Tanda Tangan
NIM : 110.2011.021
Dokter Pembimbing:
Dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ (K)
Tanda Tangan
: 0000-00-xx-xx
Nama Pasien
: Ny. M
: 3 Mei 2016
Rujukan/datang sendiri/keluarga
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
Tempat, Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Suku Bangsa
: Ny. M
: 7 Agustus 1967
: Perempuan
: Jakarta
: Islam
:
: Ibu Rumah Tangga
: Cerai
: Padang
==================================================================
II.
RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis
Tanggal 3 Mei 2016, pukul 19.00 - 20.00 WIB, di UGD RSJSH
Tanggal 18 Mei 2016, pukul 09.00 10.00 di ruang perawatan Cempaka
Alloanamnesis
A. KELUHAN UTAMA
Pasien diantar oleh keluarganya dengan keluhan melempar tetangganya dengan batu
sejak 1 hari SMRS.
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Pasien di antar oleh keluarganya ke UGD RSJ Soeharto Heerdjan dengan keluhan
melempar tetangganya dengan batu sejak 1 hari SMRS. Saat anamnesis, pasien terlihat
senang dan sedikit hiperaktif. Pasien dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik.
Pasien mengatakan bahwa dirinya suka marah jika ada yang meledeknya. Sebelumnya,
pasien sempat mengatai tetangganya dengan sebutan Jablay karena tetangganya sering
meledek pasien. Pasien kadang mengamuk dirumah jika ada sesuatu yang membuat
dirinya kesal. Pasien kerap aktif berjalan-jalan sendiri dan lebih berenergik. Menurut
keluarganya, pasien mengalami kesulitan tidur setelah melempar tetangganya dengan
batu. Adiknya menduga keluhan ini muncul setelah pasien mengetahui bahwa suaminya
telah berselingkuh 3 tahun yang lalu, dan 3 hari SMRS, pasien sempat bertemu dengan
mantan suaminya, lalu sikapnya berubah setelah itu. Pasien menjadi mudah merasa kesal
dan marah. Setelah bercerai, pasien tinggal sendiri dan tidak mau tinggal bersama
keluarganya. Gejala ini muncul pada tahun 2012, sejak saat itu pasien sering berpura-pura
sakit untuk mencari perhatian. Pada tahun 2012, pasien terlihat lebih sering menangis,
tidak nafsu makan dan tidak mau mengurus dirinya. Setahun kemudian, gejala tersebut
semakin parah dan akhirnya adiknya membawa ke psikiater. Pasien mengaku rutin datang
ke Poli Jiwa. Pasien sering memanggil nama henry dan terlihat suka berbicara sendiri.
Setelahnya itu, gejala membaik sampai 6 bulan yang lalu. Saat datang ke IGD, pasien
mengatakan bahwa ia mendengar bisikan-bisikan yang menyuruhnya marah-marah.
Tetapi saat di Ruang perawatan, pasien membatah bahwa ia mendengar bisikan tersebut.
4 bulan yang lalu, pasien mengatakan bahwa ia mengalami stroke dan sudah dikatakan
sembuh oleh dokter.
Pada tahun 2013, pasien dibawa oleh adiknya ke psikiater dikarenakan gejala tersebut
semakin parah dan ia hanya berdiam diri saja dikamar. Setelah itu, pasien suka terlihat
berbicara sendiri dan suka memanggil nama henry.
Pada awal tahun 2014, pasien mengatakan bahwa ia mendengar bisikan yang
menyuruhnya untuk marah-marah. Kejadian tersebut membuat pasien menjadi mudah
emosi dan kadang mengamuk jika ada orang yang meledeknya.
Gejala membaik sampai 6 bulan yang lalu setelah ia meminum obat.
2. Riwayat Gangguan Medik
Hipertensi (+), Diabetes Melitus (-), Kecelakaan (-), Trauma kepala (-), Kejang (-),
Alergi (-), Stroke (+)
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tidak pernah menggunakan obatobatan terlarang sebelumnya.
4. Riwayat Gangguan Sebelummnya
Oktober 2014
April, 2015
2013
2. Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh SD selama 6 tahun, dan SMP 3 tahun. Selanjutnya pasien tidak
meneruskan sekolah karena alasan kesulitan biaya.
3. Riwayat Pekerjaan
Pasien mengatakan bahwa ia menjadi ibu rumah tangga.
4. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam dan melakukan ibadah sholat lima waktu. Pasien mengatakan
bahwa pasien berusaha untuk membaca kitab suci setiap hari, dan berdoa.
Keterangan :
Ayah
Ibu
Suami
Anak 1
Anak 2
Saudara 1
:
:
:
:
:
:
Persepsi
==================================================================
III.
STATUS MENTAL (Tanggal 18 Mei 2016 pukul 09.00 WIB)
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang perempuan usia 49 tahun, tampak sesuai usianya. Pada saat
wawancara pasien mengenakan baju terusan berwarna coklat dan menggunakan alas
kaki sandal jepit. Kebersihan dan kerapihan diri cukup.
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/neurologik
: compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik
: tampak terganggu.
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
a. Sebelum wawancara : pasien sedang datang UGD RSJSH ditangani oleh dokter
jaga UGD
b. Selama wawancara
Pasien duduk agak gelisah dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan
dengan baik. Pasien kadang tampak termenung, sebelum melanjutkan percakapan.
c. Sesudah wawancara : Pasien beristirahat kembali di bed pasien
4. Sikap Terhadap Pemeriksa: kooperatif, tampak bersahabat
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara
: Pembicaraan spontan, lancar dan volume cukup.
b. Gangguan berbicara : Atikulasi jelas
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Mood
: Hipertim
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus
: cepat
b. Stabilisasi
: stabil
c. Kedalaman
: normal
d. Skala diferensiasi
: normal
e. Keserasian
: serasi
f. Pengendalian impuls : cukup
g. Ekspresi
: ada
h. Dramatisasi
: ada
i. Empati
: dapat dirasakan
C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi
: Auditorik
2. Ilusi
: tidak dapat dinilai
3. Depersonalisasi : tidak dapat dinilai
4. Derealisasi
: tidak dapat dinilai
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1.
