Rencana Strategis
Merumuskan Harapan dan Masa Depan
berbasis Komunitas
151
... Apa Rencana Strategis itu
Richard A. Mittenthal dalam artikel berjudul “Ten Keys To Successful Strategic Planning
For Nonprofit And Foundation Leaders” menjelaskan bahwa perencanaan strategis telah
lama digunakan sebagai alat untuk mentransformasi (transforming) dan merevitalisasi
(revitalizing) perusahaan, organisasi pemerintah dan organisasi non-permerintah.
Perencanaan Strategis adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk pendapatkan
kejelasan arah dan tujuan suatu organisasi. Dalam perencanaan tersebut dilakukan
analisis masalah, identifikasi potensi pemecahan masalah, dan menyusun program dan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Perencanaan strategis berfokus pada pengembangan
suatu visi yang luas dan strategi khusus berdasarkan analisis komprehensif terhadap
situasi (meliputi kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan termasuk peluang dan
kecenderungan atau “trends” dan mengembangkan kegiatan yang memiliki dampak
terhadap masyarakat.
152
berbagai tantangan dan peluang eksternal.
• Suatu penilaian komprehensif dan realistis dari keterbatasan dan kekuatan yang
dimiliki komunitas.
153
secara mendalam, menggali berbagai gagasan, menentukan alternatif, dan menghadapi
implikasi masa depan secara kreatif dengan keputusan yang diambil saat ini.
154
Tata Nilai
Tata nilai (value based) merupakan seperangkat prinsip, norma aturan yang diyakini
sebagai cara yang benar (ideal) dalam menentukan tindakan, bekerja atau berhubungan
dengan masyarakat. Tata nilai masyarakat berupa prinsip-prinsip dasar yang bersifat
filosofis sebagai panduan kerja anggota, kelompok atau masyarakat. Nilai-nilai sebagai
dasar dalam memelihara hubungan antarberbagai pihak dengan masyarakat (penerima
manfaat) atau pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya. Tata nilai akan menentukan
kerangka kerja—strategi dan prinsip-prinsip operasional yang digunakan oleh komunitas
atau organisasi. Misalnya, nilai keterbukaan, pertanggungjawaban, profesionalisme,
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Tata nilai sebagai prinsip kerja dalam
perencanaan strategis sebaiknya ditetapkan oleh masyarakat dalam proses perencanaan.
Klarifikasi dan konsensus pada nilai-nilai yang telah disepakati sangat penting karena
akan menjadi dasar pertimbangan di dalam membuat keputusan (kebijakan).
Perumusan Visi
Visi merupakan suatu pemikiran atau pandangan kedepan, tentang apa, kemana dan
bagaimana mencapai suatu keadaan masyarakat yang damai dan sejahtera di masa
depan. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode program, untuk mewujudkan sasaran yang mungkin dicapai dalam jangka waktu
tertentu. Visi merupakan dorongan dan gambaran mental masyarakat dalam
mementukan langkah terhadap masa depannya. Kalimat yang sering digunakan
menjelaskan suatu pernyataan visi berifat membangkitkan semangat (inspiring), bercita-
cita tinggi (aspiring) dan memotivasi (motivating). Dalam pernyataan visi terkandung
berbagai nilai sebagai berikut:
• Membangun komitmen dan kehidupan masyarakat dan pihak yang terlibat dalam
penyelesaian konflik.
• Menciptakan makna bagi kehidupan masyarakat yang lebih baik di masa yang akan
datang.
Perumusan Misi
Misi adalah pernyataan yang luas atau umum tentang sesuatu yang akan dilakukan
untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan. Misi merupakan langkah-langkah
startegis yang dirumuskan berdasarkan kondisi nyata, pemangku kepentingan, dan
asumsi yang mendasarinya. Dengan demikian, misi merupakan rumusan umum
mengenai upaya yang akan dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan untuk
mencapai visi. Dalam misi dinyatakan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam
kurung waktu tertentu melalui pertimbangan strategi yang telah ditentukan. Misi disusun
untuk mencapai visi dengan cara memperhatikan kondisi umum komunitas, tata ruang,
pemangku kepentingan yang terlibat dalam konflik, sejarah, nilai-nilai dan arah
pembangunan daerah (misalnya RPJP atau RJPM). Misi mencerminkan upaya sistematis
menjalankan fungsi dan peran masyarakat dalam membangun perubahan dan
perdamaian secara berkelanjutan.
155
Tujuan dan Sasaran
Tujuan (goals) adalah suatu perubahan perilaku atau hasil yang dicapai pada jangka
waktu periode perencanaan. Misalnya dalam rencana strategis ditetapkan tujuan untuk
1 (satu) hingga 5 (lima) tahun. Pada umumnya penetapan tujuan didasarkan pada
faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan
tidak selalu harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, tetapi harus menunjukkan suatu
kondisi atau keadaan spesifik yang hendak dicapai. Tujuan lebih bersifat operasional
serta dapat ditentukan indikator dan alat ukurnya. Tujuan akan mengarahkan
perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam mewujudkan misi. Tujuan
harus dapat menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan indikator kinerja. Sasaran
(objectives) adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan secara nyata oleh masyarakat dalam jangka waktu tertentu
(tahunan, semester, triwulan, bulanan). Sasaran harus menggambarkan hal yang ingin
dicapai melalui tindakan atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sasaran memberikan fokus dalam penyusunan kegiatan secara spesifik, rinci, terukur
dan realistis untuk dicapai.
