Anda di halaman 1dari 15

Evaluasi Penyelenggaraan

Pemerintahan dan Pembangunan

Keterkaitan Perencanaan dan Evaluasi


Perencanaan dan evaluasi memiliki keterkaitan yang
sangat erat
Perencanaan yang baik didasarkan pada hasil evaluasi
yang memadai
Evaluasi ditujukan untuk mengetahui apakah rencana
dapat dilaksanakan dan menghasilkan capaian seperti
yang diharapkan
Keduanya merupakan tahapan penting dalam sebuah
siklus pengembangan kebijakan/ program

Apa kata regulasi?


(PP Nomor 8/2008, Pasal 48)

Evaluasi dilakukan terhadap setiap perencanaan yang


dilakukan mencakup: proses dan isi rencana,
pelaksanaan rencana dan capaian/ hasil rencana
pembangunan
Evaluasi oleh kepala daerah (gubernur,
bupati/walikota) dilakukan oleh Bappeda terhadap
keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan
oleh SKPD terhadap kinerja program dan kegiatan
sesuai tupoksi
Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan rencana
pembangunan daerah untuk periode berikutnya

Ragam Evaluasi dalam Penyelenggaraan


Pemerintahan dan Pembangunan Daerah
Evaluasi pelaksanaan dan capaian RPJPD dan RPJMD
periode sebelumnya yang harus dipaparkan di
dokumen RPJPD dan RPJMD yang terbaru atau
dokumen tersendiri
Evaluasi pelaksanaan dan capaian RKPD
Evaluasi yang menjadi basis penyusunan LPPD
(tahunan)
Evaluasi yang menjadi basis penyusunan LKPJ
Evaluasi yang menjadi dasar penyusunan LAKIP

Evaluasi sangat penting, tetapi belum efektif.


Mengapa?
Tradisi dan kebutuhan melakukan evaluasi secara serius terhadap
kinerja pemerintahan daerah belum cukup kuat, cenderung hanya
untuk rutinitas dan untuk memenuhi ketentuan saja.
Institusi pemda belum memiliki tradisi untuk mengumpulkan dan
melakukan validasi data secara profesional serta mengembangkan
pangkalan data statistik yang memadai (lengkap, selalu diperbarui)
dan dapat dijadikan dasar dalam mengevaluasi kinerja dan
merencanakan program
Dokumen rencana program dan kegiatan seringkali tidak jelas
sehingga mempersulit pengembangan logical framework dari
setiap program maupun beberapa program dalam mencapai
sasaran: program-program yang dirancang sulit dipahami atau
sulit diharapkan untuk dapat mencapai sasaran tertentu, atau
tidak relevan dengan sasaran yang ditetapkan untuk dicapai.

Evaluasi sangat penting, tetapi belum efektif.


Mengapa?
Kelemahan sistem evaluasi (EPPD):
(1) Terlalu kompleks (item yang dievaluasi dan indikatornya terlalu banyak)
sehingga akhirnya hanya untuk formalitas
(2) Sebagian indikator bersifat normatif (contoh: hanya melihat ada/
tidaknya perda RTRW, ada/ tidak ada website, dsb); akibatnya EPPD
tidak mampu mendorong perbaikan praktik secara substantif.
(3) Sebagian indikator hanya relevan untuk daerah perkotaan atau hanya
cocok untuk daerah-daerah di Jawa
(4) Sejumlah indikator tidak sensitif untuk dijadikan sebagai basis
pembandingan antardaerah
(5) Sebagian indikator tidak melihat pembagian urusan antara pusat dan
daerah (capaian tertentu bukan hanya tanggungjawab daerah atau
dipengaruhi juga oleh kebijakan pemerintah pusat)
(6) Provinsi dan kabupaten/ kota memiliki urusan yang berbeda dan
indikator yang digunakan untuk menilai kinerjanya juga seharusnya
berbeda

Praktik Evaluasi yang Tidak Memadai


1. Salah dalam memilih indikator atau tidak tepat dalam
menggunakan indikator untuk melihat capaian
2. Salah dalam memahami capaian (hasil: output atau outcome;
bukan proses: terselenggaranya kegiatan/ program)
3. Hanya memaparkan capaian tanpa melihat apakah capaian
tersebut merupakan akibat dari program
4. Hanya memaparkan capaian tanpa melihat apa yang
melatarbelakanginya/ menyebabkannya (mengapa efektivitasnya
rendah/ bahkan gagal)
5. Evaluasi tidak menjadi ruang bagi berlangsungnya proses
pembelajaran: karena dua hal sebelumnya (no.3 & 4) tidak
dilakukan maka strategi perbaikan dirumuskan secara tidak
spesifik dan cenderung normatif.

