Anda di halaman 1dari 5

Tafakkur ( berpikir ) Sbg Salah Satu Pintu dan cara menuju Hidayah Allah SWT. Assalamu Alikum Wr Wb.

(Duduk dengarkan Azan) Alhamdulillahi Ladzi Halaal Insaana bil aqli wal Syuuri, Fabizaalika Farraqahum bisaairil Makhluqaat Hattaa AllamaLlahuu Bada ilmiihii Lianyasyaa, Liyahdiyanaa Ilaa Shiraathol Mustaqiim. Segala Puji dan Syukur Bagi Allah SWT yang telah menciptakan manusia yang memiliki akal, hati dan perasaan,yang dengannya sehingga manusia dibedakan dengan berbagai macam Mahluk ciptaan Allah, baik yang kita ketahui maupun yang tidak kita ketahui, Dengan perbedaan itu pula sehingga manusia dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil, antara cahaya dan kegelepan sampai Allah SWT mengajarkan kepada manusia sebagian IlmuNya dan memberikan petunjukNya untuk mengetahui dan mengamalkan agamaNya, Sesungguhnya Allah SWT menciptakan dan mengetahui segala sesuatu apapun yang ada dilangit dan di bumi,. Baik yang tersembunyi apalagi yang nyata dhohir.Sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw beserta keluarga para kerabat serta pengikutnya. Sidang Jumaat Yg Dimuliakan ALLAH ! 1. Berbagai Macam Cara dan Jalan Dalam mendapatkan Hidayah.

Ada berbagai macam cara dan jalan yang Allah berikan kepada seseorang untuk samapai kepada hidayah ataupun Hikmah dan marifat Allah SWT. Diantaranya adalah melalui peringatan peringatan ataupun cobaan cobaan seperti sakit, kecelakaan, kebahagiaan, kemiskinan, kekayaan ataupun kedudukan dan lain sebagainya, sebagai tanda bahwa Allah SWT senantiasa penuh perhatian terhadap seluruh hambaNya. Ada juga yang mendapatkan Hidayah disaat mendapatkan kenikmatan, jabatan ataupun peristiwa peristiwa sederhana lainnya, misalnya dengan menonton Film atau Sinotran yang mengandung pesan pesan Ilahiah. Tetapi perlu diketahui bahwa jalan hidayah semacam ini sering kali bersifat musiman atau periodik sehingga memerlukan perawatan kontinyutas, demikian juga intensitas pengaruhnya terhadap perombakan akhlak secara pribadi dan sosial kurang tajam dan kurang menyentuh.. Dalamkesempatan khutbah Jumat kali ini, Khaotib akan membahas tafakkur (berpikir) sebagai salah satu jalan dan cara yang paling dominan dalam mencapai dan menuju Hidayah dan petunjuk Allah Swt. Dengan mempelajari kitab Allah dan Sunnah Rasulullah saw. serta ilmu ilmu yang erat kaitannya degan agama islam, seorang manusia dapat membuka rahasia rahasia Allah swt, Sebab Allah swt memberikan manusia akal dan hati untuk dipakai berfikir dan bertafakkur sebagai salah satu jalan masuknya Hikmah yang kuat dan tidak periodik serta berintensitas tinggi. Allah SWT berfirman dalam S. Al-Imran ayat 18: yang artinya : bahwa Allah swt mempersaksikan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, begitu juga malaikat dan orang orang yang berilmu mempersaksikan hal itu dengan adil dan mantap. Menurut Yus Qaedawi dalam bukunya ( Al Saqaafatu Al dayah atau Kritik dan saran bagi para Pendakwah) menafsirkan ayat tersebut diatas dengan menyatakan bahwa dengan melihat urutan kata AlMalaikah dan Ulul Ilmi dalam ayat ini disejajarkan dengan menggunakan Wawu Atef diamana hukum Waw Atef menerangkan bahwa kata setelahnya selalu mengikuti hukum dari kata sebelumnya . Sehingga menurut Qardawi Malaikat dan orang orang yang berilmu memiliki derajat yang sama dalam kesaksiannya terhadap Allah swt. Semntara itu MH Ainun Najib berpendaat bahwa manusia itu lebih mulia dari pada Malaikat dengan dalil S. AlBaqarah yanng

