Anda di halaman 1dari 6

PANAS JENIS ZAT PADAT

(F-1)
I. Tujuan Percobaan
• Untuk menentukan panas jenis dari zat padat (logam)

II. Alat-alat percobaan dan fungsinya


1. Kalorimeter dengan pengaduk
Berfungsi untuk mengukur kalor pada kegiatan praktikum ini
2. Termometer
Berfungsi untuk mengukur suhu benda dan zat cair
3. Tabung takaran
Berfungsi untuk mengukur volume zat yang diperlukan
4. Silinder alumunium
Berfungsi sebagai logam yang akan diukur panas jenisnya
5. Balok kuningan
Berfungsi sebagai logam yang akan diukur kalor jenisnya
6. Benang
Berfungsi untuk mengikat logam dan mengangkatnya dari air
mendidih

III. Tinjauan Pustaka

Kalor merupakan suatu istilah yang sering dicampuradukkan dengan


suhu atau kadang-kadang dengan energi dalam. Jadi, kalor adalah energi dalam
yang di pindahkan dari suatu benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
rendah pada saat kedua benda dicampurkan. Satu kalori didefinisikan sebagai
jumlah kalor yang ketika diberikan pada 1 gram air yang akan menaikkan suhu air
tersebut 1 derajat celcius. Dalam SI, satuan kalor adalah joule (J), dimana
1 kalori = 4,184 J = 4,2 J
Ketika 1 kilokalori (4.180 J) kalor diberikan kepada 1 kg air, suhu air
akan naik 1 K (1 0C). Tetapi untuk menaikkan suhu 1 kg gliserin 1 derajat hanya
diperlukan kira-kira 2.510 J dan untuk menaikkan suhu 1 kg aluminium satu

1
derajat hanya diperlukan 900 J. Kalor jenis didefinisikan sebagai kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 Kelvin ( 1 0C). Kalor
jenis diberi lambang c.

Jadi, c air = 4.180 J/kg K, c gliserin = 2.510 J/kg K dan c aluminium = 900 J/kg K.

Kapasitas kalor didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk


menaikkan suhu seluruh benda sebesar 1 derajat celcius. Kapasitas kalor
dinyatakan dalam J/K atau J/oC.
Dalam suatu eksperimen, jika terdapat sistem A dan sistem B dimana
sistem A temperaturnya lebih tinggi dari sistem B. ketika kedua sistem tersebut
disatukan, maka akan diperoleh suatu kesetimbangan termal dimana suhu A turun
dan suhu B naik. Para ahli menyimpulkan bahwa sistem A kehilangan panas yang
mengalir ke sistem B. Peristiwa ini disebut dengan aliran panas atau perpindahan
panas dari A ke B. pada mulanya, yang dianggap berpindah tersebut disebut
dengan kalorik yaitu sesuatu zat alir yang tidak berbobot dan tidak dapat dilihat.
Setelah abad ke 18 dan 19, teori ini digantikan dengan teori bahwa aliran panas
tersebut berupa perpindahan energi.
Logam yang dipanaskan akan mengalami kenaikan suhu. Energi panas
(kalor) yang diperlukan untuk menaikan suatu massa logam disebut dengan panas
jenis yang dilambangkan dengan cz.
Besarnya energi panas dapat diukur dengan kalorimeter dan
kalorimeter ideal tidak menyerap panas dari lingkungan. Akan tetapi, pada
kenyataannya, kalorimeter menyerap sejumlah energi panas dari lingkungan.
Sehingga kapasitas kalorimeter harus diperhitungkan. Apabila kalorimeter diisi air
dengan massa ma dan suhu T1 yang sama dengan suhu kalorimeter. Kemudian di
dalamnya dimasukkan logam bermassa mz dengan suhu T2, maka akan terjadi
kesetimbangan termal pada suhu T3. Perpindahan panas ke lingkungan bernilai
kecil sehingga dapat diabaikan. Dalam kasus ini dianggap T2 > T1, sehingga logam
melepaskan kalor ke air dan kalorimeter.