Renungkan....
Jika anda tidak mengukur hasil, anda tidak bisa
membedakan antara kesuksesan dan kegagalan.
Jika anda tidak bisa melihat kesuksesan, anda tidak
akan bisa menghargainya.
Jika anda tidak bisa menghargai kesuksesan, anda
berarti mungkin menghargai kegagalan.
Jika anda tidak bisa melihat kesuksesan, anda tidak bisa
belajar darinya.
Jika anda tidak mengenali kegagalan, anda tidak bisa
memperbaikinya.
Jika anda bisa menunjukkan hasil, anda bisa
memperoleh dukungan publik.

Relevansinya dengan Perencana


Perencana harus memiliki kemampuan untuk menyusun
rencana kinerja, minimal untuk program dan kegiatan
yang diselenggarakan oleh SKPD (renstra, renja) atau
bahkan daerah (RPJMD, RKPD)
Rencana kinerja pada prinsipnya adalah penetapan
ukuran dan target yang harus dicapai dari setiap
pelaksanaan program atau kegiatan pada waktu tertentu
Penentuan indikator dan penetapan target capaian
dilakukan sebelum program atau kegiatan dilaksanakan
atau pada saat perencanaan
Dokumen perencanaan menjadi basis untuk melakukan
monitoring dan evaluasi

Capaian dan Indikator


Capaian atau hasil pembangunan merupakan salah
satu aspek yang penting untuk diketahui melalui
evaluasi
Indikator capaian berupa:
- Outcome (hasil dari program; berfungsinya sejumlah
output)
- Output (hasil atau keluaran dari setiap kegiatan)

Indikator dan target capaian telah ditetapkan pada


saat perencanaan (terdapat di dokumen rencana:
RPJMD, RKPD, Renstra, Renja)

Evaluasi ditujukan untuk mengetahui apakah


program/ kegiatan berhasil atau gagal yang
dilihat dari tercapai atau tidak tercapainya
target untuk setiap indikator
Permasalahan:
a. Seringkali indikator yang dipilih tidak
jelas atau tidak relevan
b. Target tidak realistis atau tidak
kontekstual

Karakteristik Indikator dan Target


yang Berkualitas
- Specific: Harus dinyatakan secara eksplisit dan rinci sehingga menjadi jelas
apa yang diukur
- Measurable: terukur
- Achievable: target yang telah ditetapkan merupakan hal yang realistis
untuk dicapai
- Relevant: target yang dipilih merupakan aspek-aspek yang relevan dengan
tugas pokok dan tujuan yang ingin dicapai.
- Time: memberikan kejelasan waktu (deadline) untuk mencapai target
Contoh:
Meningkatkan angka partisipasi murni (APM) pada tingkat SMP dari 90%
menjadi 95% pada tahun 2015 (pada dokumen renstra atau RPJMD informasi
ini tercantum di kolom-kolom yang berbeda tentang indikator dan target
capaian)

Karakteristik yang lain


Logis dan dapat diterima
Mampu mengukur perubahan yang terjadi
Tidak memerlukan biaya mahal untuk
mengumpulkannya
Memperhatikan jenis evaluasi yang akan dilakukan:
evaluasi formatif (menilai pelaksanaan) atau sumatif
(menilai hasil)
Hindari pengukuran yang berlebihan yang tidak
banyak memberi nilai tambah

Contoh indikator dan target capaian


Indikator
Sasaran
Meningkatnya
akses masyarakat
terhadap
pendidikan

Kondisi
awal

Tahun
x1

Tahun
x2

Tahun
x3

Tahun
x4

Tahun
x5

APM SMA

65%

68%

73%

76%

80%

85%

APM SMP

72%

75%

78%

82%

86%

90%

APM SD

80%

85%

90%

100%

100%

100%

Praktik Mereview
Setiap peserta memaparkan sasaran, program dan
kegiatan beserta indikatornya yang dianggap tepat dan
tidak tepat dari dokumen perencanaan (RPJMD, Renstra)
atau laporan capaian (LPPD, Lakip) dari daerah/ SKPD
masing-masing
Para peserta lain mengkritisi paparan:
- Relevansi antara program dan kegiatan dengan sasaran yang
ingin dicapai
- Kesesuaian indikator sasaran, program dan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai