PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku
yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah
Republik Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah penanggungjawab
penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Puskesmas adalah unit
pelaksana
teknis
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/
Kota
yang
bertanggungjawab
Puskesmas Kintamani VI merupakan salah satu Puskesmas yang stafnya terpilih sebagai
wakil Kabupaten Bangli dalam penilaian tenaga kesehatan teladan tingkat Provinsi Bali tahun
2014, yaitu dengan kualifikasi tenaga paramedis (Bidan) atas nama Kasianah. Melalui
Laporan Kinerja ini diharapkan dapat memberikan gambaran kinerja tenaga kesehatan yang
bersangkutan selama dua tahun terakhir (tahun 2012 dan tahun 2013) dan memenuhi
persyaratan dalam penilaian lomba Nakes teladan Provinsi Bali tahun 2014.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Laporan Kinerja Tenaga Kesehatan Teladan ini bertujuan sebagai persyaratan dalam
mengikuti lomba Nakes Teladan Provinsi Bali tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a.
Meningkatkan
kompetensi
tenaga
kesehatan
dalam
melaksanakan
tugas
dan
kewajibannya di Puskesmas.
b. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat di Puskesmas.
c.
profesinya di Puskesmas.
C. Sistematika Penulisan
Laporan Kinerja ini dapat digambarkan melalui sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I
: PENDAHULUAN
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
A. Gambaran Umum Puskesmas Kintamani VI
1. Keadaan Geografis
Puskesmas Kintamani VI merupakan satu dari 12 Puskesmas di Kabupaten Bangli dan
satu dari enam Puskesmas di Kecamatan Kintamani. Puskesmas Kintamani VI berdiri sejak
tahun 2007, berada di Desa Bayunggede, Kecamatan Kintamani dengan luas wilayah kerja
adalah 38,7 Km2.. Jarak dari Puskesmas ke Ibukota Kecamatan 8 Km, dapat ditempuh
dalam waktu 12 menit ( kecepatan 40 Km/jam). Sedangkan jarak dari Puskesmas ke Ibukota
Kabupaten 24 Km, dapat ditempuh dalam waktu 45 menit (kecepatan 40 Km/jam).
Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Kintamani VI berada di daerah pegunungan
atau dataran tinggi, hal ini berpengaruh terhadap keadaan iklim dan curah hujan yang cukup
tinggi. Keadaan ini sangat menguntungkan masyarakat, karena sulitnya sumber air bersih
yang menjadi masalah disiasati oleh sebagian besar penduduk dengan mengandalkan
penampungan air hujan (PAH) sebagai sarana untuk keperluan air bersih sehari-hari.
Puskesmas Kintamani VI mewilayahi 9 (Sembilan) Desa dan 13 Dusun. Desa yang
menjadi wilayah kerja Puskesmas Kintamani VI antara lain Abuan, Banua, Bayunggede,
Belancan, Bonyoh, Katung, Mangguh, Sekaan dan Sekardadi.
2. Keadaan Demografis
Penyebaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kintamani VI tidak merata. Sebagian
desa memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Berikut ini gambaran luas wilayah,
jumlah desa, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk di wilayah
Puskesmas intamani VI.
Tabel 2.1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan
Penduduk Di Wilayah Puskesmas Kintamani VI Tahun 2013
No
Desa
Luas
Wilayah
Jumlah
Pendudu
Jumlah
Rumah
Kepadata
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
(Km2)
Tangga
2,8
2,5
5,5
7,9
4,3
2,8
2,1
2,5
8,3
38,7
1.577
689
2.096
2.111
1.223
1.645
772
1.820
1.779
13.712
355
213
560
473
302
342
148
438
493
3.324
Abuan
Banua
Bayunggede
Belancan
Bonyoh
Katung
Mangguh
Sekaan
Sekardadi
Total
Penduduk
(per Km2)
563
275
381
267
284
587
367
728
213
354
a.
