Anda di halaman 1dari 26

PENGUJIAN LD50

(Laporan Praktikum Parasit Penyakit Organisme Akuatik)

Oleh
S. Walsen Pangihutan L. Tobing
1414111072
Kelompok 5

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa

: S. Walsen Pangihutan L. Tobing

NPM

: 1414111072

Program Studi

: Budidaya Perairan

Fakultas

: Pertanian

Judul Praktikum

: Pengujian LD50

Tempat

: Laboratorium Budidaya Perairan

Waktu Praktikum

: 28 Mei 2016 s/d 30 Mei 2016

Kelompok

: 5 (Lima)
Bandar Lampung , 21 Juni 2016
Mengetahui,
Asisten,

Ari Widodo
NPM 1314111007

PENGUJIAN LD50
Oleh
S. Walsen Pangihutan L. Tobing
1414111072
ABSTRAK
Penyakit bakterial pada ikan saat ini merupakan salah satu kendala dalam sistem
pembudidayaan ikan yang dapat menimbulkan kerugian yang signifikan. Derajat
keganasan bakteri pathogen ini disebut dengan virulensi. Virulensi bakteri dapat
ditentukan dengan menghitung nilai LD50 nya. Semakin rendah nilai LD50 maka
bakteri semakin virulen. Aeromonas salmonicida ini merupakan bakteri pathogen
pada ikan yang memiliki kisaran inang yang luas. Tujuan uji LD50 ini adalah
mendapatkan letal dosis yang dapat mematikan 50% populasi ikan uji yang akan
digunakan pada uji selanjutnya. Ikan nila diinjeksi bakteri A. Salmonicida dengan
kepadatan 104,105,106,107 cfu/ml secara intraperitoneum ini.Kemudian dilakukan
pengenceran bakteri sebesar 10-3, 10-4, 10-5, 10-6, dan 10-7. Sebagai pembanding
maka disediakan kontrolnya yaitu penyuntikan ikan dengan menggunakan larutan
PBS stertil. Penyuntikan ini dilakukan secara intramuskular sebanyak 0,1ml per
ikan Jumlah ikan nila yang mati setiap 6 jam selama 72 jam ini dihitung dan nilai
LD50 ini dianalisis menggunakan rumus Reed dan Muench (1938). Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa pada konsentrasi bakteri
A. Salmonicida ini sebesar 104 dengan tingkat pengenceran 10-4 tingkat mortalitas
ikan nila yaitu sebesar 0%, konsentrasi bakteri A. Salmonicida sebesar 105 dengan
tingkat pengenceran 10-3 tingkat mortalitas ikan nila sebesar 0%, pada konsentrasi
bakteri A. Salmonicida sebesar 106 ini dengan tingkat pengenceran 10-2 tingkat
mortalitas ikan nila sebesar 75%. Pada konsentrasi bakteri A. Salmonicida sebesar
107 dengan tingkat pengenceran 10-1 tingkat mortalitas ikan nila sebesar 100%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai LD50 ini terletak pada
tingkat pengenceran 10-3 dengan konsentrasi bakteri 3,65 x 105.

