PEMBAHASAN
TOPIK III
KECENDERUNGAN-KECENDERUNGAN MUTAKHIR
(CURRENT TRENDS) DALAM BIDANG PEMBELAJARAN
menulis,
medengarkan,
bertanya,
menjawab,
mengamati
diartikan
sebagai
pembelajaran
yang
dapat
mengembangkan
dari
filsafat
pengetahuan
ditekanan
pada
pembentukan
kreativitas
dengan
melihat
terpadu
yang
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
LEARNING)
1. Pengertian dan Tjuan Pembelaajaran Kooperatif
Dari beberapa pendapat ahli dapat
(COOPERATIVE
disimpulkan
bahwa
(yang
beranggotakan
3/4-5/6
orang)
yang
b.
c.
d.
e.
10
6) Penghargaan
b. Tipe Jigsaw
Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Elliot
Aroson dan koleganya fi Universitas Texas, kemudian Slavin di
Universitas John Hopkins. Jigsaw berasal dari bahasa inggris yang
berarti gergaji ukir, patterns, pola-pola mozaik, puzzle dan
sebagainya. Sehingga jigsaw diartikan sebagai tipe pembelajaran
dengan pelaksanaannya mengikuti cara kerja sebuah gergaji yaitu
dengan cara siswa/anggota kelompok melakukan kegiatan atau
mengerjakan tugasnya (membaca dan berdiskusi) dengan cara
berpindah (bolak-balik) dari kelompok asal menuju kelompok pakar
kemudian balik lagi ke kelompok asal.
Berdasarkan beberapa variasi penerapan tipe ini di lapangan, maka
tahapannya dapat dikelompokkan menjadi 7 tahap utama, yaitu:
1) Membagi siswa di kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil yang
bersifat heterogen (asal) 4-6 orang.
2) Setiap kelompok diberi tugas parallel, sementara setiap anggota
3)
4)
5)
6)
7)
c. Think-Pair-Share (Berpikir-Berpasangan-Berbagi)
TPS merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dengan maksud supaya
proses pembelajaran lebih menarik. Tipe ini dikembangkan oleh Frand
Lyman dan koleganya di Universitas Maryland. Penerapan tipe ini
telah menekankan pada pemberian kesempatan/waktu berpikir yang
lebih banyak bagi para siswa untuk saling membantu dan merespon
pertanyaan yang dihadapkan kepadanya.
Beberapa ahli menyatakan bahwa pembelajaran tipe TPS terbagi ke
dalam 3 tahap, yaitu:
1) Berpikir (Thingking)
2) Berpasangan (Pairing)
11
3) Berbagi (Share)
d. Tipe
Numbered
Head
Together
(Penomoran
Kepala/Berpikir
Bersama)
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagan
(1993). Tipe ini menggunakan nomor sebagai identitas penanda bagi
setiap anggota dalam tiap kelompok. Menekankan pada penciptaan
struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi polapola interaksi siswa untuk membuat pembelajaran lebih menarik, dan
dimaksudkan sebagai salah satu alternative untuk mereview kembali
dan mengecek sejauh mana siswa memahami isi pelajaran.
Beberapa ahli merumuskan pembelajaran NHT menjadi empat
llangkah pokok, yaitu :
1) Penomoran (Numbering)
2) Pengajuan Pertanyaan (Questioning)
3) Berpikir Bersama (Head Together)
4) Pemberian Jawaban (Answering)
e. Team Games Tournaments (TGT)
TGT merupakan tipe pembelajaran koopertif yang didahului dengan
penyajian materi pembelajaran oleh guru dan diakhiri dengan
pemberian sejumlah pertanyaan untuk didiskusikan di kelompok
masing-masing (heterogen dengan anggota 5-6 orang per kelompok)
dan selanjutnya setiap kelompok dipertandingkan seminggu sekali
untuk
menguji
kemampuan
mereka
dengan
mempertanggung
diarahkan
untuk
menyelesaikan
masalah
dalam
arti
menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran, dan (c)
pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir
secara ilmiah.
2. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Nurhadi,dkk(2004:60), Kunandar,(2007:336), dan Trianto,
(2007:71) terdiri atas (a) Tahap 1: orientasi siswa pada masalah, disini guru
menjelaskan
logistik
yang
dibutuhkan,
mengajukan
fenomena
atau
13
mengorganisasi siswa untuk belajar, tahap ini guru membantu siswa untuk
mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
masalah tersebut, (c) Tahap 3: membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok. Disini guru mendorong siswa untuk melakukan/mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah, (d) Tahap 4 : mengembangkan dan
menyajikan hasil karya. Tahap ini guru membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta
membimbing mereka untuk berbagi tugas dengan temannya, (e) Tahap 5 :
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Di tahap ini guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sintaks dari model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) terdiri atas enam
tahap yaitu:
a. Tahap muncul/adanya masalah actual yang berasal dari lingkungan hidup
siswa sehari-hari yang disadari oleh siswa sebagai masalah yang
membutuhkan penyelesaian.
b. Tahap merumuskan masalah sehingga ada kejelasan dan kesamaan
persepsi tentang hakikat masalah dan sekaligus sebagai dasar untuk
menetapkan jenis data yang akan dikumpul untuk digunakan sebagai dasar
dalam memecahkan masalah.
c. Tahp merumuskan hipotesis dalam bentuk perumusan kemungkinan
tindakan yang dapat dilakukan yang diasumsikan dapat menyelesaikan
masalah.
d. Tahap mengumpulkan data melalui teknik dn instrument pengumpul data
yang tepat.
e. Menguji hipotesis dengan memanfaatkan data yang berhasil dikumpulkan
sebagai dasar pengambilan kesimpulan.
f. Menentukan pilihan penyelesaian.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan dan model pembelajaran merupakan cara sistematis yang
dipilih untuk dan dapat memacu semangat setiap siswa untuk terlibat secara
aktif
dalam
proses
pembelajaran
dan
sekaligus
diharapkan
dapat
15