Kintamani VI adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 50,14 %. Sedangkan penduduk
dengan jenis kelamin perempuan sebesar 49,86 %. Perbandingan jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin dapat digambarkan dalam tabel berikut :
Tabel 2.2 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Puskesmas Kintamani VI Tahun
2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Desa
Abuan
Banua
Bayunggede
Belancan
Bonyoh
Katung
Mangguh
Sekaan
Sekardadi
Total
Jumlah
Penduduk
1.577
689
2.096
2.111
1.223
1.645
772
1.820
1.779
13.712
Laki-laki
Perempuan
799
348
1.058
1.060
526
825
389
931
911
6.874
778
341
1.011
1.051
697
820
383
889
868
6.838
Desa
Tdk/Bl
m
sekolah
Abuan
Banua
Bayungge
de
Belancan
Bonyoh
Katung
Mangguh
Sekaan
Sekardadi
2
32
172
70
181
54
94
119
Total
806
82
Tdk/Bl
m
tamat
SD
1
171
270
205
55
111
77
200
200
1.290
SD
SM
P
SM
U
AK/
Diplo
ma
Universit
as
957
269
484
341
28
150
93
36
162
14
5
31
21
4
17
1.429
545
884
476
763
423
436
604
5.29
6
315
40
196
98
387
366
1.92
1
101
88
205
54
327
336
1.40
2
86
9
16
0
42
13
216
38
8
51
16
23
13
191
1.801
746
1.523
722
1.509
1.651
11.12
2
Jml
1.196
Mata pencaharian
Dilihat dari kondisi geografisnya, dapat diketahui mata pencaharian penduduk di wilayah
puskesmas Kintamani VI sebagian besar adalah sebagai petani, meskipun ada beberapa
penduduk yang memiliki mata pencaharian lain seperti pengerajin, PNS maupun wiraswasta.
Mata pencaharian penduduk tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 2.4 : Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Wilayah Puskesmas Kintamani VI
Tahun 2013
Mata Pencaharian
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Desa
Abuan
Banua
Bayunggede
Belancan
Bonyoh
Katung
Mangguh
Sekaan
Sekardadi
Total
Petani
Pengrajin
Pedagang
Buruh
PNS/TNI,
Polri
236
156
896
427
455
239
255
767
990
4921
125
81
0
6
0
4
20
10
0
236
20
28
27
42
12
19
17
98
20
283
6
32
45
15
21
19
18
73
45
274
17
4
6
30
13
35
4
12
13
129
Kualifikasi
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat
Bidan
Bidan
Perawat gigi
Teknisi gigi
Asisten Apoteker
Tenaga Gizi
Sanitarian
Analis
Administrasi
Jumlah
Jumlah
2
1
7
12
2
1
1
1
1
4
1
4
37
Status
Kepegawaian
PNS
PNS
PNS
PNS
PTT
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PTT
f.
g. Melaksanakan imunisasi
h. Melaksanakan KIE dan konseling pada klien
i.
Melaksanakan rujukan
j.
a.
b. Kunjungan rumah ibu hamil resiko tinggi dan balita resiko tinggi
c.
f.
j.
Penyuluhan Kesehatan
Melakukan Rekapitulasi laporan Bidan desa dan menyusun laporan bulanan maupun
triwulan ke Dinkes Kabupaten Bangli
b. Melakukan analisa data dan menyusun rencana tindak lanjut setiap triwulan
c.
d. Melengkapi kantong persalinan dengan membuat kartu taksiran persalinan setiap bulan
e.
f.
BAB III
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM
A. Pembahasan
Hasil pelaksanaan program KIA-KB salah satunya dapat dilihat dari cakupan 14 indikator
PWS KIA, yaitu cakupan K1, cakupan K4, Deteksi Bumil Resti oleh Nakes, Deteksi Bumil
Resti oleh Masyarakat, Pertolongan persalinan oleh nakes, Pelayanan Nifas lengkap,
Kunjungan Neonatus (KN1), kunjungan neonates lengkap, penanganan komplikasi obstetri,
penanganan komplikasi neonatal, cakupan peserta KB aktif, cakupan kunjungan bayi,
cakupan pelayanan kesehatan anak balita dan pelayanan kesehatan anak balita sakit di
MTBS.
