Anda di halaman 1dari 62

PENGEMBANGA

N
WACANA
DISUSUN OLEH
DOLIKA PUTRA
IKRAR PRAMUDYA

PENGERTIAN
bahasa Inggrisdiscourse, yang artinya
antara lain Kemampuan untuk maju
menurut urutan-urutan yang teratur dan
semestinya.

Komunikasi buah pikiran, baik lisan


maupun tulisan, yang resmi dan teratur.

sebuah tulisan yang teratur menurut


urut-urutan yang semestinya atau logis.

JENIS-JENIS WACANA
Narasiadalah cerita yang didasarkan
pada urut-urutan suatu kejadian atau
peristiwa.

Narasi dapat berisi fakta, misalnya


biografi (riwayat seseorang),
otobiografi/riwayat hidup seseorang yang
ditulisnya sendiri, atau kisah pengalaman.
Narasi seperti ini disebut dengannarasi
ekspositoris.

Narasi bisa juga berisi cerita


khayal/fiksi atau rekaan seperti yang
biasanya terdapat pada cerita novel
atau cerpen. Narasi ini disebut
dengannarasi imajinatif.

Tahapan
(1) menentukan tema cerita
(2) menentukan tujuan
(3) mendaftarkan topik atau gagasan pokok
(4) menyusun gagasan pokok menjadi
kerangka karangan secara kronologis atau
urutan waktu.
(5) mengembangkan kerangka menjadi
karangan

Katadeskripsiberasal dari bahasa


latindiscribereyang berartigambaran,
perincian,atau pembeberan. Deskripsi
adalah karangan yang menggambarkan
suatu objek berdasarkan hasil
pengamatan, perasaan dan pengalaman
penulisnya.

Tujuannya adalah pembaca memperoleh


kesan atau citraan sesuai dengan
pengamatan, perasaan, dan pengalaman
penulis sehingga seolah-olah pembaca
yang melihat, merasakan, dan mengalami
sendiri obyek tersebut.

Untuk mencapai kesan yang sempurna,


penulis deskripsi merinci objek dengan
kesan, fakta, dan citraan.

Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan


atas 2 macam, yaitu sebagai berikut.

a. Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah


deskripsi yang menggambarkan objek benda
sesuai kesan/imajinasi si penulis.

b. Deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi


yang menggambarkan objek berdasarkan
urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat.

Tahapan
(1) menentukan objek pengamatan
(2) menentukan tujuan
(3) mengadakan pengamatan dan
mengumpulkan bahan
(4) menyusun kerangka karangan
(5) mengembangkan kerangka menjadi
karangan.

Kataeksposisiberasal dari bahasa


Latinexponereyang berarti: memamerkan,
menjelaskan,ataumenguraikan.

Karangan eksposisi adalah karangan yang


memaparkan atau menjelaskan secara
terperinci (memaparkan) sesuatu dengan
tujuan memberikan informasi dan
memperluas pengetahuan kepada
pembacanya.

Karangan eksposisi biasanya digunakan


pada karya-karya ilmiah seperti artikel
ilmiah, makalahmakalah untuk seminar,
simposium, atau penataran.

Untuk mendukung akurasi pemaparannya,


sering pengarang eksposisi menyertakan
bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik,
diagram, tabel, atau bagan dalam
karangannya.

Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk


uraian proses, tahapan, cara kerja, dan
sebagainya dengan pola pengembangan
ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.

Tahapan
(1) menentukan objek pengamatan,
(2) menentukan tujuan dan pola penyajian
eksposisi,
(3) mengumpulkan data atau bahan,
(4) menyusun kerangka karangan, dan
(5) mengembangkan kerangka menjadi
karangan.

Karanganargumentasiialah karangan
yang berisi pendapat, sikap, atau
penilaian terhadap suatu hal yang
disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
pernyataan-pernyataan yang logis.

Tujuan karangan argumentasi adalah


berusaha meyakinkan pembaca akan
kebenaran pendapat pengarang.

Karangan argumentasi dapat juga berisi


tanggapan atau sanggahan terhadap
suatu pendapat dengan memaparkan
alasan-alasan yang rasionaldan logis.

Tahapan
(1) menentukan tema atau topik permasalahan,
(2) merumuskan tujuan penulisan,
(3) mengumpulkan data atau bahan berupa:
bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang
mendukung,
(4) menyusun kerangka karangan, dan
(5) mengembangkan kerangka menjadi
karangan.

TEMA

Pengertian
berarti tempat, dalam proses menulis
bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu
yang menjadi landasan penulisan suatu
artikel.

amanat utama yang disampaikan oleh


penulis melalui karangannya.