Kata Kunci : Uji LD50, Virulensi, A. Salmonicida, ntraperitoneum, intramuskular

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) telah lama berkembang secara pesat
dari tahun ke tahun. Budidaya ikan nila biasanya dilakukan dalam karamba jaring
apung dengan memanfaatkan daerah aliran sungai. Kendala yang ditemukan pada
budidaya ikan nila adalah serangan bakteri patogen Aeromonas Salmonicida dan
Pseudomonas sp. yang menyebabkan kematian mencapai 60%. Hasil pengamatan
Hardi dan Pebrianto (2012) menunjukkan bahwa infeksi Aeromonas sp. pada ikan
nila menyebabkan perubahan pada organ luar ikan yaitu eksoptalmia, pendarahan,
dan luka pada permukaan tubuh dan juga sirip. Bakteri A. hydrophila merupakan
bakteri septisemia sehingga penyebaran bakteri ini di dalam tubuh inang terjadi
sangat cepat. Menurut Angka (2005), ikan lele inig yang telah diinjeksi dengan A.
hydrophila kepadatan 106 cfu/ml mengalami peradangan dan kematian mencapai
60% selama 12-24 jam pasca-injeksi. Penyakit ini biasanya menjadi wabah pada
saat kondisi ikan lemah dan kualitas air yang buruk (Noga, 2000). Angka (2005)
berhasil mengisolasi 18 isolat A. hydrophila ini pada ikan sehat dan ikan sakit di
daerah Depok, Sukabumi, Cibalagung, Cicurug, dan juga Bekasi. Bakteri-bakteri
tersebut memiliki karakteristik dan virulensi yang berbeda. Patogenisitas ialah
kemampuan suatu organisme untuk menimbulkan penyakit. Bakteri patogen dapat
menyebabkan penyakit apabila memiliki kemampuan untuk merusak jaringan
(invasiveness) dan menghasilkan toksin (toxigenesis) (Todar, 2000). Patogenisitas
bakteri terhadap inang berbeda-beda, dipengaruhi oleh faktor pertahanan inang
dalam melawan patogen, maupun faktor patogenesitas bakteri yang berkaitan
dengan kemampuan memproduksi toksin, enzim, plasmid, dan mengatasi
ketahanan inang, serta kecepatan berkembang biak. Derajat keganasan pathogen

disebut dengan virulensi. Virulensi bakteri ini dapat ditentukan dengan


menghitung

nilai LD50. Tujuan uji ini adalah mendapatkan letal dosis yang dapat mematikan
50% ikan uji ini yang akan digunakan pada uji selanjutnya. Sedangkan Uji
patogenisitas dilakukan untuk dapat mengetahui tingkat patogenisitas bakteri
Aeromonas sp. ini yang diinfeksi dengan empat jalur yang berbeda yaitu melalui
perendaman (PM), pemberian pakan (PK), serta injeksi intraperitoneum (IP), dan
injeksi intramuskular (IM). Bakteri Aeromonas sp yang bersifat patogen, diduga
memproduksi faktor-faktor eksotoksin dan endotoksin, yang sangat berpengaruh
pada patogenitas bakteri ini. Eksotoksin ini merupakan komponen protein terlarut,
yang disekresikan oleh bakteri-bakteri hidup pada fase pertumbuhan eksponensial.
Produksi toksin ini biasanya spesifik pada beberapa spesies bakteri tertentu baik
gram positif maupun gram negatif, yang menyebabkan terjadinya penyakit terkait
dengan toksin tersebut. Endotoksin adalah toksin yang merupakan bagian integral
dari dinding-dinding sel bakteri gram negatif. Aktivitas biologis dari endotoksin
ini dihubungkan dengan keberadaan lipopolisakarida (LPS). LPS ini merupakan
komponen penyusun permukaan dari membran terluar dari bakteri gram negatif
(Gardenia et al, 2010). Berdasarkan uraian diatas , perlu dilakukan penelitian
mengenai uji patogenisitas bakteri Aeromonas Salmonicida pada ikan nila dengan
uji LD50. Tujuan uji ini adalah mendapatkan letal dosis yang dapat mematikan
50% populasi ikan uji yang akan digunakan pada uji selanjutnya.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui derajat keganasan bakteri Aeromonas Salmonicida terhadap
Ikan Nila (Oreochromis Niloticus).
2. Untuk mengetahui hubungan konsentrasi bakteri dengan tingkat kematian Ikan
Nila (Oreochromis Niloticus).
3. Untuk mengetahui gejala klinis dari Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) yang
terserang bakteri Aeromonas Salmonicida

II.

METODELOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Pengujian LD50 ini dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2016 s/d 30
Mei 2016 pukul 17.00 s/d Selesai di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung
2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah akuarium, areator, air stone,
suntik spuit, spektrofotometer, selang, alat tulis, suntikan, kamera, terminal dan
tabung reaksi. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Ikan Nila
(Oreochromis Niloticus) , air, Larutan PBS Steril, Media TSB, minyak cengkeh
dan juga bakteri Aeromonas salmonicida.
2.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Bakteri A. Salmonicida dinokulasikan ke media
2. Bakteri A. Salmonicida
dihitung kerapatannya

mneggunakan

spektrofotometer dengan pajang gelombang 625 nm.


3. Dilakukan pengenceran bakteri dengan tingkat pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, dan
10-4 .
4. Ikan nila direndam dalam minyak cengkeh untuk proses pembiusan.
5. Ikan nila diinjeksi bakteri A. Salmonicida dengan kepadatan 104,105,106,107
cfu/ml secara intraperitoneum didekat anus.
6. Sebagai pembanding maka disediakan kontrol yaitu penyuntikan ikan dengan
larutan PBS steril.
7. Ikan dimasukkan kedalam akuarium.
8. Diamati setiap 6 jam dan dicatat hasilnya.

III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:


Tabel 1. Pengamatan Pengaruh Penyuntikan Bakteri A. Salmonicida pada
Ikan Nila kelompok 1 & 2 Kelas A
Ikan
Uji

Gejala Klinis
B
C

Waktu
28 Mei

Hidup

Mat

Hidup

sehat

sehat

Tidak

Mati

Mat

dan

ak dan

berada

pkl
01.00
28 Mei

Kaku

berger

2016,

Mati

2016,
pkl

kaku

didasar
Berena

07.00

Lemas

ng

28 Mei

Ikan

dan

Mat

lambat

Nila

berada

dan

didasar

Mati

pingsa

2016,
pkl
13.00

n
Geraka

28 Mei

Mat

melam

Mati

Mati

bat
Diam,b

2016,
pkl
19.00
29 Mei

erenag

Mat

dekat

aerasi
Berada

Mat

di

Mati

Mati

Mati

Mati

2016,
pkl
01.00
29 Mei
2016,

Gambar

dasar

pkl

dekat

19.00

aerasi

28 Mei
Lemas

Mat
i

Mati

Mati

2016,
pkl
01.00

Tabel 2. Pengamatan Pengaruh Penyuntikan Bakteri Aeromonas sp. pada


Ikan Nila pada Pengenceran 104 Kelompok 1 & 2 Kelas B
Ikan
Uji
Ikan
Nila

Gejala klinis
B
C

waktu
28 Mei

Perge
rakan
ikan
aktif

Perge
rakan
ikan
aktif

Perge
rakan
ikan
aktif

Perge
rakan
ikan
aktif

Perge
rakan
ikan
aktif

ikan
aktif
di
dasar

Berdi
am
diri di
dasar

Ikan
berge
rak
aktif

ikan
aktif

ikan
aktif

Perge
rakan
ikan
aktif

Ikan
aktif

Perge
rakan
ikan
norm
al

Perge
rakan
ikan
norm
al

ikan
di
perm
ukaan
Ikan
berge
rak
norm
al

2016, pkl
01.00
28 Mei
2016, pkl
07.00
28 Mei
2016, pkl
13.00
28 Mei
2016, pkl
19.00

Gambar

Perge
rakan
ikan
norm
al

Perge
rakan
ikan
norm
al

Perge
rakan
ikan
norm
al

Perge
rakan
ikan
norm
al

Berad
a di
tepi
akuari
um
Perge
rakan
ikan
norm
al

Perge
rakan
ikan
norm
al
Berad
a di
tepi
akuari
um

Perge
rakan
ikan
norm
al

Perge
rakan
ikan
norm
al
Perge
rakan
ikan
norm
al

Perge
rakan
ikan
aktif
Ikan
mend
ekati
sumb
er
oksig
en
Perge
rakan
ikan
norm
al
Ikan
sehat
dan
masih
hidup

