Hasil
1. Makroskopis
a. Bentuk dan konsistensi
Bentuk feses silinder dengan konsistensi yang padat.
b. Warna dan bau
Warna feses coklat tua dengan bau yang sangat khas.
c. Darah dan lendir
Tidak terdapat darah dan lendir pada feses menunjukan tidak ada kelainan atau
gangguan pada gastrointestinal.
2. Mikroskopis
a.
b.
Epitel : (-)
c.
Pati : (-)
d.
Protein : (+)
e.
Lemak : (+) dalam metode pemanasan; (-) dalam metode asam asetat 30%.
f.
Kristal : (-)
3. Kimiawi
a. Bilirubin
Tidak ada perubahan warna menjadi hijau dengan intrepretasi tidak terdapatnya
bilirubin di dalam feses.
B. Pembahasan
1. Pemeriksaan Makroskopis
a.
c.
2.
Pemeriksaan Mikroskopis.
a.
beberapa faktor, antara lain sisa makanan yang mengandung protein sulit tercerna
dalam tubuh dan adanya gangguan pada sistem pencernaan (Pourakbari, et al., 2011).
3. Pemeriksaan Kimiawi
a. Pemeriksaan Bilirubin
Pemeriksaan bilirubin dalam feces menggunakan prinsip bilirubin akan
dioksidasi menjadi biliverdin yang berwarna hijau. Cara pemeriksaan bilirubin pada
faeces dapat dilakukan dengan cara membuat suspensi feces, biarkan selama
beberapa menit, kemudian saring. Setelah endapan feces pada kertas saring agak
kering, kemudian tetesi reagen Fouchet. Hasil positif didapat apabila terjadi
perubahan warna menjadi hijau-biru (Ramakrishnan & Sulochana, 2012).
Pada saat praktikan melakukan pemeriksaan bilirubin, tidak terjadi perubahan
warna
yang
berarti
bilirubin
pada
probandus
dalam
keadaan
normal.
Pemeriksaan bilirubin akan beraksi negatif pada tinja normal, karena bilirubin dalam
usus akan berubah menjadi urobilinogen dan kemudian oleh udara akan teroksidasi
menjadi urobilin. Reaksi mungkin menjadi positif pada diare dan pada keadaan yang
menghalangi perubahan bilirubin menjadi urobilinogen, seperti pengobatan jangka
panjang dengan antibiotik yang diberikan peroral, mungkin memusnahkan flora usus
yang menyelenggarakan perubahan tadi. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada
kesalahan dalam pengambilan sampel dan cara kerja praktikum serta melakukan
intrepretasinya dikarenakan kurang pemahaman dan pengalaman dari praktikan (Van
Slambrouck, et al., 2013).
Van Slambrouck, C. M., Salem, F., Meehan, S. M., dan Chang A. 2013. Bile cast nephropathy is
a common pathologic finding for kidney injury associated with severe liver dysfunction.
Kidney International. 84(1): 192-197.
Ramakrishnan, S., dan K. N. Sulochana. 2012. Manual of Medical Laboratory Techniques: 1st
Edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers.
Pourakbari, B., Mirsalehian, A., Maleknejad, P., Mamishi, S., Azhdarkosh, H., Daryani, N. E.,
Najafi, M., Kazemi, B., Paknejad, M., Mahmoudi, S., Ghazi, M., Salavat, A., dan
Bandehpour, M. 2011. Evaluation of a new antigen for diagnosis of Helicobacter pylori
infection in stool of adult and children. Helicobacter. 16(1): 42-46.