Oleh
S. Walsen Pangihutan L. Tobing
1414111072
Kelompok 5
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa
NPM
: 1414111072
Program Studi
: Budidaya Perairan
Fakultas
: Pertanian
Judul Praktikum
: Pengujian LD50
Tempat
Waktu Praktikum
Kelompok
: 5 (Lima)
Bandar Lampung , 21 Juni 2016
Mengetahui,
Asisten,
Ari Widodo
NPM 1314111007
PENGUJIAN LD50
Oleh
S. Walsen Pangihutan L. Tobing
1414111072
ABSTRAK
Penyakit bakterial pada ikan saat ini merupakan salah satu kendala dalam sistem
pembudidayaan ikan yang dapat menimbulkan kerugian yang signifikan. Derajat
keganasan bakteri pathogen ini disebut dengan virulensi. Virulensi bakteri dapat
ditentukan dengan menghitung nilai LD50 nya. Semakin rendah nilai LD50 maka
bakteri semakin virulen. Aeromonas salmonicida ini merupakan bakteri pathogen
pada ikan yang memiliki kisaran inang yang luas. Tujuan uji LD50 ini adalah
mendapatkan letal dosis yang dapat mematikan 50% populasi ikan uji yang akan
digunakan pada uji selanjutnya. Ikan nila diinjeksi bakteri A. Salmonicida dengan
kepadatan 104,105,106,107 cfu/ml secara intraperitoneum ini.Kemudian dilakukan
pengenceran bakteri sebesar 10-3, 10-4, 10-5, 10-6, dan 10-7. Sebagai pembanding
maka disediakan kontrolnya yaitu penyuntikan ikan dengan menggunakan larutan
PBS stertil. Penyuntikan ini dilakukan secara intramuskular sebanyak 0,1ml per
ikan Jumlah ikan nila yang mati setiap 6 jam selama 72 jam ini dihitung dan nilai
LD50 ini dianalisis menggunakan rumus Reed dan Muench (1938). Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa pada konsentrasi bakteri
A. Salmonicida ini sebesar 104 dengan tingkat pengenceran 10-4 tingkat mortalitas
ikan nila yaitu sebesar 0%, konsentrasi bakteri A. Salmonicida sebesar 105 dengan
tingkat pengenceran 10-3 tingkat mortalitas ikan nila sebesar 0%, pada konsentrasi
bakteri A. Salmonicida sebesar 106 ini dengan tingkat pengenceran 10-2 tingkat
mortalitas ikan nila sebesar 75%. Pada konsentrasi bakteri A. Salmonicida sebesar
107 dengan tingkat pengenceran 10-1 tingkat mortalitas ikan nila sebesar 100%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai LD50 ini terletak pada
tingkat pengenceran 10-3 dengan konsentrasi bakteri 3,65 x 105.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) telah lama berkembang secara pesat
dari tahun ke tahun. Budidaya ikan nila biasanya dilakukan dalam karamba jaring
apung dengan memanfaatkan daerah aliran sungai. Kendala yang ditemukan pada
budidaya ikan nila adalah serangan bakteri patogen Aeromonas Salmonicida dan
Pseudomonas sp. yang menyebabkan kematian mencapai 60%. Hasil pengamatan
Hardi dan Pebrianto (2012) menunjukkan bahwa infeksi Aeromonas sp. pada ikan
nila menyebabkan perubahan pada organ luar ikan yaitu eksoptalmia, pendarahan,
dan luka pada permukaan tubuh dan juga sirip. Bakteri A. hydrophila merupakan
bakteri septisemia sehingga penyebaran bakteri ini di dalam tubuh inang terjadi
sangat cepat. Menurut Angka (2005), ikan lele inig yang telah diinjeksi dengan A.