Ikan
berad
a di
dasar

Ikan
sehat

Perge
rakan
ikan
norm
al

Perge
rakan
ikan
norm
al

Ikan
berge
rak
aktif

Ikan
sehat

Perge
rakan
ikan
norm
al
Ikan
sehat
dan
masih
hidup

Perge
rakan
ikan
norm
al
Ikan
sehat
dan
masih
hidup

Perge
rakan
ikan
norm
al
Ikan
sehat
dan
masih
hidup

Ikan
aktif
berge
rak

29 Mei
2016, pkl
01.00
29 Mei
2016, pkl
07.00
29 Mei
2016, pkl
13.00
29Mei
2016, pkl
19.00

30 Mei
2016, pkl
01.00

30 Mei
2016, pkl
07.00
30 Mei
2016, pkl
13.00

Tabel 3. Hasil Pengamatan Pengaruh Pemberian Aeromonas sp Pada Ikan


Nila Kelompok 3 & 4 Kelas A
Ikan Uji

Gejala Klinis
A

Waktu

Ikan

Ikan mati,
warna
pucat,
mulut
Ikan nila

terbuka,
feses
keluar,
dan
mengeluar
kan darah

Ikan mati,

mati,

anus

mulut

membesar,

terbuka

pecah

, perut

serta

membe

keluar

sar,

darah,

warna

usus

pucat,

keluar,

tubuh

mata

bengka

menonjol,

k, dan

dan mulut

mata

berlendir

menonj

Ikan
Ikan

hidup,

hidup

kondisi

sehat dan

lemah,

berenang

berenan

di bagian

g di

dasar

kolom

Sabtu,
01.00
WIB

air

ol
-

Ikan

Ikan

Sabtu,

hidup

hidup

07.00

sehat dan

dan

WIB

berenang

berenan

di bagian

g di

dasar

permuk
aan air
dengan
kondisi

Gambar

tubuh
yang
lemah
Ikan
Ikan
hidup
-

sehat dan
berenang
di bagian
dasar

hidup,
kondisi
ikan

Sabtu,

lemas

13.00

dan

WIB

berenan
g di
dasar

Ikan
hidup,
kondisi
lemas,
-

cenderun
g berada
di dasar,
dan ikan

Ikan
mati

Sabtu,

dan

19.00

mulut

WIB

terbuka

sulit
bernapas
-

Ikan

Minggu,

berada di

01.00

dasar,

WIB

kondisi
ikan
lemas,

tidak
makan,
dan sulit
bernapas
Ikan mati
-

dengan
mulut

Minggu,
-

07.00
WIB

terbuka

Tabel 1. Pengamatan Pengaruh Penyuntikan Bakteri Aeromonas sp. pada


Ikan Nila pada Pengenceran 105
Ikan
Uji
Ikan
NIla

A
Ikan
hidup,
perge
rakan
nya
aktif

B
Prger
akan
ikan
aktif

Gejala Klinis
C
D
Pergera
kan ikan
aktif

Waktu
E

Perger
akan
ikan
aktif

Perger
akan
ikan
aktif
Prgera
kan
ikan
aktif
Prgera
kan

Prger
akan
ikan
aktif,

Prger
akan
ikan
aktif

Prgerak
an ikan
aktif

Prgera
kan
ikan
aktif

