / nasional.
Vt adalah output/nilai tambah regional / nasional.

S ik

Cont

LQ

PDRBk

S ip
PDRB p

Sik

PDRBk

Sip

PDRBp

Sumbangan sektor i daerah studi k (kabupaten/


kotamadya misalnya) dalam pembentukkan Produk
Domestik Regional Riil (PDRR) daerah studi k.
Produk Domestik Regional Bruto total semua sektor
di daerah studi k.
Sumbangan sektor i daerah referensi p (propinsi
misalnya) dalam pembentukkan PDRR daerah
referensi p.
Produk Domestik Regional Bruto total di semua
sektor daerah referensi p.

Interpretasi:
LQ = 1: penduduk suatu daerah dapat
memenuhi kebutuhannya akan suatu barang
dengan hasil industri sendiri (peranan relatif
industri yang bersangkutan dalam daerah
adalah sama degan peranan relatif industri
sejenis dalam perekonomian nasional).
LQ > 1: daerah tersebut dapat mengekspor
hasil industri ke luar daerah
LQ < 1: daerah tersebut perlu mengimpor hasil
industri daerah lain

Asumsi teknik LQ adalah:


Semua penduduk di semua daerah
mempunyai pola permintaan yang sama
dengan pola permintaan pada tingkat
nasional (pola pengeluaran secara
geografis sama),
Produktivitas tenaga kerja sama, dan
setiap industri menghasilkan barang yang
homogen pada setiap sektor

Bagaimana menginterpretasikan angka LQ?


Andai kata penduduk suatu daerah dapat
memenuhi kebutuhannya akan suatu barang
dengan hasil industri sendiri, berarti peranan
relatif industri yang bersangkutan dalam daerah
adalah sama dengan peran relatif industri
sejenis dalam perekonomian nasional.
Berarti juga bahwa LQ industri A adalah 1 (satu)
berarti daerah tersebut dapat mengekspor
hasil industri tektil ke daerah lain. Misalnya LQ
1.5 atau 3/2 artinya 1/3 hasil industri dapat
diekspor, sedang 2/3 dikonsumsi daerah yang
bersangkutan

Latihan Menghitung LQ

Analisis Tipologi Klassen


Analisis ini mendasarkan
pengelompokkan suatu sektor
dengan melihat pertumbuhan dan
kontribusi sektor tertentu terhadap
total PDRB suatu daerah.

Analisis Tipologi Klassen mengelompokkan


suatu sektor ke dalam 4 kategori, yaitu:
Sektor Prima:pertumbuhan tinggi dan
kontribusi besar, mengindikasikan bahwa
sektor tersebut sangat dominan dalam
perekonomian daerah.
Sektor Potensial :pertumbuhan lambat
tetapi kontribusi besar, mengindikasikan
bahwa sektor tersebut sedang mengalami
penurunan.

Cont
Sektor Berkembang :pertumbuhan
tinggi tetapi kontribusi rendah,
mengindikasikan bahwa sektor tersebut
sedang mengalami peningkatan dan dapat
dipacu.
Sektor Terbelakang :pertumbuhan
lambat tetapi kontribusi rendah,
mengindikasikan bahwa sektor tersebut
kurang potensial.

Penentuan kategori suatu sektor


ditunjukkan menjadi:
Rerata Kontribusi
Sektoral
thd PDRB
Rerata Laju
Pertumbuhan
Sektoral
rSEKTOR rPDRB

rSEKTOR < rPDRB

YSEKTOR YPDRB

YSEKTOR < YPDRB

Sektor Prima

Sektor
Berkembang

Sektor
Potensial

Sektor
Terbelakang

Dimana:
YSEKTOR
YPRDB
rSEKTOR
rPDRB

= output sektor ke i
= rata-rata PDRB
= laju pertumbuhan sektor ke i
= laju pertumbuhan PDRB

Contoh
Sektor Rerata rin
1
0.013
2
0.023
3
0.050
4
0.079
5
0.015
6
0.045
7
0.036
8
0.036
9
0.030
Total
0.326

Rerata rij
-0.048
-0.086
0.045
0.052
0.001
0.049
0.049
0.032
0.034
0.127

Rerata kin
0.171
0.008
0.124
0.007
0.092
0.162
0.115
0.104
0.218
1.000

Rerata kij
0.009
0.000
0.103
0.012
0.068
0.189
0.150
0.162
0.306
1.000

Dimana:
kij = proporsi sektor i Kota Yogyakarta
terhadap PDRB Kota Yogyakarta
kin = proporsi sektor i Propinsi DIY
terhadap PDRB Propinsi DIY
rij = pertumbuhan sektor i Kota Yogyakarta
rin = pertumbuhan sektor i Propinsi DIY

Masing-masing sektor dapat


dikelompokkan sebagai berikut:
kij>=kin

kij<kin

rij >=rin

rij < rin

Sektor 4

Sektor 1

Sektor 6

Sektor 1

Sektor 6

Sektor 2

Sektor 7

Sektor 2

Sektor 7

Sektor 3

Sektor 9

Sektor 3

Sektor 8

Sektor 5

Sektor 9

Sektor 4
Sektor 5
Sektor 8

Sesuai dengan kriteria tipologi


klassen diperoleh:

rij >=rin

rij < rin

kij>=kin
(PRIMA)
sektor 6
sektor 7
sektor 9
(POTENSIAL)
sektor 4
sektor 8

kij<kin
(BERKEMBANG
)
-

(TERBELAKAN
G)
sektor 1
sektor 2
sektor 3
sektor 5

Shift Share Analysis

Shift Share
Teknik utk menganalisis perubahan struktur
ekonomi daerah relatif terhadap struktur
ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi
(propinsi atau nasional) sebagai referensi atau
acuan
Tujuan : menentukan kinerja atau produktivitas
kerja perekonomian daerah dengan
membandingkannya dengan daerah yang lebih
besar.

