Anda di halaman 1dari 15

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

JAKARTA INTERNATIONAL COLLEGE

PENGARUH RETURN ON ASSETS, ARUS KAS OPERASI,


ECONOMIC
VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP
RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK
INDONESIA
PROPOSAL PENELITIAN

TRISNA MARTINA
1212.1111.324

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT


MENYELESAIKAN SARJANA EKONOMI STRATA SATU

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


TAHUN 2015
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR

ABSTRAK
.
DAFTAR
ISI
.
DAFTAR
TABEL
.
DAFTAR
GAMBAR
..
DAFTAR
LAMPIRAN
..
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
..
B. Rumusan
Masalah
..
C. Tujuan
Penelitian
..

D. Kegunaan
Penelitian
...
BAB II : KAJIAN TEORITAS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian
Teoritis
.
B. Kerangka
Berfikir
..
C. Hipotesis
.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian.
B. Metode
Penelitian

C. Definisi
Operasional

D. Populasi dan
Sampel
..
E. Instrumen
Penelitian
..
F. Teknik Pengumpulan
Data.
G. Teknik Analisis
Data

BAB IV : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN


A. Sejarah Singkat
Perusahaan
..
B. Struktur Organisasi
Perusahaan.

C. Bidang Usaha
Perusahaan
..
D. Gambaran Keberhasilan dan Kendala
Perusahaan.
BAB V : HASIL PENELITIAN
A. Data Hasil
Pengelolaan

B. Pengelolahan
Data
.
C. Pengujian
Hipotesis
..
D. Pembahasan Hasil
Penelitian..
BAB VI : HASIL PENELITIAN
A. Kesimpulan
.
B. Saran
..
DAFTAR
PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan dunia usaha dalam perekonomian saat ini semakin
ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri
dan berkembang sesuai dengan meningkatnya kegiatan ekonomi yang
ditandai dengan meningkatnya kebutuhan pasar. Hal yang sangat
penting untuk keberlangsungan
Modal

kegiatan

ekonomi

adalah

sangat dibutuhkan bagi kelangsungan suatu usaha, hal ini

menjadi kendala yang sering dihadapi oleh perusahaan.


Pasar modal merupakan sarana yang efektif
mempercepat pertumbuhan
karena

modal.

perusahaan.

Hal

ini

untuk

dimungkinkan

pasar modal merupakan suatu pasar yang terdiri atas

instrumen keuangan jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah

atau perusahaan swasta dan dapat diperdagangkan dalam bentuk


hutang maupun modal (Trisnawati, 2009:65).
Para investor yang ingin melakukan atau mempertahankan
investasinya harus memiliki perencanaan investasi yang efektif.
Perencanaan investasi yang efektif dimulai dari perhatian terhadap
tingkat

risiko

dan

return.

Semakin

tinggi

tingkat

return

yang

diharapkan investor, semakin tinggi pula tingkat risiko yang akan


dihadapi

oleh

investor,

begitu

pula

sebaliknya.

Dalam

suatu

pengambilan keputusan investasi, investor memerlukan informasi


kinerja keuangan yang dapat diandalkan. Kinerja perusahaan dapat
diketahui dari laporan keuangan yang akan dikeluarkan secara
periodik. Pengukuran kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan
metode tradisional atau accounting measures maupun dengan metode
yang baru

dikembangkan.

informasi akuntansi

atau

Para

investor

keuangan

dalam

sangat

membutuhkan

menganalisa

tingkat

risiko dan memprediksi tingkat pengembalian atau sering disebut


return dari investasinya.
Dalam pengukuran kinerja keuangan, ada beberapa pendekatan
accounting measures yang digunakan salah satunya yaitu Return On
Assets (ROA). ROA merupakan rasio profitabilitas dan alat ukur dalam
menilai

kinerja

perusahaan

dalam

menghasilkan

profit.

