Anda di halaman 1dari 5

L.O.

Kattsoff; tentang nilai

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Filsafat Nilai“

Oleh :
M. Ahsantu Dhoni E01207009

JURUSAN AQIDAH FILSAFAT

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2010
Nilai
Nilai sesuatu yang abstrak, sulit untuk digambarkan dengan kata-kata. Kattsoff
mencoba menjelaskan pengertian nilai melalui term-term yang berkenaan dengan
persoalan nilai. Kattsoff memberikan empat macam arti nilai:
 Mengandung nilai mengandung arti berguna
 Merupakan nilai mengandung arti “baik”atau “benar” atau “indah”
 Mempunyai nilai tertentu, mengandung arti merupakan obyek keinginan,
mempunyai kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap
menyetujui atau mempunyai sifat nilai tertentu.
 Memberi nilai, mengandung arti memutuskan bahwa sesuatu hal itu diinginkan
atau mewujudkan suatu nilai
Filsafat Nilai
Ilmu yang mempelajari tentang nilai ialah aksiologi, atau dikenal dengan filsafat
nilai. Pengertian aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axios. Dari kata axios ini
lahir istilah aksiologi yang dipakai untuk menyebut istilah filsafat nilai. Jadi aksiologi
dimaksudkan sebagai ilmu yan menyelidiki tentang hakikat nilai, pada umumnya
ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Di dunia ini terdapat banyak cabang
pengetahuan yang bersangkutan dengan masalah-masalah nilai yang khusus seperti,
ekonomi, estetika, etika, filsafat agama, dan epistemologi. Epistemologi bersangkutan
dengan masalah kebenaran. Etika bersangkutan dengan masalah kebaikan (dalam arti
kesusilaan), dan estetika bersangkutan dengan masalah keindahan.
Baik dan nilai
Penggunaan makna nilai tidak bisa dipakai dengan setara pada semua hal, tetapi
lebih pada melihat konteks yang ada. Seperti kata “baik” dalam contoh kalimat berikut
akan memberikan sekilas gambaran tentang perbedaan makna kata “baik”;
a) Pembelian ini baik
b) Ia orang baik
c) Ini Pisau baik
d) Kiranya baik menjadi orang sehat
Dalam kalimat yang tersaji diatas terkandung kata “baik” yang memiliki
berbagai macam makna, dan akan hancur ketika dimaknai dengan makna yang setara;
Contoh a, “Pembelian ini baik” maknanya nilai uang yang dikeluarkan untuk
melakukan pembelian lebih rendah daripada nilai barang yang dibelinya.
Contoh b, “Ia orang baik” maknanya peri kehidupan seseorang yang patut
dihargai ditinjau dari segi kesusilaan.
Contoh c, “Ini pisau baik” maknanya bahwa pisau yang baik adalah pisau yang
bernilai atau yang berguna jika kita hendak mengiris sesuatu.
Contoh d, “kiranya baik menjadi orang sehat” maknanya memberi penghargaan
kepada kesehatan atau mengatakan bahwa kesehatan itu bernilai dan diberi nilai.
Nilai Intrinsik dan Nilai Instrumental
Macam-macam nilai timbul karena nilai itu dapat mempunyai arti yang berbeda-
beda, serta digunakan untuk bentuk yang berbeda-bedapula. Dalam hal ini Kattsoff
menyebutkan dua macam nilai, yaitu nilai intrinsik dan nilai instrumental.
Nilai intrinsik adalah suatu sifat baik atau bernilai di dalam dirinya sendiri dari
benda yang bersangkutan. Nilai intrinsik ini masing-masing disamakan dengan nilai
yang melekat dalam dirinya terlepas dari penilaian orang.
Nilai instrumental atau nilai ekstrinsik, yaitu suatu sifat baik atau bernilai dari
suatu benda sebagai suatu alat atau sarana untuk sesuatu hal yang lain atau nilai yang
baru diketahui setelah barang tersebut digunakan. Nilai instrumental sering disamakan
dengan nilai kegunaan. Untuk menentukan berniali tidaknya dalam nilai instrumental
adalah dengan mengetahui seberapa jauh fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan
tertentu.
Dalam mendalami masalah nilai Kattsoff membagi nilai menjadi 4 hal, yaitu;
1. Nilai merupakan kualitas empiris yang tidak dapat di definisikan terdapat
beberapa unsur:
Kualitas melukiskan suatu obyek
Kualitas merupakan sesuatu yang dapat disebutkan dalam suatu obyek. Dan
kualitas merupakan bagian dari sesuatu barang yang dapat melukiskan. Seperti
“pisang itu kuning”
Kualitas-kualitas empiris
Kualitas empiris dapat diketahui melalui pengalaman. Seperti “kuning” tidak
dapat didefinisikan dengna kata-kata, kalaupun bisa akan sulit untuk difahami.
