Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN
Rongga mulut merupakan tempat hidup bakteri aerob dan anaerob yang berjumlah lebih
dari 400.000 spesies bakteri. Ratio antara bakteri aerob dengan anaerob berbanding 10:1 sampai
100:1. Organisme-organisme ini merupakan flora normal dalam mulut yang terdapat dalam plak
gigi, cairan sulkus gingiva, mucous membrane, dorsum lidah, saliva, dan mukosa mulut. Selain
itu, rongga mulut juga merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri yang bersifat
patogen karena memiliki kelembaban paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan, dan
adanya partikel-partikel kecil makanan.
Infeksi odontogen adalah infeksi yang awalnya bersumber dari kerusakan jaringan keras
gigi atau jaringan penyangga gigi. Timbulnya infeksi ini dipengaruhi oleh adanya interaksi tiga
faktor, yaitu host, lingkungan, dan mikroorganisme. Pada keadaan homeostasis terdapat
keseimbangan antara ketiga faktor tersebut, sebaliknya timbul keadaan sakit bila keseimbangan
antara ketiga faktor tersebut terganggu.
Potensi patogenitas mikroba ditentukan oleh dua faktor, yaitu virulensi dan kuantitas
mikroba. Virulensi mikroba adalah kualitas dari suatu mikroba untuk menyebabkan kerusakan
pada host, seperti daya invasi dan produk-produk mikroba (toksin, enzim, dan lain-lain).
Sedangkan, kuantitas mikroba adalah jumlah mikroorganisme yang melakukan infeksi pada host,
semakin tinggi kuantitas mikroba berarti akan semakin tinggi pula konsentrasi faktor
virulensinya.
Pada keadaan normal, faktor host lebih dominan terhadap faktor mikroba. Bila faktor
mikroba meningkat atau faktor pertahananhost menurun, atau yang sering terjadi adalah
gabungan keduanya, maka potensi patogen meningkat. Pada keadaan demikian pertahanan tubuh
host didominasi oleh faktor mikroba sampai akhirnya terdapat tanda-tanda terjadinya infeksi.
Apabila terjadi invasi mikroba beserta produk-produknya yang merugikan, tubuh manusia
akan memberikan respon untuk menanggulanginya. Mekanisme pertahanan tubuh yang timbul
pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu reaksi radang (inflammation) yang merupakan
respon selular yang bersifat non spesifik dan respon imun (immunity) yang bersifat spesifik.
Infeksi odontogen dapat terjadi melalui berbagai jalan, yaitu melalui penghantaran bakteri
patogen yang berasal dari luar mulut, melalui suatu keseimbangan flora yang endogen, dan

melalui masuknya bakteri ke dalam pulpa gigi yang vital dan steril. Sedangkan, penyebarannya
dapat secara perkontinuitatum, hematogen, dan limfogen.
Keterangan ilmiah menerangkan bahwa adanya hubungan antara infeksi yang parah dengan
peningkatan kerentanan karena adanya penyakit sistemik seperti penyakit jantung, DM,
kehamilan, dan infeksi paru-paru. Ini karena adanya bakteri gram negatif yang menyebabkan
terjadinya penyakit periodontal yang memicu produksi lipopolisakarida, heat shock
protein, dan proinflammatory cytokines.
Oleh karena adanya hubungan antara penyakit periodontal dan masalah medis yang lain,
maka penting untuk mencegah terjadinya infeksi odontogen sedapat mungkin atau mengetahui
sedini mungkin terjadinya infeksi odontogen sehingga dapat dicegah atau diobati. Dokter gigi
dan dokter umum harus waspada terhadap terjadinya implikasi klinis pada hubungan inter-relasi
antara infeksi odontogen dan kondisi medis lain yang dapat berpengaruh terhadap pasien yang
membutuhkan perawatan.

Anda mungkin juga menyukai