A. Definisi
Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding
mucosal lambung, pylorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum disebut juga
sebagai ulkus lambung, duodenal, atau esofageal, tergantung pada lokasinya. (Bruner
and suddart, 2001)
Ulkus pweptikum merupakan potusnya inkontinuitas jaringan mukosa lambung yang
meluas sampai kebawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah
epitel di sebut sebagai erosi, menurut definisinya itu sendiri ulkus peptikum dapat terletak
pada setiapo bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esophagus,
lambung, duodenum, dan setelah gastroenterostomi, juga jejunum. (Sylvia A. Price,
2006)
B. Anatomy Fisiologi
Epitel gaster terdiri dari rugae yang mengandung gastric pits atau lekukan yang
berukuran mikroskopis. Setiap rugae bercabang menjadi empat atau lima kelenjar gaster
dari sel -sel epitel khusus. Susunan kelenjar tergantung letak anatominya. Kelenjar di
daerah cardia terdiri < 5 % kelenjar gaster yang mengandung mukus dan sel-sel
endokrin. Sebagian terbesar kelenjar gaster (75%) terletak didalam mukosa oksintik
mengandung sel-sel leher mukosa, parietal, chief, endokrin dan sel enterokromafin.
Kelenjar pilorik mengandung mukus dan sel -sel endokrin (termasuk sel-sel gastrin) dan
didapati di daerah antrum.
Sel parietal juga dikenal sebagai sel oksintik biasanya didapati di daerah leher
atau isthmus atau kelenjar oksintik. Sel parietal yang tidak terangsang, mempunyai
sitoplasma dan kanalikuli intraseluler yang berisi mikrovili ukuran pendek sepanjang
permukaan atas. Enzim H+, K+ -ATPase didapati didaerah membran tubulovesikel. Bila
sel dirangsang, membran ini dan membran atas/apikal lainnya diubah menjadi jaringan
padat dari kanalikuli intraseluler apikal yang mengandung mik rovili ukuran panjang
(Tarigan, 2009).
C. Etiologi
1. Penurunan Produksi Mukus sebagai Penyebab Ulkus.
Kebanyakan ulkus terjadi jika sel-sel mukosa usus tidak menghasilkan produksi
mukus yang adekuat sebagai perlindungan terhadap asam lambung. Penyebab
penurunan produksi mukus dapat termasuk segala hal yang menurunkan aliran
darah ke usus, menyebabkan hipoksia lapisan mukosa dan cedera atau kematian
sel-sel penghasil mukus. Ulkus jenis ini disebut ulkus iskemik. Penurunan aliran
darah terjadi pada semua jenis syok. Jenis khusus ulkus iskemik yang timbul setelah
luka bakar yang parah disebut ulkus Curling (Curling Ulcer).
Penurunan produksi mukus di duodenum juga dapat terjadi akibat penghambatan
kelenjar penghasil mukus di duodenum, yang disebut kelenjar Brunner. Aktivitas
kelenjar Brunner dihambat oleh stimulasi simpatis. Stimulasi simpatis meningkat
pada keadaan stres kronis sehingga terdapat hubungan antara stres kronis dan
pembentukan ulkus.
Penyebab utama penurunan produksi mukus berhubungan dengan infeksi
bakterium H.pylori membuat koloni pada sel-sel penghasil mukus di lambung dan
duodenum, sehingga menurunkan kemampuan sel memproduksi mukus. Sekitar
90%pasien ulkus duodenum dan 70% ulkus gaster memperlihatkan infeksi H.pylori.
Infeksi H.pylori endemik di beberapa negara berkembang. Infeksi terjadi dengan cara
ingesti mikroorganisme. Penggunaan beberapa obat, terutama obat anti-inflamasi
non-steroid (NSAID), juga dihubungkan dengan peningkatan risiko berkembangnya
ulkus. Aspirin menyebabkan iritasi dinding mukosa, demikian juga dengan NSAID lain
dan perlindungan prostaglandin secara sistemik atau di dinding usus. Sekitar 10%
pasien pengguna NSAID mengalami ulkus aktif dengan persentase yang tinggi untuk
mengalami erosi yang kurang serius. Perdarahan lambung atau usus dapat terjadi
akibat NSAID. Lansia terutama rentan terhadap cedera GI akibat NSAID. Obat lain
atau makanan dihubungkan dengan perkembangan ulkus termasuk kafein, alkohol,
dan nikotin. Obat-obat ini tampaknya juga mencederai perlindungan lapisan mukosa.
2. Kelebihan Asam sebagai Penyebab Ulkus
Pembentukan asam di lambung penting untuk mengaktifkan enzim pencernaan
lambung. Asam hidroklorida (HCl) dihasilkan oleh sel-sel parietal sebagai respons
terhadap makanan tertentu, hormon (termasuk gastrin), histamin, dan stimulasi
parasimpatis. Makanan dan obat seperti kafein dan alkohol menstimulasi sel-sel
parietal untuk menghasilkan asam. Sebagian individu memperlihatkan reaksi
berlebihan pada selsel perietalnya terhadap makanan atau zat tersebut, atau
mungkin mereka memiliki jumlah sel parietal yang lebih banyak dari normal sehingga
