Anda di halaman 1dari 15

PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR (FUNGAL DISEASE)

(Laporan Praktikum Penyakit dan Parasit Organisme Akuatik)

Oleh
Sagada Sangdiana Safitri
1414111073
Kelompok 5

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

LEMBAR PENGESAHAN

Nama

: Sagada Sangdiana Safitri

NPM

: 1414111073

Program Studi

: Budidaya Perairan

Fakultas

: Pertanian

Universitas

: Universitas Lampung

Judul Praktikum

: Parasit

Tempat

: Laboratorium Gedung K Budidaya Perairan

Waktu Praktikum

: 22 April 2016

Kelompok

:5

Bandar Lampung, 29 April 2016


Mengetahui
Asisten

Ari Widodo
1314111007

PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR


Oleh
Sagada Sangdiana Safitri
1414111073
ABSTRAK
Sebuah praktikum telah selesai dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan
Universitas Lampung. Praktikum ini berjudul Penyakit Yang Disebabkan Oleh
Jamur yang bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis jamur yang terdapat pada
tubuh ikan lele, mas koki, benih gurame, cupang dan nila. Jamur merupakan
organisme heterotroph yang memiliki dinding sel. Jamur biasanya berfilamen dan
multiseluler. Selain itu, praktikum ini juga bertujuan agar mahasiswa mengetahui
bagaimana pengamatan jamur dalam tubuh ikan. Adapun alat dan bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah ikan nila, ikan cupang, ikan lele, ikan mas
koi dan ikan gurame yang jamuran, jarum ose, tissue, bromtimol biru, kaca
preparat serta mikroskop. Cara kerja praktikum ini yaitu dengan mengamati gejala
klinis ikanlalu mengambil jamur pada tubuh ikan. Setelah itu jamur tersebut
ditanam di media agar PDA dan ditunggu 2-3 hari lalu amati hasil. Media yang
sudah ditumbuhi oleh jamur lalu diambil kembali menggunakan jarum ose,
diletakkan dikaca preparat lalu diberi laruan bromtimol biru lalu amati dibawah
mikroskop. Paada hasil pengamatan ikan nila, terdapat satu jenis jamur yaitu
dengan ciri-ciri tubuh berfilamen dan bercabang-cabang.
Keywords : jamur, hifa, filamen, ikan nila, ikan gurame

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jamur adalah organisme heterotrof eukariotik yang memiliki dinding sel terdiri
dari kitin. Jamur diklasifikasikan dalam Kerajaan terpisah yang disebut Kerajaan
Fungi. Dalam Kerajaan ini, ada lebih dari 7000 spesies yang telah diidentifikasi.
Mirip dengan hewan, spesies jamur memiliki enzim pencernaan. Namun, tidak
seperti hewan, mereka mencerna makanan di luar sel mereka.
Jamur dianggap sebagai salah satu kelompok yang memiliki kemampuan untuk
membuat penyakit pada hewan dan tumbuhan. Selain itu, jamur yang banyak
digunakan dalam berbagai aplikasi industri seperti pembuatan bir, fermentasi dll.
Jamur bersel tunggal atau multiseluler. Kapang dan jamur adalah jamur
multiseluler yang paling akrab, sedangkan ragi adalah jamur sel tunggal. Banyak
sistem klasifikasi jamur telah diusulkan sampai saat ini. Namun, sebagian besar
sistem ini didasarkan pada beberapa fitur umum termasuk, morfologi dan struktur
dari spesies jamur, morfologi sistem reproduksi, sifat siklus hidup, dan fisiologis,
biokimia dan karakter sitologi. Kelompok jamur utama adalah zygomycota,
Deuteromycota, ascomycota dan Basidiomycota. Hifa dan miselium adalah dua
istilah yang digunakan untuk menggambarkan struktur dari spesies jamur
multiseluler.
Sel-sel jamur tersusun dari ujung ke ujung untuk membentuk filamen benang
disebut hifae (tunggal, hifa). Ketika jamur tumbuh, sel-sel baru ditambahkan ke
ujung hifa. Sel-sel hifa memiliki dinding sel tipis terdiri dari kitin. Struktur dan
morfologi hifa berbeda dalam beberapa kelompok jamur. Miselium adalah massa
hifa yang membentuk tubuh jamur multiseluler. Kelompok yang berbeda dari
jamur

memiliki miselium yang berbeda. Miselium jamur memungkinkan baik


reproduksi jamur generatif atau vegetatif.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1.

Untuk mengetahui jenis-jenis jamur yang tumbuh pada ikan lele, mas

2.

koki, cupang, benih gurame dan ikan nila


Untuk mengetahu bagaimana cara menanamkan jamur pada media PDA

II. METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 April 2016 pukul 07.30
WIB bertempat di Laboratorium Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum penyakit yang disebabkan oleh jamur
terdiri dari mikroskop, gelas objek, pinset, pisau bedah, dan pipet tetes.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ikan lele, ikan nila, ikan gurame.
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan ikan yang diduga terserang jamur
2. Mengamati morfologi, catat gejala klinis
3. Mengambil jamur timbul
4. Letakkan dikaca preparat, teteskan bromtimol biru
5. Amati dibawah mikroskop

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pengamatan
K Ikan
e
l
1 Lele

Organ

Kulit

Gejala Klinis

Bentuk Hifa Deskripsi

Terdapat luka

Berbentuk

Jamur

pada kulit,

panjang,

berwarna

nafas

tidak

putih

tersengal, ikan

bercabang.

keruh dan

stress

ada yang
berwarna
hijau

2 Ikan

Sisik

koi

Warna sisik

Memanjang

gelap.
Jamur

tidak cerah

dan

berwana

Pergerakan

bergerombo

putih dan

tidak aktif

berbentuk

Stress

bulat

Terdapat luka
pada tubuh
ikan
3
Guram
e

Kulit

Ikan berwarna

Berbentuk

Jamur

pucat, malas

bulat,

berwarna

bergerak dan

menyebar

hitam

bernafas

serta

gelap

dengan cepat

bercabang.

Gambar

Cupang Sirip
Tidak lengkap
ventral Ada beberapa
sisik
yang
Pergerak
terkelupas

Tidak
aktif dan
an
sempoyonga
n

Nila

Kulit

Berbentuk
bulat,
menyebar
dan seperti
kerak

Ikan berwarna

Berbentuk

Berwarna
hitam
dengan
pinggiran
berwarna
putih,
seperti
kapas dan
bentuknya
bulat.
Jamur

pucat, malas

panjang,

berwarna

dan

dan

hitam

berenangnya

bercabang.

gelap

lambat

3.2 Pembahasan

Siklus Reproduksi Jamur

Jamur dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Perkembangan
secara aseksual dilakukan dengan pembelahan sel (fragmentasi) dan pembentukan
spora. Pembentukan spora berfungsi untuk menyebarkan spesies dalam jumlah
besar. Spora jamur dibedakan menjadi dua, yaitu spora aseksual dan spora
seksual. Spora aseksual membelah secara mitosis dan spora seksual membelah
secara meiosis. Contoh spora aseksual adalah zoospora, endospora, dan konidia.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua sel inti yaitu
melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium menyebabkan
terjadinya Singami, yaitu penyatuan sel dari dua individu (Waluyo, 2008)
Terdapat beberapa tipe spora seksual adalah askospora, basidiospora, zigospora,
dan

oospora.

Perkawinan

jamur

Ascomycota

menghasilkan

askospora.

Basidiospora adalah spora yang dihasilkan oleh jamur Basidiomycota. Askospora

terdapat di dalam askus dan berjumlah 8 spora, sedangkan basidiospora terdapat


di dalam basidium dan berjumlah 4 spora (Waluyo, 2008)
Reproduksi Jamur secara seksual melalui kontak gametangium dan konjugasi.
Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari
dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami
(peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah
plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur
dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan
membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel
melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis
(Gandjar, 2009)
Reproduksi aseksual Jamur yang diamati lebih sering daripada reproduksi seksual.
Hampir semua jenis jamur memiliki kemampuan untuk bereproduksi secara
aseksual (Gandjar, 2009)
Mekanisme Jamur Sehingga Menjadi Penyakit
1. Inokulasi
Patogen yang terbawa agen tertentu yang bertemudengan tanaman disebut
inokulum atau penular. Dengan demikian inokulum merupakan patogen itu sendiri
yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman. Pada jamur atau cendawan,
inokulum dapat berupa miselium, spora, atau sklerotium. Pada bakteri,
mikoplasma, dan virus, inokulumnya berupa individu bakteri, individu
mikoplasma, dan patikel virus itu sendiri. Pada tumbuhan parasitik, inokulum
dapat berupa fragmen tumbuhan atau biji dari tumbuhan parasitik tersebut. Pada
nematoda, inokulum dapat berupa telur, larva, atau nematoda dewasa.
2. Penetrasi

Penetrasi merupakan proses masuknya patogen atau bagian dari patogen ke dalam
sel, jaringan atau tubuh tanaman inang. Patogen melakukan penetrasi dari
permukaan tanaman ke dalam sel, jaringan atau tubuh tanaman inang melalui
empat macam cara, yaitu secara langsung menembus permukaan tubuh tanaman,
melalui lubang-lubang alami, melalui luka, dan melalui perantara (pembawa,
vektor). Ada patogen yang dapat melakukan penetrasi melalui beberapa macam
cara dan ada pula yang hanya dapat melakukan penetrasi melalui satu macam cara
saja.

3. Infeksi
Infeksi merupakan suatu proses dimulainya patogen memanfaatkan nutrien (sari
makanan) dari inang. Proses ini terjadi setelah patogen melakukan kontak dengan
sel-sel atau jaringan rentan dan mendapatkan nutrien dari sel-sel atau jaringan
tersebut. Selama proses infeksi, patogen akan tumbuh dan berkembang di dalam
jaringan tanaman.
4. Invasi
Invasi merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan patogen setelah terjadi
infeksi. Individu jamur dan tumbuhan parasitik umumnya melakukan invasi pada
tanaman dimulai sejak proses infeksi dengan cara tumbuh dalam jaringan tanaman
inang, sehingga tanaman inang selain kehilangan nutrien, sel-selnya atau jaringan
juga rusak karenanya.
5. Penyebaran
Penyebaran patogen berarti proses berpindahnya patogen atau inokulum dari
sumbernya ke tempat lain. Penyebaran patogen dapat terjadi secara aktif maupun
pasif. Penyebaran pasif yang berperan besar dalam menimbulkan penyakit, yaitu

dengan perantaraan angin, air, hewan (terutama serangga), dan manusia. Beberapa
patogen dapat melakukan penyebaran secara aktif, misalnya nematoda, zoospora
dan bakteri motil (Hidayat, 2006).
Faktor Penyebab Kegagalan
Ada beberapa penyebab kegagalan yang terjadi dalam praktikum ini seperti salah
dalam memilih ikan, biasanya ikan yang dipilih adalah ikan yang sehat artinya
tidak terdapat jamur di tubuh ikan tersebut. Tumbuhnya bakteri pada saat
penanaman jamur di meda PDA, hal tersebut disebabkan karena pada saat
penanaman tangan penanam tidak steril atau pada saat penanaman tidak
didekatkan di api Bunsen sehinggaa tumbuh bakteri lain (Dwijoseputro, 2005)
Media Yang Digunakan dan Guna Antibiotik
Media penanaman jamur ini adalah PDA. Potato Dextrose Agar merupakan salah
satu media yang baik di gunakan. Baik untuk membiakkan suatu mikroorganisme,
baik itu berupa cendawan/fungsi, bakteri, maupun sel mahluk hidup. Potato
dextrose agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan (Gould,
2003)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasikan yeart atau kapang.
PDA dapat juga digunakan enumerasi yeart atau kapang dalam suatu sample atau
produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup
yaitu: terdiri dari 90% ekstrat kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk
pertumbuhan kapang dan khamar. Cara membuat PDA adalah mensorpensikan 39
gr media dalam luar air yang telah didestiliasi (Gould, 2003)
Penggunaan antibiotik pada praktikum ini yaitu untuk mengurangi bakteri
menguntungkan yang hidup pada tubuh, mengubah keseimbangan flora normal.
Jamur dapat menggunakan kesempatan ini untuk berkolon. Antibiotik yang
digunakan yaitu Amoxilin (Coyne, 1999)

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Pada ikan yang dibawa yaitu ikan Nila ditumbuhi jamur, bahkan jamur
yang terdapat pada kulit ikan tersebut cukup banyak. Bentuknya panjang
dan bercabang.
2. Cara penanaman jamur ke media PDA yaitu dengan menggunakan jarum
ose yang ditanam dengan cara streak 4 kuadran
5.2. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang baik sebaiknya kerjasama sesama praktikan bisa
berjalan dengan lancar. Dan juga diharapkan kepada asisten agar tetap
menegakkan disiplin bagi praktikan yang tidak serius selama praktikum
berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
Coyne, Mark S. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. USA : Delmar
Publisher.1999.
Dwijoseputro, D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.2005.
Entjang. Indan.2003. Mikrobiologi & Parasitologi. PT.Citra Aditya bakti.
Bandung.
Gandjar. Mikrobiologi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2009.
Gould. Dinah.2003. Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Hidayat, Nur. 2006 . Mikrobiologi Industri . Jakarta : Andi Publisher
Sukarminah, Een. 2008 . Mikrobiologi Pangan . Bandung : Jurusan
Teknologi Industri Pangan Unpad
Waluyo, Drs. Lud ,M.Kes. 2012 . Mikrobiologi Umum . Jakarta : Erlangga

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai