Alat berat
Sedangkan sistem sanitary landfill merupakan sarana pengurugan sampah
setiap lapisan masyarakat menyadari sampah masih ada nilainya. Sekarang ini
bisnis limbah banyak sekali memberi keuntungan," kata Kepala Laboratorium
Lingkungan di Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan Metalurgi (KIM) LIPI
ini.
Menurut Anton, penanganan sampah dengan menggunakan sanitary
landfill tetap memiliki buangan berupa berbagai macam bentuk gas serta cairan.
Apabila buangan gas dan cairan ini tidak dikelola dengan baik, sampah tetap akan
menjadi masalah. Selain itu, penggunaan sanitary landfill juga harus
mempertimbangkan berapa lama sebuah tempat pembuangan akhir (TPA) itu
Menurut data JICA, setiap orang memproduksi sampah sebanyak 2,69 liter per
hari. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk 12 juta orang, total sampah yang
dihasilkan sekitar 8.070 ton per hari. Dengan demikian, dibutuhkan lokasi
sekurangnya seluas 25 hektare.
Sanitary Landfill, Analogi yang nyaris sempurna untuk metode ini ialah
kue lapis. Sanfil yang sudah penuh, artinya semua lahannya sudah diisi sampah
sampai batas ketinggian yang direncanakan, serupa dengan kue lapis dalam satu
nampan. Fisik sanfil berlapis-lapis. Lapisan terbawah kue lapis mirip dengan
lapisan terbawah atau lapisan pertama sanfil. Begitu pun lapisan kedua, serupa
dengan lapisan kedua kue lapis. Demikian seterusnya sampai lapisan terakhir
(atas). Dalam praktiknya di lapangan, lapisan pertama sanfil tentu tidak selesai
dalam satu dua hari. Untuk menyelesaikan satu lajur (satu lapis terdiri atas banyak
lajur, mirip kue lapis yang diiris melintang dan membujur) dengan tinggi 2 atau 3
m, dan lebar 3 m, bisa berhari-hari lamanya. Panjang sel sampah ini bergantung
pada volume sampah yang ditangani per hari. Setiap hari, setelah sampah
dipadatkan di sel-selnya memakai alat berat (kompaktor), bagian atasnya ditutupi
tanah liat/lempung yang kedap air. Dengan tebal 15 atau 30 cm, tanah penutup ini
mencegah lalat, nyamuk dan tikus mengacak-acak sel sampah. Setiap sel atau
lajur dibuat dengan kemiringan (slope) maksimum 45 derajat agar bisa dilewati
bulldozer dan shovel. Air hujan yang meresap dan bau busuk pun bisa dikurangi.
Fungsi lain tanah penutup ialah melindungi pekerja dari penyakit akibat
bakteri patogen. Mereka wajib mengenakan alat pengaman seperti sarung tangan,
sepatu boot dan pakaian khusus yang harus rutin dicuci. Kemudian, yang
terpenting, panas hasil dekomposisi zat organik bisa ditahan di dalam sampah dan
ikut membasmi larva lalat dan bakteri patogen. Seterusnya, sel per sel, lajur demi
lajur, lapis per lapis diselesaikan dari waktu ke waktu selama bertahun-tahun.
Makin luas lahannya, makin lamalah masa-hidup sanfil tersebut. Pada lapis
terakhir, tebal tanah penutup 50 cm agar sedapat mungkin infiltrasi air hujan tak
terjadi. Jika terjadi juga, lindi yang terbentuk potensial mencemari air tanah dan
air permukaan. Kadar polutannya jauh melebihi air limbah rumah tangga. Secara
umum, menurut Flintoff dalam Management of Solid Wastes in Developing
Countries, buku yang dipublikasikan atas prakarsa organisasi kesehatan dunia,
WHO, kisaran angka BOD-nya 6.000 - 7.000 mg/l, atau 20 - 30 kali BOD air
limbah domestik. Dalam sejumlah kasus ada yang mencapai 30.000 mg/l Selain
zat organik, lindi juga kaya nitrogen, klorida, sulfat, dan logam-logam berat.
Aspek Sanitary Landfill minimal ada empat aspek penting yang mesti dikaji
dalam pembuatan sanfil.
