PENDAHULUAN
pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Nyeri menstruasi
ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan
fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang
menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun (Lie, 2004)
Produk herbal saat ini memang sedang menjadi alternatif terutama bagi remaja
putri yang ingin mengurangi rasa nyeri tanpa mendapatkan efek samping
(Triatnawati,2003). Salah satu produk herbal yang familiar untuk mengurangi
nyeri haid adalah minuman kunyit. Dalam hal ini masyarakat Indonesia
percaya bahwa memiliki kebiasaan minum minuman kunyit untuk mengurangi
keluhan pada saat haid. Namun, masyarakat belum mengetahui kandungan
dari kunyit itu sendiri.
Data menurut IOT (Industri Obat Tradisional) dan IKOT (Industri Kecil Obat
Tradisional) dari 4.187 terdapat 40% masyarakat memanfaatkan kunyit
sebagai pengobatan dan 10% masyarakat mengkonsumsi kunyit mengurangi
nyeri waktu haid (Ningharmanto, 2008 dalam Leli, Rahmawati & Atik, 2011)
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kurkumin aman dan tidak toksik
bila dikonsumsi oleh manusia, jumlah kurkumin yang aman dikonsumsi oleh
manusia adalah 100 mg/hari (Commandeur dan Vermeulen, 2000 dalam
Marlina, 2012).
Minuman kunyit adalah suatu minuman yang diolah dengan bahan utama
kunyit. Secara alamiah memang kunyit dipercaya memiliki kandungan bahan
aktif yang dapat berfungsi sebagai analgetika, antipiretika, dan antiinflamasi.
Selain itu dijelaskan bahwa minuman kunyit sebagai pengurang rasa nyeri
pada dismenorea primer memiliki efek samping minimal (Limananti &
Triatnawati, 2003). Senyawa aktif atau bahan kimia yang terkandung dalam
kunyit adalah kurkumin (Putri,2006)
Curcumin akan bekerja dalam menghambat reaksi cyclooxygenase (COX-2)
sehingga menghambat atau mengurangi terjadinya inflamasi sehingga akan
mengurangi atau bahkan menghambat kontraksi uterus. Dan curcumenol
sebagai analgetik akan menghambat pelepasan prostaglandin yang berlebihan
melalui jaringan epitel uterus dan akan menghambaat kontraksi uterus
sehingga akan mengurangi terjadinya dismenorea (Wiesere, 2007)
Penelitian ini dilakukan di tiga kelas X yaitu pada siswi SMANegeri14 Bandar
Lampung yang jumlah nya kelas X.1 ada 22 orang, kelas X.2 ada 21 orang,
kelas X.3 ada 19 orang. Dari hasil presurvey yang dilakukan peneliti terhadap
10 orang siswi kelas sepuluh tentang mengalami dismenorea, diketahui bahwa
6 orang siswi (60%) mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri saat
menstruasi, 3 orang siswi (30%) melakukan kompres air hangat, dan 1 orang
siswi (10%) hanya beristirahat saat merasakan nyeri, dari siswi tersebut
mereka tidak tahu selain terapi farmakologis ada terapi non farmakologis yang
tidak memiliki efek samping. Salah satunya dengan minuman kunyit yang
merupakan tindakan non farmakologis yang dapat dilakukan untuk
mengurangi nyeri, maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti secara
langsung tentang Pengaruh Pemberian Kunyit Asam Terhadap Penurunan
Keluhan Dismenorea Pada Siswi SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun
2016.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Adakah Pengaruh Pemberian Kunyit Asam Terhadap Penurunan Intensitas
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui rata-rata dismenorea sebelum diberi kunyit asam
pada siswi Kelas X SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun 2016
2. Untuk mengetahui rata-rata dismenorea sesudah diberi kunyit asam
pada siswi Kelas X SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun 2016
3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kunyit asam terhadap terhadap
intensitas nyeri dismenorea pada siswi Kelas X
SMA Negeri 14
masyarakat
tentang
pengaruh