Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wanita adalah makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang utuh dan
unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan
tingkat perkembangannya, memperlakukan perempuan dengan menggunakan
pendekatan holistik (Sujianti, 2009 )
Wanita merupakan makhluk yang memiliki sistem reproduksi cukup unik.
Salah satunya adalah mereka mengalami haid setiap bulannya yang tidak
dialami oleh pria. Sering kali mereka mengeluh sakit atau ketidak nyamanan
ketika mengalami haid. Haid adalah perdarahan periodik normal uterus dan
merupakan fungsi fisiologis yang hanya terjadi pada wanita (Benson, 2009)
Wanita yang mengalami haid biasanya mengeluh gejala-gejala dalam dua hari
pertama. Gejala lainnya ketidakstabilan emosi, sakit kepala, tidak bergairah,
dan nafsu makan menurun. Gejala fisik yang paling umum ialah
ketidaknyamanan, nyeri dan kembung di daerah perut, rasa tertekan pada
daerah kemaluan dan disminore (Benson, 2009)
Menurut data WHO (2012) di dalam jurnal Keperawatan Aisyiah, didapatkan
kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenorea
dengan 10 - 15% mengalami dismenorea berat. Di Malaysia prevalensi
dismenorea pada remaja sebanyak 62,3% (Ningsih, 2011). Sedangkan Di
Indonesia angka kejadian dismenorea terdiri dari 54,89% dismenorea primer
dan 9,36% dismenorea sekunder (Purnamasari, 2013). Angka kejadian nyeri

menstruasi didunia sangat besar, rata-rata lebih 50% perempuan disetiap


negara mengalami nyeri menstruasi. Menurut French (2005 dikutip dari
Wedoanika, 2010 ) sebuah studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia
12-17 tahun) di Amerika Serikat, melaporkan prevalensi nyeri menstruasi
59,7%. Dari mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang, dan 49%
ringan. Kejadian ini menyebabkan 14% remaja serin g tidak masuk sekola.
Penelitian di Swedia, 80% remaja usia 19-21 tahun mengalami dismenorea,
15% membatasi aktifitas harian mereka ketika haid dan membutuhkan obatobatan untuk mengurangi dismenorea, 8-10% tidak mengikuti atau masuk
sekolah (Desfietri,2012)
Angka kejadian nyeri menstruasi di indonesia mencapai 60-70%. Angka
kejadian dismenorea tipe primer diindonesia adalah sekitar 54,89%,
sedangkan sisanya adalah penderita dengan tipe sekunder (Purnamasari,
2013).
Penelitian Dewi Kurniawati (2008), menunjukkan bahwa dismenorea
mempengaruhi aktifitas siswi SMK Batik 1 Surakarta. Dari 85 siswi yang
menjadi responden penelitian 61,7% diantaranya mengalami penurunan
aktivitas sedangkan sisanya sebanyak 38,3% tidak mengalami penurunan
aktifitas.
Dismenorea dibagi dua yaitu, disminorea primer dan dismenorea sekunder.
Dismenorea primer tidak terdapat hubungannya dengan kelainan ginekologi,
sedangkan dismenorea sekunder disebabkan oleh kelainan ginekologi
(Purwaningsih & Fatmawati, 2010). Nyeri menstruasi yang paling sering
terjadi adalah nyeri menstruasi primer, dimana nyeri tersebut timbul sejak haid

pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Nyeri menstruasi
ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan
fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang
menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun (Lie, 2004)
Produk herbal saat ini memang sedang menjadi alternatif terutama bagi remaja
putri yang ingin mengurangi rasa nyeri tanpa mendapatkan efek samping
(Triatnawati,2003). Salah satu produk herbal yang familiar untuk mengurangi
nyeri haid adalah minuman kunyit. Dalam hal ini masyarakat Indonesia
percaya bahwa memiliki kebiasaan minum minuman kunyit untuk mengurangi
keluhan pada saat haid. Namun, masyarakat belum mengetahui kandungan
dari kunyit itu sendiri.
Data menurut IOT (Industri Obat Tradisional) dan IKOT (Industri Kecil Obat
Tradisional) dari 4.187 terdapat 40% masyarakat memanfaatkan kunyit
sebagai pengobatan dan 10% masyarakat mengkonsumsi kunyit mengurangi
nyeri waktu haid (Ningharmanto, 2008 dalam Leli, Rahmawati & Atik, 2011)
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kurkumin aman dan tidak toksik
bila dikonsumsi oleh manusia, jumlah kurkumin yang aman dikonsumsi oleh
manusia adalah 100 mg/hari (Commandeur dan Vermeulen, 2000 dalam
Marlina, 2012).
Minuman kunyit adalah suatu minuman yang diolah dengan bahan utama
kunyit. Secara alamiah memang kunyit dipercaya memiliki kandungan bahan
aktif yang dapat berfungsi sebagai analgetika, antipiretika, dan antiinflamasi.
Selain itu dijelaskan bahwa minuman kunyit sebagai pengurang rasa nyeri
pada dismenorea primer memiliki efek samping minimal (Limananti &