Cakupan 14 indikator PWS KIA pada tahun 2012 dapat digambarkan dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel 3.1 : Cakupan PWS KIA Di Puskesmas Kintamani VI Tahun 2012
No
Indikator
Sasaran
Target
Cakupan
(Absolut)
Persentase
Cakupan K1
252
100 %
232
92.1 %
Cakupan K4
252
98 %
186
73.8 %
50
40 %
45
90 %
50
60 %
53
106 %
240
100 %
200
83.3 %
240
98 %
192
80 %
229
100 %
201
87.8 %
229
98 %
191
83.4 %
50
80 %
42
84 %
35
80 %
22
62.9 %
3
4
5
6
7
8
9
10
Cakupan Deteksi
Resti Oleh Nakes
Cakupan Deteksi
Resti Oleh
Masyarakat
Cakupan Persalinan
oleh Nakes
Cakupan Kunjungan
Nifas Lengkap
Cakupan KN 1
Cakupan KN
Lengkap
Cakupan Penanganan
Komplikasi Obstetri
Cakupan Penanganan
Komplikasi Neonatal
11
12
13
14
Cakupan Peserta KB
Aktif
Cakupan Kunjungan
Bayi
Cakupan Pelayanan
Anak Balita
Cakupan Pelayanan
anak Balita sakit di
MTBS
2699
80 %
2409
89.25 %
229
90 %
217
94.75 %
850
90 %
870
102.3 %
470
80 %
470
100 %
Sedangkan cakupan 14 indikator PWS KIA pada tahun 2013 dapat digambarkan dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 3.2 : Cakupan PWS KIA Di Puskesmas Kintamani VI Tahun 2013
No
Indikator
Sasaran
Target
Cakupan
(Absolut)
Persentase
Cakupan K1
244
100 %
223
91,39 %
Cakupan K4
244
98 %
203
83,2 %
49
40 %
49
100 %
49
60 %
40
81,63 %
233
100 %
228
97,85 %
233
98 %
212
90,99 %
222
100 %
224
101 %
222
98 %
210
94,6 %
49
80 %
64
130,6 %
33
80 %
28
84,8 %
2676
80 %
2455
91.74 %
222
90 %
201
90.5 %
937
90 %
863
92.1 %
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Cakupan Deteksi
Resti Oleh Nakes
Cakupan Deteksi
Resti Oleh
Masyarakat
Cakupan Persalinan
oleh Nakes
Cakupan Kunjungan
Nifas Lengkap
Cakupan KN 1
Cakupan KN
Lengkap
Cakupan Penanganan
Komplikasi Obstetri
Cakupan Penanganan
Komplikasi Neonatal
Cakupan Peserta KB
Aktif
Cakupan Kunjungan
Bayi
Cakupan Pelayanan
Anak Balita
14
Cakupan Pelayanan
anak Balita sakit di
MTBS
474
80 %
474
100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui terdapat beberapa indikator yang sudah
mencapai target dan tidak. Serta yang mengalami peningkatan bahkan penurunan di tahun
2013. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya pengetahuan masyarakat yang
masih kurang tentang kesehatan ibu dan anak, dukungan peran serta masyarakat dan lintas
sektor masih rendah, serta penetapan sasaran yang lebih tinggi dari sasaran riil yang ada di
lapangan.
Di samping 14 indikator PWS KIA di atas, dapat kami sampaikan beberapa angka
kejadian sebagai berikut :
1. Angka Kematian Ibu (AKI)
AKI merupakan indikator derajat kesehatan di suatu daerah. Tahun 2012 dan tahun 2013
Puskesmas Kintamani VI tidak memiliki kasus kematian ibu, baik ibu hamil, melahirkan
maupun nifas.
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
AKB merupakan indikator yang sangat sensitif terhadap ketersediaan pemanfaatan dan
kualitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan maternal dan perinatal di samping itu juga
berhubungan dengan gizi keluarga, tingkat pendidikan ibu serta pendapatan keluarga. Tahun
2012 tidak terdapat kasus kematian bayi di Puskesmas Kintamani VI, dan tahun 2013
terdapat 4 kasus. Kematian bayi tersebut disebabkan oleh Asfiksia berat 1 orang, prematur/
BBLR 1 orang dan kelainan bawaan 2 orang.
Setiap kejadian kematian bayi, kami senantiasa menyusun laporan dan kronologis
kematian ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli untuk dilakukan pengkajian melalui Review
Maternal Perinatal di tingkat Kabupaten.
3. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
BBLR merupakan indikator yang menggambarkan kualitas kesehatan ibu selama hamil,
termasuk pelayanan ANC yang diberikan oleh Bidan. BBLR juga dipengaruhi oleh pola
hidup ibu hamil, pola makan, aktifitas, istirahat, penyakit penyerta, dll. Tahun 2012 terdapat
kasus BBLR sejumlah 11 bayi dan tahun 2013 meningkat menjadi sejumlah 15 bayi. Setiap
kasus BBLR yang ada, senantiasa kami berkoordinasi dengan pemegang program Gizi untuk
melakukan pemantauan Berat badan bayi serta upaya-upaya mempertahankan kesehatan bayi
dan meningkatkan BB nya melalui kegiatan penyuluhan kepada orang tua bayi, keluarga,
kunjungan rumah serta pemantauan BB di Posyandu setiap bulannya.
Faktor Penyebab
Tahun 2012
Tahun 2013
Jumlah
11
Setiap ibu hamil dengan KEK dan anemia akan kami konsultasikan dengan petugas Gizi
untuk mendapatkan konseling gizi. Di samping itu kami juga melakukan pemantauan pola
kehidupan sehari-hari melalui kunjungan rumah, serta pemberian PMT bumil yang
terintegrasi dengan BOK. Selanjutnya kami memantau perkembangan kenaikan BB dan
LILA bumil pada bulan berikutnya.
