Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

OPEN FRAKTUR SEPERTIGA


PROKSIMAL TIBIA et FIBULA
DEXTRA
Disusun Oleh : Alif Budiyani Arba
Pembimbing : dr. Budimansyah,Sp.OT

SMF BEDAH
RSUP PERSAhABATAN
JAKARTA

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fraktur merupakan diskontinuitas dari struktur


tulang atau putusnya kesinambungan suatu tulang
akibat trauma tunggal, beban terus menerus
maupun akibat kelemahan pada daerah sekitar
tulang.1,2

Salah satu faktor pencetus adalah kecelakaan lalu


lintas
40% dari angka kecelakaan lalu lintas adalah
kecelakaan sepeda motor cedera kematian

Keberhasilan pengobatan fraktur didasari dalam


penanganan dini dan tepat penanganan pada
saat menemukan kasus fraktur

TINJAUAN PUSTAKA

FRAKTUR
Definisi

: Fraktur merupakan diskontinuitas dari


struktur tulang atau putusnya kesinambungan
suatu tulang akibat trauma tunggal, beban terus
menerus maupun akibat kelemahan pada daerah
sekitar tulang.1,2

Fraktur

Tibia dan Fibula : diskontinuitas tulang


tibia sampai dengan fibula akibat trauma Open
dan Close Fraktur
Epidemiologi : Fraktur Tibia adalah fraktur
tersering pada tulang-tulang panjang

Anatomi Regio
Cruris

Os.Tibia dan Os.Fibula


adalah tulang panjang
menyusun tungkai bawah
Letak Os.Tibia dekat dgn
kulit mudah
mengalami cedera
Os.Tibia memiliki banyak
artikulatio dgn Os lain
Diperdarahi oleh
percabang Arteri poplitea
a.Tibialis Anterior dan
Posterior
Dipersarafi oleh N.Tibialis

Struktur Tulang
Tulang merupakan jaringan
ikat keras tersusun atas
serat fibrosa, elastin dan
cadangan mineral tubuh
Fungsi ; memberi bentuk
tubuh dan melindungi
organ di bawahnya
Jenis :

Tulang
Tulang
Tulang
Tulang

Panjang
Pendek
Pipih
berspons

Lapisan Otot di Regio Cruris

Jenis Mekanisme Cedera

Rotasi
Kompresi
Bending
Tension

Klasifikasi Fraktur

Berdasarkan

Komplit dan Inkomplit


Berdasarkan Garis Fraktur
Berdasarkan Sifat
Close Fraktur
Open Fraktur

Derajat Fraktur Tertutup Menurut Tscherne

Derajat Fraktur Terbuka Menurut Gustillo

Mekanisme Penyembuhan pada Fraktur


Pembentukan

Hematom

1x

24 jam

Inflamasi

Steril
Pembentukan
Kalus
Konsolidasi
Remodelling
Waktu penyembuhan
masing-masing tulang
berbeda

Penatalaksanaan
Close Fraktur

Open Fraktur

Reduksi

Antibiotika

Fiksasi rangka

Debridme

Latihan

Fiksasi Eksternal atau Internal

PEMBAHASAN

Identitas Pasien

Nama : Tn.BS
Usia
: 59 tahun
No.RM : 2234386
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Bulak

Nyeri pada luka


terbuka akibat
kecelakaan lalu lintas
di tungkai kanan
bawah sejak 5 jam
SMRS
Riwayat
TRAUMA

Hasil Anamnesa
Keluhan

Utama :
Nyeri pada luka terbuka akibat kecelakaan lalu
lintas di tungkai kanan bawah sejak 5 jam SMRS

Riwayat

Penyakit Sekarang :
Mekanisme Kejadian : Pasien merupakan
seorang laki-laki berusia 59 tahun, saat sedang
berjalan kaki sehabis turun dari angkutan umum
ditabrak
oleh
pengendara
sepeda
motor
berkecepatan tinggi dari arah sisi kanan pasien dan
mengenai bagian tungkai kanan bawah pasien
hingga kemudian pasien terjatuh kearah kiri dan
bagian pinggul kebawah membentur jalan beraspal
dan bagian kepala tidak terbentur apapun.