Kebijakan
Kebijakan adalah ketentuan yang telah disepekati dan ditetapkan oleh yang berwenang
sebagai pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap pemangku kepentingan baik
aparatur pemerintah, swasta, LSM, kelompok perempuan ataupun masyarakat agar
tercapai, berjalan dengan lancar dan terpadu dalam upaya mencapai sasaran, tujuan,
misi dan visi. Uraian tentang aktivitas atau program yang dilaksanakan oleh masyarakat
harus menjelaskan proses kegiatan dalam mencapai sasaran dan tujuan secara terukur
serta memberikan kontribusi dalam pencapaian visi dan misi. Kegiatan yang menjadi
perhatian utama adalah tugas pokok dan fungsi pemangku kepentingan, program kerja
yang ditetapkan, prioritas yang berhubungan dengan masalah yang akan diselesaikan
konsisten dengan visi, misi, tujuan dan sasaran. Langkah-langkah perumusan kebijakan
sebagai berikut:
• Menentukan dan mengklarifikasi prioritas dan isu-isu kritis yang akan diselesaikan.
• Merumuskan program atau kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai respon dari
masalah atau isu-isu kritis.
Strategi
Strategi adalah cara, metode, pendekatan, tata aturan atau pedoman untuk mencapai
tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien. Strategi dibutuhkan untuk memperjelas
arah dan tujuan pencapaian program atau implementasinya. Strategi merupakan alat
penghubung antara visi, misi, tujuan, sasaran dan arah kebijakan pembangunan (peace
building) dengan realita dalam masyarakat. Dalam merumuskan strategi pembangunan
terlebih dahulu dilakukan identifikasi akar penyebab konflik, menganalisis perekat dan
156
pemecah (divider-conector) serta penggunaan SWOT sangat membantu membuat
pilihan strategi identifikasi, penentuan kekuatan, memecahkan kelemahan, memanfaat-
kan peluang, dan menghindarkan ancaman.
Program adalah penjabaran atau realisasi dari kebijakan berupa kumpulan kegiatan
nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa organisasi
baik pemerintah maupun non-pemerintah, kerjasama dengan pemangku kepentingan
atau partisipasi masyarakat yang bertujuan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan. Program diartikan sebagai suatu rencana kegiatan dari suatu
organisasi atau komunitas yang terarah, terpadu, sistematis dan disusun dalam rentang
waktu yang telah ditentukan. Program akan menjadi pegangan bagi pemangku
kepentingan dalam menjalankan roda kelembagaan dan sebagai saranauntuk
mewujudkan cita-cita atau tujuan. Ada dua alasan pokok mengapa program perlu
disusun oleh komunitas:
• Efektifitas dalam menjalankan fungsi dan peran (eksekusi) dan sinkronisasi unit-
unit organisasi atau komunitas terkait dengan rencana, distribusi tugas, model
manajeman secara terpadu untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh
instansi pemerintah dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai
sasaran dan tujuan sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan.
Pengertian "Kegiatan" berbeda dengan "Pekerjaan", karena yang dimaksud dengan
"Kegiatan" dalam sistem perecanaan dan penganggaran merupakan serangkaian
tindakan yang dilaksanakan satuan kerja atau unit kerja yang ada dalam organisasi
atau komunitas sesuai tugas pokoknya untuk menghasilkan keluaran yang ditentukan.
Jadi dalam satu "Kegiatan" akan terdapat beberapa tindakan. Dalam suatu kegiatan
dituntut adanya keluaran (output) yang jelas dan terukur sebagai akibat dari
pelaksanaan kegiatan.
Pemantauan dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perencanaan
strategis. Pemantauan dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian
dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai
berdasarkan kebijakan yang dilaksanakan melalui program atau kegiatan yang telah
ditetapkan. Evaluasi perlu dilakukan untuk memperoleh umpan balik agar dapat dikenali
atau diketahui secara dini penyimpangan pelaksanaan dari rencana sehingga dapat
dirumuskan atau diupayakan langkah perbaikan yang diperlukan dengan sasaran dan
waktu tertentu. Evaluasi dilakukan untuk melakukan penilaian dalam rangka
157
pengambilan keputusan suatu program melalui penetapan indikator kerja. Pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut;
• Kejelasan tujuan dan hasil yang diperoleh oleh komunitas dalam kerangka kerja
yang telah ditetapkan
• Dilakukan oleh petugas khusus yang memahami konsep, teori dan proses serta
berpengalaman dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi agar hasilnya
sahih dan terandal.
158