5.
Ibu hamil resiko tinggi dengan umur terlalu muda (< 20 tahun)
Salah satu permasalahan yang kami hadapi adalah masih tingginya ibu hamil resiko tinggi
dengan umur terlalu muda (kurang dari 20 tahun). Dibandingkan dengan faktor resiko yang
lain, faktor umur terlalu muda masih menempati posisi teratas. Tahun 2012 ibu hamil dengan
resiko tinggi dengan umur terlalu muda sejumlah 53 orang, atau 54,08 % dari seluruh bumil
resiko tinggi yang ada. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah ibu hamil resti tersebut sedikit
menurun menjadi 42 orang, atau 47,2 % dari seluruh bumil resiko tinggi yang ada.
Hal ini sangat menjadi perhatian kami, mengingat kemungkinan yang dapat terjadi akibat
faktor risiko ini cukup besar. Baik menyangkut kesehatan ibu, bayi maupun kemampuan dan
psikologi keluarga tersebut dalam mengasuh dan merawat bayi selanjutnya.
B. Permasalahan
Masing-masing desa di wilayah Puskesmas Kintamani VI memiliki permasalahan yang
berbeda dan berfariasi di bidang kesehatan, khususnya program KIA-KB. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat masing-masing desa. Berdasarkan pemaparan hasil
pelaksanaan program KIA-KB tahun 2012 dan tahun 2013 tersebut diatas, serta analisa data
yang kami lakukan setiap triwulan, maka secara umum dapat kami sampaikan beberapa
permasalahan dalam pelaksanaan program KIA-KB di Puskesmas Kintamani VI adalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Kesehatan Ibu dan Anak dan
Keluarga Berencana (KIA-KB)
2. Kurangnya pengetahuan remaja tentang kehamilan usia dini (< 20 tahun)
C. Upaya Pemecahan
Permasalahan yang ada di setiap program di Puskesmas Kintamani VI senantiasa dibahas
dan didiskusikan dalam pertemuan bulanan maupun mini lokakarya, untuk kemudian disusun
berdasarkan urutan prioritas masalahnya. Dan selanjutnya ditetapkan rencana tindak lanjut
atau upaya pemecahannya. Demikian pula program KIA-KB yang merupakan upaya
kesehatan wajib di Puskesmas, selalu mendapatkan perhatian dan prioritas.
Berdasarkan permasalahan di atas, berikut kami sampaikan upaya pemecahan yang telah
dan sedang kami lakukan saat ini, antara lain :
1. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama lintas program
Setiap permasalahan yang ditemukan di Puskesmas Kintamani VI, tidak akan dapat
diselesaikan tanpa adanya dukungan dan kerja sama semua program. Karena masing-masing
program adalah saling terkait dan saling mengisi.
Masalah yang ditemukan, termasuk program KIA-KB akan disampaikan dan dibahas
dalam pertemuan bulanan yang dilaksanakan pada minggu pertama setiap bulannya dengan
menghadirkan seluruh staf dan Bidan desa. Dalam pertemuan tersebut kami semua mencoba
menggali penyebabnya dan menyusun rencana pemecahannya pada bulan selanjutnya.
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan kami berusaha untuk terintegrasi dengan program
lain. Misalnya pada kegiatan Posyandu, kita akan melibatkan program KIA, Gizi, Imunisasi
dan Promkes. Pada kegiatan penyuluhan di masyarakat kami senantiasa berusaha
menyisipkan materi KIA di dalamnya. Demikian pula dengan kegiatan lainnya.
2. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama lintas sektor
Dukungan dan peran serta masyarakat termasuk Aparat Desa sangat mempengaruhi
keberhasilan suatu program. Oleh karena itu kami berusaha melakukan pendekatan lintas
sektor melalui pertemuan di desa atau Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) maupun
pertemuan mini lokakarya lintas sektor yang diadakan pada awal tahun di Puskesmas
Kintamani VI.
Dalam pertemuan tersebut kami menyampaikan data dan permasalahan yang ada di
wilayah kerja termasuk masalah KIA-KB. Selanjutnya Kepala Desa dan lintas sektor lainnya
menyampaikan tanggapan dan dukungan apa yang dapat diberikan. Kemudian disusun
kesepakatan dan rencana pemecahan dari masalah tersebut bersama-sama.
