Waxing adalah cara pembuatan pola malam (wax pattern) Pola malam dibuat dengan tujuan untuk :
a. Mendapatkan suatu restorasi atau rehabilitasi gigi sesuai dengan ukuran dan bentuk gigi yang direstorasi atau direhabilitasi.
b. Mendapatkan adaptasi yang baik dengan gigi yang direstorasi atau direhabilitasi.
c. Mendapatkan hubungan yang baik dengan gigi tetangganya maupun gigi antagonisnya.
d. Mendapatkan bentuk anatomi yang baik sesuai dengan bentuk restorasi gigi atau rehabilitasi gigi. Wax pattern berguna untuk
membentuk ruang cetak (mould space) di dalam bahan invesmen setelah malam dan pola malam (di dalam invesn) dihilangkan
(wax elimination).
a) cara langsung, misalnya pembuatan tumpatan inlai kelas I dan kelas V. (menurut klasifikasi Black)
b) cara tidak langsung, misalnya pembuatan tumpatan inlai klas II, klas Ill, klas IV (menurut klasifikasi Black), onlay,
mahkota penuh (full crown) dan jembatan gigi (crown and bridge).
Malam yang digunakan untuk pembuatan pola malam adalah casting wax atau inlay wax yang berwarna biru atau hijau. Jenis malam
pola ada 2 tipe yaitu :
1) Tipe - I (tipe B) berguna untuk pembuatan pola malam secara langsung.
2) Tipe - II (tipe A) berguna untuk pembuatan pola malam secara tidak langsung atau cara langsung tidak langsung.
Perbedaan kedua malam tersebut adalah mengenai setting time dan flow-nya. Komposisi malam cor untuk inlay ini terdiri dari :
a) Malam paratin (paratin wax)
b) Gum dammar (dammar gum)
c) Malam karnauba (carnauba wax)
d) Beberapa bahan pewarna
Semua substansi ini merupakan bahan alamiah asli dan derivat dan mineral atau tumbuhan tertentu. Malam parafin umumnya
merupakan substansi utama, biasanya konsentrasinya antara 40 % sampal 60 %. Gum damar atau resin damar adalah resin alamiah
derivat varitas pohon cemara. Ia dibutuhkan malam paralin untuk mempertahankan kehalusan dinding ruang cetak (mould space) dan
untuk mengembalikan resistensi yang Iebih besar terhadap kerapuhan dan penggumpalan. Malam karnauba bentuknya seperti serbuk
yang halus dan veritas pohon palm tropis. Mala mini cukuo kuat dan mempunyai titik cair relatif tinggi. Syarat-syarat casting wax
untuk pola malam.
Menurut American Dental Association Specincation (ADAS) No. 4 (cit.Peyton and Craig, 1971) menyatakan bahwa casting
wax atau inlay casting wax yang digunakan untuk pola malam harus mempunya syarat - syarat sebagai berikut :
a) Warnanya berbeda dengan warna jaringan disekitar gigi.
b) Pada waktu dilunakan harus bersifat kohesit.
c) Tidak mudah patah atau rapuh pada waktu dipotong atau diukir untuk membentuk anatomi gigi sesual.
d) Pada waktu dibakar atau dipanasi pada suhu tertentu harus habis tak tersisa atau menguap semuanya tanpa meninggalkan
bekas sedikitpun
2. Tahap II, spruing adalah pembuatan sprue pin atau sprue tormer dan casting wax (malam cor).
Spruing adalah cara pembuatan sprue pin
1) Kegunaan sprue pin untuk :
a) Pembentukan Sprue di dalam invesmen.
b) Pegangan pola malam pada waktu investing.
2) Pembuatan sprue pin dapat dibuat dan bahan :
a) Logam Sprue pin yang terbuat dan logam, maka sebelum dilakukan preheating sprue pin diambil lebih dahulu. Untuk
memudahkan pengambilan, sprue pin logam dilapisi dengan malam.
Keuntungan : Sprue pin yang terbuat dan logam apabila dilekatkan pada pola malam, maka pegangannya lebih erat dan kuat.
Kerugiannya : Sprue pin dan logam apabila tidak dilapisi malam, maka akan sukar dikeluarkan atau dilepaskan dan pola malam
sesudah investing.
b) Inlay casting wax seluruhnya Sprue pin yang terbuat seluruhnya dan malam inlal (inlay casting wax) maka pada wax
elimination tidak perlu diambil karena sprue pin akan hilang bersama - sama dengan pola malamnya.
Keuntungannya
1. Pada wax elimination sprue pin akan menguap bersama sama dengan pola malamnya, sehingga tidak meninggalkan malam
sedikitpun dalam mould space.
2. Perlekatannya dengan pola malam kuat dan tidak mudah lepas.
Kerugiannya : Mudah patah, karena malam inlai apabila sudah keras bersitat getas.
c) Plastik / resin Sprue pin yang terbuat seluruhnya dan malam inlai (inlay casting wax) maka pada wax elimination tidak
perlu diambil karena sprue pin akan hilang bersama - sama dengan pola malamnya.
Kerugiannya:
1. Sukar dilepaskan dan pola malam sesudah investing dan dibiarkan tidak diambil pada waktu wax elimination.
2. Bahan plastik / resin apabila dipanasi akan memuat lebih besar, sehingga akan merusak dinding invesmennya.
3. Suhu cair plastik Iebih besar daripada malam, sehingga pada waktu wax elimination malam pola sudah mencair dan menguap,
tetapi plastik / resin belum cair atau menguap, akibatnya ada sisa plastik di dalam sprue dan ini akan menyumbat aliran logam cair.