berbunyi Wa Izqalaa rabbuka lil malaaikati Innii jaailun Fil Ardhi Khalifah,dst. Namun demikan tidak berarti bahwa pendapat awal lebih baik ataupun lebih benar dari pendapat kedua demikian juga sebaliknya, apalagi jika dikatakan bertentangan. Melainkan kedua pendapat tsb diatas saling mendukung dan menunjang bahwa Disaat manusia telah mencapai suatu titik batasan ilmu dari Allah swt maka orang berilmu tersebut dalam persaksian dan penghambaannya terhadap llah swt seajar dengan malaikat sebagaimana yang disinyalir dalam Al-Quran Saminaa Waa Athonaa yaitu patuh dan tunduk sepenuhnya. Namun demikian, dalam proses menuju pencapai tersebut, manusia lebih unggul dibanding malaikat karena manusia memiliki akal dan nafsu dlm proses penghambaannya untuk dikendalikan. Sedemikian pentingnya apa yang disebut tafakkur dan berpikir itu, sehingga Di dalam Al-Quran tidak kurang dari 130 ayat yang menghimbau agar kita menggunakan akal dan hati kita untuk bertafakkur dan kehinaan bagi orang orang yang tidak mau berpikir dan menggunakan akalnya, antara lain dalam S. Shaad, S. Azzaariyat, S. Yunus, S.Al-Furqaan, Alaraaf, Al Mulk dsb. Misalnya di dalam s. Al Baqarah ayat 269 Allah berfirman: Yutil Hikmata mantasyaa, Waman yutil hikmata Faqad uutiya khairan kashiiraa, Wamaa yazzakaru Illa ulul Al Abab.

Artinya : Allah mengabnugerahkan dan mengajarkan Al-Hikmah ( atau pemahaman tentang AlQuran dan Sunnah) kepada siapa yang dikehendakiNya Dan barang siapa yang tlh dianugerahi Al-hikmah maka benar benar tlh dianugerahi karunia yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang orang yang berakal. Dalam Ayat lain Allah berfirman: Aldziina yazkuruunallaaha Qiyaaman Waqu-uudan Wa Alaa junuubihim, Waatafakkaaruna Fi halqillaaahi dst,. Artinya : Bagi mereka yang senantiasa mengingat Allah swt, baik dalam keadaan berdiri maupun dalam keadaan duduk dan terbaring, Dan bagi mereka yang selalu memikirkan dan segala ciptaan Allah di langit dan di bumi, Sesungguhnya Allah sama sekali tidak menciptakan semua itu secara sia sia. 2 Menemukan suatu Hidayah dan Hikmah lebih baik dari pada menerima kebenaran dan hikmah dari orang lain dengan Taqlid ( Mengikut). Menemukan suatu hidayah dan hikmah dari hasil buah pikiran sendiri adalah jauh lebih baik dari pada menerima kebenaran dan hikmah dari orang lain sebab menerima dan menemukan suatu kebenaran adalah suatu hal yang berbeda seperti perbedaan antara kebiasaan beribadah dan kebutuhaan beribadah. Menerima kebenaran cukup dilakukan dengan bertaqlid ( Mengikut ) sedangkan menemukan kebenaran hanya dapat diperoleh melalui pemikiran yang mendalam atau tafakkur sebab kebenarann yang kita dapatkan melalui tafakkur ibarat mata air yang tak pernah kering sementara kebenaran yang kita peroleh dari hasil pemberian atau hasil mengikut ibarat hujan di musim kemarau. Menurut imam Al-Gazali dalam ihya ulumuddin perbedaannya seperti menimba air di sumur dengan mengambil sendiri sumber mata air di kaki gunung, niscaya jauh lebih jernih.