Memilih Tema

1. Tema hendaknya sesuai dengan


profesi/spesialisasi kita masing-masing.
2. Tema hendaknya dipilih dari masalah yang
aktual supaya selalu menarik.
3. Tema tulisan hendaknya mempunyai ruang
lingkup dan masalah yang terbatas, makin sempit
ruang lingkup makin baik.
4. Pilihlah tema yang bahan-bahan mudah
diperoleh dan dapat dikuasai.
5. Tema dikenal/ diketahui dengan baik.

Cara Membatasi Tema


1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam
kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang
berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat
dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah
rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan
dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi
masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

Ciri-ciri tema yang baik


1. Kejelasan
Kejelasan dapat dilihat dari ide sentralnya,
melalui subordinasinya, maupun kalimatkalimatnya.
2. Kesatuan dan Keharmonisan
Sebuah tulisan yang baik harus tetap membatasi
dirinya dalam mengemukakan ide tunggal,
sehingga karena ia bertolak dari ide tunggal maka
pembaca-pembaca justru dapat menyimpulkan
karangan itu dalam sebuah kalimat tunggal.

Ciri-ciri tema yang baik

4. Keaslian
Tema yang baik harus mengandung
keaslian. Keaslian mungkin terletak
pada topiknya, segi pandangannya,
tetapi dapat juga terdapat dalam
pendekatannya dalam rangkaian
kalimat-kalimat atau pilihan judulnya.

Pengujian tema/ gagasan


1. Apakah gagasan itu penting bagi sejumlah besar
orang?

2. Dapatkah gagasan ini disempitkan sehingga


memunyai fokus yang tajam?

3. Apakah gagasan itu terikat waktu?


4. Apakah gagasan itu segar dan memiliki pendekatan
yang unik?

5. Apakah gagasan Anda akan lolos dari saringan


penerbit?

(Georgina dalam Pranata 2002: 124; band. Nadeak 1989:


44).

Judul

Pengertian
Judul adalah nama yang dipakai untuk
buku, bab dalam buku, kepala berita, dan
lain-lain;

identitas atau cermin dari jiwa seluruh


karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan
yang manarik perhatian dan adakalanya
menentukan wilayah (lokasi).

Judul hendaknya dibuat dengan ringkas,


padat dan menarik

Syarat-syarat pembuatan
judul
1. Relevan, yaitu harus mempunyai
pertalian dengan temanya, atau ada
pertalian dengan beberapa bagian
penting dari tema tersebut.
2. Provokatif, yaitu harus menarik
dengan sedemikian rupa sehingga
menimbulkan keinginan tahu dari tiap
pembaca terhadap isi buku atau
karangan.

Syarat-syarat pembuatan
judul
3. Singkat, yaitu tidak boleh mengambil
bentuk kalimat atau frasa yang panjang,
tetapi harus berbentuk kata atau
rangklaian kata yang singkat. Usahakan
judul tidak lebih dari lima kata.
4. Asli, yaitu Jangan menggunakan judul
yang sudah pernah dipakai.

Syarat-syarat judul yang


baik
Harus berbentuk frasa.
Tanpa ada singkatan atau akronim.
Awal kata harus huruf kapital, kecuali
preposisi dan konjungsi.

Tanpa tanda baca di akhir judul.


Menarik.
Logis.
Sesuai dengan isi.

Kerangka
Tulisan

Syarat kerangka tulisan


1. Tiap unit (satuan) garis besar
harus mengandung hanya satu ide.

2. Pokok-pokok dalam garis besar


harus disusun secara logis

3. Harus konsisten dalam


menggunakan istilah

1. Dengan
membuat
kerangka tulisantulisan
maka akan
Fungsi
kerangka

kelihatan maksud tulisan tersebut, atau jika


maksud tersebut telah ditetapkan dalam
pikiran maka kita harus mengarah pada tujuan
yang hendak dicapai.
2. Dari kerangka tulisan akan kelihatan juga
penentuan persoalan dan pembatasannya.
3. Kerangka tulisan juga memberikan
kemungkinan untuk kalimat hal-hal apa
(misalnya buku-buku bacaan) yang diperlukan
untuk menulis, atau hendaknya apa yang
diperlukan, serta metode yang sesuai untuk
memecahkan persoalan tersebut.

Fungsi kerangka tulisan


4. Kerangka tulisan memungkinkan kita meninjau
perimbangan bab-bab atau bagian-bagian dalam
karangan tersebut. Kita dapat merencanakan
berapa halaman panjangnya, menurut suatu
perimbangan yang baik.
5. Kerangka tulisan memperlihatkan juga
pemecahan persoalan (kesimpulan)
6. Dengan memiliki kerangka tulisan penulis dapat
melihat dengan jelas matei-matei yang diperlukan,
serta materi-materi yang telah diperoleh harus
dimasukkan dalam bab-bab yang mana.

