Anda di halaman 1dari 3

Mendongkrak Kegiatan Penelitian di Perguruan Tinggi

Dalam artikel sebelumnya telah saya jelaskan bahwa salah satu tugas utama
perguruan tinggi adalah penelitian di samping pengajaran. Sebuah perguruan tinggi
dikatakan berkualitas manakala mampu menghasilkan penelitian-penelitian yang
berkualitas yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam pengembangan
ilmu, teknologi, budaya, sosial dan sebagainya. Karena itu, posisi perguruan tinggi
sebagai lembaga penelitian sangat strategis dalam rangka mengembangkan berbagai
aspek yang dibutuhkan masyarakat tersebut.

Akan tetapi sayangnya, kegiatan penelitian di perguruan tinggi di Indonesia pada


umumnya masih sangat rendah. Bahkan banyak lembaga perguruan tinggi yang tidak
memiliki kegiatan penelitian, tetapi mereka hanya melaksanakan kegiatan pengajaran
seperti halnya sekolah tingkat menengah. Padahal yang membedakan antara
pendidikan tinggi dan lembaga sekolah menengah justru terletak pada bidang
penelitian ini, bukan pada pengajarannya.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari tulisan Santoso di internet yang
diambil datanya dari Lembaga Penelitian Indonesia menunjukkan bahwa perguruan
tinggi di Indonesia, sebagian besar belum mampu memperoduksi karya ilmiah dan
penelitian yang berkualitas. Rendahnya produktivitas riset di Indonesia tercermin dari
rendahnya publikasi ilmiah dalam berkala internasional.

Berdasarkan data statistik, publikasi ilmiah di tingkat internasional, publikasi


dari Indonesia hanya menyumbang sebanyak 0,012% dari total publikasi ilmiah dari
seluruh dunia. Hal ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga
kita, seperti Thailand (0,086%), Malaysia (0,064%), Singapura (0,179%), dan Filipina
(0,035%). Sementara itu, kontribusi terbesar diduduki oleh negara-negara maju
seperti USA (30,8%), Jepang (8,2%), UK (7,9%), Jerman (7,2%), dan Perancis
(5,6%).

Di antara hal yang menyebabkan rendahnya kualitas penelitian ini adalah


terbatasnya sumber daya penelitian dan sarana penelitian, keterbatasan informasi,
situasi institusi yang tidak stabil, kekurangan tenaga pendukung, tidak adanya
tuntutan untuk melakukan riset, terlalu kakunya sistem birokrasi yang ada dalam
institusi PT, investasi yang tidak memadai untuk melakukan riset, dan hambatan-
hambatan yang berasal dari sumber kebijakan dan politik.

Mencermati kelemahan-kelemahan tadi, agar berjaya melakukan fungsi


sosialnya dalam masyarakat, maka diperlukan beberapa langkah untuk mendongkrak
kualitas dan kuantitas penelitian di perguruan tinggi, baik dari arah vertikal maupun
horizontal.

Secara vertikal pemerintah harus membantu perguruan tinggi untuk


melakukan penelitian dengan mengalokasikan dana tertentu untuk penelitian. Hingga
saat ini, dana penelitian yang disediakan pemerintah untuk dosen sangat minim sekali,
sehingga banyak perguruan tinggi yang dosen-dosennya tidak bisa melakukan
penelitian karena tidak ada dana. Kalaupun ada hanya sedikit dan diperebutkan oleh
ribuan dosen seluruh Indonesia. Apalagi Depag, sangat sedikit sekali jumlah
penelitian yang dapat diakses oleh dosen-dosen PTAI, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Karena itu, untuk mendongkrak kegiatan penelitian di lingkungan
perguruan tinggi, baik yang berada di Depag maupun Diknas, kuantitas dan kualitas
untuk kuota penelitian harus ditambah dan ditingkatkan.
Kedua, Depag dan Diknas harus bersifat terbuka dalam memberikan jatah
penelitiannya kepada masyarakat kampus. Selama ini ada kesan bahwa lembaga
pendidikan yang berada di bawah Depag tidak bisa mengakses penelitian yang
diadakan dibawah Diknas dan sebaliknya dosen yang menginduk di bawah Diknas
tidak bisa mengakses penelitian yang diselenggarakan oleh Depag. Saya kita hal
semacam ini membatasi ruang gerak dosen untuk melakukan penelitian. Alangkah
baiknya jika Depag dan Diknas bekerjasama untuk peningkatan dosen secara umum
dan tidak dikhotomik seperti yang terjadi pada saat ini.
Ketiga, secara horizontal para intelektual PT harus bekerja keras, tidak takut
terhadap kesulitan, dan selalu jujur dalam membenahi modal dan merapikan bekal
serta menyusun strategi untuk menjalankan tugas akademiknya. Oleh karena itu, para
intelektual PT dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan ipteks yang ditekuninya
serta berupaya berperan sebagai penyumbang, pemacu, dan penentu kemajuan.
Keberhasilan ini hanya dapat diraih dengan melakukan kegiatan pengkajian dan
penelitian yang berkualitas, sehingga mereka dapat menyuguhkan pendapat, teori,
data, dan informasi yang orisinal.
Keempat, para dosen yang melakukan penelitian harus melakukannya dengan
serius dan tidak asal-asalan. Karena berdasarkan pengamatan dan mungkin juga
pengalaman, banyak dosen yang setelah mendapatkan dana penelitian, mereka hanya
menginginkan uangnya saja, sementara penelitian yang dihasilkan tidak maksimal
sama sekali dan bahkan terkesan asal-asalan. Karena itu, banyak dari pihak pengguna
yang merasa kecewa dengan hasil penelitian para dosen di perguruan tinggi, sehingga
mereka enggan lagi memakai para dosen untuk penelitian.
Itulah kira-kira pendapat saya dalam rangka untuk mendongkrak kegiatan
penelitian di perguruan tinggi. Jika keempat hal itu dilaksanakan dengan baik,
insyaallah kegiatan ilmiah dan penelitian di perguruan tinggi akan dapat ditingkatkan
secara bertahap. Wallahu a’lam bishawab.

Anda mungkin juga menyukai