Ali ra berkata : Jangnlah kamu mengenal dan mengikuti kebenaran karena tokohnya, tertapi kenalilah kebenaran itu sendiri niscaya engkau akan mengenal tokohnya. Lukman Hakim pernah memberikan nasehat kepada anaknya tentang apa sebenarnya AL hikmah itu,.Lukaman Hakim berkata Hikmah itu adalah mendudukkan orang orang miskin ditempat para raja . Dimana orang miskin di masukkan kedalam Surga 1000 tahun hitungan tahun yang kita ketahui saat ini lebih awal,. Karena itulah rasulullah mengajarkan kepada ummatnya doa dan rasa Cinta thdp meraka yang miskin . Hal ini disebabkan, semakin banyak materi dan kenikmatan yang kita dapatkan di dunia ini, maka akan semakin banyak pula yang harus kita pertanggung jawabkan dihari akhir kelaq, sebagai mana yang dimaksud Rasulullah saw dlm suatu hadisyang masyhur bahwa tidaklah seorang hamba akan dibangkitkan dari kuburnya sebelum mempertanggung jawabkan tiga hal, pertama Umur, kedua ilmu dan ketiga hartanya. Dengan tiga hal kebaikan inilah manusia senantiasa diuji sbg mana Allah swt berfirman : Apa Hasibtum Antaquulu Aamanna wahum Laa Yuftanuun ??? Apakah kalian menyangkah kami akan membiarkan mereka menyatakan bahwa kami telah beriman sementara kami tidak menguji mereka ??? Dan didalam S. Al anbiyaa diterangkan bahwa manusia itu senantiasa diuji dengan kebaikan dan keburukan. Maka berbahagialah mereka yang yang dapat membaca dan memikirkan hal itu. 3. Sejarah Umar Nafkahkan sebahagian Kebunnya karena terlambat Sholat jamaah Ashor.

Pernah suatu kali, Umar Ibnu Khattab ra terburu buru menuju ke Mesjid untuk melakukan Sholat Ashor berjamaah, tetapi apa yang terjadi ketika sampai dimesjid, para jamaah ternyata sudah mulai beranjak pulang kerumah masing masing. Keterlabatan Umar Sholat berjamaah ini dikarena telah sibuk mengurusi kebun kuramanya. Setelah Sholat, Umar ra merenung sejenak kemudian berkesimpulan bahwa hartanya yang melimpah ternyata telah melalaikan dirinya dari beribadah kepada Allah SWT dengan baik dan sempurna sehingga Umar ra pun lalu memutuskan untuk menginfakkan setengah dari kebun kurmanya yang telah melalikannya tersebut. 4. Kembali kepersoalan Tafakkur dan Berpikir yang menjadi thema sentral .

Bahwa Berpikir dan Bertafakkur ternyata merupakan suatu cara dan proses dalam mencapai pelita hati. Karena itu pulalah sehingga jika hati itu tidak dihidupkan dgn zdikir dan mengingat Allah swt, maka hati akan gelap gulita. Rasulullah saw bersabda bahwa didalam jiwa sanubari setiap manusia terdapat segumpal hati yang jika ternoda akan menempel setetes noda hitam,semakin tertutup noda noda hitam akan semakin gelap hati tersebut, demikian juga sebaliknya. Orang orang yang serius berpikir dan bertafakkur akan mengantarkannya kepada Dzikir tentang berbagai maam dan jenis ciptaan Allah swt, tentang kebesaran dan karunianya yang tak terhitung jumlahnya, tentang sakratul maut dan siksaan kubur, api neraka ataupun minimal sekali tentang tujuan hidup yang sesungguhnya,Mereka yang terbiasa berbuat demikian niscaya akan mendapatkan pencerahan jiwa yang selanjutnya akan mengantarkannya kepada hidayah Allah swt. sebagai satu satunya pemilik cahaya langit dan bumi yang akan menerangi siapa saja yang dikehendakiNya. Oleh sebab itulah sehingga perlu kita merenungkan sejenak dan memikirkan sabda Rasulullah saw yang menyatakan bahwa Akan tiba kepada ummatku suatu zaman, dimana mereka cinta kepada 5 perkara dan melupakan 5 perkara lainnya, Yaitu : Cinta terhadap dunia, lupa kepada akhirat.cinta pada harta, lupa kepada perhitungan, .cinta terhadap makhluk,lupa