2.
3.
4.
Taraf Pendidikan
Pengetahuan Umum
Kecerdasan
Konsentrasi
disebutkan pewawancara)
7. Pikiran Abstraktif
: Baik (pasien dapat mendeskripsikan perbedaan dan
persamaan bola dengan jeruk)
8. Visuospasial
: Baik (pasien mampu menggambar jam)
9. Bakat Kreatif
: Tidak dapat terlihat
10. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik (pasien makan, mandi, dan berpakaian
sendiri)
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir
a. Produktivitas
: berpikir cepat, banyak bicara
b. Kontinuitas
: flight of ideas, asosiasi baik
c. Hendaya bahasa
: Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi
: Ada, memanggil nama henry
b. Waham
: tidak ada
c. Obsesi
: Tidak ada
d. Fobia
: Tidak ada
e. Gagasan rujukan
: Tidak ada
f. Gagasan pengaruh
: Ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Baik, selama wawancara pasien bersemangat dan tidak menunjukkan gejala yang agresif.
G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial :
Baik (pasien mengetahui bahwa mencuri itu berdosa)
2. Uji daya nilai
:
penyakitnya
I. RELIABILITAS
Taraf tidak dapat dipercaya
==================================================================
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
Keadaan Umum
: baik, tampak tidak sakit
Kesadaran
: compos mentis
Tekanan Darah
: 140/100 mmHg
Frekuensi Nadi
: 105x/menit
Frekuensi Napas
: 20x/menit
Suhu Badan
: 36,3 C
Kulit
: Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kering (+).
Kepala
: Normocephali
Mata
: Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya
tidak ...
Hidung
langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, oedem -/-.
: Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-),
Telinga
Mulut
Lidah
Gigi geligi
Uvula
Tonsil
Tenggorokan
Leher
sekret -/: Normotia, membran timpani intak +/+, nyeri tarik -/-.
: Bibir merah, sariawan (-), trismus (-), halitosis (+), candidiasis (-)
: Normoglosia, warna merah muda, kotor (-), tremor (-), deviasi(-)
: Baik
: Letak di tengah, hiperemis (-)
:T1/T1, tidak hiperemis
: Faring tidak hiperemis
: KGB supra klavikular tidak teraba membesar, kelenjar tiroid
tidak teraba .membesar, trakea letak normal
Thorax
Paru
Inspeksi
: Tidak dilakukan.
: Tidak dilakukan.
: Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/: Ictus cordis tidak tampak
: Tidak dilakukan.
: Tidak dilakukan
: S1 normal,S2 normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranialis (IXII)
2. Tanda rangsang meningeal
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
V.
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Motorik
Sensorik
Fungsi luhur
Gangguan khusus
Gejala EPS
: Baik
: Tidak ada
: (+) normal
: Tidak ada
: Baik
: Baik
: Baik
: Tidak ada
: akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus
otot (N), tremor (-), distonia (-)
=================================================================
VI.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian
Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya :
GAF current
GAF HLPY
==================================================================
VII.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
psikotik
: Z03.2 Tidak ada diagnosis
: Hipertensi
: Masalah keluarga
: GAF current
GAF saat masuk rumah sakit
GAF HLPY
: 80-71
: 60-51
: 60-51
==================================================================
VIII.
PROGNOSIS
A. Quo ad vitam: dubia ad bonam (gangguan afektif bipolar episodik manik dengan gejala
psikotik tidak menyebabkan kematian).
B. Quo ad functionam: dubia ad bonam (pasien masih dapat menjalankan kegiatan seharihari, dengan gangguan yang masih dalam tahap bisa ditanggulangi)
C. Quo ad sanactionam: dubia ad bonam (gejala yang timbul dapat minimal asalkan pasien
mengonsumsi obat dan melakukan terapi relaksasi)
IX.
DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik :
- Didapatkan kelainan organik yaitu riwayat hipertensi
B. Psikologi/psikiatri :
- Sering mengamuk, mudak tersinggung, mendengar bisikan suruhan
- Tilikan derajat 2
C. Sosial/keluarga :
- Jika gejala muncul, didapatkan hendaya dalam aktivitas sehari-hari
==================================================================
X. TERAPI
Terapi Farmakologi
Pada Gangguan Afektif Bipolar (manic depressive disorder) dengan serangan-serangan episode
mania/depresi : Lithium
Efek sedasi
-Rambut rontok
-Peningkatan BB
-tremor
-Gangguan GI
-thrombositopenia
Psikoedukasi
Dilakukan psikoedukasi pada pasien dan keluarganya mengenai penyakit yang dialami pasien,
gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang mungkin diberikan, pilihan obat, efek
samping pengobatan, dan prognosis penyakit.
Psikoterapi
Psikoterapi suportif
- Ventilasi : pasien diberikan kesempatan untuk meluahkan isi hatinya
- Sugesti : menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan
hilang
- Reassurance : meyakinkan pasien bahwa dia sanggup mengatasi masalahnya.
Psikoterapi edukatif
- Memotivasi pasien untuk berobat teratur
lahan
Memberi edukasi untuk membantu pasien agar dapat mengerti keadaan yang
sekarang dan mengatasi permasalahan yang ada dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya