Anda di halaman 1dari 11

Pembelajaran Multimedia:

Dilema Antara Kebutuhan


dan Keterbatasan
Multimedia Learning : A Dilemma between Necessity
and Limited Resources

LIDIA HERUNINGSIH SAMBETA


NPM: …………….

PROGRAM PASCASARJANA SAINS


UNIVERSITAS TADULAKO
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistemastis, yang dilakukan
orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik
agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan
(Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan
sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya
(jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (M.
Ngalim Purwanto, 2002:10). Dengan kata lain pendidikan adalah kegiatan
berupa dorongan, ajaran, ataupun motivasi yang dilakukan oleh pendidik
(orang tua, guru, dsb) kepada peserta didik (anak, murid, dsb) agar
memperoleh pengetahuan atau wawasan mengenai hal-hal yang berguna
bagi kehidupannya di masa depan.

Dalam pengertian luas Pendidikan adalah hidup (segala pengalaman


belajar yg berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu
proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat
sejak manusia lahir), sedangkan dalam pengertian sempit Pendidikan adalah
sekolah (pengajaran yang di selenggarakan disekolah sebagai lembaga
pendidikan formal, segala pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap anak
dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang
sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-
tugas sosial mereka).1

Pendidikan merupakan unsur penting di dalam bangsa ini. Memegang


peranan utama dalam memajukan kesejahteraan dan peradaban rakyat.

1
http://www.tugaskuliah.info/2009/12/makalah-pengertian-dan-unsur-unsur.html

Pembelajaran Multimedia: Dilema Antara Kebutuhan dan Keterbatasan Page 1


Tanpa pendidikan, bangsa kita kemungkinan masih berada di dalam
penjajahan. Pendidikan adalah pilar penopang tegaknya kesatuan bangsa ini.

Proses Pendidikan tidak bisa lepas dari proses belajar-mengajar


(teaching-learning process), baik di pendidikan formal maupun non-formal.
Pada perkembangannya saat ini, proses tersebut telah berevolusi sedemikian
rupa menjadi suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik yang
melibatkan banyak unsur diantarannya (1) subyek yang dididik; (2) orang yang
mendidik; (3) interaksi antara pendidik dan peserta didik; (4) arah tujuan
didikan tersebut; dan (5) pengaruh yang diberikan di dalam didikan tersebut.2

Evolusi pendidikan tidak hanya menyangkut pelaku pendidikan ataupun


materi didik yang diberikan, namun evolusi pendidikan telah jauh masuk
sampai kepada cara dan teknik pembelajaran yang interaktif dari pendidik
kepada peserta didik. Penggunaan multimedia sebagai sarana pembelajaran
muncul sebagai inovasi teranyar dalam upaya meningkatkan kualitas ajar dan
kualitas daya serap peserta didik.

Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih


media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi
secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu:
multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu
multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat
dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan),
contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang
dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran
interaktif, aplikasi game, dll3

2
http://robiah.blogmalhikdua.com/2008/12/21/pengertian-dan-unsur-pendidikan/
3
http://ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-pengembangan-multimedia-
pembelajaran/

Pembelajaran Multimedia: Dilema Antara Kebutuhan dan Keterbatasan Page 2


Pembelajaran multimedia (multimedia learning) adalah nama umum
yang digunakan untuk menggambarkan teori kognitif dari pembelajaran
multimedia.4 Teori ini meliputi prinsip-prinsip pembelajaran dengan
menggunakan multimedia. Ketika belajar dengan multimedia otak secara
bersamaan harus menyandikan dua jenis informasi yang berbeda,
rangsangan stimulus auditori dan visual. Orang mungkin mengira bahwa
sumber-sumber informasi yang bersaing akan cenderung untuk membanjiri
atau membebani pelajar. Namun, penelitian psikologis menunjukkan bahwa
informasi verbal sebenarnya lebih baik diingat jika disertai oleh citra visual. 5
Baddeley dan Hitch mengusulkan teori memori kerja pada tahun 1974 yang
memiliki dua subkomponen sebagian besar independen yang cenderung
bekerja secara paralel - satu visual dan satu verbal / akustik. 6 Hal ini
memungkinkan kita untuk memproses informasi secara simultan yang
berasal dari mata dan telinga. Jadi seorang pelajar tidak perlu kewalahan
atau kelebihan beban dengan instruksi multimodal, dan dapat sebenarnya
bermanfaat.

Tidak lagi mengherankan bahwa penggunaan multimedia telah menjadi


primadona baru dalam pembelajaran di sekolah (pendidikan formal). Namun
evolusi ini bukan tanpa pengorbanan. Pembelajaran Multimedia juga
menimbulkan masalah baru yang kompleks didalam kelas. Guru sebagai
pendidik kurang memiliki kompetensi yang baik atas penggunaan multimedia
sebagai sarana belajar, sekolah tidak menyediakan sarana yang memadai
untuk mewujudkan pembelajaran multimedia yang berkualitas, dan kurikulum
tidak disusun dengan apik untuk menyokong penggunaan multimedia.