3) Diameter sprue pin Diameter sprue pin tidak ada ketentuan yang pasti, tergantung dan; pertama, besarnya pola malam yang dibuat
dan yang kedua, jenis casting machine yang digunakan untuk casting. Sebagai standar diameter sprue pin sebagai berikut :
a). Untuk inlai yang kecil 1,3 mm
b) Untuk inlai yang besar I ,b mm
c) Untuk mahkota penuh 1,6 mm
d) Untuk inlai yang paling besar 2,6 mm Menurut Skinner (1960) dan Peyton and Craig Menurut Skinner (1960) dan Feyton and
Craig. (1971) menyatakan bahwa diameter sprue pin, menurut Brown adalah gauge no. 10 atau 0,259 cm, sedangkan menurut Sharpe
adalah gauge no. 16 atau 0,129 cm.
4) Pemasangan sprue pin Pemasangan Sprue pin pada pola malam hendaknya pada daerah yang tebal dan jauh dan pinggiran pola
malam. Sedangkan posisinya pada pola malam dapat tegak (90%) atau miring (450 ) terhadap permukaan pola malam. Penempatan
sprue pin pada pola malam dengan posisi tegak lurus apabila daerah yang ditempati cukup ketebalannya. Penempatan sprue pin pada
pola malam dengan posisi miring, apabila daerah yang ditempati sprue pin pada pola malam tidak cukup ketebalannya atau tipis. Hal
ini ada hubungannya dengan gerakan turbolensi yang diakibatkan adanya back presser / tekanan baik.
5) Pembuatan Sprue pin yang berhubungan dengan casting machine yang digunakan. Apabila menggunakan chorizontal casting
macnine pada casting, maka sprue pin diameternya harus besar dan pendek, sebab pelelehan logam dilakukan pada fire clay. Apabila
menggunakan hand casting sistem (slinger aparat) yang gerakannya vertikal maka diameter sprue pin kecil dan panjang serta
ditambah reservoir former / reservoir former karena pelelehan logam dilakukan pada sprue hold (crucible). Pada sprue pin tidak harus
ditambah / dibuat reservoir modul. Untuk sprue pin yang diameternya besar tidak perlu ditambah reservoir modul, tetapi sprue pin
yang diameternya kecil perlu ditambah reservoir modul. Ukuran panjang sprue pin juga tidak ada ketentuan yang pasti, karena
tergantung dan besar kecilnya dan bentuknya pola malam.
3. Tahap III, investing adalah penanaman pola malam dalam adonan bahan invesmen (yang ada di dalam casting ring).
Investing adalah cara untuk menanam pola malam dalam bahan invesmen Yang perlu diperhatikan pada investing :
1). Letak pola malam di dalam casting ring. Pola malam letaknya harus ditengah tengah agar jarak antar pola malam dan dinding
dinding casting ring sama.
2). Jarak pola malam dan dasar casting ring terletak antara (6 - 8 mm) Perbandingan antara air dan puder (w/p ratio) harus tepat. W/p
ratio suatu bahan invesmen tergantung dan petunjuk pabrik yang memproduksinya sebagai contoh invesmen merek Duroterm w/p
ratio-nya adalah 10 : 29, dan invesmen merek Durotreem wf p ratio-nya adalah 1 : 3.
Bahan invesmen (invesment materials)
1). Komposisi Komposisi dasar dan invesmen terdini dari :
a) Binder material (bahan pengikat)
b) Refractory material (bahan tahan panas)
c) Asher chemical (bahan kimia lain)
2). Macam-macam Jenis Bahan Invesmen
Pada kedua cara tersebut diatas pencampuran antara puder invesmen kering dan air dilakukan pada rubber bowl dan alat
pengadukannya spalula. Pengadukan dan penuangannya dalam casting ring dilakukan dengan tangan. Pencampuran juga dapat
dilakukan pada rubber bowl khusus dan pengadukan dilakukan dengan alat yang disebut vacuum mixer (pengadukan dengan hampa
udara). Penuangan adonan invesmen ke dalam casting ring dilakukan dengan tangan diatas alat yang disebut vibrator (alat penggetar)
agar gelembung - gelembung udara di dalam adonan invesmen dapat keluar. Liquit invesmen atau aquades adalah bahan pelarut /
pencampur yang berguna untuk membuat adonan invesmen. Liquit invesmen digunakan apabila pada investing digunakan jenis
bahan jenis invesmen berupa phosphate / silicate bonded invesment materials dan liquit ini merupakan satu paket dengan puder
invesmennya. Air / aquades digunakan apabila pada investing digunakan jenis bahan invesmen berupa gypsum bonded invesment
materials. Pada investing ini dilakukan dengan alat khusus yang hampa udara. Di fakultas kedokteran gigi tidak dilakukan karena
tidak ada alatnya.
kemudian dilakukan heating yaitu temperatur dinaikkan dan 350 C sampai 700 C dalam waktu 30 menit. Heating ini bertujuan
agar terjadi baik pemuaian invesmen maupun pemuaian mould space dapat maksimal. Pemanasan hanya sampai 700 C, karena
stabilitas bahan invesmen jenis gypsum bonded invesmen materials diperkirakan dalam keadaan stabil. Selanjutnya pada temperatur
7000C C didiamkan selama 30 menit, kemudian casting ring diambil dari casting machine.
casting yang baik sesuai dengan restorasi atau rehabilitasi yang diinginkan. Setelah finishing kemudian diIakukan polishing, yaitu
meratakan, menghaluskan dan mengkilapkan bangunan, sehingga menjadi baik sekali.