Pertama, seleksi lokasi. Atau karena jaraknya jauh, topografi dan kondisi
tanahnya tak mendukung, serta alasan lingkungan setempat yang juga tak
mendukung.
Kedua, metode sanfil. Ini berkaitan dengan bentuk lahan. Agar efektivitas
pemakaian lahannya tinggi, maka rencana operasi harus dibuat. Ada tiga metode
yang bisa digunakan, yaitu area, trench, dan depression. Metode area diterapkan
apabila lahannya agak landai atau datar dan tidak bisa dibuatkan parit. Setelah
sisinya ditanggul dengan tanah, barulah sampah dipadatkan sampai selesai lajur
per lajur. Metode trench (parit) dibuat di lahan yang muka air tanahnya cukup
dalam dan tersedia tanah penutup. Lebih disukai kalau ada bukit yang tanahnya
bisa dipangkas untuk tanah penutup. Parit dibuat dengan menggali sampai tanah
kedap air. Selanjutnya, apabila lokasi sanfil berupa cekungan, legok atau jurang,
metode depression atau lembah baik dipakai. Sampah diratakan, dipadatkan lalu
ditutupi tanah liat. Sekian puluh tahun kemudian, lembah itu berubah menjadi
lahan yang bisa dihuni atau untuk fasilitas lainnya seperti taman dan sabuk hijau.
Ketiga, produksi gas dan lindi. Kecuali gas yang dominan, yaitu 60% metana
(CH4) dan 35% karbondioksida, ada juga gas lain, yaitu H2S yang berbau busuk
seperti di kawah Tangkubanparahu, amoniak (NH3), karbonmonoksida (CO) dll.
Gas CO2 bisa melarutkan formasi batu kapur di tanah; metana, gas yang nyalanya
seperti spiritus ini, bisa meledak jika terkonsentrasi. Adapun lindi berasal dari
internal hasil dekomposisi dan eksternal dari hujan, air tanah, dan limpahan
drainase. Inilah masalah ikutan dari penanganan sampah. Sampah selesai,
muncullah air sampah yang tak kalah menimbulkan masalah lingkungan.
Keempat, aliran gas dan lindi. Gas bisa dibiarkan lepas ke udara atau
ditampung untuk dimanfaatkan energinya. Biogas ini, kalau dieksploitasi dengan
hati-hati dan tepat teknologinya, lumayan untuk menerangi kawasan kantor sanfil.
Lindi mengalir ke bawah dan terkumpul di dasar sanfil. Bisa dibiarkan di dalam
sanfil atau diolah di instalasi pengolahan air limbah sebelum dibuang.
Demikianlah, kue lapis sanfil bisa lebih bersahabat ketimbang open dump.
Empat aspek di atas, pencarian, pemilahan, pemilihan, penetapan, dan operasirawat sanfil bisa meminimalkan risikonya. Namun, dalam tataran desain, masih
ada parameter lain yang mesti dievaluasi agar diperoleh hasil yang memuaskan
dari sisi teknologi dan investasi.
Badan Pengkajian dan Pengembangan Tekhnologi (BPPT) menciptakan
sistem baru untuk mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Namanya
Reusable Sanitary Landfill. Sebenarnya, sistem ini merupakan penyempurna
sistem yang pernah diterapkan di Tempat Pembuangan Akhir Sampah yaitu
Sanitary Landfill. Arsitek dan Insinyur Tekhnologi BPPT, Dipl. Ing. Ir H. B.
Henky Sutanto menjelaskan Reusable Sanitary Landfill (RSL) adalah sebuah
sistem pengolahan sampah yang berkesinambungan dengan menggunakan metode
Supply Ruang Penampungan Sampah Padat. RSL diyakini Henky bisa mengontrol
emisi liquid, atau air rembesan sampai sehingga tidak mencemari air tanah. Sistem
ini mampu mengontrol emisi gas metan, karbondioksida atau gas berbahaya
lainnya akibat proses pemadatan sampah. RSL juga bisa mengontrol populasi lalat
di sekitar TPA. Sehingga mencegah penebaran bibit penyakit. Cara kerjanya, di
RSL, sampah ditumpuk dalam satu lahan. Lahan tempat sampah tersebut
sebelumnya digali dan tanah liatnya dipadatkan. Lahan ini desbut ground liner.