Sistematika
Tulisan

Menulis pendahuluan
Ringkasan
Pendahuluan berbentuk ringkasan ini nyatanyata mengemukakan pokok isi tulisan secara
garis besar.

Pernyataan yang menonjol


Terkadang disebut juga sebagai "pendahuluan
kejutan", diikuti kalimat kekaguman untuk
membuat pembaca terpesona.

Menulis pendahuluan

Pelukisan
Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau
hal untuk menggugah pembaca karena mengajak mereka
membayangkan bersama penulis apa-apa yang hendak
disajikan dalam artikel itu nantinya.

Anekdot
Pembukaan jenis ini sering menawan
karena memberi selingan kepada
nonfiksi, seolah-olah menjadi fiksi.

Menulis pendahuluan
Pertanyaan
Pendahuluan ini merangsang keingintahuan
sehingga dianggap sebagai pendahuluan yang
bagus.

Kutipan orang lain


Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat
langsung menyentuh rasa pembaca, sekaligus
membawanya ke pokok bahasan yang akan
dikemukakan dalam artikel nanti.

Menulis pendahuluan
Amanat langsung
Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada
pembaca sudah tentu akan lebih akrab karena
seolah-olah tertuju kepada perorangan.

Menulis Bagian Pembahasan


atau Tubuh Utama
Bagian ini disarankan dipecah-pecah
menjadi beberapa bagian. Masing-masing
dibatasi dengan subjudul-subjudul. Selain
memberi kesempatan agar pembaca
beristirahat sejenak, subjudul itu juga
bertugas sebagai penyegar, pemberi
semangat baca yang baru (Soeseno 1982:
46). Oleh karena itu, ada baiknya subjudul
tidak ditulis secara kaku.

Menutup Tulisan

Bagian ini biasanya memuat simpulan


dari isi tulisan secara keseluruhan, bisa
juga berupa saran, imbauan, ajakan,
dan sebagainya (Tartono 2005: 88).

Menutup Tulisan
Ketika hendak mengakhiri tulisan, kita tidak
harus menuliskan subjudul berupa
"Penutup" atau "Simpulan". Penutupan
artikel bisa kita lakukan dengan
menggunakan gaya berpamitan (Soeseno
1982: 48). Gaya pamit itu bisa ditandai
dengan pemarkah seperti "demikian", "jadi",
"maka", "akhirnya", dan bisa pula berupa
pertanyaan yang menggugah pembaca.

Pola penulisan
Soeseno (1982: 16-17) memaparkan
setidaknya lima pola yang bisa kita
gunakan untuk menyajikan artikel
1. Pola pemecahan topik
Pola ini memecah topik yang masih berada dalam
lingkup pembicaraan yang ditemakan menjadi
subtopik atau bagian-bagian yang lebih kecil dan
sempit kemudian menganalisa masing-masing.

2. Pola masalah dan pemecahannya


Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah
(bisa lebih dari satu) yang masih berada
dalam lingkup pokok bahasan yang ditemakan
dengan jelas. Kemudian menganalisa
pemecahan masalah yang dikemukakan oleh
para ahli di bidang keilmuan yang
bersangkutan.
3. Pola kronologi
Pola ini menggarap topik menurut urut-urutan
peristiwa yang terjadi.

4. Pola pendapat dan alasan pemikiran


Pola ini baru dipakai bila penulis yang
bersangkutan hendak mengemukakan
pendapatnya sendiri tentang topik yang
digarapnya, lalu menunjukkan alasan pemikiran
yang mendorong ke arah pernyataan pendapat
itu.
5. Pola pembandingan
Pola ini membandingkan dua aspek atau lebih
dari suatu topik dan menunjukkan persamaan
dan perbedaannya. Inilah pola dasar yang paling
sering dipakai untuk menyusun tulisan.

Kutipan atau
sitiran

Kutipan
Pinjaman pendapat
dari seorang pengarang atau

seseorang, baik berupa tulisan dalam buku,


majalah, surat kabar, atau bentuk tulisan lainnya,
maupun dalam bentuk lisan

Tujuan: pengokohan argumentasi dalam sebuah


karangan.

45

Fungsi:
a. Landasan teori
b. Penegasan suatu uraian
c. Bahan bukti untuk menunjang pendapat
itu.