Triatnawati, 2003). Senyawa aktif atau bahan kimia yang terkandung dalam
kunyit adalah kurkumin (Putri,2006)
Curcumin akan bekerja dalam menghambat reaksi cyclooxygenase (COX-2)
sehingga menghambat atau mengurangi terjadinya inflamasi sehingga akan
mengurangi atau bahkan menghambat kontraksi uterus. Dan curcumenol
sebagai analgetik akan menghambat pelepasan prostaglandin yang berlebihan
melalui jaringan epitel uterus dan akan menghambaat kontraksi uterus
sehingga akan mengurangi terjadinya dismenorea (Wiesere, 2007)
Penelitian ini dilakukan di tiga kelas X yaitu pada siswi SMANegeri14 Bandar
Lampung yang jumlah nya kelas X.1 ada 22 orang, kelas X.2 ada 21 orang,
kelas X.3 ada 19 orang. Dari hasil presurvey yang dilakukan peneliti terhadap
10 orang siswi kelas sepuluh tentang mengalami dismenorea, diketahui bahwa
6 orang siswi (60%) mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri saat
menstruasi, 3 orang siswi (30%) melakukan kompres air hangat, dan 1 orang
siswi (10%) hanya beristirahat saat merasakan nyeri, dari siswi tersebut
mereka tidak tahu selain terapi farmakologis ada terapi non farmakologis yang
tidak memiliki efek samping. Salah satunya dengan minuman kunyit yang
merupakan tindakan non farmakologis yang dapat dilakukan untuk
mengurangi nyeri, maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti secara
langsung tentang Pengaruh Pemberian Kunyit Asam Terhadap Penurunan
Keluhan Dismenorea Pada Siswi SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun
2016.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Adakah Pengaruh Pemberian Kunyit Asam Terhadap Penurunan Intensitas

Nyeri Dismenorea Pada Siswi Kelas X di SMA Negeri 14 Bandar lampung


Tahun 2016 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pemberian kunyit asam terhadap intensitas nyeri
dismenorea pada siswi Kelas X SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun
2016
1.3.2

Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui rata-rata dismenorea sebelum diberi kunyit asam
pada siswi Kelas X SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun 2016
2. Untuk mengetahui rata-rata dismenorea sesudah diberi kunyit asam
pada siswi Kelas X SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun 2016
3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kunyit asam terhadap terhadap
intensitas nyeri dismenorea pada siswi Kelas X

SMA Negeri 14

Bandar Lampung Tahun 2016


1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat secara aplikatif
Dapat menambahkan pengetahuan
1.4.2

masyarakat

tentang

pengaruh

pemberian kunyit asam terhadap penurunan intensitas nyeri dismenorea.


Manfaat secara teoristis
Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk
pengembangan lebih lanjut dalam bidang ilmu kebidanan dan sebagai
bahan pembelajaran mahasiswi universitas malahayati tentang pengaruh
pemberian kunyit asam terhadap intensitas nyeri dismenorea.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Jenis penelitian dalam penelitian ini kuantitatif

dengan desain penelitian

analisis dengan menggunakan pendekatan Pre eksperimen dengan rancangan


one group pretest-posttest. Ciri dari desain penelitian ini memberikan
intervensi kepada responden yang akan dilakukan tindakan perlakuan dan

membandingkan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Objek pada


penelitian ini adalah pengaruh pemberian kunyit asam terhadap intensitas
nyeri dismenorea sebelum dan sesudah pada responden. Sedangkan subyek
pada penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X SMA Negeri 14 Bandar
Lampung. Penelitian dilakukan pada bulan April 2016.

Anda mungkin juga menyukai