menghasilkan lebih banyak asam. Aspirin bersifat asam, yang dapat langsung
mengiritasi atau mengerosi lapisan lambung. Hormon lambung gastrin juga
menstimulasi produksi asam, sehingga apa pun yang dapat meningkatkan sekresi
gastrin dapat menyebabkan produksi asam yang berlebihan. Contoh utama dari
D. Patofisiologi/pathway
Kortikosteroid, alcohol, prostaglandin,
Indometasin, fenilbutazon, bakteri
Masuk ke saluran pencernaan
Rusak barier mukosa lambung
Asam lambung pepsin meningkat
Inflamasi area gastrointestinal
ULKUS PEPTIKUM
Pembengkakan dan
efek pengobatan
fungsi usus
menimbulkan erosi
dan kontraksi otot
Diare/konstipasi
resiko perdarahan
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Nyeri
anemia
kelemahan fisik
Intoleran
aktivitas
E. Manifestasi klinik
1. Nyeri abdomen seperti terbakar (dispepsia) sering terjadi di malam hari. Nyeri
biasanya terletak di area tengah epigastrium, dan sering bersifat ritmik
2. Nyeri yang terjadi ketika lambung kosong (sebagai contoh di malam hari) sering
menjadi tanda ulkus duodenum, dan kondisi ini adalah yang paling sering terjadi
3. Nyeri yang terjadi segera setelah atau selama malam adalah ulkus gaster.
Kadang, nyeri dapat menyebar ke punggung atau bahu.
4. Nyeri sering hilang-timbul: nyeri sering terjadi setiap hari selama beberapa
minggu kemudian menghilang sampai periode perburukan selanjutnya
5. Penurunan berat badan juga biasanya menyertai ulkus gaster. Penambahan
berat badan dapat terjadi bersamaan dengan ulkus duodenum akibat makan
dapat meredakan rasa tidak nyaman
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Endoskopi (gastroskopi) dengan biopsi dan sitologi
2. Pemeriksaan dengan barium
3. Pemeriksaan radiologi pada abdomen
4. Analisis lambung
5. Pemeriksaan laboratorium kadar Hb, Ht, dan pepsinogen
G. Penatalaksanaan medis
1. Medikamentosa
Hindari rokok dan makanan yang menyebabkan nyeri
Antasida untuk terapi simtomatik
Bloker H2 (ranitidin, cimetidine)
PPI (omeprazole)
Bismuth koloidal
Ampisilin atau tetrasiklin + metronidazole
(efektif melawan Helicobacter pylori)
Re-endoskopi pasien dengan ulkus gaster setelah 6 minggu karena terdapat
risiko keganasan
2. Pembedahan
Hanya diindikasikan untuk kegagalan terapi medikamentosa dan komplikasi.
Operasi elektif untuk ulkus duodenum : vagotomi seletif tinggi ; saat ini
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
1) Identitas Klien
Nama
:
Usia
:
Jenis kelamin
:
Pekerjaan
:
Agama
:
Suku/bangsa
:
Tanggal masuk rumah sakit
:
Tanggal pengkajian
:
No.Medrek
:
Ruangan
:
Diagnosa medis
:
Alamat
:
2) Identitas penenggung jawab
Nama
:
Usia
:
Jenis kelamin
:
Pekerjaan
:
Hubungan dengan klien
:
Alamat
:
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Biasanya terdapat keluhan nyeri tumpul, seperti tertusuk, terbakar di
epigastrium tengah atau di punggung
2) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien mengeluh nyeri uluhati di sertai sensasi seperti
terbakar, dan disertai sendawa berulang-ulang, pasien juga dapat pula
datang dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang
mengalami akibat ulkus aku sebelumnya tidak mengalami keluhan
sebelumnya namun menunjukan gejela setelahnya.\
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum :
GCS :
Ciri tubuh : kulit, rambut, postur tubuh.
Tanda vital : nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pernafasan.
2) Head to toe :
Kepala
sclera
Hidung :
rambut kelamin,benjolan
Atas :
Palpasi : nyeri tekan,kekuatan otot
Bawah :
2. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan refleks spasme otot sekunder
terhadap gangguan visceral usus
2) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubuingan dengan anoreksia,
mual, dan muntah
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai dengan
kelemahan otot
3. Intervensi keperawatan
No
Keperawatan
Nyeri
Diagnosa
Tujuan
Intervensi keperawatan
Rasional
Setelah
berhubu
dilakukan tindakan
ngan
keperawatan
dengan
selama.x24jam
trauma
diharapkan nyeri
kenyamanan.
jaringan
Kriteria hasil :
refleks
- Adanya penurunan
spasme
sekala nyeri
otot
- Hemodinamik dalam
sekund
er
60-100)
Paasien
releks dan
terhada
tenang
p
ganggu
an
2. Membatasi/menghindari
makanan yang dapat
mengiritasi lambung,
menurunkan resiko
pendarahan gaster/ulkus
pada beberapa individu.
3. Teknik relaksasi dengan
mengalihkan perhatian pasien
dapat mengurangi nyeri yang
dirasakan pasien.
visceral
usus
Peruba
Setelah
han
dilakukan tindakan
nutrisi
keperawatan
kurang
selama.x24jam
dari
diharapkan nyeri
kebutuh
Kriteria hasil :
an
ingan
dengan
Asupan nutrisi
adekuate
Klien
anoreks
menghabiskan 1
ia,
porsi makanannya
3. Meningkatkan proses
pencernaan dan toleransi
meningkatkan kerjasama
mual,
dan
muntah
berhubu
indikasi
Intolera
nsi
dilakukan tindakan
aktivitas
keperawatan
berhubu
selama.x24jam
memulihakan kondisi
ngan
diharapkan nyeri
dengan
Kriteria hasil :
anemia
Setelah
pasien
2. Diharapkan pasien bisa
melakukan secara
ditandai
Pasien dapat
dengan
melakukan
kelema
aktivitas kembali
Pasien tampak
han otot
mandiri
3. Melatih kemampuan
mandiri pasien
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane, C & Hackley, JoAnn, C. 2000. Keperawatan MedikalBedah: Buku Saku dari Brunner&Suddarth. Jakarta: ECG
Doenges, E. Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Pearce,Evelyn C. 2010. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia. Hlm 199