46

Hal yang perlu diperhatika


1) Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu
perlu

2) Penulis bertanggung jawab penuh terhadap


ketepatan dan ketelitian kutipan

3) Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori


4) Jangan terlalu banyak mempergunakan
kutipan langsung

5) Penulis mempertimbangkan jenis kutipan,


kutipan langsung atau kutipan tak langsung
47

Menghindari Plagiarisme
Plagiarisme adalah tindakan yang
secara sengaja mengakui karya atau ide
orang lain sebagai karya sendiri atau
memberikan kesan bahwa karya atau
ide orang lain tersebut adalah karya
atau idenya.

48

..(saepudin dalam yeti, 1997:


123)

(saepudin, 1998: 112)

Prinsip Mengutip
a. Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan,
baik kata-katanya maupun tekniknya.
Bila penulis terpaksa mengadakan perbaikan,
penulis harus memberi keterangan.
Contoh:
Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam
uang.

Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada


kata yang salah, namun pengutip tidak boleh
memperbaikinya.
50

Cara memperbaikinya:
1) Tugas bank antara lain memberi pinjam
[seharusnya, pinjaman, penulis] uang.
2) Tugas bank antara lain memberi pinjam
[Sic!] uang.
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya.
51

Prinsip
Mengutip
(2)
b. Menghilangkan bagian kutipan
Diperkenankan menghilangkan bagian kutipan
dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak
menyebabkan perubahan makna.

52

Caranya
1) menghilangkan bagian kutipan dalam
sebuah alinea. Bagian yang dihilangkan
diganti dengan titik berspasi.

... suatu bentuk kerja sama antara


sekelompok orang berdasarkan suatu
tujuan bersama yang tertentu (Sutarno,
2006: 46)

53

2) menghilangkan bagian kutipan yang lebih


dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan
diganti dengan titik berspasi sepanjang
garis (dari magin kiri sampai ke margin
kanan).

54

Jenis Kutipan
a. Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat

b.
c.
d.
e.
f.

dengan mengambil secara lengkap kata demi


kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks
asli
Kutipan tidak langsung adalah pinjaman
pendapat dengan mengambil inti sarinya saja
Kutipan pada catatan kaki
Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan dalam kutipan
Kutipan langsung pada materi.
55

Cara Mengutip
a. Kutipan Langsung,
1) Yang tidak lebih dari empat baris:
a) Kutipan diintegrasikan dengan teks
b) Jarak antar baris kutipan dua spasi
c)

Kutipan disimpan dalam tanda kutip ( )

d) Dibelakang Kutipan tiliskan sumber/ rujukan.


(nama belakang penulis, tahun: halaman)

56

... menurut Sutarno, organisasi adalah


suatu bentuk kerja sama antara
sekelompok orang berdasarkan suatu
tujuan bersama yang tertentu (Sutarno,
2006: 46)

57

Cara Mengutip (2)


2) Yang lebih dari empat baris:
a) kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
b) jarak antar baris kutipan satu spasi
c) kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan
alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan
dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama
kutipan dimasukkan lagi 5-7
ketukan
d) Kutipan boleh di dalam tanda kutip bisa tidak
e) di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti
pada 1)
58

..
Menurut Sutrisna Pada keadaan dimana prevalence
penyakit
rendah dan dimana tidak ada maksud untuk
mengadakan
pemastian terhadap diagnosa, maka
penggunaan tes yang mempunyai spesifitas yang tinggi
tapi sensitivitas rendah adalah
tepat (1986: 64)

..
59

Cara
Mengutip
b. Kutipan
tak
langsung (3)
1) Kutipan diintegrasikan dengan teks
2) jarak antar baris disesuaikan dengan jarak
tulisan kita
3) kutipan tidak diapit tanda kutip
4) sesudah selesai diberi sumber kutipan.

d. Kutipan atas ucapan lisan


Harus dilegalisasi terlebih dahuli oleh pembicara
atau sekretarisnya (bila pembicara seorang
pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks
60
sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.

Catatan kaki
Catatan kaki adalah catatan ditempatkan di bagian

bawah halaman. Mereka mengutip referensi atau


komentar pada bagian yang ditunjuk dari teks di
atasnya. Misalnya, Anda ingin menambahkan
komentar yang menarik untuk sebuah kalimat yang
Anda tulis, tetapi komentar yang tidak terkait
langsung dengan argumen ayat Anda
Kadang-kadang mereka hanya merujuk kepada
sumber yang relevan - mereka membiarkan
pembaca Anda tahu di mana bahan tertentu berasal
dari, atau di mana mereka dapat mencari sumbersumber lain pada subjek
61

Anda mungkin juga menyukai