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang KIA-KB
Upaya ini dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan baik kelompok maupun perorangan
yang terintegrasi dengan program lain. Sebagai sasaran penyuluhan diantaranya ibu-ibu PKK,
ibu balita, ibu hamil, remaja, kader Posyandu dan masyarakat umum. Tahun 2012 kami telah
melakukan kegiatan penyuluhan kelompok sebanyak 24 kali. Dan tahun 2013 kegiatan
tersebut telah kami laksanakan sebanyak 18 kali. Materi yang diberikan diantaranya PHBS,
penyakit menular, ASI Eksklusif, Gizi Balita, Posyandu, dll.
Melalui kegiatan penyuluhan ini diharapkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dapat semakin meningkat. Sehingga kemandirian masyarakat di bidang
kesehatan dalam hal mengenali masalah, menyadari dan melakukan upaya untuk
memecahkannya mampu mereka laksanakan.
4. Menyelenggarakan Kelas Ibu Hamil
Disamping melalui kegiatan penyuluhan, sejak tahun 2012 kami juga telah melaksanakan
kegiatan Kelas Ibu Hamil sebagai upaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan
keluarganya tentang kesehatan pada saat kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
Mengingat kondisi geografis dan kesibukan masyarakat yang tidak memungkinkan untuk
dilaksanakannya kegiatan kelas ibu ini di satu tempat saja (misalnya di Puskesmas), maka
kami berupaya untuk mengadakannya di setiap desa. Walaupun jumlah ibu hamil yang ada
kurang dari lima orang, namun dengan semangat para ibu hamil dan rekan-rekan di
Puskesmas, kegiatan ini dapat terselenggara.
Kelas Ibu Hamil yang kami laksanakan di tahun 2012 adalah sebanyak11 kelas. Dan di
tahun 2013 terselenggara 15 kelas ibu hamil. Dalam pelaksanaannya kami sangat terkendala
dengan kurangnya sarana prasarana, misalnya alat peraga (paket kelas ibu), matras dan
blangko pre tes dan post tes. Selama ini kami masih meminjam paket tersebut ke Puskesmas
Susut I. Namun kendala tersebut bukan merupakan halangan bagi kami, Bidan desa dan ibu
hamil untuk melaksanakan kegiatan ini.
Dengan terlaksananya kegiatan Kelas Ibu Hamil ini, manfaat yang dirasakan baik oleh
ibu hamil sendiri maupun oleh petugas kesehatan (Bidan) adalah sangat besar. Ibu hamil
menyatakan sangat senang dan bertambah pengetahuannya serta lebih siap menghadapi
persalinan dan masa nifas. Sedangkan petugas kesehatan merasa lebih mudah menyampaikan
BAB IV
PENUTUP
PerawatTeladanPuskesmas
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan sesuai undang-undang no. 23 tahun 1992
tentang Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah menyelenggarakan berbagai
upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan kesehatan, peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan secara menyeluruh
terpadu dan berkesinambungan
Pelayanan kesehatan merupakan pelayanan yang dilakukan secara langsung
kepada masyarakat, pelayanan tersebut tidak lepas dari Sumber Daya Manusia
(SDM). Dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat haruslah sesuai dan
dapat tersentuh kepada seluruh lapisan masyarakat. SDM yang berada di pelayanan
kesehatan, khususnya di tingkat Puskesmas haruslah SDM yang benar-benar
profesional.
Profesionalnya SDM tergantung dari tingkat pendidikan, Profesi dan keilmuan
serta kesediaan dalam memberikan pelayanan. Tenaga kesehatan yang merupakan
SDM pelayan di Puskesmas haruslah mempunyai dedikasi serta kemampuan untuk
melakukan kegiatan pelayanan dengan maksimal dan optimal. Salah satu indikator
SDM yang baik adalah tenaga kesehatan teladan pada institusi kesehatan yang
berada di tempat kerja tersebut. Tenaga kesehatan teladan merupakan suatu
penghargaan yang diberikan atas upaya dan tindakan inovatif untuk meningkatkan
derajat kesehatan serta memperdayakan masyarakat dalam bidang kesehatan.
UPT Puskesmas Barimba pada tahun 2013 ini mengirimkan 3 orang nominasi
tenaga kesehatan teladan dimana dalam seleksi tingkat Kabupaten terpilih salah
seorang tenaga kesehatan paramedis (Perawat) sebagai tenaga kesehatan teladan,
yang berdasarkan dari beberapa penilaian yang dilakukan oleh tim penilai
kabupaten. Perawat tersebut selanjutnya di kirim ke tingkat provinsi untuk dilakukan
seleksi guna menilai sejauh mana keteladanan yang telah dilakukan untuk tingkat
nasional.
