UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, Pasal 27 ayat (2)
menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas
permukiman meliputi upaya melalui perbaikan atau pemugaran, peremajaan serta
pengelolaan dan pemeliharaan yang berkelanjutan
Keterbatasan dan kualitas dari sarana dan prasarana permukiman yang tidak
memadai untuk suatu kawasan permukiman menjadi salah satu permasalahan
mendasar yang terjadi di daerah Kumuh.
Masukan teknis bagi Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Kabupaten Pidie dalam bentuk
rincian penyelenggaraan, pengelolaan dan pemeliharaan dalam upaya penataan dan peningkatan
kualitas lingkungan permukiman kumuh dan pemberdayaan komunitas perumahan terutama
dalam penanganan kawasan kumuh.
Masukan teknis bagi Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Kabupaten Pidie dalam
mengarahkan peran seta pelaku pembangunan dalam mewujudkan lingkungan yang bebas
kumuh di Tahun 2011.
Tersusunnya program investasi dan rencana tindak untuk lima tahun ke depan sebagai program
jangka menengah melalui matrik identifikasi kebutuhan dan sumber dana serta instansi
penanggung jawab kegiatan.
Tesusunnya Laporan – laporan studi kegiatan Penyusunan Rencana Tindak Kawasan Kumuh
untuk Tahun 2011 Kab. Pidie sebagai arahan dan pegangan pelaksanaan peningkatan kualitas
permukiman di daerah tersebut.
C. Sasaran
Tersusunnya masukan rencana dan program pembangunan fisik bagi pemerintah kabupaten
Pidie dalam penanganan permukiman kumuh.
Tersusunnya masukan teknis bagi pemerintah kabupaten Pidie dalam bentuk rincian
pengendalian penanganan permukiman kumuh.
Tersusunnya masterplan penanganan permukiman di Kawasan Perencanaan
Tersusunnya DED untuk lokasi fisik percontohan pada permukiman kumuh dimaksud, khususnya
Prasarana Lingkungan).
Tersusunnya program investasi Lintas Sektoral penanganan kawasan selama lima tahun ke
depan dalam bentuk matriks identifikasi kebutuhan dana, sumber dana dan instansi penanggung
jawab kegiatan program jangka menengah ini
P e n d e k a ta n P e ra n S e rta
M a s y a ra k a t
A s p ira s i s ta k e h o ld e r m e w a k ili
W a w a n c a ra d e n g a n
k e lo m p o k -k e lo m p o k
s ta k e h o ld e r
m a s y a ra k a t A s p ira s i m a s y a ra k a t
te rid e n tifik a s i
A s p ira s i m a s y a ra k a t/ W a w a n c a ra la n g s u n g A s p ira s i m a s y a ra k a t m a s u k
p e n d u d u k s e k ita r k a w a s a n d e n g a n m a s y a ra k a t d a la m s u s u n a n p ro g ra m
P e ru m u s a n m a s a la h d a n
k o n s e p p ro g ra m s e s u a i
k e b u tu h a n ja n g k a p a n ja n g
A s p ira s i s e b a g ia n A n g k e t d a la m b e n tu k
kaw asan
m a s y a ra k a t s e c a ra s a m p lin g q u e s tio n e r
S k a la p rio rita s p e la k s a n a a n
a w a l d a p a t d ite n tu k a n s e s u a i
k e b u tu h a n ja n g k a p e n d e k
D ia lo g in te ra k tif s ta k e h o ld e r,
m a s y a ra k a t d a n p e m e rin ta h W o rk s h o p
k o ta L u b u k L in g g a u
Kawasan Perencanaan
Untuk kawasan penataan di Gampong Blang Asan di bagi kedalam 7 (tujuh) blok yang terdapat di 4 (empat)
lingkungan yaitu :
Lingkungan Rukun (terdiri dari 116 blok persil)
Lingkungan Bengga (terdiri dari 121 blok persil)
Lingkungan Perdamaian (terdiri dari 119 blok persil)
Lingkungan Jeumpa (terdiri dari 66 blok persil)
P e m b a g ia n B lo k K a w a s a n P e n a t a a n
B lo k Luas L o kasi
B lo k 0 1 L u a s 1 ,1 4 H a S e b a g ia n B e n g g a d e n g a n in t i p e n a a t a n r u m a h
k u r a n g d a n t id a k la y a k h u n i
B lo k 0 2 L u a s 2 ,7 1 H a S e b a g ia n B e n g g a d e n g a n in t i p e n a t a a n R T H d a n
K u b u ra n
B lo k 0 3 Luas 5 ,9 8 H a S e b a g ia n J e u m p a , s e b a g ia n P e r d a m a ia n , d e n g a n
in t i p e n a t a a n j a r in g a n j a la n lin g k u n g a n , s a lu r a n
d r a in a s e d a n J e m b a t a n
B lo k 0 4 L u a s 7 ,9 1 H a S e b a g ia n J e u m p a , s e b a g ia n P e rd a m a ia n in t i
p e n a t a a n ja la n lin g k u n g a n d a n s a lu r a n d r a in a s e
B lo k 0 5 L u a s 8 ,7 8 H a S e b a g ia n P e r d a m a ia n dan S e b a g ia n Bengga
d e n g a n in t i p e n a t a a n ja rin g a n j a la n lin g k u n g a n ,
s a lu ra n d r a in a s e , r u m a h k u r a n g la y a k h u n i.
B lo k 0 6 L u a s 1 2 ,7 8 H a S e b a g ia n r u k u n d e n g a n in t i p e n a t a a n s a n it a s i
lin g k u n g a n (b e k a s la h a n ta m b a k )
B lo k 0 7 L u a s 9 ,7 0 H a S e b a g ia n r u k u n d e n g a n in t i p e n a t a a n s a n it a s i
lin g k u n g a n (b e k a s la h a n ta m b a k )
S u m b e r : H a s il A n a lis is 2 0 1 0
Peta Kawasan Perencanaan dan Penataan
Pembagian Blok Berdasarkan Karakter Dominasi
BLOK TIPOLOGI KUMUH
Blok 01 Permukiman Kumuh Pinggir Krueng Baro.
Blok 02 Permukiman Kumuh Pinggir sekitar kawasan Tempat Pemakaman Bengga.
Blok 03 Permukiman dengan pola perumahan dominan lebih tertata, namun
prasarana jalan lingkungan dan jembatan penghubung antar wilayah yang
tidak layak/rusak/membahayakan dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan
roda dua.
Blok 04 koridor perkantoran pelayanan umum dan pemukiman organic yang relative
tertata
Blok 05 koridor perdagangan dan jasa serta perkantoran dan pemukiman organic
yang relative tertata
Blok 06 kawasan campuran dan penggunaan lahan bekas tambak
Blok 07 kawasan campuran (pemukikan dan perdagangan jasa) berbatasan dengan
lahan bekas tambak.
Sumber: Hasil Analisis 2010
G. KAWASAN PERENCANAAN
a. Fisik Dasar
Berada pada kemiringan 0-5% dengan ketinggian antara 2-5 m dpl, berada pada
kawasan berdekatan dengan pesisir laut dan kawasan sungai (krueng Baro),
termasuk kawasan rawan banjir Krueng Baro, dengan jenis tanah alluvium dan
Podsolik Merah Kuning, termasuk iklim tipe C, curah hujan 1500-3000 mm dengan
curah hujan 8,8 hari/bulan.
b. Penggunaan Lahan c. Sosial
Jumlah penduduk Gampong Blang
Asan pada tahun 2008 adalah 2.069
jiwa. Jumlah penduduk di kelurahan
ini merupakan 11,21 % dari jumlah
penduduk di Kecamatan Kota Sigli
dan merupakan 5,80 % dari jumlah
peduduk Perkotaan Sigli.
Perbandingan jumah penduduk
dengan lahan yang tersedia Gampong
Blang Asan merupakan Kelurahan
Terpadat kedua setelah Gampong
Keramat dalam di Kecamatan Kota
Sigli yaitu 46 jiwa/Ha, namun diatas.
Angka ini jauh melampaui angka
kepadatan penduduk Kecamatan Kota
Sigli 28 jiwa/ha dan kepadatan
Perkotaan Sigli yaitu 26 jiwa/ha.
d. Prasarana dan Sarana
Parasarana Jalan dan Jembatan
Jalan Gang
Jalan gang dengan konstruksi tanah dengan
kondisi cukup baik yang menghubungkan antar
unit rumah yang saling berhimpitan maupun
jalan gang yang menuju ke lahan terbuka
(kebun). Lokasi jalan gang ini lebih banyak di
bagian utara dan barat kawasan letaknya berada
dilingkungan padat penduduk dengan garis
muka antar bangunan antara 0,5-1 meter.
Jalan Setapak
Jalan setapak ini merupakan jalan sambungan sepanjang pinggir Krueng
Baro yang dimulai dari Jembatan Krueng Baro melewati Lingkungan
Bengga dengan konstruksi tembok mempunyai panjang + 250 m dan
lebar 1,5-2 meter sampai batas menuju kuburan. Kondisi jalan baik dan
konstruksinya masih berupa tanah, aksesi jalan setapak tersebut menjadi
kurang bila terjadi hujan berbahaya terkait jalan setapak yang berada di
sepanjang pinggir Krueng Baro. Jalan tersebut selain berfungsi sebagai
jalan pintas menuju kebun, antar lingkungan dan kawasan, juga
dipergunakan sebagai jalan akses menuju sungai yang digunakan oleh
sebagian masyarakat sebagai tempat kakus.
Drainase
Listrik
Seluruh Gampong Blang Asan telah memiliki sambangunan listrik, jadi
seluruh penduduk di Gampong Blang Asan dapat mengakses listrik untuk
kebutuhan sehari-hari.
Telepon
Prasarana telekomunikasi di Gampong Blang Asan secara umum telah
tersedia dan tersebar di seluruh wilayah. Prasarana meliputi warung
telekomunikasi (Wartel), telepon umum serta sambungan telepon pribadi,
dan yang paling utama adalah adanya telepon seluler yang dimiliki oleh
hampir seluruh warga terutama golongan usia produktif 15-54 tahun,
sementara warnet belum tersedia di gampong ini.
Peta Sebaran Sarana
H. POTENSI KAWASAN
Cukup besarnya proporsi distribusi penduduk Gampong Blang Asan
terhadap Kawasan Perkotaan Sigli setelah Gampong Keramat dan Gajah
Ayee, yaitu sebesar ± 5,8 % atau 2.069 jiwa dari total jumlah penduduk
Kawasan Perkotaan Sigli sebesar 35.685 jiwa, dapat menjadi potensi bagi
pembangunan lokal di wilayah Gampong. Namun demikian perlu di kelola
dengan baik agar tidak menjadi faktor yang menghambat perkembangan
kawasan,
Adanya rencana pengembangan perumahan perkotaan
Adanya rencana pengembangan rencana kawasan campuran di koridor
jalan utama Banda Aceh (Jl Tgk. Cik Ditiro)-Medan (Jl. Prof A. Madjid
Ibrahim)
Posisi strategis kawasan yang berada di pusat kota bisa dijangkau dari
berbagai arah
Kecenderungan jadi pusat inti kegiatan diantara 2 kutub pertumbuhan
kawasan perkotaan Hierarki I (Pelayanan Kabupaten) dan Hierarki II
(Pelayanan Skala Perkotaan).
Masih cukup banyak lahan non terbangun di Gampong Blang Asan, dapat
menjadi potensi bagi pengembangan dan peremajaan kawasan.
I. PERMASALAHAN KAWASAN
1. Permasalahan Fisik dan Tata Ruang
Adanya kecenderungan semakin meluasnya kawasan permukiman kumuh di sekitar
daerah aliran sungai Kreung Baro perlu ditindaklanjuti dengan upaya perencanaan yang
tepat dan upaya pengendalian yang ketat.
Pola pemanfaatan ruang yang tidak seiimbang berkembang tidak terkendali dan
cenderung kurang optimal di pinggiran Gampong Blang Asan membutuhkan pola
penanganan yang tepat agar kegiatan masyarakat sekitar dapat berjalan dengan
semestinya.
2. Permasalahan Prasarana dan Sarana
Buruk dan sempitnya jalan lingkungan yang ada terutama untuk lingkungan padat
bangunan perumahan yang cukup menghambat aktifitas warga.
Saluran drainase yang kurang memadai dapat mengurangi keseimbangan lingkungan.
Belum adanya Tempat Pembuangan Sampah Sementara baik yang bersifat Arm Roll
Truck maupun bangunan TPS diperkirakan sangat dibutuhkan untuk menampung volume
timbulan sampah.
3. Permasalahan Lingkungan
Bila terjadi gelombang pasang yang besar dari laut akan mempengaruhi tinggi muka air
Kreung Baro, sehingga tingkat kecemasan akan mempengaruhi juga terhadap penduduk
yang berada di sekitar Krueng Baro tersebut. Selain itu berdasarkan data dan pengamatan
lapangan kawasan ini berpotensi terjadinya banjir tahunan.
Pemanfaatan beberapa titik (spot) tepian sungai Kreung Baro oleh masyarakat sekitar
yang dipakai untuk Kakus Umum, tanpa adanya pengendalian dapat mengurangi kualitas
lingkungan sungai Kreung Baro.
Terdapat beberapa lokasi yang dijadikan tempat penimbunan sampah oleh warga, seperti
sempadan sungai atau tanah kosong
Tingkat kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah masih kurang
Peta Kondisi Potensi dan Permasalahan Kawasan
J. KONSEP PENANGANAN KAWASAN
Rencana Penanganan dibagi dalam 7 (tujuh) Blok Penanganan
1. Permasalahan Utama
Blok 1 :
Pelayanan sarana lingkungan yang belum memadai terutama air bersih dan
persampahan.
Bangunan yang berada di sekitar sempadan sungai cenderung memilki kondisi buruk
Kondisi bangunan yang tidak layak huni dengan sistem pencahayaan dan penghawaan
yang tidak memadai Blok 1
Sanitasi lingkungan yang kurang terutama adanya WC terapung yang terlihat langsung
dari Koridor utama jalan Kota Sigli kearah Krueng Baro sehingga menimbulkan kesan
estetika kota yang buruk.
Blok 2:
Beberapa bangunan rumah tidak layak huni dengan akses terhadap sarana dan
prasarana yang terbatas serta sistem pencahayaan dan penghawaan yang tidak
memadai
Berupa permukiman kumuh yang mempunyai kepadatan penduduk dan rumah tinggi
serta tidak mempunyai pola struktur yang teratur karena terbangun tanpa perencanaan. Blok 2
Sanitasi lingkungan yang kurang terutama adanya WC terapung dengan konstruksi yang
membahayakan bagi sipemakai.
Ekonomi individu rendah karena pemukim kebanyakan bekerja pada sector informal
pendukung aktivitas kota
Blok 3:
Bangunan rumah tepi sungai (sempadan) tidak layak huni dengan akses terhadap
sarana dan prasarana yang terbatas serta sistem pencahayaan dan penghawaan
yang tidak memadai
Pola permukiman dan pola struktur yang tidak teratur karena terbangun tanpa Blok 3
perencanaan
Bangunan jembatan yang tidak memadai untuk penghubung antar wilayah/kawasan
sehingga tingkat aksesibilitas khususnya lingkungan jeumpa dan umumnya Gampong
Blang Asan dengan Gampong Lampoh Krueng jadi terhambat.
Kondisi jalan lingkungan utama yang menghubungkan blok ini dengan jalan utama
(protocol kota) dengan konstruksi yang belum memadai.
Blok 4:
Permukiman yang telah tertata dan terpola dengan tingkat pemenuhan prasarana dan
sarana yang mamadai cukup membuat kesenjangan yang tinggi dengan lingkungan
sekitar kawasan.
Kepadatan bangunan yang cukup tinggi, dengan konsrtruksi semi permanent dan
Blok 4
permanent dengan tingkat pelayanan sanitasi lingkungan terutama persampahan dan
air bersih yang belum optimal.
Blok 5:
Permukiman yang telah tertata dan terpola dengan tingkat pemenuhan prasarana dan
sarana yang mamadai cukup membuat kesenjangan yang tinggi dengan lingkungan
sekitar kawasan.
Kepadatan bangunan yang cukup tinggi terutama yang berbatasan langsung dengan
blok 01, dan beberapa bangunan dengan kualitas pencahayaan dan penghawaan Blok 5
yang tidak memadai.
Sebagian pemukiman tidak mendapat pelayanan air bersih (PAM) dengan
memnafaatkan sumur gali dengan kualitas yang kurang memadai (payau).
Blok 6:
Permukiman yang telah tertata dan terpola dengan tingkat pemenuhan prasarana dan
sarana yang mamadai cukup membuat kesenjangan yang tinggi dengan lingkungan
sekitar kawasan. Blok 5
Adanya pemanfaatan lahan yang tidak produktif lagi pada blok peruntukan ini menjadi
masalah utama selain membuat penurunan nilai estetika lingkungan juga kualitas
sanitasi lingkungan (adanya lahan bekas tambak)
Blok 6
Blok 7:
Adanya pemanfaatan lahan yang tidak produktif lagi pada blok peruntukan ini menjadi
masalah utama selain membuat penurunan nilai estetika lingkungan juga kualitas
sanitasi lingkungan (adanya lahan bekas tambak).
Mulai adanya koridor perdagangan yang berbatasan dengan bekas lahan tambak
yang kurang memperhatikan aspek kualitas lingkungan.
Blok 7
2. Potensi Penataan
Blok 01
Pemenuhan sarana kawasan (Mandi Cuci Kakus), air bersih, persampahan
Jalan lingkungan (inspeksi) sebagai jalan akses sudah ada dengan konstruksi tembok
Kemampuan ekonomi individu rendah sehingga terbatas kemampuan untuk membangun rumah layak huni secara
mandiri
Blok 02
Kemampuan ekonomi individu rendah sehingga terbatas kemampuan untuk membangun rumah layak huni secara
mandiri.
Peningkatan kualitas lingkungan berupa pembangunan prasarana baru dan peningkatan prasarana yang ada
guna menaikan nilai aksesibilitas kawasan
Pemenuhan sarana kawasan
Adanya lahan terbuka yang berpotensi untuk dijadikan RTH sebagai identitas pengikat lingkungan
Blok 03
Sudah ada jalur jalan setapak sebagai penguhubung menuju jembatan gantung, untuk ditingkatkan menjadi jalan
penguhubung (poros) menuju kawasan lain.
Sudah ada konstruksi jembatan gantung dengan kondisi yang tidak layak untuk dipakai bagi pengguna kendaraan
bermotor.
Blok 04
Ketersediaan lahan di kawasan yang berpotensi untuk pengembangan perumahan sesuai dengan arahan RDTR
Kota Sigli.
Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana lingkungan
Blok 05
Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana lingkungan
Penataan pintu gerbang masuk kawasan inti pentaan bagian utara yang berdampingan dengan Krueng Baro.
Blok 06
Perubahan fungsi atau menghidupkan kembali lahan tambak tersebut dengan wajah baru yang lebih menarik
sebagai lahan tujuan wisata memancing dan kuliner ditempat itu juga sehingga akan mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi dan mempunyai multifier effect bagi masyarakatnya.
Pengembangan jalur hijau di lokasi tertentu sebagai sabuk pengaman dan batas antara permukiman dengan
lahan tambak
Blok 07
Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana lingkungan
Pengembangan jalur hijau di lokasi tertentu sebagai sabuk pengaman dan batas antara permukiman dengan
lahan tambak
3. Konsep Pengembangan Fisik Kawasan
Konsep perencanaan fisik kawasan yang direncanakan merupakan bagian dari
rencana keseluruhan program penataan kawasan. Konsep perencanaan fisik ini
kemudian dibagi menjadi beberapa konsep detail kawasan yang secara
keseluruhan akan menjadi acuan dalam pengembangan kawasan ini dalam kurun
waktu lima tahun mendatang.
Pembangunan pusat lingkungan kawasan
Di kawasan ini, terdapat area TPU (Taman Pemakaman Umum) yang salah satu
batas yang berhubungan dengan tepi sungai. Untuk penataan kawasan TPU ini,
agar menjadi salah satu ruang terbuka sebagai tempat berkumpul masyarakat,
maka pada batas tepi sungai direncanakanlah ruang terbuka hijau yang dilengkapi
dengan sarana olahraga dan rekreasi. Dalam perencanaan penataan RTH ini, yang
menjadi pusat adalah daerah tepi sungai yang menjadi salah satu tempat
beraktivitas dan berinteraksi sosial serta relaksasi.