Hasil Anamnesa

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien tidak pingsan, tidak kejang, pasien
ingat kejadian serta tidak ada keluhan
mual, tidak ada keluhan muntah namun
agak pusing. Pasien segera dibawa keklinik
dekat tempat kejadian lalu dirujuk ke RSP
Persahabatan dengan nyeri pada daerah
luka terbuka, terdapat perdarahan aktif
dan kesulitan pergerakan
kaki
disekitar
Tanda-tanda
cedera
kepala
luka tersebut dan
terdapat
luka
dan tidak
peningkatan
intrakranial
dibagian tubuh lain.
tidak ditemui , luka terbuka

pada psien curiga open


fraktur di tungkai bawah

Hasil Anamnesa

Riwayat Penyakit Dahulu : Patah tulang


femur distal dan dislokasi os.patella saat usia
muda dan diobati di dukun tulang, Asma
disangkal, Hipertensi disangkal, Diabetes
mellitus disangkal dan Alergi obat disangkal

Riwayat Penggunaan Obat : Sehari-hari


tidak mengonsumsi obat-obatan dan belum
dilakukan pengobatan pada keadaan luka saat
ini

Riwayat trauma sebelumnya


mampu meningkatkan risiko

Hasil Pemeriksaan Fisik

Primary Survey :
A : Clear
B : Spontan, RR : 18, SpO2: 99% tanpa
Nasal Kanul
C : Nadi teraba kuat di Arteri radialis, HR :
78x/menit, TD : 130/90 mmHg
D : GCS E4 V5 M5

Pada Kasus Trauma WAJIB


Primary Survey Menilai
Kegawatan Pada Pasien
Dengan Trauma

Hasil Pemeriksaan Fisik


Secondary

Survey :
Status Generalis :
KeadaanUmum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 V5 M5
TekananDarah: 130/90 mmHg
Nadi : 78 x /menit
Pernafasan: 18 x/menit
Suhu
: 36,7oC
Berat Badan : 48 kg
Tinggi Badan : 170 cm

Hasil Pemeriksaan Fisik

Kepala

Bentuk : Normal simetris,


deformitas tidak
ada
Mata : Konjungtiva tidak anemis,
sclera
tidak ikterik, Pupil isokor
kanan dan
kiri sama, Ada
Refleks cahaya
kanan dan kiri
Telinga : Bentuk normal, simetris,
tidak ada
cairan yang keluar
dari telinga.
Hidung : Bentuk normal dan tidak Pemeriksaan Fisik
ada
sekret yang keluar dari
Kepala dalam batas
hidung.
normal tidak ada
Mulut : Bentuk normal, tidak sianotik
deformitas, rinore dan

Hasil
Pemeriksaan Fisik

Leher

Inspeksi : Benjolan atau massa tidak ada


Palpasi: KGB teraba membesar tidak ada ,
nyeri tidak ada, deviasi trakhea tidak ada

Thoraks
Paru-Paru

Inspeksi : Bentuk dada pigeon chest


simetris, pergerakan dada tidak ada
yang tertinggal,
Palpasi: Focal Vremitus kanan kiri (dbn)
Perkusi: Suara sonor pada seluruh lapang
paru
Auskultasi : Suara dasar paru vesikuler,
ronkhi tidak ada , wheezing tidak ada pada
paru kanan dan kiri maupun depan dan
belakang