Tiga Informasi Dasar


Efek pertumbuhan ekonomi propinsi (province growth
effect); yaitu banyaknya pertambahan produksi sektorsektor daerah seandainya pertambahannya sama
dengan laju pertumbuhan sektor-sektor nasional.
Pergeseran proporsional atau efek bauran industri;
mengukur besarnya shift (penyimpangan) yang
diakibatkan oleh komposisi sektor-sektor industri daerah
terhadap sektor-sektor propinsi.
Pergeseran diferensial atau pengaruh keunggulan
kompetitif; mengukur besarnya shift neto yang
diakibatkan oleh faktor-faktor lokasional internal sektorsektor di daerah, misalnya keunggulan kompetitif

Formula
Dampak nyata pertumbuhan ekonomi daerah:
Dij = Nij + Mij + Cij

Pengaruh pertumbuhan ekonomi propinsi:


Nij = Eij x rn

Pergeseran proporsional (proportional shift) atau


pengaruh bauran industri:
Mij = Eij (rin rn)

Pengaruh keunggulan kompetitif:


Cij = Eij (rij rin)

Dimana :
Eij
Ein
rij
rin
rn

: Output sektor i daerah j


: Output sektor i propinsi n
: laju pertumbuhan sektor i di daerah j
: laju pertumbuhan sektor i propinsi n
: laju pertumbuhan ekonomi propinsi n

Contoh:
Analisis shift-share digunakan untuk
menentukan kinerja dan produktifitas daerah.
Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan
sektor-sektor ekonomi regional (pada kasus ini
Kabupaten Batu Apung) dengan laju
pertumbuhan perekonomian yang lebih tinggi
tingkatannya (pada kasus ini Propinsi ABC).
Dengan menggunakan analisis shift-share dapat
diketahui perubahan struktur ekonomi selama
periode pengamatan

Data
Data yang digunakan dalam kasus ini
adalah data PDRB sektoral untuk
kabupaten dan data PDRB sektoral
propinsi seperti pada 2 contoh tabel
Dari kedua tabel tersebut dapat kita hitung
pertumbuhan dari tahun ke tahun
sehingga diperoleh:

Pertumbuhan PDRB Propinsi ABC


Sektor

94-95

95-96

96-97

97-98

Rerata

1
2

0.04
0.06

0.06
0.03

0.03
0.02

-0.05
-0.16

0.02
-0.01

3
4
5
6
7
8
9
Total

0.05
0.08
0.09
0.08
0.07
0.12
0.10
0.08

0.09
0.11
0.08
0.09
0.07
0.09
0.07
0.08

0.01
0.09
0.04
0.04
0.03
0.04
0.05
0.04

-0.06
0.00
-0.33
-0.10
-0.09
-0.07
-0.12
-0.11

0.02
0.07
-0.03
0.03
0.02
0.05
0.02
0.02

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Batu Apung


Sektor
1

94-95
0.05

95-96
0.06

96-97
0.02

97-98
-0.06

Rerata
0.02

2
3
4

0.05
0.05
0.09

0.03
0.13
-0.25

0.03
0.05
-0.13

-0.21
-0.05
0.30

-0.02
0.04
0.00

5
6

0.10
0.07

0.07
0.07

0.02
0.01

-0.21
-0.05

0.00
0.03

7
8
9
Total

0.05
0.12
0.10
0.07

0.05
0.11
0.04
0.07

0.05
0.04
0.03
0.03

-0.20
-0.04
-0.10
-0.09

-0.01
0.06
0.02
0.02

Hasil Perhitungan Shift-Share Kabupaten


Batu Apung (juta rupiah)
No

Pertumbuhan (R)
rin

rij

0.02

0.02

3,713.05

235.42

-833.09

3,115.38

-0.01 -0.02

221.87

-344.12

-128.73

-250.98

0.02

0.04

2,254.32

505.48

2,228.75

4,988.55

0.07

0.00

76.82

190.42

-262.97

4.27

-0.03

0.00

1,885.55 -4,624.21

2,370.05

-368.62

0.03

0.03

2,633.43

-51.13

3,426.03

0.02

-0.01

1,573.62

52.43 -2,473.96

-847.91

0.05

0.06

1,047.77

0.02

0.02

3,388.71

Total

rn

Komponen

0.02

Nij

Mij

843.72
1,334.83

Cij

Dij

571.80

2,954.41

732.98 -1,156.55

2,965.14

16,795.14 -1,073.05

264.18

15,986.27

Interpretasi
Nilai Dij yang positif menunjukkan bahwa
selama tahun 19941998 telah terjadi
kenaikan kinerja perekonomian daerah
sebesar 15,986.27 juta rupiah, dimana
kenaikan tersebut dihasilkan oleh sebagian
besar sektor perekonomian kecuali sektor 2,
5 dan 7.
Pengaruh pertumbuhan ekonomi Propinsi
ABC terhadap pertumbuhan sektoral di
kabupaten Batu Apung (Nij) terlihat positif.

Cont
Pertumbuhan ekonomi sektoral (rij) sebagian
besar tumbuh positif kecuali sektor 2 dan
sektor 7 yang menunjukkan kinerja dari
masing-masing sektor di Kabupaten Batu
Apung.
Nilai Cij yang negatif mengindikasikan bahwa
sektor ekonomi tersebut mengalami
penurunan competitiveness relatif terhadap
sektor ekonomi di tingkat propinsi

Anda mungkin juga menyukai