Rasio

profitabilitas (profitability ratio) akan menunjukkan kombinasi efek dari


likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi
(Brigham dan Houston, 2006:107). Robert Ang dalam Widiatmoko

(2012:5) berpendapat bahwa semakin tinggi ROA maka return saham


juga semakin tinggi.
Selain ROA, informasi arus kas operasi merupakan alternatif
informasi yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan. Para
kreditor

dan

pemegang

saham

akan

ragu-ragu

untuk

menanamkan modalnya ke dalam sebuah perusahaan yang tidak


menghasilkan kas yang mencukupi dari aktivitas-aktivitas operasinya
untuk memastikan pembayaran yang tepat waktu dari kewajiban yang
jatuh tempo, bunga dan dividen. Walaupun arus kas terdiri dari tiga
aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan tetapi kunci utamanya terletak

pada

arus

kas

yang

berhubungan dengan aktivitas operasi perusahaan. Jumlah arus kas


yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator
menentukan
arus

kas

apakah

yang

cukup

operasi
untuk

perusahaan
melunasi

yang

dapat menghasilkan

pinjaman,

memelihara

kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, melakukan


investasi
baru dan pembiayaan operasional tanpa mengandalkan sumber
pendanaan dari luar.
Agustia
(2009:239),

arus

kas

operasi

yang

positif

mengindikasikan bahwa perusahaan telah dijalankan dengan baik


sehingga mempunyai cukup

dana

untuk

membiayai

kegiatan

operasional serta membiayai aktivitas investasi maupun pendanaan,


seperti pembayaran dividen. Hal ini tentu akan menarik minat investor
atas saham perusahaan sehingga akan mempengaruhi

peningkatan

harga

saham

yang

selanjutnya

akan menentukan

jumlah

penerimaan return. Para investor menggunakan informasi arus kas


sebagai pengukuran kinerja
ekonomis

serta

mampu

yang mampu menggambarkan kondisi

menyediakan

dasar proyeksi arus kas di

masa yang akan datang yang cenderung diukur melalui harga atau
return saham. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Agustia (2009)
dan Pradhono (2004) yang menyatakan bahwa arus kas operasi
signifikan dan mempunyai pengaruh positif terhadap return saham.
Setiyorini (2011:192), penilaian terhadap kinerja perusahaan
yang berbasis akuntansi tradisional banyak memunculkan respon
yang menyatakan ketidakpuasan. Masalah tersebut bermula dari
adanya kelemahan penting dalam laporan keuangan yaitu perhitungan
laba rugi. Laba yang dilaporkan tidak memasukkan biaya modal
ekuitas sehingga pengukuran kinerja yang mempergunakan laporan
rugi laba mengandung distorsi. Pendekatan yang digunakan di atas
secara

teoritis

berkorelasi

positif

dengan

harga

pasar

saham

perusahaan, yang pada akhirnya akan berkorelasi positif pula dengan


nilai perusahaan atau MVA perusahaan (Fernandez, 2011 dalam
Winarto).
MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham
dengan

mengalokasikan

pemegang

saham

akan

sumber-sumber
dimaksimalkan

yang

sesuai.

dengan

Kekayaan

meminimalkan

perbedaan antara nilai pasar dari saham perusahaan dan jumlah

modal ekuitas yang telah diberikan oleh pemegang saham. Secara


sederhana
perusahaan

MVA

adalah

dengan

perbedaan

jumlah

ekuitas

antara
modal

nilai

pasar

investor

yang

saham
telah

diberikan (Brigham, 2006:68). Sedangkan MVA secara teknis diperoleh


dengan cara mengalikan selisih antara harga pasar per lembar saham
(stock price per share) dan nilai buku per lembar saham (book value
per share) dengan jumlah yang dikeluarkan (outstanding share).
Metode yang baru dikembangkan untuk mengukur kinerja
keuangan selain MVA antara lain yaitu Economic Value Added (EVA).
Metode ini diperkenalkan sekitar tahun 90-an oleh Stern Steward &
Co.s, sebuah perusahaan konsulltan dari New York. EVA adalah salah
satu cara untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Selain itu EVA
merupakan indikator tentang adanya perubahan nilai perusahaan
bagi