Pemeriksaan fisik
Thoraks dalam
batas normal
trauma pada
Thoraks
kemungkinan

Hasil Pemeriksaan Fisik

Thoraks :
Jantung : BJ 1-2 reguler,
tidak ada Bunyi tambahan,
Abdomen : Datar, supel, BU

ada, nyeri tekan tidak ada

Hasil Pemeriksaan Fisik

STATUS LOKALIS : REGIO CRURIS


DEXTRA

Look : deformitas di proksimal


tibia et fibula, vulnus laseratum
di proksimal tibia dengan tepi
tidak rata dan ujung tajam,
terdapat perdarahan aktif dengan
dasar muskulus
Feel : ada nyeri tekan , ada
krepitasi , a.tibia posterior dan
a.dorsalis pedis (++), ukuran
vulnus laseratum 2 x 1 x 1 cm
Move : masih dapat sedikit
bergerak aktif, nyeri saat
digerakkan
Pulsasi pada a.dorsalis pedis
masih baik sehingga bagian
cruris tida minim suplai darah
baik

Hasil Pemeriksaan Penunjang

Hasil Pemeriksaan Laboratorium : TgL14


Februari 2016
Darah Lengkap :

(Hb)
(Ht)
L
Tr
E

:
:
:
:
:

13,6 g/dl N: 13-16 g/dl


38 %
N: P 40-48; W 37-43
12520 /ul N: 5000-10000/ul
374.000/ul N : 150000-400.000/ul
4,67 jt/ul N : P 4,5-5,5; W 4-5 jt/ul

Ada leukositosis ada reaksi inflamasi


pada tubuh pasien

Hitung Jenis :

: 0,2 % Normal : 1-4%

: 0,2 % Normal : 0-1%


Neutrofil
Neutrofil

: 82,4 % Normal : 50-70 %


meningkat
meningkat
ada
ada

proses
: 11,4 % Normal : 19-48 %
proses inflamasi
inflamasi
akut

: 5,6 % Normal : 3-9 %


akutah
Hemostasis :
Tidak ada pemanjangan APTT
dan PTT tidak ada
PT : 13,0 detik/ 0,9 x
gangguan pembekuan da
APTT : 34,3 detik/ 1,2 x

Fungsi Ginjal :

Ureum : 16 U/L Normal : 0 - 37


Kreatinin : 0,8 U/L Normal : 0 40

Elektrolit :

Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit

Natrium : 140 mmol/L Normal : 135 - 145


Kalium : 4,10 mmol/L Normal : 3,5 5,5
Clorida : 104 mmol/L Normal : 98 - 109

Fungsi Hati :

SGOT : 4 U/L Normal : 0 - 37


SGPT : 21 U/L Normal : 0 - 40

Fungsi ginjal
masih baik,
Elektrolit normal

EKG : sinus normal, tidak ada ST elevasi


Echocardiografi : Ejection Fraction 59%

Rontgent Thoraks

Kesan : terdapat
Kardiomegali
dengan
elongasi
dilatasi
aorta
tanpa efusi pleura

Rontgent Cruris et
Pedis

Kesan :
Phorotic proksimal
cruris dan distal
femur dengan fraktur
multiple os tibia
proksimal dengan
kedudukan tidak baik
dan penyempitan
sela sendi genu
kanan

Diagnosis

OPEN FRAKTUR SEPERTIGA PROKSIMAL


TIBIA et FIBULA DEXTRA
Terdapat luka terbuka sebesar 2x1x2
cm diatas fragmen tulang
yang
mengalami fraktur
Letak Fraktur di Sepertiga Proksimal
Tibia et Fibula Dextra dilihat dari
pemeriksaan fisik dan Foto rontgent AP
Regio Cruris

TATALAKSANA

Pemberian Antibiotik, Analgetik dan


Gastroprotektor serta cairan
Rencana debridment Fiksasi sementara
serta menampon perdarahan dari daerah luka
Reduksi dan Fiksasi Interna di ruang OK steril
INDIKASI FIKSASI INTERNA :
1. Fraktur
tidak
dapat
diredksi kecuali dengan
Operasi
2. Fraktur tidak stabil
kembali bergeser meski
sudah di reduksi
3. Fraktur Multiple