hydrophila kepadatan 106 cfu/ml mengalami peradangan dan kematian mencapai
60% selama 12-24 jam pasca-injeksi. Penyakit ini biasanya menjadi wabah pada
saat kondisi ikan lemah dan kualitas air yang buruk (Noga, 2000). Angka (2005)
berhasil mengisolasi 18 isolat A. hydrophila ini pada ikan sehat dan ikan sakit di
daerah Depok, Sukabumi, Cibalagung, Cicurug, dan juga Bekasi. Bakteri-bakteri
tersebut memiliki karakteristik dan virulensi yang berbeda. Patogenisitas ialah
kemampuan suatu organisme untuk menimbulkan penyakit. Bakteri patogen dapat
menyebabkan penyakit apabila memiliki kemampuan untuk merusak jaringan
(invasiveness) dan menghasilkan toksin (toxigenesis) (Todar, 2000). Patogenisitas
bakteri terhadap inang berbeda-beda, dipengaruhi oleh faktor pertahanan inang
dalam melawan patogen, maupun faktor patogenesitas bakteri yang berkaitan
dengan kemampuan memproduksi toksin, enzim, plasmid, dan mengatasi
ketahanan inang, serta kecepatan berkembang biak. Derajat keganasan pathogen
nilai LD50. Tujuan uji ini adalah mendapatkan letal dosis yang dapat mematikan
50% ikan uji ini yang akan digunakan pada uji selanjutnya. Sedangkan Uji
patogenisitas dilakukan untuk dapat mengetahui tingkat patogenisitas bakteri
Aeromonas sp. ini yang diinfeksi dengan empat jalur yang berbeda yaitu melalui
perendaman (PM), pemberian pakan (PK), serta injeksi intraperitoneum (IP), dan
injeksi intramuskular (IM). Bakteri Aeromonas sp yang bersifat patogen, diduga
memproduksi faktor-faktor eksotoksin dan endotoksin, yang sangat berpengaruh
pada patogenitas bakteri ini. Eksotoksin ini merupakan komponen protein terlarut,
yang disekresikan oleh bakteri-bakteri hidup pada fase pertumbuhan eksponensial.
Produksi toksin ini biasanya spesifik pada beberapa spesies bakteri tertentu baik
gram positif maupun gram negatif, yang menyebabkan terjadinya penyakit terkait
dengan toksin tersebut. Endotoksin adalah toksin yang merupakan bagian integral
dari dinding-dinding sel bakteri gram negatif. Aktivitas biologis dari endotoksin
ini dihubungkan dengan keberadaan lipopolisakarida (LPS). LPS ini merupakan
komponen penyusun permukaan dari membran terluar dari bakteri gram negatif
(Gardenia et al, 2010). Berdasarkan uraian diatas , perlu dilakukan penelitian
mengenai uji patogenisitas bakteri Aeromonas Salmonicida pada ikan nila dengan
uji LD50. Tujuan uji ini adalah mendapatkan letal dosis yang dapat mematikan
50% populasi ikan uji yang akan digunakan pada uji selanjutnya.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui derajat keganasan bakteri Aeromonas Salmonicida terhadap
Ikan Nila (Oreochromis Niloticus).
2. Untuk mengetahui hubungan konsentrasi bakteri dengan tingkat kematian Ikan
Nila (Oreochromis Niloticus).
3. Untuk mengetahui gejala klinis dari Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) yang
terserang bakteri Aeromonas Salmonicida
II.
METODELOGI
mneggunakan
Gejala Klinis
B
C
Waktu
28 Mei
Hidup
Mat
Hidup
sehat
sehat
Tidak
Mati
Mat
dan
ak dan
berada
pkl
01.00
28 Mei
Kaku
berger
2016,
Mati
2016,
pkl
kaku
didasar
