Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1. Asal mula dari tiga tipe utama kanker ovarium.1
90 95 % dari kanker ovarium ganas merupakan kanker epitel ovarium, dan selebihnya
5 10 % terdiri dari tumor germ sel dan tumor sex cord-stroma.1
Serous adenocarcinoma
Mucinous tumors
o Adenocarcinoma
o Pseudomyxoma peritonei
Endometrioid Tumors
o Adenocarcinoma
o Malignant mixed mullerian tumor
Clear cell adenocarcinoma
Transitional cell tumors
o Malignant Brenner tumor
o Transitional cell carcinoma
Squamous cell carcinoma
Mixed carcinoma
Undifferentiated carcinoma
Small cell carcinoma
Banyak faktor bisa mempengaruhi resiko timbulnya kanker ovarium (tabel 2.1).13 Pil
kontrasepsi oral mempunyai efek proteksi yang terkuat. Analisis dari 12 uji klinis kasus
kontrol yang terdiri dari 2197 pasien dengan kanker ovarium dibanding dengan 8893
kontrol wanita menunjukkan odds ratio 0,66 0,7.14 Durasi penggunaan pil kontrasepsi
juga penting. Pada uji klinis kasus kontrol dari 441 wanita dengan kanker ovarium
didapati manfaat pada pemakai pil kontrasepsi oral lebih dari 3 tahun (OR 0,6).15 Uji
klinis kohort dari 17032 wanita menunjukkan keuntungan yang signifikan dari
pemakaian pil kontrasepsi oral selama 8 tahun atau lebih dibanding dengan pemakaian
4 tahun atau kurang.16
Tabel 2.1. Faktor resiko timbulnya kanker ovarium.13
Nullipara dan wanita tanpa anak mempunyai dua kali resiko mendapat kanker ovarium
karena berhubungan dengan periode jangka lama ovulasi berulang.17 Menarche awal
dan menopause lambat meningkatkan resiko kanker ovarium. Sebaliknya, menyusukan
bayi mempunyai efek proteksi, mungkin dikarenakan amenorrhoea yang lama.18 Ligasi
tuba dan histerektomi mengurangi resiko mendapat kanker ovarium.19 Secara
keseluruhan insiden kanker ovarium meningkat seiring dengan bertambahnya usia
hingga pertengahan 70-an sebelum berkurang sedikit pada wanita berusia lebih dari 80
tahun.20 Riwayat keluarga kanker ovarium pada kerabat derajat pertama yaitu ibu, anak
perempuan atau kakak, mempunyai tiga kali resiko mendapat kanker ovarium.1
Secara keseluruhan angka ketahanan hidup 5 tahun untuk semua stadium kanker epitel
ovarium adalah 50 %, lebih rendah dari kanker uterus (80%) atau kanker servix (70%).1
Stadium yang ditentukan dengan operasi adalah variabel yang paling penting (Tabel
2.2).21
Tabel 2.2. Angka ketahanan hidup 5 tahun untuk setiap stadium FIGO pada kanker
epitel ovarium (n=4911 pasien).21
Stadium Ketahanan hidup 5 tahun (%)
I
86
II
70
III
34
IV
19
Kesempatan yang paling baik untuk mengurangi progresifitas kanker ovarium adalah
pada saat laparatomi pertama pada pasien. Tujuan penanganan bedah pada saat ini
adalah untuk menentukan secara akurat tingkat keparahan penyakit dan untuk
mengurangi volume residual tumor menjadi minimal.5 Dokter bedah seharusnya
mengkonfirmasi diagnosis, menentukan stadium sebaran penyakit dan kemudian
melakukan operasi kuratif atau mengeluarkan sebanyak mungkin jaringan ganas pada
operasi primer (debulking operation) sehingga memungkinan suksesnya lanjutan
kemoterapi
atau
radioterapi.22
Efektifitas
operasi
debulking
yang
optimal
Operasi pengangkatan tumor yang agresif, yang diikuti dengan kemoterapi berbasis
platinum, biasanya menyebabkan perbaikan secara klinis. Akan tetapi hingga 80 %
Klasifikasi tumor germ sel ovarium penting untuk menentukan prognosa dan untuk
kemoterapi. Klasifikasi tumor germ sel adalah sebagai berikut:24
Dysgerminoma
Non dysgerminoma (kanker embrional)
o Differensiasi embrional
Mixed
Mature
Immature
o Differensiasi extra embrional
Choriocarcinoma
Endodermal sinus tumour (yolk sac tumour)
Extraembryonal carcinoma
Tiga ciri khas yang membedakan tumor ganas germ sel dari kanker epitel ovarium.
Pertama, tumor ganas germ sel sering timbul pada pasien usia muda, biasanya pada
usia belasan atau awal duapuluhan. Kedua, kebanyakan terdiagnosa pada stadium I.
Ketiga, prognosis yang bagus walaupun pasien berada pada stadium lanjut
dikarenakan tumor ini sensitif pada kemoterapi. Terapi primer pada wanita yang masih
ingin hamil adalah pembedahan dengan tidak mengorbankan fertilitas.1
Sel sel dalam matriks ovarium berpotensi memproduksi hormon, dan hampir 90 %
dari tumor ovarium yang memproduksi hormon adalah tumor sex cord stromal.
Akibatnya, pasien dengan jenis tumor ini mempunyai gejala dan tanda klinis dari
kelebihan estrogen atau androgen. Reseksi dengan bedah merupakan terapi primer,
dan tumor sex cord stromal secara umum terbatas pada satu ovarium pada saat
diagnosis. Disamping itu, kebanyakan mempunyai pola tumbuh yang lambat dan
rendah potensi keganasan. Oleh karena sebab sebab di atas, hanya beberapa pasien
memerlukan kemoterapi berbasis platinum. Walaupun penyakit kambuhan sering
mempunyai respon yang lemah pada pengobatan, pasien dapat bertahan hidup untuk
jangka waktu yang lama karena lambatnya pertumbuhan tumor. Secara keseluruhan
prognosis dari tumor sex cord stromal adalah baik terutama karena terdiagnosa pada
diagnose awal dan pembedahan kuratif. Dikarenakan jarangnya tumor jenis ini,
membatasi pemahaman perjalanan penyakit, terapi dan prognosis.1
kanker
ovarium
diklasifikasikan
menurut
International
Federation
of
IA
Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada
pertumbuhan di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor pada cairan asites
ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum
IB
Tumor terbatas pada dua ovarium, tidak ada pertumbuhan tumor pada
permukaan kapsul, tidak ada sel tumor pada cairan asites ataupun pada
bilasan cairan di rongga peritoneum
IC
Tumor terbatas pada satu atau dua dengan salah satu faktor dari kapsul
tumor yang pecah, pertumbuhan tumor pada permukaan kapsul, ditemukan
sel tumor ganas pada cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum
II
IIA
Tumor meluas ke uterus dan atau ke tuba tanpa sel tumor di cairan asites
ataupun bilasan rongga peritoneum
IIB
Tumor meluas ke jaringan organ pelvis lainnya tanpa sel tumor di cairan
asites ataupun bilasan rongga peritoneum
IIC
Perluasan di pelvis (IIA atau IIB) dengan ditemukan sel tumor di cairan asites
atau bilasan rongga peritoneum
III
Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor pada
rongga peritoneum di luar pelvis dengan atau metastasis ke kelenjar getah
bening regional
IIIA
IIIB
IIIC
IV
keganasan lainnya seperti kanker pankreas, kanker payudara dan paru paru dan
pada kasus kasus jinak seperti endometriosis, kehamilan ektopik, fibroids, arthritis
dan penyakit ginjal.26
Menurut Kenemans dan kawan kawan, batas kadar CA 125 ditentukan pada 35
U/ml dimana hanya 1% dari 888 wanita sehat mempunyai kadar yang melebihi angka
ini. Jika batas yang digunakan pada 65 U/ml, hanya 0,2% dari 888 wanita sehat
mempunyai kadar yang meningkat.27 Pada laporan uji klinis lainnya pada tabel 4
menunjukkan 0 5% wanita sehat mempunyai kadar lebih jika memakai 35 U/ml
sebagai batas normal dan 0 1,7% wanita sehat mempunyai kadar lebih jika memakai
65 U/ml (tabel 2.4).27 Kadar CA 125 yang tinggi melebihi 65 U/ml bisa terjadi pada
kehamilan trimester pertama dan sewaktu menstruasi. Pada saat mulainya menstruasi
kadar CA 125 bisa meninggi secara tiba tiba menjadi kadar lebih dari 300 U/ml,
kemungkinan disebabkan mudah masuknya CA 125 dari epitel endometrial ke dalam
sirkulasi sewaktu menstruasi. Penjelasan lain mungkin menunjukkan bahwa mundurnya
darah menstruasi ke rongga abdomen, menyebabkan reaksi inflamasi lokal dan
meningkatnya CA 125.27
27
Banyak uji klinis dilakukan dengan mengukur kadar CA 125 pada pasien dengan
penyakit jinak. Persentase meningginya CA 125 melebihi 35 U/ml berkisar 2 hingga
42% dan yang melebihi 65 U/ml berkisar 1 hingga 16%, bergantung populasi yang diuji.