2
Berdasarkan asas black diperoleh persamaan :
Σ Qlepas = Σ Qterima
mz cz ( T2 - T3 ) = ma c ( T3 – T1 ) + C ( T3 – T1)
mz cz ( T2 – T3 ) = ( ma c + C ) ( T3 – T1 )
cz = ( ma c + C ) ( T3 – T1 )
mz ( T2 – T3 )
keterangan :
c = Panas jenis zat padat ( Kal / g ºC )
C = Kapasitas panas Kalorimeter ( Kal / ºC )
cz = Panas jenis zat padat ( Kal / g ºC )
Proses perpindahan panas dapat terjadi dengan 3 cara yaitu ; secara
konduksi, konveksi, dan radiasi.
 Konduksi adalah proses perpindahan kalor dari suatu zat
yang suhunya tinggi ke suhu yang rendah tanpa disertai perpindahan partikel.
 Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu
bagian fluida ke bagian fluida lainnya oleh pergerakan fluida itu sendiri akibat
perbedaan massa jenis.
 Radiasi adalah proses perpindahan kalor dalam bentuk
gelombang elektromagnetik.

II. Prosedur Percobaan


1. Menimbang massa balok alumunium dengan neraca O’Hauss
2. Mengisi kalorimeter dengan 100 cm3 air dengan menggunakan
tabung takaran. Biarkan sesaat. Kemudian mengukur suhunya.
3. Memanaskan balok alumunium dengan mencelupkannya ke dalam
air mendidih selama 5 menit, kemudian mengukur suhu air
tersebut.
4. Mengambil balok alumunium tersebut keringkan dan masukkan
dengan cepat ke dalam kalorimeter
5. Mengaduk dengan teratur sampai diperoleh suhu setimbang
6. Mengulangi percobaan untuk volume air 200 cm3

3
7. Mengulangi prosedur diatas untuk balok besi
III.Tugas Pendahuluan
Soal :
1. Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan asas Black dan
dari percobaan, mana penerima panas dan pelepas panas !
2. Turunkan persamaan di atas dan jelaskan !
3. Jelaskan dengan singkat apa perbedaan antara konduksi, konveksi,
dan radiasi !
4. Jelaskan mengapa suhu awal kalorimeter harus sama dengan suhu
air !
5. Apa yang dimaksud dengan suhu kesetimbangan ?
6. Jelaskan arti fisis dari cz untuk alumunium dan besi dan tuliskan
harga panas jenis literatur !

Jawab :
1. Asas Black berbunyi
“ Apabila dalam kondisi adiabatis dicampurkan dua macam zat yang mula-
mula berbeda suhunya sampai mencapai suatu kesetimbangan termal, maka
jumlah kalor yang dilepaskan benda bersuhu tnggi sama dengan jumlah kalor
yang diterima benda bersuhu rendah ”
dalam percobaan yang bertindak sebagai penerima panas adalah air dan
kalorimeter dan yang bertindak sebagai pelepas panas adalah logam.

2. Berdasarkan asas Black, diperoleh persamaan :

Qlepas = Qditerima
mz cz ( T2 - T3 ) = ma c ( T3 – T1 ) + C ( T3 – T1)
mz cz ( T2 – T3 ) = ( ma c + C ) ( T3 – T1 )
cz = ( ma c + C ) ( T3 – T1 )
mz ( T2 – T3 )

4
karena kalorimater masih menyerap kalor dari lingkungan, maka kapasitas
kalor pada kalorimeter harus diperhitungkan.
3. Konduksi => perpindahan panas dari suatu titik ke titik lain dari suatu
benda dimana benda tersebut tidak ikut berpindah
molekulnya.
Konveksi => perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain dimana
molekul zat tersebur ikut berpindah
Radiasi => perpindahan panas dalam bentuk gelombang
elektromagnetik tanpa memerlukan medium
4. Suhu awal kalorimter harus sama dengan suhu air agar tidak terjadi aliran
panas dari kalorimeter ke air dan sebaliknya, sehingga aliran panas hany
terjadi dari logam sehingga kalor jenis logam dapat diketahui dengan
tepat.
5. Suhu kesetimbangan adalah suhu yang diperoleh setelah mencampurkan
dua zat yang berbeda temperaturnya hingga suhu kedua zat sama.
6. Kalor jenis ( cz ) alumunium yaitu kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu 1 gram alumunium sebesar 1 oC.
Kalor jenis ( cz ) besi yaitu kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1
gram besi sebesar 1 oC.
Kalor jenis Alumunium : 0,217 Kal / g oC
Kalor jenis besi : 0,113 Kal / g oC

5
DAFTAR PUSTAKA

Zemansky, Mark W. 1957. Heat and Thermodinamics. Tokyo : Japan

Zemansky, Sears. 1982. Fisika untuk Universitas. Bandung : Binacipta

Operation, Ganesha. 2000. Intensif Program Study IPA. Bandung : Ganesha

Operation

Anda mungkin juga menyukai