Berena
07.00
Lemas
ng
28 Mei
Ikan
dan
Mat
lambat
Nila
berada
dan
didasar
Mati
pingsa
2016,
pkl
13.00
n
Geraka
28 Mei
Mat
melam
Mati
Mati
bat
Diam,b
2016,
pkl
19.00
29 Mei
erenag
Mat
dekat
aerasi
Berada
Mat
di
Mati
Mati
Mati
Mati
2016,
pkl
01.00
29 Mei
2016,
Gambar
dasar
pkl
dekat
19.00
aerasi
28 Mei
Lemas
Mat
i
Mati
Mati
2016,
pkl
01.00
Gejala klinis
B
C
waktu
28 Mei
Perge
rakan
ikan
aktif
Perge
rakan
ikan
aktif
Perge
rakan
ikan
aktif
Perge
rakan
ikan
aktif
Perge
rakan
ikan
aktif
ikan
aktif
di
dasar
Berdi
am
diri di
dasar
Ikan
berge
rak
aktif
ikan
aktif
ikan
aktif
Perge
rakan
ikan
aktif
Ikan
aktif
Perge
rakan
ikan
norm
al
Perge
rakan
ikan
norm
al
ikan
di
perm
ukaan
Ikan
berge
rak
norm
al
2016, pkl
01.00
28 Mei
2016, pkl
07.00
28 Mei
2016, pkl
13.00
28 Mei
2016, pkl
19.00
Gambar
Perge
rakan
ikan
norm
al
Perge
rakan
ikan
norm
al
Perge
rakan
ikan
norm
al
Perge
rakan
ikan
norm
al
Berad
a di
tepi
akuari
um
Perge
rakan
ikan
norm
al
Perge
rakan
ikan
norm
al
Berad
a di
tepi
akuari
um
Perge
rakan
ikan
norm
al
Perge
rakan
ikan
norm
al
Perge
rakan
ikan
norm
al
Perge
rakan
ikan
aktif
Ikan
mend
ekati
sumb
er
oksig
en
Perge
rakan
ikan
norm
al
Ikan
sehat
dan
masih
hidup
Ikan
berad
a di
dasar
Ikan
sehat
Perge
rakan
ikan
norm
al
Perge
rakan
ikan
norm
al
Ikan
berge
rak
aktif
Ikan
sehat
Perge
rakan
ikan
norm
al
Ikan
sehat
dan
masih
hidup
Perge
rakan
ikan
norm
al
Ikan
sehat
dan
masih
hidup
Perge
rakan
ikan
norm
al
Ikan
sehat
dan
masih
hidup
Ikan
aktif
berge
rak
29 Mei
2016, pkl
01.00
29 Mei
2016, pkl
07.00
29 Mei
2016, pkl
13.00
29Mei
2016, pkl
19.00
30 Mei
2016, pkl
01.00
30 Mei
2016, pkl
07.00
30 Mei
2016, pkl
13.00
Gejala Klinis
A
Waktu
Ikan
Ikan mati,
warna
pucat,
mulut
Ikan nila
terbuka,
feses
keluar,
dan
mengeluar
kan darah
Ikan mati,
mati,
anus
mulut
membesar,
terbuka
pecah
, perut
serta
membe
keluar
sar,
darah,
warna
usus
pucat,
keluar,
tubuh
mata
bengka
menonjol,
k, dan
dan mulut
mata
berlendir
menonj
Ikan
Ikan
hidup,
hidup
kondisi
sehat dan
lemah,
berenang
berenan
di bagian
g di
dasar
kolom
Sabtu,
01.00
WIB
air
ol
-
Ikan
Ikan
Sabtu,
hidup
hidup
07.00
sehat dan
dan
WIB
berenang
berenan
di bagian
g di
dasar
permuk
aan air
dengan
kondisi
Gambar
tubuh
yang
lemah
Ikan
Ikan
hidup
-
sehat dan
berenang
di bagian
dasar
hidup,
kondisi
ikan
Sabtu,
lemas
13.00
dan
WIB
berenan
g di
dasar
Ikan
hidup,
kondisi
lemas,
-
cenderun
g berada
di dasar,
dan ikan
Ikan
mati
Sabtu,
dan
19.00
mulut
WIB
terbuka
sulit
bernapas
-
Ikan
Minggu,
berada di
01.00
dasar,
WIB
kondisi
ikan
lemas,
tidak
makan,
dan sulit
bernapas
Ikan mati
-
dengan
mulut
Minggu,
-
07.00
WIB
terbuka
A
Ikan
hidup,
perge
rakan
nya
aktif
B
Prger
akan
ikan
aktif
Gejala Klinis
C
D
Pergera
kan ikan
aktif
Waktu
E
Perger
akan
ikan
aktif
Perger
akan
ikan
aktif
Prgera
kan
ikan
aktif
Prgera
kan
Prger
akan
ikan
aktif,
Prger
akan
ikan
aktif
Prgerak
an ikan
aktif
Prgera
kan
ikan
aktif
Prger
akan
Prger
akan
Prgerak
an ikan
Prgera
kan
28 Mei
2016,
pkl
01.00
28 Mei
2016,
pkl
07.00
28 Mei
2016,
Gambar
ikan
aktif
ikan
aktif
aktif
ikan
aktif
ikan
aktif
Prger
akan
ikan
aktif
Prger
akan
ikan
aktif
Prgerak
an ikan
aktif
Prgera
kan
ikan
aktif
Prgera
kan
ikan
aktif
Prger
akan
ikan
aktif
Prger
akan
ikan
aktif
Prgerak
an ikan
aktif
Prgera
kan
ikan
aktif
Prgera
kan
ikan
aktif
Prgera
kan
ikan
aktif,
berege
rak
secara
teratur
Prgera
kan
ikan
aktif,
berege
rak
secara
teratur
Prger Prger
akan
akan
ikan
ikan
aktif,
aktif,
bereg bereg
erak
erak
secar secar
a
a
teratu teratu
r
r
Prger Prger
akan
akan
ikan
ikan
aktif,
aktif,
ikan
ikan
sepert sepert
i tidak i tidak
meras meras
a
a
terga terga
nggu
nggu
denga denga
n
n
disunt disunt
ikann ikann
ya
ya
Prgerak
an ikan
aktif,
bereger
ak
secara
teratur
Prgerak
an ikan
aktif,
ikan
seperti
tidak
merasa
tergang
gu
dengan
disuntik
annya
bakteri
Prgera Prgera
kan
kan
ikan
ikan
aktif,
aktif,
ikan
ikan
seperti seperti
tidak
tidak
merasa merasa
tergan tergan
ggu
ggu
dengan dengan
disunti disunti
kannya kannya
bakteri bakteri
pkl
13.00
28 Mei
2016,
pkl
19.00
29 Mei
2016,
pkl
01.00
29 Mei
2016,
pkl
07.00
29 Mei
2016,
pkl
13.00
bakte
ri
Perge
rakan
ikan
aktif
Ikan
mend
ekati
aerat
or
Perge
rakan
ikan
aktif,
ikan
sepert
i tidak
meras
a
terga
nggu
denga
n
disunt
ikann
ya
bakte
ri
Ikan
sehat
dan
masih
hidup
bakte
ri
Ikan
sehat
Ikan
mend
ekati
sumb
er
oksig
en
Perge
rakan
ikan
aktif,
ikan
sepert
i tidak
meras
a
terga
nggu
denga
n
disunt
ikann
ya
bakte
ri
Ikan
sehat
dan
masih
hidup
Ikan
mendek
ati
aerator
Ikan
aktif
berger
ak
Ikan
aktif
berger
ak
29Mei
2016,
pkl
19.00
30 Mei
Ikan
bergera
k aktif
Ikan
sehat
Ikan
sehat
2016,
pkl
01.00
Pergera
kan ikan
aktif,
ikan
seperti
tidak
merasa
tergang
gu
dengan
disuntik
annya
bakteri
Ikan
sehat
dan
masih
hidup
Perger Perger
akan
akan
ikan
ikan
aktif,
aktif,
ikan
ikan
seperti seperti
tidak
tidak
merasa merasa
tergan tergan
ggu
ggu
dengan dengan
disunti disunti
kannya kannya
bakteri bakteri
Ikan
sehat
dan
masih
hidup
Ikan
sehat
dan
masih
hidup
30 Mei
2016,
pkl
07.00
30 Mei
2016,
pkl
13.00
Gejala Klinis
Uji
Ikan
nila
Waktu
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sabtu, 01.00
Hidup
Sehat
Hidup
Sehat
Hidup
Hidup
WIB
Sehat
Hidup
Sehat
Hidup
Hidup
Berenan
Berenan
g di
dasar
dasar
Sehat
Hidup
Sehat
Hidup
Berenan
Berenan
g di
g aktif
Sehat
Hidup
Berenan
dasar
Sehat
Hidup
Berenan
g di
g pasif
Sehat
Hidup
Hidup
g di
Sehat
Berenan
g pasif
dasar
Sehat
Hidup
Berenan
g di
dasar
Berenang
Hidup
Berena
Sehat
Hidup
Berenang
dasar
Sehat
Hidup
Sehat
Hidup
Berenang
Sehat
Hidup
Berenang
di dasar
Berena
dasar
Sehat
Hidup
WIB
Sabtu, 15.00
WIB
Berena
Sabtu, 19.00
WIB
ng di
di dasar
hilang
ng di
di dasar
Sabtu, 07.00
ng di
di dasar
Ikan
dasar
Sehat
Hidup
Berena
ng di
dasar
Minggu,
01.00 WIB
Sehat
Hidup
Berenan
Sehat
Hidup
Berenan
g di
g pasif
Sehat
Hidup
Sehat
Hidup
Berenang
Sehat
Hidup
Tidak
menanggapi
Minggu,
13.00 WIB
ng di
dasar
Berenang di
Bergerak
dasar
pasif
rangsangan
Berena
di dasar
dasar
Berenang di
dasar
Senin, 13.00
WIB
Perl
aku
an
104
105
106
107
Ikan
mati
0
0
3
5
Mor
Akumul
Akumula
Mort
Ikan
talit
asi Ikan
si Ikan
alitas
hidup
as
Mati
Hidup
Rasio
5
5
1
0
0%
0%
75 %
100
8
8
8
5
5
10
11
11
8/13
8/19
8/19
5/16
%