Prger
akan

Prger
akan

Prgerak
an ikan

Prgera
kan

28 Mei
2016,
pkl
01.00
28 Mei
2016,
pkl
07.00
28 Mei
2016,

Gambar

ikan
aktif

ikan
aktif

aktif

ikan
aktif

ikan
aktif

Prger
akan
ikan
aktif

Prger
akan
ikan
aktif

Prgerak
an ikan
aktif

Prgera
kan
ikan
aktif

Prgera
kan
ikan
aktif

Prger
akan
ikan
aktif

Prger
akan
ikan
aktif

Prgerak
an ikan
aktif

Prgera
kan
ikan
aktif

Prgera
kan
ikan
aktif

Prgera
kan
ikan
aktif,
berege
rak
secara
teratur

Prgera
kan
ikan
aktif,
berege
rak
secara
teratur

Prger Prger
akan
akan
ikan
ikan
aktif,
aktif,
bereg bereg
erak
erak
secar secar
a
a
teratu teratu
r
r
Prger Prger
akan
akan
ikan
ikan
aktif,
aktif,
ikan
ikan
sepert sepert
i tidak i tidak
meras meras
a
a
terga terga
nggu
nggu
denga denga
n
n
disunt disunt
ikann ikann
ya
ya

Prgerak
an ikan
aktif,
bereger
ak
secara
teratur
Prgerak
an ikan
aktif,
ikan
seperti
tidak
merasa
tergang
gu
dengan
disuntik
annya
bakteri

Prgera Prgera
kan
kan
ikan
ikan
aktif,
aktif,
ikan
ikan
seperti seperti
tidak
tidak
merasa merasa
tergan tergan
ggu
ggu
dengan dengan
disunti disunti
kannya kannya
bakteri bakteri

pkl
13.00
28 Mei
2016,
pkl
19.00
29 Mei
2016,
pkl
01.00

29 Mei
2016,
pkl
07.00

29 Mei
2016,
pkl
13.00

bakte
ri
Perge
rakan
ikan
aktif
Ikan
mend
ekati
aerat
or
Perge
rakan
ikan
aktif,
ikan
sepert
i tidak
meras
a
terga
nggu
denga
n
disunt
ikann
ya
bakte
ri
Ikan
sehat
dan
masih
hidup

bakte
ri
Ikan
sehat
Ikan
mend
ekati
sumb
er
oksig
en
Perge
rakan
ikan
aktif,
ikan
sepert
i tidak
meras
a
terga
nggu
denga
n
disunt
ikann
ya
bakte
ri
Ikan
sehat
dan
masih
hidup

Ikan
mendek
ati
aerator

Ikan
aktif
berger
ak

Ikan
aktif
berger
ak

29Mei
2016,
pkl
19.00
30 Mei

Ikan
bergera
k aktif

Ikan
sehat

Ikan
sehat

2016,
pkl
01.00

Pergera
kan ikan
aktif,
ikan
seperti
tidak
merasa
tergang
gu
dengan
disuntik
annya
bakteri

Ikan
sehat
dan
masih
hidup

Perger Perger
akan
akan
ikan
ikan
aktif,
aktif,
ikan
ikan
seperti seperti
tidak
tidak
merasa merasa
tergan tergan
ggu
ggu
dengan dengan
disunti disunti
kannya kannya
bakteri bakteri