SIKAP

Pro-Orif elektif dengan bonegraft


Pro Rawat Inap Bedah Thorakss
Pasang bebat untuk memfiksasi daerah fraktur serta
gunakan kassa kering untung membentuk tampon pada
luka terbuka sebelumnya bersihkan luka tersebut
SIO
Toleransi Operasi : IPD, Kardiologi, Pulmo dan Anestesi
Pasang Kateter no.16 fiksasi 10 cc
Obat-obatan :

Ceftriaksone 2 x 1 gram
Ketorolac 3x30 mg
Ranitidine 2 x 50 mg
IVFD ringer laktat 500ml/8 jam

Toleransi Operasi

IPD : Risiko Sedang


Kardiologi : risiko sedang dengan kardiomegali
Pulmonologi : risiko ringan sedang
Anestesi : ASA 2 dengan kardiomegali

Laporan Operasi

Operator : dr.Budimansyah, Sp.OT


Ass.Op : dr.Maska dan dr.Odetta
Tanggal : 22 Februari 2016
Laporan Operasi :

Pasien posisi supine dalam anestesi spinal


A dan Antiseptik pada daerah operasi dan sekitar
Dilakukan insisi di anterior cruris dextra menembus cutis subsutis fascia
hingga ke daerah fraktur identifikasi fraktur
Dilakukan irigasi dengan larutan Na Cl sebanyak 4000 ml lalu disuction
Identifikasi fraktur kembali lalu dilakukan reseksi dipasang T-plate dengan 10
hole dengan 4 screw di proksimal dan 4 screw di distal
Dilakukan bonegraft
Hentikan perdarahan dan luka dijahit lapis demi lapis
Luka operasi ditutup dengan sofratule dan kassa steril
Operasi selesai

Total perdarahan : 50 cc
Lama pembedahan : 1jam 25 menit

Asuhan Pasca Bedah

Awasi TNSP
IVFD ringer laktat 500 ml/8jam
Inj.Ceftriaksone 2 x 1 gram
Inj.Tramadol 3 x 100 mg
Inj.Ranitidin 2 x50 mg
Ganti verban luka jika rembes atau setiap dua
hari sekali
Pertahankan kateter hingga 1 x 24 jam
lakukan bladder training
Rontgent AP dan
lateral Post Operasi
Memastikan bahwa posisi fragmen tulang
yang dipasang T-plate dan screw atau
dilakukan ORIF ini tidak bergeser dan
memfiksasi interna dengan baik

Follow Up

Post Operasi Pasien di rawat di Bedah Thoraks


Keadaan umum membaik dan daerah tempat
jahitan tidak ada edema, tidak ada kemerahan
dan nyeri berkurang
Tanda Vita stabil setiap harinya
Pasien diperbolehkan pulang tgl 26 Februari
2016 serta kontrol Tanggal 5 Maret 2016
Latihan di konsul dengan rehab medik :

Static Contractum Isometrik


Standing Balance Exercise
Latihan memulihkan
Walking Exercise
fungsi fisiologi dari kaki
Edukasi
pasien

KESIMPULAN

Pasien mengalami cedera akibat tertabrak


sepeda motor kaki kanan bawah
mengalami fraktur terbuka pada tulang Tibia
dan Fibula
Pasien mendapatkan terapi : Antibiotik,
Analgetik, direncanakan debridment namun
pasien menolak sehingga dipasang bidai dan
kasa steril didaerah luka perencanaan ORIF
di kamar operasi
Pasien di operasi tgl 22 Feb 16 dengan
pemasangan plate dan screw sebanyak 4
screw di proksimal tibia dan
4setiap
screw
distal
Kontrol
satudi
minggu
sekali
untuk melihat perkembangan dari luka
tibia
jahitan, serta melihat keadaan

Anda mungkin juga menyukai