3.2 Pembahasan
Gejala klinis atau juga tanda-tanda utama dari serangan dari bakteri Aeromonas
salmonicida ini pada ikan akan menyebabkan kemampuan berenangnya menurun
dan juga ikan sering ke permukaan air dikarenakan insang rusak, yang
menyebabkan pendarahan pada insang, sehingga sulit bernapas, sering terjadi
61
44
42
31
perdarahan pada organ bagian dalam ikan seperti hati,ginjal maupun limpa, sering
pula terlihat perutnya agak kembung (dropsi), lendir berdarah pada rectum,
pembentukan cairan berdarah, pendarahan pada pangkal sirip, pendarahan didasar
sirip dada, dan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi (Cipriano, R.C. 1983).
Gejala-gejala yang timbul di identifikasi dari luar seperti geraknya lambat di
akibatkan proses metabolismenya terganggu oleh bakteri tersebut sehingga semua
laju peredarah darahnya membuat pergerakan bakteri menjadi lambat. Gejala yang
lainnya seperti berubahanya warna kulit pada ikan, warna kulitnya berubah
menjadi lebih pucat dari sebelum di suntikan bakteri di karenakan pigmen-pigmen
warna pada ikan telah hancur oleh bakteri. Dari proses praktikum yang kami dapat
adalah matinya beberapa ikan secara bertahap. Ikan dikatakan sakit bila terjadi
suatu kelainan baik secara anatomis maupun fisiologis. Secara anatomis terjadi
kelainan bentuk bagian-bagian tubuh ikan seperti bagian badan, kepala, ekor, sirip
dan perut. Secara fisiologis terjadi kelainan fungsi organ penglihatan, pernafasan,
pencernaan, sirkulasi darah dan lain-lain. Gejala klinis pada ikan adalah
pembengkakan di bawah kulit dan menjadi luka terbuka berisi nanah, darah, dan
jaringan yang rusak di puncak luka tersebut seperti cekungan, sirip putus atau
patah, pendarahan pada insang, petikiae pada otot, usus bagian belakang lengket
dan bersatu, serta pembengkakan limpa dan ginjal yang berkembang menjadi
nekrosis atau kernatian jaringan.
LD50 didefinisikan sebagai dosis dari bahan kimia yang dapat menyebabkan
kematian sampai 50% dari jumlah hewan yang diuji. LD50 yaitu dosis tunggal
suatu bahan yang secara statistik diharapkan akan membunuh 50% hewan coba.
Pengujian LD50 ini dapat menunjukkan organ sasaran yang mungkin dirusak serta
memberikan petunjuk tentang dosis yang sebaiknya digunakan dalam pengujian
yang lebih lama. Penentuan LD50 ini merupakan tahap awal untuk mengetahui
besarnya dosis yang dapat menyebabkan kematian 50% pada hewan uji setelah
pemberian dosis tunggal (Lu, 1995). Tujuan uji ini adalah mendapatkan letal dosis
yang dapat mematikan 50% ikan uji yang akan digunakan pada uji selanjutnya.
Ikan nila diinjeksi Aeromonas Salmonicida dengan kepadatan 104 , 105 , 106 , 107
cfu/ml/ekor ikan secara intraperitoneum. Konsentrasi tiap bakteri yang digunakan
dengan teknik pengenceran bakteri berseri. Sebagai pembanding maka disediakan
kontrol yaitu penyuntikan ikan dengan larutan PBS steril. Penyuntikan dilakukan
secara intramuskular sebanyak 0,1ml per ikan. Jumlah ikan nila yang mati setiap 6
jam selama 72 jam ini dihitung dan nilai LD50 ini dianalisis menggunakan rumus
Reed dan Muench (1938).