Tenaga kesehatan teladan tersebut diharapkan mampu untuk memberikan
inovasi yang berharga bagi pembangunan dibidang kesehatan dimasa sekarang dan
masa yang akan datang.
BAB II
CURICULUM VITAE
(PERAWAT TELADAN TINGKAT KABUPATEN
KAPUAS)
N AM A
TTL
NIP
Pangkat /Gol
Jabatan
: AGAT, S. Kep
: Pulau Telo, 2 Februari 1971
: 19710202 199011 1 001
: Penata / III.c
: Perawat Muda UPT. Puskesmas Barimba
Riwayat Pendidikan:
Riwayat Pekerjaan:
Status
Golongan
No Kepegawai
/
-an
Ruang
1. CPNS
Pengatur
Muda. II/a
Surat Keputusan
Tanggal
230/TU-3/824.02/03.91
30 Maret
1991
Pejabat
Pembuat
SK
A.n.
Gubernur
Kepala
Dinas
Kesehata
n Propinsi
Kalteng
Kanwil
Kesehata
n Propinsi
Kalteng
BAKN
Jakarta
2.
PNS
Pengatur
Muda. II/a
1072/KANWIL/SK/TU1/209/V/1992
6 Mei
1992
3.
PNS
14-15/00002/KEP/IV/
1997/T
30 Juni
1997
4.
PNS
Pengatur
Muda Tk.I.
II/b
Pengatur.
II/c
VIII.14-03/00002/KEP/
X/2000/T
20
Septembe
r 2000
5.
PNS
SK.823.3/1016/BKD-2003
6.
PNS
7.
PNS
1 Oktober
2003
30 Maret
2006
31 Maret
2009
8.
PNS
9.
Pengakuan
Gelar
Sarjana
Pengatur
Tk.I. II/d
Penata
Muda. III/a
Penata
Muda Tk.I.
III/b
Penata.
III/c
Penata.
III/c
BAKN
Kepala
Kantor
Region
VIII
Bupati
Kapuas
Bupati
Kapuas
Bupati
Kapuas
19 Maret
2012
5 Januari
2012
Bupati
Kapuas
Bupati
Kapuas
SK.823.3/365/BKD.2006
SK.823.3/375/BKPPD.200
9
SK.823/330/BKPPD. 2012
890/21/BKPPD TAHUN
2012
Riwayat Jabatan:
1.
Staf Puskesmas Lupak Dalam Kecamatan Kapuas Kuala Tahun 1990
2.
Pimpinan Pustu Sei Teras Kecamatan Kapuas Kuala
3.
Pimpinan Pustu Primer A4 Kecamatan Kapuas Kuala
4.
Staf Titipan Puskesmas (Unit Swadana) Pahandut Palangkaraya Tahun 2002
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
Riwayat Pelatihan:
BLS dan BCLS tahun 2007 di Surabaya
Perkesmas tahun 2009 di Palangkaraya
BTLS dan BCLS tahun 2012 di Banjarmasin
Selfcare Ramuan dan Pemanfaatan TOGA tahun 2012 di Jakarta
Sebagai Tenaga Fungsional Perawat:
Penerapan Percontohan Perkesmas Kabupaten Kapuas
Penerapan Percontohan Battra dan TOGA Kabupaten Kapuas
Surveilans Tingkat Puskesmas
Posyandu Usila Tingkat Puskesmas
Clinical Instructor Mahasiswa Akper Pemda Kapuas
Penghargaan Satyalancana Karya Satya X Tahun- Jakarta Presiden DR. H. Susilo
Bambang Yudhoyono
Sebagai Tenaga Strata Tingkat Pertama
Koordinator Keperawatan Puskesmas
Penanggung jawab Apotek dan Farmasi Puskesmas
Pengolah Data Puskesmas
Tim P2M Filariasis Puskesmas
Bendahara Jamkesda Puskesmas
sebanyak 13.113 jiwa, sebagian besar penduduk tersebut bekerja sebagai petani
dan bersawah.