pemilik perusahaan

keuangan

sesuai

dengan

tujuan

manajemen

yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Dimana EVA

mencoba mengukur nilai tambah (value creation) yang dhasilkan oleh


perusahaan dengan cara mengurangi biaya modal (cost of capital)
yang timbul sebagai akibat dari investasi yang telah dilakukan.
Penilaian kinerja perusahaan berdasarkan EVA menurut beberapa
penelitian

mempunyai

kemampuan

yang

lebih

baik

dari

pada

pengukuran kinerja keuangan konvensional. Seperti dalam Taufik


(2007:12)
mengungkapkan bahwa EVA lebih superior mempengaruhi stock return
pada sektor perbankan dibandingkan dengan ROA dan ROE. Hal ini
dikarenakan sektor perbankan melakukan efisiensi di biaya modal atau

memilih

struktur

modal

yang

optimal

dan

mengoptimalkan

penggunaan aset yang dimiliki.


Meskipun studi tentang return saham telah banyak dilakukan
namun penelitian ini masih merupakan masalah yang menarik untuk
diteliti karena hasilnya tidak selalu konsisten. Hal inilah yang
mendorong untuk diadakannya kembali penelitian mengenai return
saham. Penelitian ini menggunakan rasio ROA dan arus kas operasi
serta menggunakan alat ukur keuangan modern berdasarkan temuan
dari konsultan Stern Steward Management Service (1989) yaitu EVA
dan

MVA sebagai

variabel independen dan return saham sebagai

variabel dependen.
Beberapa penelitian empiris mengenai pengukuran kinerja
keuangan dalam menjelaskan hubungannya dengan return saham
telah banyak dilakukan di dalam dan luar negeri. Penelitian Haddad
(2012) terhadap 15 bank yang terdaftar di Amman Stock Exchange
(ASE)

periode

2000-2009

menghasilkan

kesimpulan

bahwa

EVA

mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan return saham


sedangkan ROA, ROE dan rasio kecukupan modal tidak signifikan
dengan return saham. Namun, penelitian Shubita (2010) terhadap 39
perusahaan

industri

yang

terdaftar

di

ASE

periode

2000-2008

menghasilkan kesimpulan bahwa EVA tidak signifikan dan memiliki


hubungan lebih rendah dengan return saham dibandingkan dengan
laba bersih. Hasil penelitian Haddad (2012) dan Shubita (2010)

menunjukkan hasil yang bertentangan, maka variabel EVA layak untuk


diteliti kembali.
Penelitian yang dilakukan Taufik

(2007)

menyatakan bahwa

ROA signifikan dan mempunyai pengaruh terhadap return saham.


Namun, hasil penelitian Setiyorini (2011) menyatakan bahwa ROA
tidak signifikan dan mempunyai pengaruh negatif terhadap return
saham.

Hasil

penelitian

Taufik

(2007)

dan

Setiyorini

(2011)

menunjukkan hasil yang bertentangan, maka variabel ROA layak untuk


diteliti kembali. Hasil penelitian Agustia (2009) dan Pradhono (2004)
menyatakan bahwa
pengaruh

arus kas operasi

signifikan

dan

mempunyai

positif terhadap return saham. Namun, penelitian yang

dilakukan Trisnawati (2009) dan Tiswiyanti (2011) menyatakan bahwa


arus kas operasi tidak signifikan dan tidak mempunyai pengaruh
terhadap return saham.
Hasil penelitian Agustia (2009) dan Pradhono (2004) dengan
Trisnawati (2009)
dan Tiswiyanti (2011) menunjukkan hasil yang bertentangan, maka
variabel arus kas operasi layak untuk diteliti kembali. Pada variabel
independen MVA, Agustia

