Anda di halaman 1dari 2

Nomor : Put.02288/PP/M.

IV/16/2004
Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai
Tahun Pajak : 2000  

Pokok Sengketa
Koreksi Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang   Menurut
Terbanding
Koreksi dilakukan karena adanya penyerahan/penjualan Barang Kena Pajak berupa spareparts kepada
cabang yang tidak dilaporkan Pemohon sebesar Rp. 1.368.913.320,00.

Sesuai dengan Pasal 1 huruf c angka (1) f Undang-undang Nomor 11 Tahun 1994 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan jasa Dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah disebutkan "Yang termasuk dalam pengertian Barang Kena Pajak adalah penyerahan Barang
Kena Pajak dari pusat kecabang sehingga atas kegiatan yang
dilakukan Pemohon berdasarkan keterangan tersebut termasuk dalam pengertian penyerahan Barang
Kena Pajak yang harus dipungut Pajak Pertambahan Nilai seperti yang dimaksud dalam Pasal 1 Undang-
undang Nomor 11 Tahun 1994.

  Menurut Pemohon Banding


Atas penyerahan spareparts dari kantor pusat ke cabang rnerupakan mekanisme internal sehingga atas
penyerahan tersebut tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai di pusat, namun di cabang Pajak
Pertambahan Nilai atas spareparts sebesar 10% telah dibayar penuh ke KPP setempat.

Atas penyerahan Barang Kena Pajak dari cabang/kantor after sales & service kepada konsumen
langsung, Pajak Pertambahan Nilai telah dipungut dan disetor masing-masing cabang dan dilaporkan ke
KPP setempat.

  Pendapat Majelis
Berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan terungkap fakta-fakta bahwa Terbanding telah
melakukan koreksi Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp.1.368.913.320,00 yaitu atas pengiriman berupa
spareparts elektronik yang dilakukan Pemohon kepada cabang-cabangnya.

Mengenai pengiriman spareparts elektronik tersebut Terbanding berpendapat sebagai penyerahan


Barang Kena Pajak yang terutang Pajak Pertambahan Nilai tetapi Pemohon berpendapat penyerahan
tersebut tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai.

Berdasarkan penelitian data yang terdapat dalam berkas banding serta penjelasan yang diberikan kedua
belah pihak dalam persidangan terbukti bahwa atas penyerahan dari pusat ke cabang tersebut tidak
dipungut Pajak Pertambahan Nilai¬nya.

Majelis berpendapat bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 huruf d angka (1) f, penyerahan yang
dilakukan dari pusat ke cabang adalah penyerahan Barang Kena Pajak yang terutang Pajak Pertambahan
Nilai, sehingga harus dibuatkan Faktur Pajak dan dilaporkan sebagai Pajak Keluaran dalam Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, karennya koreksi yang dilakukan Terbanding sudah
benar dan tetap dipertahankan.

Pendapat Pribadi

Saya sependapat dengan pernyataan Majelis hakim, karena setiap penyerahan barang kena pajak yang
memenuhi syarat seperti diamanatkan Pasal 1 huruf d angka (1)f harus dipungut PPN, meskipun
dilakukan antar cabang. Pemohon banding kurang memiliki peraturan perpajakn yang luas dan
komprehensif sehingga tidak mengerti arti dari Undang-undang ini.

Anda mungkin juga menyukai