Anda di halaman 1dari 9

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PERKEMIHAN BATU URETRA

2.2.1. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, social, dan
lingkungan.
a. Data Biografi
1. Identitas pasien.
Identitas pasien meliputi:
Nama pasien

Umur

: paling sering terjadi pada usia antara 30-60 tahun.

enis kelamin : menyerang laki-laki tiga kali lebih sering daripada wanita.

Pekerjaan

: penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang
aktivitas fisik (sedentary life).

Agama
Suku / bangsa
Alamat
Tanggal MRS
Diagnosa Medis : batu uretra.
2. Identitas Penanggung Jawab
Identitas penanggung jawab meliputi Nama, Umur, Jenis kelamin, alamat
dan hubungan dengan pasien.
b. Riwayat Penyakit

uhan Utama : sulit kencing atau tidak dapat kencing sama sekali yang mendadak (retensi urine).Keluhan
lainnya biasanya adalah berhubungan dengan gejala iritasi dan infeksi seperti penis yang
membengkak.

wayat Penyakit Sekarang


Tanyakan tentang factor yang melatar belakangi atau hal-hal yang mempengaruhi atau
mendahului keluhan, bagaimana sifat terjadinya, bagaimana gejalanya (mendadak, perlahanlahan, terus-menerus, berupa serangan, hilang timbul, atau berhubungan dengan waktu),
lokasi terjadinya gejala dan sifatnya (menjalar, menyebar, berpindah-pindah atau menetap),
berat ringannya keluhan dan perkembangannya (apakah menetap, cenderung bertambah atau

berkurang), lamanya keluhan berlangsung, kapan dimulainya, dan upaya apa yang telah
dilakukan.

wayat Penyakit Dahulu


Tanyakan tentang :
Riwayat pemakaian obat : apa jenisnya, berapa dosisnya, berapa dosis terakhirnya, dan
bagaimana cara pemakaiannya.
Riwayat atau pengalaman masa lalu tentang kesehatan atau penyakit yang pernah di alami,
riwayat masuk rumah sakit, atau riwayat kecelakaan.

wayat Penyakit Keluarga


Tanyakan tentang riwayat kesehatan atau keperawatan yang dimiliki oleh salah satu
anggota keluarga, apakah ada penyakit seperti yang dialami pasien, apakah mempunyai
penyakit keturunan.

wayat Penyakit Lingkungan


Tanyakan tentang keadaan lingkungan di rumah. Apakah rumah yang di tempati cukup
memadai dalam segi kesehatan (ventilasi yang cukup, kondisi kamar tidur, apakah ada tempat
pembuangan kotoran atau sampah).
c. Kebutuhan Bio Psiko Sosial Spiritual
1) Pernafasan :
Biasanya tidak terjadi gangguan pernafasan, karena batu uretra terdapat di uretra yang
termasuk dalam system perkemihan, tidak melewati atau memasuki saluran peernafasan.
2) Kebutuhan nutrisi
Mengalami anoreksia
Mual-muntah
3) Kebutuhan eliminasi
Mengalami retensi urin
4) Kebutuhan istirahat tidur
Pasien biasanya sulit tidur
5) Kebutuhan aktifitas latihan
Aktivitas terganggu karena nyeri
6) Kebutuhan aman nyaman
Adanya ketidaknyamanan (nyeri akut), nyeri saat miksi

Pengkajian PQRST yang biasanya dirasakan klien dengan batu uretera:


P : Nyeri terasa di daerah punggung, pinggang bahkan uretera.
Q : Nyeri seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri akut, hilang timbul
S : Nyeri skala 4-5
T : nyeri bertambah saat beraktifitas, secara tiba-tiba saat miksi
7) Kebutuhan seksual dan reproduksi
Adanya gangguan karena adanya penyebaran nyeri ke area paha dan genitalia.
8) Kebutuhan psikologi
Ansietas karenakurang informasi.
9) Integritas ego
Mengalami stress baik emosional maupun fisik

10) Kebutuhan social


Hubungan pasien dengan keluarga, tetangga, tim medis, dan juga dengan pasien lain
11) Kebutuhan spiritual
Rutinitas dalam beribadah, kebutuhan akan rohaniawan.
d. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dengan palpasi pada penis di dapatkan adanya suatu kelainan akibat
fibrosis di uretra atau terbentuknya suatu fistula.
1) Keadaan umum : lemah
Kesadaran : compos mentis
Ekspresi wajah : wajah tampak meringis.
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital
Suhu : suhu tubuh subnormal (hipertermi)
Nadi : frekuensi nadi subnormal (takikardi)
RR : Frekuensi pernapasan normal
TD : peningkatan TD (hipertensi)

3) Head to toes
Leher

: bentuk normal.

Kepala

: struktur wajah simetris dan tidak ada pembengkakan.

Mata

: visus normal, tidak ada gangguan pada konjungtiva, sklera, kornea, dan pupil.
Telinga

: tidak ada gangguan pendengaran

Hidung

: tidak ada polip

Mulut

: radang pada bibir, gusi, lidah akibat dehidrasi yang dialami.

Dada

: Bentuk dada simetris, denyut jantung meningkat, tidak peningkatan frekuensi pernapasan.

Abdomen : Nyeri abdomen menjalar ke punggung dan pinggang


Pemeriksaan anggota gerak (ekstermitas)

itas atas

: tidak ada gangguan pada ekstremitas atas

itas bawah

: sulit berjalan karena nyeri yang menyebar ke paha dan genitalia.


e. Pengkajian Diagnostik (Nursalam : 2011)
1). Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk pelengkap pelaksanaan pembedahan dan
untuk mengetahui adanya tanda-tanda infeksi melalui pemeriksaan urinalisis dan kultur urine.

2). Uroflowmetri
Pemeriksaan untuk menentukan kecepatan pancaran urine.
3). Radiologi
Diagnosis pasti dibuat dengan uretrografi sehingga dapat melihat letak penyempitan dan
besarnya penyempitan uretra.
f. Pengkajian Penatalaksanaan medis
Tidak ada terapi medis untuk mengobati penyakit ini, tetapi untuk mengatasi masalah
ini dengan cara pembedahan seperti :
a. Pelebaran uletra baik secara uretrotomi internal atau pemasangan sten uretra.
b. Bedah rekonstruksi.
h. Pengelompokkan Data
Data Subjektif

Data Objektif

Klien mengeluh sulit kencing.

- Klien tampak meringis kesakitan.

Klien mengeluh penisnya


membengkak.

- Klien tampak lemas.

:
Nyeri terasa di daerah
punggung, pinggang bahkan
uretra.

- Bingung dengan kondisinya.


- Ketidakmampuan berkonsetrasi
- Tidak ada urine keluar sama sekali.

:
Nyeri seperti di tusuktusuk
:

Nyeri akut, hilang timbul


:

Nyeri skala 4-5

: Nyeri bertambah saat beraktifitas,


secara tiba-tiba saat miksi
- Klien mengeluh gelisah tentang
penyakitnya.
- Klien mengeluh cemas
Klien mengeluh sulit BAK

g. Analisa Data
No.
1.

Symptom

Etiologi

:Klien mengeluh sulit


kencing.
- Klien mengeluh penisnya
membengkak.
: Nyeri terasa di daerah
punggung, pinggang bahkan
uretra.

Q : Nyeri seperti di tusuk-tusuk


R: Nyeri akut, hilang timbul
: Nyeri skala 4-5
T : Nyeri bertambah saat
beraktifitas, secara tiba-tiba saat
miksi
Klien tampak meringis

Uretra
terhambat
Akumulasi
urine
Efek mengejan pada
saat miksi sekunder

Masalah
Nyeri

a hasil

kesakitan.
2. - Klien tampak lemas.
Klien mengeluh gelisah tentang
penyakitnya.
-

Klien mengeluh cemas

DO : - Bingung dengan kondisinya.


3.

- Ketidakmampuan
`berkonsetrasi

Ansietas

Batu uretra
Obstruksi urine
Tindakan
pembedahan

Gangguan eliminasi
urine.

DS : - Klien mengeluh sulit BAK


DO : - Tidak ada urine keluar sama
sekali.
Batu Uretra
Obstruksi
Respon
Obstruksi
Retensi Urine

2.2.2. Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan efek mengejan pada saat miksi sekunder dan nyeri paska bedah.
2. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan.
3. Gangguan eliminasi berhubungan dengan retensi urine.
2.2.3. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan efek mengejan pada saat miksi sekunder dan nyeri paska bedah.
Tujuan

: nyeri berkurang/hilang atau beradaptasi

: - Secara subyektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi.


-

Skala nyeri 0-1 (0-4)

Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.

ujuan
teria hasil

Pasien tidak gelisah


INTERVENSI
Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0
10).

Jelaskan dan bantu klien


dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non-invasif.

RASIONAL
Berguna dalam pengawasan
kefektifan obat, kemajuan
penyembuhan.
Pendekatan dengan menggunakan
relaksasi dan non-farmakologi
lainnya telah menunjukkan
keefektifan dalam mengurangi
nyeri.
Manajemen nyeri:

Lakukan manajemen nyeri:


Istirahatkan pasien pada saat nyeri
muncul

Istirahat secara fisiologis dapat


menurunkan kebutuhan oksigen.

Meningkatkan intake oksigen


Ajarkan teknik relaksasi napas dalam sehingga akan menurunkan nyeri
saat nyeri muncul.
sekunder.
Ajarkan teknik distraksi pada saat
nyeri.

Tingkatkan pengetahuan pasien


tentang penyebab nyeri
dan menghubungkanberapa lama
nyeri akan berlangsung.

Distraksi (pengalihan perhatian)


dapat menurunkan stimulus
internal.

Pengetahuan yang akan dirasakan


membantu mengembangkan
kepatuhan pasien terhadap nyeri
terapeutik

2. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan.


: Mendemonstrasikan koping yang positif dan mengungkapkan penurunan kecemasan
: - menunjukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat yang dapat ditangani.
- Menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehatmenerimanya.

ujuan

teria hasil

INTERVENSI
Kaji tingkat kecemasan
Berikan dorongan dan berikan waktu
untuk mengungkapkan pikiran dan
dengarkan semua keluhannya.
Jelaskan semua prosedur dan
pengobatan
3.

Berikan dorongan spiritual

3.

RASIONAL
Mengetahui sejauh mana tingkat
kecemasan yang dirasakan oleh
klien sehingga memudahkan
dlam tindakan selanjutnya
Klien merasa ada yang
memperhatikan sehingga klien
merasa aman dalam segala hal
tundakan yang diberikan
Klien memahami dan mengerti
tentang prosedur sehingga mau
bekejasama dalam
perawatannya.
Bahwa segala tindakan yang
diberikan untuk proses
penyembuhan penyakitnya,
masih ada yang berkuasa
menyembuhkannya yaitu Tuhan
Yang Maha Esa.

Ga

3. Gangguan eliminasi berhubungan dengan retensi urine.


: Dalam waktu 5x24 jam pola eliminasi optimal sesuai kondisi klien.
: - Eliminasi urine tanpa ada keluhan subjektif seperti nyeri.
- Eliminasi urine tanpa menggunakan kateter.
- Paska bedah tanpa komplikasi.
INTERVENSI

RASIONAL

Kaji pola perkemihan dan catat


produksi urine tiap 6 jam.

Mengetahui pengaruh iritasi kandung


kemih dengan frekuensi miksi.

Monitor adanya keluhan subjektif


pada saat melakukan eliminasi
urine.

Parameter penting dalam


mengevaluasi intervensi yang telah
dilaksanakan.

1. Pelebaran uretra, baik secara


uretromi internal atau pemasangan
sten uretra.
2. Bedah rekonstruksi.
Evaluasi paska intervensi pelebaran
uretra.

Intervensi bedah dilakukan untuk


mengatasi masalah gangguan
eliminasi urine. Pemilihan jenis
pembedahan dilakukan sesuai derajat
penyempitan dan tingkat tolerasi
individu.
Kekambuhan batu uretra dari
intervensi pelebaran uretra adalah

komplikasi yang paling umum.


Meskipun jarang intervensi untuk
melebarkan uretra dapat
menyebabkan trauma uretra, kondisi
ini termasuk instrumen yang
dimasukkan melalui uretolium ke
dalam korpus spongiosum. Resiko ini
dapat diminimalisasi dengan teknik
hati-hati dan pilihan pelebaran yang
tepat untuk pasien.
2.2.4. Evaluasi
1. Penurunan skala nyeri.
2. Penurunan tingkat kecemasan.
3. Gangguan pemenuhan eliminasi urine teratasi.

Anda mungkin juga menyukai