Sehingga harus melihat langsung dengan mata kepala untuk dapat mengetahui
warna kuning.
Pikir Naturalistik
Nilai tidak dapat didefinisikan, bagi Moore dan Ewing maksudnya ialah sekadar
bahwa nilai tidak dapat dipersamakan dengan pengertian-pengertian yang setara.
Melainkan langsung menunjukkan contohnya.
Pemahaman atas kulitas-kualitas nilai
Kualitas-kualitas nilai dapat difahami ketika diamati, dialami atau dirasakan
langsung. Seperti “rasa nikmat” bagi yang mengalami dan merasakan hanya
mampu mengatakan saja, sedangkan bagi pendengar akan bingung jika tidak pernah
mengalami ataupun merasakan.
Verifikasi melalui pengalaman
Nilai merupakan pengertian jenis bagi kualitas-kualitas empiris yang bercorak
tertentu. Sehingga perlu diverifikasi sesuatu dengan nilai yang melekat kepadanya.
Seperti “A wanita cantik” atau “B wanita jelek”.
Tolak ukur kajian terhadap nilai
Ukuran nilai tidak dapat didefinisikan maksudnya suatu nilai tidak dapat
digambarkan dengan lain hal, tetapi harus dialami.
2. Nilai sebagai obyek suatu kepentingan terdapat beberapa unsur:
Setiap nilai menyangkut sikap
Sering orang tidak sepakat mengenai nilai (karena terkait masalah selera).
Sehingga paling tidak ada tiga macam kemungkinan tentang penilaian;(1)setuju
atau menentang sama sekali tidak berkaitan dengan masalah nilai. (2)sikap tersebut
bersangkutan dengan yang tidak hakiki. (3)sikap tersebut merupakan “sumber
pertama serta ciri yang tetap dari segenap nilai”
Nilai ialah kepentingan
Menurut Perry, setiap obyek dapat memperoleh nilai, jika pada suatu saat
berhubungan dengan subyek-subyek yang mempunyai kepentingan. Maksudnya
jika seseorang mempunyai kepentingan pada suatu apapun, maka hal tersebut
mempunyai nilai.
Sejumlah keberatan yang dapat diajukan
Sesuatu bernilai bukan karena orang mempunyai kepentingan padanya,
melainkan karena alasan-alasan yang lain atau untuk memenuhi suatu maksud
tertentu, dan kepentingan yang terkandung didalamnya menunjukkan bahwa
sesuatu tersebut dapat dipakai untuk memenuhi maksud (kepentingan orang).
3. Teori Pragmatis mengenai nilai terdapat beberapa unsur:
Nilai sebagai hasil pemberian nilai
Menurut Dewey, nilai bukanlah sesuatu yang dicari untuk ditemukan; “nilai
bukanlah suatu kata benda atau bahkan juga kata sifat. Masalah nilai sesungguhnya
terpusat di sekitar perbuatan memberi nilai.
Hubungan sarana - tujuan
Menurut Dewey, masalah yang sebenarnya ialah pemberian nilai secara tepat,
dan yang demikian itu bersangkutan dengan campur tangan secara aktif atau
tanggapan-tanggapan yang didasarkan fakta serta tujuan-tujuan yang terbayang.
Sarana dan tujuan tidak terpisahkan
Kembali Dewey mengingatkan antara sara dan tujuan tidak bisa dipisahkan.
Dengan kata lain tidak hanya mempertimbangkan tujuan dengan menggunakan
berbagai macam sarana, karena sarana yang dimunculkan juga memberikan akibat-
akibat yang berbeda-beda.
Nilai-nilai yang diciptakan oleh situasi kehidupan
Pemberian nilai seperti halnya semua proses akali, bermula pada suatu keadaan
yang didalamnya terdapat ketegangan dan tiadanya ketertiban.
Ketidaksepakatan mengenai nilai-nilai
Dewey mengatakan, bahwa ketidaksepakatan mengenai nilai-nilai ada dua
macam, ketidaksepakatan faktual dan ketidaksepakatan semu.
4. Nilai sebagia esensi terdapat beberapa unsur:
Keberadaan nilai-nilai dari sudut ontologi
Kaum pragmatis berkata, sesungguhnya nilai-nilai merupakan hasil ciptaan yang
tahu (subyek yang mengetahui). Sedangkan bagi kaum idealis mengatakan, nilai
sebagai satuan-satuan yang merupakan kenyataan-satuan-satuan yang sejak
semulasudah terkandung dalam susunan kenyataan itu sendiri.
Nilai sebagai esensi
Sesungguhnya nilai-nilai ada dalam kenyataan, namun tidaklah bereksistensi.
Berhubung dengan itu nilai-nilai tersebut haruslah merupakan esensi-esensi, yang
terkandung dalam barang sesuatu serta perbuatan-perbuatan.

Esensi bukan merupakan kualitas


Sesungguhnya nilai-nilai dipahami secara langsung melalui apa yang dinamakan
“indra nilai”. Pengetahuan mengenai nilai bersifat a priori dalam arti tidak
tergantung pada pengalaman dalam arti kata yang biasa.

Anda mungkin juga menyukai