Kecamatan Kapuas Hilir beribukota Barimba, dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan
: Kecamatan Pulau Petak
Sebelah Barat berbatasan dengan
: Kecamatan Selat
Sebelah Selatan berbatasan dengan
: Kec. Kapuas Murung
Sebelah Timur berbatasan dengan
: Propinsi Kalsel
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK MENURUT
KELURAHAN/DESA KECAMATAN KAPUAS HILIR
N
DESA
O
1
Mambulau
2
Hampatung
3
Dahirang
4
Barimba
5
Sei Pasah
6
Sei Asem
7
Bakungin
8
Saka Batur
KAPUAS HILIR
LUAS WILAYAH
(KM)
4,00
8,00
2,00
11,00
13,00
30,00
6,50
16,50
91,00
JUMLAH PENDUDUK
TAHUN 2011
TAHUN 2012
2655 (19,67)
2575 (19,64)
1803 (13,36)
1985 (15,14)
1191 (8,82)
923 (7,04)
1768 (13,10)
1725 (13,15)
1261 (9,34)
1184 (9,03)
1923 (14,25)
1168 (8,91)
1182 (8,76)
1941 (14,80)
1715 (12,71)
1612 (12,29)
13.498
13.113
Sumber : BPS Kabupaten Kapuas 2012
1.
2.
3.
4.
BAB IV
PROGRAM UNGGULAN
A. Promosi Kesehatan.
Dalam Mewujudkan Visi dan Misi Puskesmas maka perlu di galakan Promosi
kesehatan melalui media media yang berada di masyarakat baik berupa perongan,
Rumah Tangga ataupun kelompok, agar masyarakat memiliki pengetahuan tentang
kesehatan, sesuai visi UPT Puskesmas Barimba yaitu Tercapainya Puskesmas
Barimba yang Komunikatif dengan Pelayanan yang Optimal, Profesional, Adil dan
Merata diperlukan
misi
untuk
mencapai
visi
tersebut
diantaranya
adalah Memberdayakan masyarakat Kapuas Hilir untuk mandiri di bidang
kesehatan, Memberikan pelayanan kesehatan primamelakukan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral, Mendorong masyarakat dan keluarga berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Sebab dengan mengerti dan mengetahui pentingnya
menjaga kesehatan, maka akan mampu merubah pola pikir masyarakat tentang
pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat dengan melaksanakan kegiatan
Penyuluhan dalam gedung dan luar gedung.
1.
2.
3.
4.
Kegiatan Penyuluhan dalam gedung yaitu kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di dalam
gedung puskesmas meliputi :
Melaksanakan kegiatan penyuluhan setiap hari senin pagi jam 08.00 WIB di ruang tunggu pasien
yang di lakukan secara bergantian oleh pemegang program di Puskesmas, dengan materi
penyuluhan yang berbeda beda.
Penjadwalan oleh masing-masing pemegang program, P2M, Promkes, KIA-KB, Kesehatan
Lingkungan, dan Gizi. Keperawatan Kesehatan Masyarakat setiap hari Senin minggu pertama setiap
bulan.
Lima menit info sehat sambil menyapa pasien dengan topik materi yang berbeda beda, ini dilakukan
melalui tape recorder sehingga dapat di ulang berkali kali, kegiatan ini dilaksanakan dalam 3 bahasa
yang sering di gunakan masyarakat setempat yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Dayak dan Bahasa
Banjar. Disampaikan setiap pagi.
Pelayanan Obat dan Kartu Face to face yaitu dengan menempatkan meja khusus pengambilan obat di
luar gedung Puskesmas sehingga pasien dengan mudah mendapatkan penjelasan tentang tata cara
penggunaan obat yang benar disamping itu juga petugas puskesmas dapat menyelipkan pesan
pesan singkat kesehatan di sela sela penjelasan obat tadi, dengan demikian di harapkan setiap orang
datang ke Puskesmas selalu mendapatkan pesan pesan / bisikan tentang kesehatan.
Meja Pendaftaran / kartu kita letakan di luar sehingga pasien dapat langsung berkomunikasi keluhan
yang di sampaikan kepada petugas Kartu dan selanjutnya petugas kartu akan memberikan nomor
1.
2.
3.
4.
5.
antrian yang di belakangnya ada tertera pesan pesan sehat, selain itu juga di ruang tunggu terdapat
leaflet dan papan info sehat yang dapat di baca pasien sambil menunggu antrian.
Sedangkan untuk Promosi Kesehatan di luar gedung dilakukan secara terintegrasi dengan
program lain , meliputi :
Penyuluhan Kesekolah sekolah (SLTP dan SLTA) dengan Target 5 sekolah dengan materi Kesehatan
Reproduksi dan Penyuluhan Napza
Berintegrasi dengan program Gizi melaksanakan penyuluhan Gizi Buruk di 8 Desa.
Berintegrasi dengan kegiatan Posyandu di 22 posyandu balita dan 2 posyandu Lansia.
Berintegrasi dengan kegiatan UKS / UKGS ke sekolah sekolah di 22 sekolah.
Melaksanakan penyuluhan PHBS kelompok dengan target di 8 Desa. Dengan sasaran kelompok
kelompok pengajian dan shalawatan / di gereja sebelum dilaksanakannya posyandu Lansia
1.
a.
b.