Masalah ini muncul sebagai dilema yang membuat sebagian besar


guru (apalagi di daerah terpencil-minim sarana) memilih untuk menggunakan
4
Mayer, R. E.; R. Moreno (1998). "A Cognitive Theory of Multimedia Learning: Implications for Design
Principles"
5
Paivio, A. (1971). Imagery and verbal processes. New York: Holt, Rinehart, and Winston.
6
Baddeley, A.D.; G.J. Hitch (1974). "Working Memory". in Bower, G.A.. The psychology of learning
and motivation: advances in research and theory. 8. New York: Academic Press. pp. 47–89

Pembelajaran Multimedia: Dilema Antara Kebutuhan dan Keterbatasan Page 3


cara mengajar konvensional (verbal-teaching method), yang untuk sebagian
besar materi ajar, sangatlah tidak efektif. Pada kenyataannya tidaklah efektif
mengajar kan sistem tata surya dan pergerakan planet-planet tanpa
menampilkan gambar/video tentang tata surya tersebut.

Pembelajaran Multimedia berada di antara dua pilihan, kebutuhan akan


efektifitas dan tinggi nya daya serap peserta didik atau keterbatasan sumber
daya (manusia dan sarana).

Pembelajaran Multimedia: Dilema Antara Kebutuhan dan Keterbatasan Page 4


BAB II
PEMBAHASAN
Prestasi belajar siswa di sekolah sering diindikasikan dengan
permasalahan belajar dari siswa tersebut dalam memahami materi. Indikasi ini
dimungkinkan karena faktor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan siswa
sendiri tidak merasa termotivasi di dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Sehingga menyebabkan siswa kurang atau bahkan tidak memahami
materi yang bersifat sukar yang di berikan oleh guru tersebut.

Kecenderungan pembelajaran yang kurang menarik ini merupakan


hal yang wajar di alami oleh guru yang tidak memahami kebutuhan dari siswa
tersebut baik dalam karakteristik, maupun dalam pengembangan ilmu. Dalam
hal ini peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk
memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta
didik bukan hanya pembelajaran berbasis konvensional. Pembelajaran
yang baik dapat ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta
hubungan komunikasi antara guru, siswa dapat berjalan dengan baik.

Berangkat dari hal tersebut multimedia interaktif dalam kelas


dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses komunikasi di dalam
pembelajaran akan lebih bermakna (menarik minat siswa dan memberikan
kemudahan untuk memahami materi karena penyajiannya yang interaktif),
jika memanfaatkan berbagai media sebagai sarana penunjang kegiatan
pembelajaran. Dari segi pengertian, multimedia interaktif dapat di artikan
sebagai kombinasi berbagai unsur media yang terdiri dari teks, grafis, foto,
animasi, video, dan suara yang disajikan secara interaktif dalam media
pembelajaran.

Secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan,


antara lain:

Pembelajaran Multimedia: Dilema Antara Kebutuhan dan Keterbatasan Page 5


1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar.
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &
menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton,

1985:

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar

2. Pembelajaran dapat lebih menarik


3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan


6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan
8. Peran guru berubahan kearah yang positif
Dari paparan di atas dapat ditarik penjelasan yang lugas bahwa
pembelajaran multimedia bukanlah suatu pilihan di dalam mengembangkan
proses belajar-mengajar yang efektif dan berkualitas. Pembelajaran
meultimedia seharusnya dan sepantasnya menjadi prioritas, mengingat
efektifitas tinggi yang ditawarkan dan kualitas daya serap yang baik bagi
peserta didik, seperti digambarkan pada tabel di bawah ini

Pembelajaran Multimedia: Dilema Antara Kebutuhan dan Keterbatasan Page 6


Tabel 1.1. tabel tingkat kebutuhan multimedia sebagai sarana pembelajaran7

Jika pembelajaran multimedia tidak lagi menjadi suatu pilihan


melainkan suatu prioritas, maka keterbatasan sumber daya (limited resources)
haruslah menjadi tantangan yang disiasati sedemikian rupa oleh unsur-unsur
sekolah. Disiasati dalam artian, keterbatasan sumber daya tidak boleh
menjadi penghalang bagi pendidik untuk menggunakan multimedia sebagai
sarana pembelajaran.