(2009) mengatakan bahwa MVA tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham


sedangkan Trisnawati (2009) menunjukkan bahwa MVA mempunyai
pengaruh signifikan terhadap return saham. Oleh karena itu, variabel
tersebut layak untuk diteliti kembali.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan
penelitian kembali mengenai Pengaruh Return On Assets, Arus
Kas Operasi, Economic Value Added dan Market Value Added

terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di


Bursa Efek Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang
diidentifikasi pada penelitian ini antara lain :
1) Adakah pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Return
saham?
2) Adakah pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Return saham?
3) Adakah pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Return
Saham?
4) Adakah pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap
Return Saham?
5) Adakah pengaruh Return On Assets (ROA), Arus Kas Operasi,
Economic Value
Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return
Saham?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian
ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Menguji pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Return
Saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2014.
2) Menguji pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Return Saham pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2014.
3) Menguji pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Return
Saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2014.

4) Menguji pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Return


Saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2014.
5) Menguji pengaruh Return On Assets

(ROA), Arus Kas

Operasi,
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)
terhadap Return Saham secara simultan pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1. Kegunaan teoritis.
a) Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi tentang
pengaruh ROA, arus kas operasi, EVA dan MVA terhadap
return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI bagi
pembaca atau civitas akademik jurusan manajemen
keuangan.
b) Hasil penelitian ini dapat menjadi pengembangan ilmu
pengetahuan dan pengaplikasian teori yang telah
diperoleh di bangku kuliah ke dalam dunia investasi yang
realistis bagi peneliti.
2. Kegunaan praktis
a) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi investor untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi dan analisis investasi di
BEI tentang ROA, arus kas operasi, EVA dan MVA sehingga
dengan banyaknya informasi yang dimiliki investor, maka
risiko yang ditanggung investor diharapkan akan semakin
kecil.

b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar


perluasan penelitian, sebagai kajian, pertimbangan dan
pengembangan ke arah yang lebih baik bagi penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Trisnawati, Ita. 2009. Pengaruh Economic Value Added, Arus Kas
Operasi,
Residual Income, Earnings, Operating Leverage dan Market
Value Added
terhadap Return Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 11
No. 1.
Hal 65-78.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar
Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Widiatmoko, Evin Dwi.

2012.

Analisis Pengaruh

Traditional Accounting,
Economic Value Added dan Market Value Added terhadap Stock
Return (Studi Kasus Pada Industri Jasa Keuangan dan Perbankan
di BEI Periode 2008-2009). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi
UNNES
Agustia, Dian. 2009. Pengaruh Earnings, Arus Kas Operasi, Residual
Income,
Economic Value Added serta Market Value Added terhadap
Return Saham
(Studi pada Perusahaan Go Public Consumer Goods). Jurnal
Riset
Ekonomi dan Manajemen, Volume 9 No. 3. Hal 235-253.

Setiyorini, Priska Ika. 2011. Pengaruh Perbandingan Economic Value


Added
dan Rasio Profitabilitas terhadap Return Saham. Jurnal Ekonomi
dan
Bisnis, Volume 5 No. 3. Hal 191-208.
Winarto, Jacinta.Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan
Menggunakan
Metode Market Value Added (MVA).
Taufik.
2007. Pengaruh Pendekatan Traditional Accounting dan
Economic
Value Added terhadap Stock Return Perusahaan Sektor
Perbankan di PT Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan
Bisnis Sriwijaya, Volume 5 No. 10.
Hadad, Fayez Salim. 2012. The Relationship between Economic Value
Added
and Stock Return:Evidence from Jordanian Banks.International
Research Journal of Finance and Economics. Issue 89.
Tiswiyanti, Wiwik. 2011. Pengaruh Economic Value Added (EVA),
Residual
Income, Earning dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang
Diterima
Pemegang Saham Pada Perusahaan LQ 45 Tahun 2008-2009.
Jurnal
Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, Volume 13 No.1.Hal
41-46.

Anda mungkin juga menyukai