Anda di halaman 1dari 5

Atmosfer Planet

Titan Sebagai Analog Masa Lalu dan Masa Depan


Bumi
1

J.I. Lunine
Lunar and Planetary Laboratory, The University of Arizona, Tucson, AZ 85721, USA
The European Physical Journal Conferences, Vol 1, 267-274 (2009)

Abstrak

Titan merupakan satelit terbesar kedua di tata surya. Titan memiliki atmosfer
padat nitrogen dan metana, danau dan laut metana - etana cair, bukti erosi
fluvial, dan bukit ekuator yang menghampar luas dan terbentuk dari bahan
organik. Titan juga memiliki laut yang kemungkinan sebagian besar terdiri
dari air, di bawah kerak esnya. Keterdapatan bahan organik dan mencairnya
permukaan es mengungkapkan bahwa adanya laut memungkinkan terjadinya
replikasi kimia yang mengarah ke asal usul kehidupan. Dalam hal ini, Titan
seperti meniru aspek masa lalu Bumi. Namun siklus metana yang
berlangsung dengan tidak adanya samudera besar yang menutupi
permukaan Titan menyerupai siklus hidrologi Bumi yang mungkin akan terjadi
seiring dengan peningkatan luminositas matahari dan pada saat itu air
berkurang dengan sangat cepat. Sebagian besar informasi yang diketahui
tentang Titan berasal dari misi gabungan Eropa dan Amerika Serikat CassiniHuygens, yang mulai beroperasi di Saturnus pada tahun 2004.

Pendahuluan

Titan adalah satelit terbesar Saturnus, dan ukurannya sedikit lebih kecil dari
satelit terbesar tata surya, Ganymede (5260 km vs 5150 km). Keduanya
memiliki densitas bulk 1,9 g / cm 3. Tapi yang membedakan dua satelit
seukuran Mercury ini adalah Titan memiliki atmosfer yang pekat. Hal ini
membuat kerapatan udara di permukaannya sekitar empat kali dari udara di
atas permukaan laut Bumi. Metana di atmosfer Titan adalah kunci untuk
memahami bagaimana permukaan dan atmosfernya bekerja, yang secara
analogi berhubungan dengan peran air di Bumi. Implikasi perbandingan Titan
dan Bumi dilihat dari masa lalu dan masa depan Bumi. Aspek masa lalu dan
masa depan Bumi akan di lihat dari proses kimia dan siklus iklim.

Siklus Metana Titan


Radiasi

ultraviolet matahari dan partikel energik magnetosfer Saturnus


menghujani atmosfer, mengkonversi metana ke hidrokarbon yang lebih tinggi
dan nitril.
Aerosol dan hujan masuk ke permukaan, bersama etana dan propana
membentuk zat cair sedangkan produk lainnya adalah padatan stabil.
Jika reaksi kimia ini berlangsung bersamaan dengan pembentukan tata
surya, maka endapan padat dan cair bisa menjadi tebal ratusan meter secara
global.
Metana dan hidrogen menciptakan efek rumah kaca yang signifikan sekitar
10-15 derajat di permukaan.

Siklus Metana Titan (Lunine, 2008)

Skema ilustrasi hubungan antara bagian dalam, permukaan, atmosfer, dan lingkungan kosmik Titan. Profil
suhu berdasarkan data Voyager, tetapi merupakan perwakilan dari apa yang ditemukan Cassini. Gambar
menunjukkan danau di kutub utara dan selatan, medan lintang menengah dengan bukit pasir, dan fitur
fluvial diukir di kerak es. [Karya seni Caltech / JPL berdasarkan figur aslinya dengan penambahan gambar
dari penyelidikan Cassini dan Huygens]

Titan dan Masa Lalu Bumi


Kimia organik yang berlangsung di atmosfer Titan menghasilkan sebagian
besar hidrokarbon yang lebih tinggi dan nitril. Adanya temperatur minimal di
tropopause memaksa spesies mengembun dalam bentuk aerosol sebelum
menjadi kompleks. Namun jauh di atas stratosfer, partikel energik dari
magnetosfer Saturnus memberi energi pada reaksi kimia dan menghasilkan
polimer kompleks yang terdeteksi oleh spektrometer massa Cassini.
Penemuan dari bentuk kimia yang cukup terorganisir akan mengubah sifat

pencarian, tidak hanya dalam sistem surya kita tetapi dalam sistem planet
lain di mana salah satunya harus mempertimbangkan derek zona layak huni,
yaitu untuk air dan untuk metana.

Titan dan Masa Depan Bumi

Dengan mempelajari bagaimana berbagai proses geologi dan meteorologi


berinteraksi di Titan, kita telah mengintip masa depan Bumi yang
disimulasikan pada skala planet dengan bahan yang berbeda, tapi beroperasi
aktif saat ini. Minimal, dengan Titan kita memiliki kesempatan untuk melihat
bagaimana hidrologi dari rezim yang sangat berbeda dari Bumi atau Mars
mungkin berlangsung pada skala planet yang lebih besar.

Tahapan Selanjutnya dalam Eksplorasi Titan

Konsep terkini untuk Lanjutan misi ke Titan, yang disebut Titan Saturn Sistem
Mission (TSSM) akan memetakan Titan pada resolusi 50 meter di dekat
bagian inframerah (panjang gelombang 5micron ) dari spektrum di mana
kabut dan penyerapan metana sangat minim, memprofilkan kerak dengan
radar untuk menentukan topografi pegunungan, bukit pasir dan sistem
sungai, serta merelay data dari danau pendaratan dan balon.

Gambar diambil sekitar 160 kilometer dengan 270 kilometer pada resolusi 300 meter. Berpusat di dekat 70
derajat lintang utara Titan. Courtesy NASA-JPL.

Referensi
J.I. Lunine, S. Atreya, Nat. Geosci. 1, 159 (2008)
J.I. Lunine, Rev. Geophys. 31, 133 (1993)

R.H. Brown, et al., Nature. 454, 607 (2008)


P. Paillou, et al., Geophys. Res. Lett. 35, CiteID L05202 (2008)

Anda mungkin juga menyukai