Guru memegang peran penting dan strategis dalam


proses pembelajaran. Proses pembelajaran sebagai suatu
aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa
berkaitan langsung dengan aktivitas guru, baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Sebagai suatu sistem kegiatan, proses pembelajaran selalu
melibatkan guru. Keterlibatan guru tersebut mulai dari pemilihan dan
pengurutan materi pembelajaran, penerapan dan penggunaan metode
pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pembimbingan belajar,
sampai pada kegiatan pengevaluasian hasil belajar.

Berkaitan dengan peran tersebut, suatu proses pembelajaran akan


berlangsung secara baik jika dilaksanakan oleh guru yang memiliki kualitas

7
http://ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-pengembangan-multimedia-
pembelajaran/

Pembelajaran Multimedia: Dilema Antara Kebutuhan dan Keterbatasan Page 7


kompetensi akademik dan profesional yang tinggi atau memadai. Oleh
karena itu, peningkatan mutu pendidikan diupayakan melalui pengutamaan
peningkatan mutu guru. Selengkap dan secanggih apa pun prasarana
dan sarana pendidikan, tanpa didukung oleh mutu guru yang baik, prasarana
dan sarana tersebut tidak memiliki arti yang signifikan terhadap peningkatan
mutu pendidikan.

Peningkatan kualitas dan penguasaan guru terhadap pembelajaran


multimedia dapat disiasati melalui in house training yang difasilitasi oleh guru-
guru senior atau pun mengundang guru-guru dari sekolah percontohan.
Sasaran dari in house training ini adalah untuk memberikan strategi-strategi
baru bagi guru untuk lebih kreatif dan spesifik dalam menyampaikan materi
ajar.

Sarana untuk menyajikan pembelajaran multimedia juga memegang


peranan penting baik bagi pendidik maupun peserta didik. Masih ada
pendidik yang belum bisa secara maksimal mengoperasikan perangkat
multimedia, lebih lagi masih ada sekolah yang belum bisa menyediakan
perangkat multimedia yang dibutuhkan.

Keterbatasan sumber daya sarana haruslah disiasati pula. Bila


peningkatan anggaran sekolah untuk sarana-sarana multimedia yang baru
belum bisa menjadi solusi permanen, maka guru haruslah kreatif memberikan
pembelajaran berupa gambar, ilustrasi ataupun seni peran. Pembelajaran
multimedia seperti ini tidaklah memerlukan sarana yang mahal.

Pembelajaran Multimedia: Dilema Antara Kebutuhan dan Keterbatasan Page 8


BAB III
KESIMPULAN
Pembelajaran multimedia saat kini menjadi primadona dalam
proses belajar-mengajar karena terbukti secara efektif meningkatkan daya
serap peserta didik. Selain itu pembelajaran multimedia memegang peranan
penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran, karena efek visual dan audio
yang bergerak bersama-sama memberikan pemahaman menyeluruh pada
peserta didik.
Pembelajaran multimedia tidak bisa menjadi pilihan bagi guru,
melainkan prioritas penting. Oleh karena itu, keterbatasan sumber daya
haruslah disiasati sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menikmati
pembelajaran multimedia demi kualitas pembelajaran yang baik.
Keseriusan pemerintah dan pihak otoritas sekolah juga menjadi isu
penting yang tidak dibahas di sini, namun secara sadar penulis mengerti
bahwa pemerintah diharapakan dapat memberikan perhatian khusus
terhadap pembelajaran multimedia sebagai terobosan bagi pendidikan di
negerti ini

Daftar Rujukan
Anas, Yusuf. (2007). Pembelajaran dan Instruksi pendidikan.
Yogyakarta: IRCiSoD.

Setiyono, Bambang Dwi. (2008). Pengembangan Pembelajaran Dengan


Menggunakan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Yang
Berkualitas. Semarang: http://luarsekolah.blogspot.com

Ariasdi. (2008). Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran.


http://ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-
pengembangan-multimedia-pembelajaran/

Pembelajaran Multimedia: Dilema Antara Kebutuhan dan Keterbatasan Page 9


Robiah. (2008). Pengertian dan Unsur Pendidikan.
http://robiah.blogmalhikdua.com/2008/12/21/pengertian-dan-unsur-
pendidikan/

Ade Tri Saptadi, dkk. (2009). Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan.


http://www.tugaskuliah.info/2009/12/makalah-pengertian-dan-unsur-
unsur.html

Mayer, R. E.; R. Moreno (1998). "A Cognitive Theory of Multimedia Learning:


Implications for Design Principles"

Paivio, A. (1971). Imagery and verbal processes. New York: Holt, Rinehart,
and Winston.

Baddeley, A.D.; G.J. Hitch (1974). "Working Memory". in Bower, G.A.. The
psychology of learning and motivation: advances in research and theory.
8. New York: Academic Press

Pembelajaran Multimedia: Dilema Antara Kebutuhan dan Keterbatasan Page 10

Anda mungkin juga menyukai