PENDAHULUAN
Jam
: 14:00 WITA
IDENTITAS
Nama
: Ny. F
Umur
: 27 tahun
Alamat
: Jl. Manggis
Pekerjaan
: URT
Agama
: Islam
Pendidikan
: D1
ANAMNESIS
G1P0A0
Usia kehamilan
: 6-7 minggu
Menarche
: 13 tahun
TP
Perkawinan
: Pertama
: 19 november 2016
Keluhan Utama
Sesak napas
Riw. Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan bahwa pada usia 25 tahun telah divonis oleh dokter
spesialis jantung mengalami penyakit jantung dan rutin mengkonsumsi obat
jantung, serta disarankan untuk tidak hamil untuk sementara waktu sampai
penyakit jantungnya sembuh. Namun pasien mengaku menghentikan untuk
konsumsi obat jantung.
Pasien terakir dirawat dirumah sakit woodward pada bulan november 2015
dengan keluhan yang sama.
Riwayat obstetri :
Hamil petama : Hamil sekarang
PEMERIKSAAN FISIK
KU
: Sedang
Tek. Darah
: 110/70 mmHg
Kesadaran
: Kompos mentis
Nadi
: 86
x/menit
BB
: 43
Respirasi
: 26
x/menit
TB
: 155 cm
Suhu
: 36,5 C
Kepala Leher
Kg
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), pembesaran KGB (-), pembesaran
kelenjar tiroid (-).
Thorax :
I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)
P : Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung, kardiomegali (+)
A: Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-. Bunyi jantung I/II
iregular
Abdomen
I : Kesan cembung
3
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
HIS
: tidak ada
TBJ
Genitalia
:
Pemeriksaan Dalam (VT) : Tidak dilakukan
Ekstremitas :
Ekstremitas atas : Edema -/-, akral hangat
Ekstremitas bawah : Edema -/-, akral hangat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : 28 maret 2016
RBC
: 4,3 x 106/mm3
: 33,2 %
PLT
: 360 x 103/mm3
EKG :
RESUME
Pasien perempuan, usia 27 tahun masuk dengan rujukan dari dr.Heryani, Sp.OG
dengan diagnosa G1P0A0 gravid 6-7 minggu + CHF NYHA III-IV, saat ini pasien
mengeluhkan sesak napas dan terkadang mengeluhkan nyeri dada namun tembus
ke belakang ataupun keram keram pada pundak dan tangan. Pasien sering
mengeluh cepat kelelahan apabila beraktifitas, serta mengeluhkan jantung terasa
berdebar-debar. BAB biasa, BAK lancar. Pasien mengatakan bahwa pada usia 25
tahun telah divonis oleh dokter spesialis jantung mengalami penyakit jantung dan
rutin mengkonsumsi obat jantung, serta disarankan untuk tidak hamil untuk
sementara waktu sampai penyakit jantungnya sembuh.
Pasien terakir dirawat dirumah sakit woodward pada bulan november 2015
dengan keluhan yang sama. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan adanya
kardiomegali (+), serta bunyi jantung irreguler.
DIAGNOSIS IGD
G1P0A0 gravid 6-7 minggu + CHF NYHA III-IV
PENATALAKSANAAN IGD
Follow up
S : sesak napas (+), jantung berdebar debar (+),
demam(-)pusing (-), mual(-), muntah (-), BAB
biasa ,BAK lancar
O: KU : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD:100/60 mmHg
N: 78 x/menit
P: 26 x/menit
S: 36,7oC
Faal hemostasis :
Prothrombin time (PT) : 16,1 detik
INR : 1,25 detik
APTT : 32,2 detik
Creatinin : 0,87 mg/dl
Elektrolit :
K+ : 3,17 mmol/L
Na+ : 118,36 mmol/L
CL- : 118,03 mmol/L
A: G1P0A0 gravid 6-7 minggu + CHF NYHA III-IV
P : Dari dokter jantung :
IVFD Nacl 0,9% 10 tpm
Injeksi lasix 1 ampul/12 jam
Spironolacton 1x50 mg
7
Pemasangan kateter
Dari dokter anastesi :
Lanjut terapi dari bagian jantung
Dari dokter obgyn :
29 maret 2016
30 maret 2016
TD:90/60 mmHg
N: 79 x/menit
P: 19 x/menit
S: 36,6oC
A: G1P0A0 gravid 6-7 minggu +CHF NYHA III-IV
P : Dari dokter jantung :
IVFD Nacl 0,9% 10 tpm
Injeksi lasix 1 ampul/12 jam
Spironolacton 1x50 mg
Bisoprolol 1x5 mg
Simone 1x2 mg
Dari dokter anastesi :
Lanjutkan terapi jantung selama 3 hari
Dari dokter obgyn :
Terapi lanjut jantung
31 maret 2016
Simone 1x2 mg
Saat kuretase, bila pasien sesak atau tanda tanda
edema paru : injeksi lasix 2 ampul
Dari dokter obgyn :
Terapi lanjut jantung
Rencana kuretase
Pemasangan gastrul tablet
Induksi oxytocin 10 IU/20 tpm
Pukul 13:15
Kuretase
Laporan operasi
1. Posisikan pasien litotomi dengan anastesi
intravena
2. Bersihkan vulva vagina
3. Dipasang spekulum sims, jepit porsio dengan
tenakulum ovum
4. Dilakukan sondase ke dalam cavum uteri (8 cm)
5. Dilakukan evaluasi ke dalam cavum uteri dengan
abortus tang
6. Dilanjutkan kuretase dengan tang tumpul lalu tang
tajam
7. Kuretase dihentikan setelah dipastikan tidak ada
perdarahan
8. Bersihkan area kerja
9. Kuretase selesai
Instruksi post kuretase:
Cefadroxil 500 mg 2x1
Asam mefenamat 500 mg 3x1
Metilergometrin 3x1
1 april 2016
11
BAB II
PEMBAHASAN
Diagnosis pada pasien ini ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien Nn.F 27
tahun datang dengan keluhan sesak napas dan terkadang mengeluhkan nyeri dada
namun tembus ke belakang ataupun keram keram pada pundak dan tangan. Pasien
12
13
beban
jantung
sehingga
terjadi
gagal
jantung
yang
tidak
Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih faktor ini terganggu, maka curah
jantung berkurang.
Penatalaksanaan gagal jantung kongestif pada masa kehamilan tidak banyak
berbeda dengan keadaan gagal jantung lainnya. Masukan garam mesti dikurangi
dan aktifitas fisik dibatasi sampai dibawah tingkatan yang menimbulkan gejala
gagal jantung. Pada wanita dengan gejala gagal jantung yang signifikan atau
edema paru, terapi standard dapat digunakan dengan menggunakan obat-obatan
yang dapat digunakan pada wanita dengan kehamilan . Penggunaan obat ACE
inhibitor mesti dihindarkan. Gagal jantung kongestif pads kehamilan adalah suatu
keadaan dimana posisi supinasi sangat bermanfaat karena akan mengurangi beban
preload dengan obstruksi aliran darah dari vena cava inferior.
Penanganan dari dokter spesialis jantung pada pasien ini adalah sebagai
berikut :
dahulu keadaan umum pasien. Namun pada akhirnya diputuskan untuk melakukan
terminasi pada kehamilan pasien ini mengingat berbagai resiko yang mengancam
pada pasien apabila kehamilan tetap dipertahankan.
Terminasi kehamilan pada pasien ini didasari oleh indikasi medis yang
terjadi pada pasien dan telah mendapat persetujuan dari dokter spesialis yang
merawat. Terminasi kehamilan atas indikasi medis telah dilegalkan dan diatur
pada peraturan pemerintah republik indonesia nomor 61 tahun 2014 tentang
kesehatan reproduksi pada bab IV mengenai indikasi kedaruratan medis dan
perkosaan sebagai pengecualian atas larangan aborsi. Pada pasal 31 yang
berbunyi:
1. Tindakan aborsi hanya dapat dilakukan berdasarkan :
Indikasi kedaruratan medis, atau
15
16