Beberapa penyakit jinak ditemukan berhubungan dengan kadar CA 125, yang
menyebabkan problem diagnosa banding. Pasien yang mempunyai gagal jantung
kongestif, tuberkulosis, atau sirosis hepatis bisa mempunyai hasil yang positif, seperti
juga pasien dengan penyakit ginekologi jinak seperti myoma uteri dan tumor ovarium
jinak. Pasien dengan endometriosis atau kista endometriosis bisa mempunyai kadar CA
125 yang sangat tinggi (tabel 2.5)27. Neoplasma ovarium jinak lainnya juga bisa
mempunyai hasil positif pada 1/6 pasien (tabel 2.6).27
Tabel 2.5. Kadar CA 125 pada endometriosis dan atau kista endometriotik.27
27
Test serum CA 125 bisa positif pada berbagai jenis kasus malignan non ovarium.
Karsinoma ginekologi yang lain seperti pada endometrium bisa positif pada beberapa
kasus. Hal ini berlaku juga pada kanker non ginekologi seperti kolon dan pankreas bisa
meningkatkan kadar serum CA 125 (Tabel 2.7).27 Tumor berasal dari organ organ
selain ovarium bisa meningkatkan kadar CA 125 jika sudah metastasis ke ovarium.
Oleh karena itu fungsi test CA 125 kurang mempunyai nilai untuk diagnosa banding
berbagai jenis keganasan.27
Tabel 2.6. Kadar CA 125 pada neoplasma ovarium jinak.27
27
27
Kadar serum CA 125 pada kanker ovarium sebelum diterapi mencerminkan jumlah
antigen yang berhubungan dengan tumor dalam sirkulasi dalam hubungannya dengan
beratnya penyakit pada saat ditentukan stadium. 27 Tabel 2.8 menyimpulkan hubungan
kadar CA 125 sebelum terapi dengan kanker ovarium sesuai dengan stadium menurut
FIGO. Pada stadium I, hanya 41 % dari semua pasien mempunyai peningkatan kadar
serum CA 125. Oleh karena itu pada lebih dari setengah jumlah pasien dengan
keganasan terbatas pada satu atau dua ovarium (dengan atau tanpa sel malignan pada
cairan asites atau cairan pencucian abdominal) kadar serum CA 125 berada dalam
batas normal.27 Kadar CA 125 yang meningkat didapati pada 50 % pasien dengan
kanker ovarium stadium I dan > 90% wanita dengan kanker ovarium stadium lanjut.3
Dikarenakan keterbatasan ini, sensitivitas CA 125 dalam mendeteksi penyakit
diperkirakan hanya 70-80% dengan spesifisitas 98,6% hingga 99,4% serta rendahnya
nilai prediksi positif(positive prediktif value) sebesar 3%.2
Tabel 2.8. Kadar CA 125 pada kanker ovarium sebelum terapi menurut stadium dari
FIGO.27
27
Ketika kadar CA 125 sebelum terapi dikelompokkan sesuai dengan tipe histologi,
terbukti bahwa kebanyakan kanker epitel ovarium non musinosum mempunyai
peningkatan kadar serum (tabel 2.9). Tumor musinosum mempunyai peningkatan kadar
CA 125 hanya pada 58% kasus. Karsinoma ovarium bukan berasal dari lapisan epitel
ovarium juga menyebabkan kadar CA 125 meningkat.27
Tabel 2.9. Kadar CA 125 pada kanker ovarium sebelum terapi menurut tipe histologi.27
27
Kadar serum CA 125 mempunyai nilai klinis untuk memonitor penyakit dan mendeteksi
adanya kekambuhan. Karakteristik yang penting dari penanda tumor ini adalah
kemampuannya mencerminkan sifat dari tumor ganas sewaktu terapi atau pada periode
kontrol sesudah selesainya terapi.27
2.4 Ultrasonografi
Ultrasonografi sering dilakukan untuk mengevaluasi massa di pelvis dan ovarium. Kista
simple (simple cyst) adalah salah satu massa pelvis yang paling sering. Gambaran
klasik sonografi dari kista simple adalah batas yang rata dan regular, anechoic dan
adanya peningkatan akustik posterior. (gambar 2.2)1
Gambar 2.5. Sonogram transvagina dari kanker ovarium menunjukkan kista multilokular
dengan nodule solid.30
Sonografi kurang membantu pada pasien dengan tumor ovarium ganas stadium lanjut.