Ikan
sehat
dan
masih
hidup

Ikan
sehat
dan
masih
hidup

30 Mei
2016,
pkl
07.00

30 Mei
2016,
pkl
13.00

Tabel 5. Pengamatan Pengaruh Penyuntikan Bakteri Aeromonas sp. Pada


ikan Nila dengan Larutan PBS steril
Ika

Gejala Klinis

Uji
Ikan

nila

Waktu

Sehat

Sehat

Sehat

Sehat

Sabtu, 01.00

Hidup
Sehat

Hidup
Sehat

Hidup

Hidup

WIB

Sehat

Hidup
Sehat

Hidup

Hidup
Berenan

Berenan
g di

dasar

dasar
Sehat

Hidup

Sehat

Hidup
Berenan

Berenan
g di

g aktif

Sehat

Hidup

Berenan

dasar
Sehat

Hidup

Berenan
g di

g pasif

Sehat

Hidup

Hidup

g di

Sehat

Berenan
g pasif

dasar
Sehat

Hidup

Berenan
g di
dasar

Berenang

Hidup

Berena

Sehat

Hidup

Berenang

dasar
Sehat

Hidup

Sehat

Hidup

Berenang

Sehat

Hidup
Berenang
di dasar

Berena

dasar
Sehat

Hidup

WIB

Sabtu, 15.00

WIB

Berena

Sabtu, 19.00
WIB

ng di

di dasar

hilang

ng di

di dasar

Sabtu, 07.00

ng di

di dasar

Ikan

dasar
Sehat

Hidup

Berena
ng di
dasar

Minggu,
01.00 WIB

Sehat

Hidup

Berenan

Sehat

Hidup

Berenan
g di

g pasif

Sehat

Hidup

Sehat

Hidup
Berenang

Sehat

Hidup

Tidak
menanggapi

Minggu,
13.00 WIB

ng di
dasar

Berenang di

Bergerak

dasar

pasif

rangsangan

Berena

di dasar

dasar

Berenang di
dasar

Senin, 13.00
WIB

Tabel 6. Tabel Hasil Perlakuan Data Kelas


Pen
gen
cera
n
10-4
10-3
10-2
10-1

Perl
aku
an
104
105
106
107

Ikan
mati
0
0
3
5

Mor

Akumul

Akumula

Mort

Ikan

talit

asi Ikan

si Ikan

alitas

hidup

as

Mati

Hidup

Rasio

5
5
1
0

0%
0%
75 %
100

8
8
8
5

5
10
11
11

8/13
8/19
8/19
5/16

%
3.2 Pembahasan

Gejala klinis atau juga tanda-tanda utama dari serangan dari bakteri Aeromonas
salmonicida ini pada ikan akan menyebabkan kemampuan berenangnya menurun
dan juga ikan sering ke permukaan air dikarenakan insang rusak, yang
menyebabkan pendarahan pada insang, sehingga sulit bernapas, sering terjadi

61
44
42
31

perdarahan pada organ bagian dalam ikan seperti hati,ginjal maupun limpa, sering
pula terlihat perutnya agak kembung (dropsi), lendir berdarah pada rectum,
pembentukan cairan berdarah, pendarahan pada pangkal sirip, pendarahan didasar
sirip dada, dan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi (Cipriano, R.C. 1983).
Gejala-gejala yang timbul di identifikasi dari luar seperti geraknya lambat di
akibatkan proses metabolismenya terganggu oleh bakteri tersebut sehingga semua
laju peredarah darahnya membuat pergerakan bakteri menjadi lambat. Gejala yang
lainnya seperti berubahanya warna kulit pada ikan, warna kulitnya berubah
menjadi lebih pucat dari sebelum di suntikan bakteri di karenakan pigmen-pigmen
warna pada ikan telah hancur oleh bakteri. Dari proses praktikum yang kami dapat
adalah matinya beberapa ikan secara bertahap. Ikan dikatakan sakit bila terjadi
suatu kelainan baik secara anatomis maupun fisiologis. Secara anatomis terjadi
kelainan bentuk bagian-bagian tubuh ikan seperti bagian badan, kepala, ekor, sirip
dan perut. Secara fisiologis terjadi kelainan fungsi organ penglihatan, pernafasan,
pencernaan, sirkulasi darah dan lain-lain. Gejala klinis pada ikan adalah
pembengkakan di bawah kulit dan menjadi luka terbuka berisi nanah, darah, dan
jaringan yang rusak di puncak luka tersebut seperti cekungan, sirip putus atau
patah, pendarahan pada insang, petikiae pada otot, usus bagian belakang lengket
dan bersatu, serta pembengkakan limpa dan ginjal yang berkembang menjadi
nekrosis atau kernatian jaringan.
LD50 didefinisikan sebagai dosis dari bahan kimia yang dapat menyebabkan
kematian sampai 50% dari jumlah hewan yang diuji. LD50 yaitu dosis tunggal
suatu bahan yang secara statistik diharapkan akan membunuh 50% hewan coba.
Pengujian LD50 ini dapat menunjukkan organ sasaran yang mungkin dirusak serta
memberikan petunjuk tentang dosis yang sebaiknya digunakan dalam pengujian
yang lebih lama. Penentuan LD50 ini merupakan tahap awal untuk mengetahui
besarnya dosis yang dapat menyebabkan kematian 50% pada hewan uji setelah
pemberian dosis tunggal (Lu, 1995). Tujuan uji ini adalah mendapatkan letal dosis