Usai tanah liat dipadatkan, tanah kemudian dilapisi dengan geo membran, lapisan
mirip plastik berwarna yang dengan ketebalan 2,5 milimeter yang terbuat dari
High Density Polyitilin, salah satu senyawa minyak bumi. Lapisan ini lah yang
nantinya akan menahan air lindi (air kotor yang berbau yang berasal dari sampah),
sehingga tidak akan meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah. Di atas
lapisan geo membran dilapisi lagi geo textile yang gunanya memfilter kotoran
sehingga tidak bercampur dengan air lindi. Secara berkala air lindi ini
dikeringkan. Sebelum dipadatkan, sampah yang menumpuk diatas lapisan geo
textille ini kemudian ditutup dengan menggunakan lapisan geo membran untuk
mencegah menyebarnya gas metan akibat proses pembusukan sampah (yang
dipadatkan) tanpa oksigen. Geo membran ini juga akan menyerap panas dan
membantu proses pembusukan. Radiasinya akan dipastikan dapat membunuh lalat
dan telur-telurnya di sekitar sampah. Sementara hasil pembusukan samapah dalam
bentuk kompos bisa dijual. Gas metan ini juga yang pada akhirnya digunakan
untuk memanaskan air hujan yang sebelumnya ditampung untuk mencuci truktruk pengangkut sampah. Henky yakin jika truk sampah yang bentuknya tertutup
dicuci setiap kali habis mengangkut sampah, tidak akan menebarkan bau.
Sumber lain juga mengatakan bahwa di Sanitary Landfill tersebut juga
dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktifitas penguraian sampah. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sanitary landfill, yaitu :
Semua landfill adalah warisan bagi generasi mendatang.
Memerlukan lahan yang luas
Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan dampak
lingkungan.
Aspek sosial harus mendapat perhatian.
Harus dipersiapkan instalasi drainase dan sistem pengumpulan asap.
Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi dengan zatzat beracun)
Memerlukan pemantauan yang terus menerus.
PEMBAHASAN
Dari hasil telaah yang saya temukan tentang sanitary landfill hampir sama
dengan materi kuliah PTPSP-A tentang sanitary landfill yang diberikan di
kampus, misalnya tentang metode sanitary landfill. Metode sanitary landfill yang
saya dapatkan yaitu:
1.
Sampah dibuang pada galian parit yang memanjang. Hasil galian digunakan untuk
menutup sampah yang ditimbun dan tanah penutup dipadatkan, kemudian
diratakan kembali. Setelah parit terisi penuh, dibuat parit baru desebelah parit
yang terdahulu.
2.
Metode area
Sampah dibuang di atas tanah seperti pada tanah rendah, rawa-rawa, lereng bukit
kemudian ditutup dengan tanah yang diperoleh dari tempat tersebut.
3.
Metode ramp
bermukim menetap. Selain menimbulkan bau tidak sedap, sampah pun berpotensi
menimbulkan berbagai penyakit yang membahayakan kesehatan. Indonesia
memiliki sekitar 460 TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang masih menggunakan
sistem open dumping, yaitu pembuangan sampah dengan cara ditimbun di tanah
lapang terbuka, sudah tidak layak lagi diterapkan. Data terakhir Dinas Kebersihan
DKI Jakarta menunjukkan jumlah produksi sampah Jakarta sampai saat ini
27.966 M per hari. Dengan jumlah volume sampah sebanyak ini tentunya
membutuhkan solusi penanganan yang tepat.
Referensi :
http://situs-berita-terbaru.blogspot.com/2012/03
http://rambutkriwil.multiply.com/journal/item/131/Piyungan-Penuh-
Sampah
http://budisusilo85.blogspot.com/2011_06_01_archive.html
http://www.damandiri.or.id/file/indrapermanaipbbab2.pdf
http://www.google.co.id/ihttp://aristhaserenade.blogspot.com/
http://www.blueenvironmental.com/landfill.html
http://www.ilmusipil.com/sistem-sanitary-landfill