Uji LD50 dilakukan dengan cara menyuntikkan bakteri Aeromonas Salmonicida
pada ikan dengan konsentrasi berbeda yaitu 104 , 105 , 106 , 107 cfu/ml/ekor ikan.
Kemudian dilakukan pengenceran bakteri sebesar 10-3, 10-4, 10-5, 10-6, dan 10-7.
Masing-masing sebanyak 5 ekor ikan tiap perlakuan Konsentrasi tiap bakteri yang
digunakan dengan teknik pengenceran bakteri berseri. Sebagai pembanding maka
disediakan kontrol yaitu penyuntikan ikan dengan larutan PBS steril. Penyuntikan
dilakukan secara intramuskular sebanyak 0,1ml per ikan. Jumlah ikan nila yang
mati setiap 6 jam selama 72 jam ini dihitung dan LD50 dianalisis menggunakan
rumus Reed dan Muench (1938).
Selang Proporsi=
Kematian diatas 50 50
Kematian diatas 50 Kematian dibawah 50
2. Injeksi bakteri Aeromonas Salmonicida dengan kepadatan 104 , 105 , 106 , 107
cfu/ml/ekor ikan ke dalam tubuh ikan Nila (Oreochromis Niloticus) ini tidak
dilakukan secara intraperitoneum.
3. Penyuntikan larutan PBS steril tidak dilakukan secara intramuskular.
4. Injeksi bakteri Aeromonas Salmonicida tidak dilakukan di tempat yang telah
ditentukan. Sehingga derajat keganasan bakteri Aeromonas Salmonicida tidak
sebagaimana mestinya.
5. Terjadi kesalahan dalam perhitungan ketika sedang menganalisis nilai LD50
menggunakan rumus Reed dan Muench (1938)
DAFTAR PUSTAKA
Angka, S.L. 2005. Kajian Penyakit Motile Aeromonad Septicemia (MAS) pada
Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.): Patologi, Pencegahan dan
Pengobatannya dengan Fitofarmaka. Doctoral Disertasi. Program
pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor
Buller, N.B. 2004. Bacteria from Fish and Other Aquatic Animals. CABI Pub.
USA.
Cipriano, R.C. 1983. Bacterial and Viral Disease of Fish. University of
Washington, Seattle.
Ghufran H,M. K Kordi. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Jakarta.
Rineka Cipta. 2004.
Gardenia, L., I. Koesharyani, H. Supriyadi, dan T. Mufidah. 2010. Aplikasi
deteksi Aeromonas hydrophila penghasil aerolysin dengan menggunakan
Polymerase Chain Reaction (PCR). Prosiding Forum Inovasi Akuakultur:
877-883.
Hardi, E.H. dan C.B. Pebrianto. 2012. Isolasi dan uji postulat Koch Aeromonas
sp. dan Pseudomonas sp. pada ikan nila (Oreocromis niloticus) di Sentra
Budidaya Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara. J. Ilmu Perikanan
Tropis. 16(2):35-39.
Hiney, M. and G. Olivier. 1999. Furunculosis (Aeromonas salmonicida). New
York. 3:341-425 pp.
Levine, N. D. 1990. ParasitologiVeteriner. GadjahMadaUniversityPress.
Yogyakarta.
Mustopa. 2008. Pengaruh Planton Dalam Pemijahan Ikan Nilem.(skripsi).
Fakultas Padjajaran Jurusan Perikanan.
Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Noga, J.E. 2000. Fish Disease Diagnosis and Treatment. Lowa State Press, USA.
Reed, M.J. and M. Muench. 1938. A simple method for estimating fifty percent
endpoints. Am. J. Hygiene. 27:493-497.
LAMPIRAN
Selang Proporsi
61%
50%
61%
40%
11%
17%
0,65%
0, 65
= 3 Log 10
0,65
=3
0,65
= 3,65
Perhitungan LD50
1. Penentuan ambang konsentrasi : 104, 105, 106, 107 cfu/ml
2. Data kematian
104: 0%
105: 0%
106 : 75%
107 : 100%
3. Ambang batas
- Ambang Batas atas : 107
- Ambang Batas bawah
: 105
4. Penentuan Konsenttrasi
Log N/n
: K Log a/n
3 (log a / 105 )
Log 102
3 log a 3 log 10
2 + 15
3 log a
3 log a
17
Log a =
17 / 3
Log a =
5,67
0,75 x 104