yang dapat mematikan 50% ikan uji yang akan digunakan pada uji selanjutnya.
Ikan nila diinjeksi Aeromonas Salmonicida dengan kepadatan 104 , 105 , 106 , 107
cfu/ml/ekor ikan secara intraperitoneum. Konsentrasi tiap bakteri yang digunakan
dengan teknik pengenceran bakteri berseri. Sebagai pembanding maka disediakan
kontrol yaitu penyuntikan ikan dengan larutan PBS steril. Penyuntikan dilakukan
secara intramuskular sebanyak 0,1ml per ikan. Jumlah ikan nila yang mati setiap 6
jam selama 72 jam ini dihitung dan nilai LD50 ini dianalisis menggunakan rumus
Reed dan Muench (1938).
Uji LD50 dilakukan dengan cara menyuntikkan bakteri Aeromonas Salmonicida
pada ikan dengan konsentrasi berbeda yaitu 104 , 105 , 106 , 107 cfu/ml/ekor ikan.
Kemudian dilakukan pengenceran bakteri sebesar 10-3, 10-4, 10-5, 10-6, dan 10-7.
Masing-masing sebanyak 5 ekor ikan tiap perlakuan Konsentrasi tiap bakteri yang
digunakan dengan teknik pengenceran bakteri berseri. Sebagai pembanding maka
disediakan kontrol yaitu penyuntikan ikan dengan larutan PBS steril. Penyuntikan
dilakukan secara intramuskular sebanyak 0,1ml per ikan. Jumlah ikan nila yang
mati setiap 6 jam selama 72 jam ini dihitung dan LD50 dianalisis menggunakan
rumus Reed dan Muench (1938).
Selang Proporsi=

Kematian diatas 50 50
Kematian diatas 50 Kematian dibawah 50

Log Negatif LD50 = Log negatif konsentrasi50% + selang


proporsi
Dalam uji LD50, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan,
beberapa faktor tersebut antara lain :
1. Teknik pengenceran yang dilakukan ini tidak sesuai dengan prosedur sehingga
Konsentrasi tiap bakteri yang digunakan berbeda dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.