2.
2. Melaksanakan kegiatan Battra dan Toga di Tingkat UPT Puskesmas Barimba meliputi sosialisasi
kepada pengobat tradisional, kader dan masyarakat. UPT Puskesmas Barimba merupakan 1 dari 2
puskesmas yang ada di kabupaten Kapuas juga melaksanakan pengobatan herbal sesuai dengan
persediaan dari Gudang Farmasi Kabupaten.
Pelaksanaan TOGA di UPT Puskesmas meliputi penanaman dan pemeliharaan Tanaman Obat yang
ada di daerah setempat, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berkonsultasi tentang
TOGA dan berupaya untuk melestarikan beberapa tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan bagi
generasi penerus atau anak cucu kita.
Jumlah tanaman yang telah ditanam sebanyak 50 macam tanaman lokal.
Penjaringan Pengobat Tradisional pada tahun 2011 sebanyak 32 Battra dengan bermacam jenis
pengobatan, diantaranya adalah penjual jamu, pijat/urut, bidan beranak dan alternatif lainnya.
Puskesmas barimba juga melaksanakan pengobatan herbal yang disesuaikan daftar dan jumlah obat
yang diberikan oleh Farmasi Kabupaten.
3. Pembinaan dan pelaksanaan Posyandu Usila yang meliputi kegiayan; penyuluhan tentang beberapa
penyakit degeneratif, pemeriksaan fisik, PMT, Arisan dan Kerohanian. Jumlah Posyandu Usila di
wilayah kerja Puskesmas sebanyak 2 buah.
4. Melaksanakan kegiatan Lokakarya mini lintas sektor dan lintas program.
5. Pada tahun 2013 Puskesmas Barimba melaksanakan lokmin tingkat desa yang dilaksanakan disetiap
desa dengan peserta kepala desa/Lurah, kader kesehatan, tokoh masyarakat, agama dan lembaga
masyarakat.
6. Bersama sama dengan camat Kapuas Hilir dan beserta aparat pemerintah kecamatan untuk peduli
dengan DBD, maka untuk melaksanakan promkes DBD selalu melibatkan lintas sektor terlebih lagi
apabila terdapat kasus DBD, maka camat langsung memimpin pelaksanakan penyuluhan
dan Geber DBD.
7. Mengintegrasikan program dengan menjadi tuan rumah Pencanangan Kampanye Campak se
Kabupaten Kapuas, yang dicanangkan oleh ibu Bupati Kapuas sekaligus Ketua TIM Penggerak PKK
Kabupaten Kapuas Tahun 2011.
8. Mendorong, memfasilitasi serta memotivasi tentang penting PMT saat posyandu , untuk itu
kemandirian masyarakat untuk peduli itu sangat penting, maka para kader beserta ibu ibu
melaksanakan kemandirian PMT dengan mengolah menggunakan bahan baku lokal.
1.
2.
3.
4.
5.
a.
b.
c.
4. Pekan HKN, kegiatan ini dilaksanakan selama satu minggu menjelang Hari Kesehatan Nasional, dan
puncaknya akan dilaksanakan Hari Kesehatan Nasional di Tingkat Kecamatan. Pekan HKN ini
meliputi kegiatan: Lomba Balita Sehat, Lomba Cerdas Cermat Kader Posyandu, Lomba mewarnai
Gambar PHBS, Demontrasi gosok gigi Massal, Jalan santai dan Sunatan Massal serta penilaian
sarana Kesehatan dan petugas teladan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
BAB V
PENUTUP
Penyusunan Makalah ini sekiranya memberikan masukan dan gambaran
tentang beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan di UPT Puskesmas Barimba
oleh penyusun selama melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga
kesehatan Paramedis (Perawat). Sebagian besar dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut adalah dilakukan secara tim, syukur dan puji Tuhan selama itu juga
penyusun dipercayakan menjadi koordinator, yang tentunya merupakan suatu
tanggung jawab yang berat, tetapi atas dasar komitmen bersama apa yang dicitacitakan demi pelayanan kesehatan di masyarakat pelaksanaan kegiatan tersebut
dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Tidak terlepas juga atas peram kepala UPT Puskesmas Barimba beserta
penanggung jawab program lainnya yang telah memberikan dukungan dan sumbang
pemikiran sehingga pelaksanaan beberapa kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Penyusun sangat menyadari bahwa Makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, penulis berharap mendapatkan koreksi, saran dan kritikan yang
sifatnya membangun, penyusun hargai demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, semoga bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak,
mendapatkan imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.