Sonogram pelvis mungkin sulit menginterpretasi uterus, adnexa dan struktur
sekelilingnya jika ada massa besar di abdomen. Gambaran asites mudah terlihat pada
ultrasonografi.(gambar 2.6)1
Pemakaian ultrasonografi juga telah dipelajari untuk membedakan tumor ovarium ganas
dan tumor ovarium jinak. Jacob dan kawan kawan memakai skor ultrasonografi
dimana skor ditentukan dengan memberikan nilai satu dari setiap karakteristik yang
dijumpai pada ultrasonografi seperti multilokulasi kista ovarium, komponen solid pada
tumor ovarium, lesi bilateral, asites dan adanya bukti metastasis intra abdomen.5 Jacob
dan kawan kawan mendapati bahwa ultrasonografi dengan skor 2 memberikan
sensitivitas 71 % dan spesifisitas 83%.5 Akan tetapi penggunaan ultrasonografi masih
terkendala pada interpretasi. Karakteristik keganasan pada ultrasonografi juga bisa
didapati pada tumor ovarium jinak.9 Uli J dan kawan-kawan mendapati bahwa
tingginya angka false positif yaitu 27% terutama disebabkan adanya tumpang tindih
gambaran ultrasonografi tumor jinak (seperti myoma geburt, kista endometriosis, serous
dan mucinous cystadenoma) dengan tumor ovarium ganas.10
kawan dinamakan IRK 1. Pada tahun 1999, Tingulstad dan kawan - kawan
memodifikasinya menjadi IRK 3.35 Adapun perbedaan di antara ketiga indeks adalah
terletak pada perbedaan skor dari hasil ultrasonografi dan skor status menopausal
sementara itu karakteristik ultrasonografi yang digunakan adalah sama serta rumus
yang digunakan adalah sama. Tabel 2.10 menunjukkan perbedaan antara ketiga IRK.
Tabel 2.10. Perbedaan antara ketiga IRK.
IRK 1
Status Menopause
Skor Ultrasonografi
IRK 2
IRK 3
U = 1 jika 1 karakteristik
U = 4 jika 2 karakteristik
U = 1 jika 1 karakteristik
U = 3 jika 2 karakteristik
Keterangan: IRK 1 menurut Jacob dkk,1990; IRK 2 (menurut Tingulstad dkk, 1996);
IRK 3 ( menurut Tingulstad dkk, 1999)
Perbedaan sensitivitas, spesifisitas dan positive predictive value diantara ketiga IRK
bisa terlihat pada tabel 2.11.
Tabel 2.11. Sensitivitas, spesifisitas dan positive predictive value pada IRK 1, IRK 2,
IRK3.
Sensitivitas
Spesifisitas
Positive Predictive Value
IRK 1 5
85,4 %
96,9 %
92,3 %
34
IRK 2
80 %
92 %
83 %
IRK 3 35
71 %
92 %
69 %
Manjunath dan kawan kawan telah meneliti mengenai ketiga IRK tersebut dan
menyatakan bahwa IRK lebih akurat dibandingkan dengan status menopause, kadar
serum Ca 125 dan karakteristik ultrasonografi dalam menapiskan keganasan. Tidak ada
perbedaan bermakna dari ketiga IRK dalam mengidentifikasi keganasan.36
Keterangan5:
IRK-1 = Indeks resiko keganasan menurut Jacob dan kawan - kawan
U = hasil ultrasonografi
dimana karakteristik ultrasonografi yang dijumpai:
- multilokulasi kista ovarium
- komponen solid pada tumor ovarium
- Lesi bilateral
- Asites
- Adanya bukti metastasis intra abdomen
Nilai U = 0 , jika tidak dijumpai karakteristik ultrasonografi di atas.
Nilai U = 1 , jika dijumpai salah satu karakteristik ultrasonografi di atas
Nilai U = 3 , jika dijumpai dua hingga lima karakteristik ultrasonografi di atas
M = status menopause
Nilai M = 1 jika belum menopause
Nilai M = 3 jika sudah menopause
Serum CA 125 = kadar serum penanda tumor CA 125 dalam U/ml