2. Injeksi bakteri Aeromonas Salmonicida dengan kepadatan 104 , 105 , 106 , 107
cfu/ml/ekor ikan ke dalam tubuh ikan Nila (Oreochromis Niloticus) ini tidak
dilakukan secara intraperitoneum.
3. Penyuntikan larutan PBS steril tidak dilakukan secara intramuskular.
4. Injeksi bakteri Aeromonas Salmonicida tidak dilakukan di tempat yang telah
ditentukan. Sehingga derajat keganasan bakteri Aeromonas Salmonicida tidak
sebagaimana mestinya.
5. Terjadi kesalahan dalam perhitungan ketika sedang menganalisis nilai LD50
menggunakan rumus Reed dan Muench (1938)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:
1. Warna dan laju pergerakan pada ikan yang terserang bakteri berubah, sperti
warnanya berubah menjadi pucat dan pergerakkannya menjadi lambat. apabila
mati anus akan membesar, pecah serta keluar darah, usus keluar, mata
menonjol, dan mulut berlendir.
2. Bakteri Aeromonas Salmonicida memiliki kemampuan membunuh 50% dari
populasi ikan.
4.2 Saran
Saling menghormati dalam bahasa dan prilaku antara praktikan dan asdos agar
lebah efisien lagi saat praktikum sehingga praktikan agar lebih efektif dan paham
pada saat melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Angka, S.L. 2005. Kajian Penyakit Motile Aeromonad Septicemia (MAS) pada
Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.): Patologi, Pencegahan dan
Pengobatannya dengan Fitofarmaka. Doctoral Disertasi. Program
pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor
Buller, N.B. 2004. Bacteria from Fish and Other Aquatic Animals. CABI Pub.
USA.
Cipriano, R.C. 1983. Bacterial and Viral Disease of Fish. University of
Washington, Seattle.
Ghufran H,M. K Kordi. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Jakarta.
Rineka Cipta. 2004.
Gardenia, L., I. Koesharyani, H. Supriyadi, dan T. Mufidah. 2010. Aplikasi
deteksi Aeromonas hydrophila penghasil aerolysin dengan menggunakan
Polymerase Chain Reaction (PCR). Prosiding Forum Inovasi Akuakultur:
877-883.
Hardi, E.H. dan C.B. Pebrianto. 2012. Isolasi dan uji postulat Koch Aeromonas
sp. dan Pseudomonas sp. pada ikan nila (Oreocromis niloticus) di Sentra
Budidaya Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara. J. Ilmu Perikanan
Tropis. 16(2):35-39.
Hiney, M. and G. Olivier. 1999. Furunculosis (Aeromonas salmonicida). New
York. 3:341-425 pp.
Levine, N. D. 1990. ParasitologiVeteriner. GadjahMadaUniversityPress.
Yogyakarta.
Mustopa. 2008. Pengaruh Planton Dalam Pemijahan Ikan Nilem.(skripsi).
Fakultas Padjajaran Jurusan Perikanan.
Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Noga, J.E. 2000. Fish Disease Diagnosis and Treatment. Lowa State Press, USA.
Reed, M.J. and M. Muench. 1938. A simple method for estimating fifty percent
endpoints. Am. J. Hygiene. 27:493-497.

Sumartono. 2001. ParasitologiUmum. Fakultas Kedokteran Hewan UGM.


Yogyakarta.
Todar, K., 2002. Mechanisms of Bacterial Pathogenicity Endotoxins. Todars
Online Textbook of Bacteriology. University of Wisconsin-Madison
Departement of Bacteriology.

LAMPIRAN

Perhitungan LD50 berdasarkan Reed dan Muench (1938) sebagai berikut :

Selang Proporsi

Kematian diatas 50% - 50


Kematian diatas 50% - Kematian dibawah 50%

61%

50%

61%

40%

11%
17%

Log negatif LD50

0,65%

= Log negatif konsentrasi diatas 50% + Selang proporsi


= -Log 10-3

0, 65

= 3 Log 10

0,65

=3

0,65

= 3,65

Perhitungan LD50
1. Penentuan ambang konsentrasi : 104, 105, 106, 107 cfu/ml
2. Data kematian
104: 0%
105: 0%
106 : 75%

107 : 100%
3. Ambang batas
- Ambang Batas atas : 107
- Ambang Batas bawah

: 105

4. Penentuan Konsenttrasi
Log N/n

: K Log a/n

a/n = b/a = c/b = d/c . ..


Keterangan

: N=Konsentrasi ambang batas


n=konsentrasi ambang bawah
K= jumlah interval konsentrasi yang diuji dengan N dan n
a=konsentrasi terkecil dalam deret konsentrasi perlakuan

Log 107 / 105 =

3 (log a / 105 )

Log 102

3 log a- 3 log 105

3 log a 3 log 10

2 + 15

3 log a

3 log a

17

Log a =

17 / 3

Log a =

5,67

0,75 x 104

Anda mungkin juga menyukai