kepada sang kholiq,cinta kepada dosa, lupa kepada Taubat,dan terakhir cinta terhadap mahligai namun lupa terhadap kuburan.. Sedemikian pentingnya berpikir dan bertafakkur sehingga Rasulullah saw bersabda dlm suatu hadist : berpikir atau bertafakkur sejenak adalah jauh lebih baik dari pada beribadah satu tahun . walaupun Hadist ini Dhoif dalam sanadnya namun karena di dukung oleh banyaknya Ayat ayat Qothi, maka sangat perlu disamping karena Rasullah selalu khawatir dan ingin menyelamatkan ummatnya dari siksaan api neraka karena mereka telah diciptakan dengan kelebihan kelebihan dan mahluk lain tetapi tidak di daya gunakan sebagai mana mestinya seperti yang difirmankan Allh SWT dalam S. Al-Araaf ayat 179 yang artinya : Dan sesungguhnya kami ciptakan kebanyakan dari Jin dan manusia untuk isi neraka Jahnnam. Merreka mempunyai hati tetapi tidak digunakan untuk memahami ayat ayat Allah, mempunyai mata tidak digunakan untuk melihat tanda tanda kebesaran Allah, mempunyai telinga tetapi tidak dipakai untuk mendengarkan ayat ayat Allah. Mereka seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi. Mereka itu adalah orang orang yang lalai. Dr. Ir. Moh. Imanuddin dalam bukunya Kuliah Tauhid ketika menafsirkan Surat AlAraaf diatas menyatakan bahwa Hikmah atau Hidayah allah swt tidak akan diberikan oleh Alaah swt secara Cuma Cuma tetapi diberikan kepada mereka yang bersungguh sungguh menggunakan akal dan rasa yang dimilikinya. Yang dalam bahasaNur Cholish majid dalam bukunya Pintu pintu Menuju Tuhan menulis bahwa Al-Quran dari waktu ke waktu menggugat manusia untuk berpikir, merenung dan menggunakan akalnya. Hal ini tentunya sangat difahami, Karena Allah swt mereka yang berjiwa besar dan terbuka, suka mendengarkan pendapat orang orang lain kemudian mengikuti mana yang terbaik daripendapat itu, yang tentunya setelah terlebih dahulu melakukan kegiatan berpikir atau mengkaji dan memeriksa suatu pendapat atau pemahaman secara kritis dan teliti. Seorang Ulama besar yang bernama Hassan Al-Basyri pernah berkata : Tafkkur itu seperti cermin yang dapat menunjukkan Kebaikan dan kejahatan seseorang yang melakukannya, sehingga tidak berbangga dengan kebaikan yang diamalkannya dan tidak juga larut terus menerus thdp perbuatan jelek. Dengan cermin itupula, seorang yang terbiasa berpikir dan tafakkur akan menyingkap baju kebesaran Allah, melihat tanda tanda karunianya baiksecara samar maupun nyata

6. Sidang jumaat yang di Muliakan Allah,Dalam khutbah kedua ini, setidaknya ada beberapa kesimpulan yang mungkin dapat ketika petik bersama, diantaranya Kesimpulan : 1. Allah swt dalam memberikan petunjuk kpd hambanya mealui berbagai macam sebab dan cara yang berbeda. Ada sebab sebab yang terkadang tidak diketahui oleh manusia dan ada sebab sebab yang melibatkan irodhoh dan usaha manusia itu sendiri. 2. Salah satu cara yang melibatkan usaha manusia dalam mendapatkan hidayah adalah Melatih diri utk memikirkan ayats Allah dan segala ciptaannya. Misalnya Allah berfirman : Lauw Aamanuu ahlul Qurrah Lapatahnaa baabul baraaqaati minassamawaati wal ardh, bahwa seandainya penduduk suatu kampung itu beriman kepada Allah swt maka Allah swt akan membuka keberkatan dari pintu pintu langit dan bumi. Ayat ini sudah seharusnya disikapi dgn suatu pendekatan kekinian yang lebih bersifat tehnis dan aplikatif. Bahwa hasil dari suatu keimanan itu akan melahirkan suatu semangat dan ethos kerja yg energik dalam menggarap

setiap sumber alam yang ada dilangit dan di bumi. Bahwa penekanan pada hasil ibadah spiritual yang dibarengi keimanan dan ke ihlasan yang tinggi thdp Allah swt harus selaras dengan Ibadah ibadah sosial secara Horizontal dan kongkrit. Demikianlah setidaknya prilaku dan hasil dari suatu keimanan, dan tidak sebaliknya. Sehingga setiap mukmin akan menjadi innovatif dan kreatif dalam melakukan gebrakan dan penemuan penemuan baru. 3. Buah dari khakiqat berpikir dan betafakkur serta mentadabburi ayat ayat Allh swt, Sunnah dan ilmu agama serta kaitannya akan memberikan terobosan keyakinan yang akan selalu meningkat ttg Kebesaran dan ke esaan Allah swt yang memiliki kemuliaan tidak hanya dalam sifat sifat dan kehendak perbuatanNya tetapi tetapi dlm segala hal yang berkaitan dengan Ciptaannya, Maha suci Allah dari segala kekurangan. Sebab berpikir berarti memicu dua konsep atau marifat yang akan melahirkan marifat ketiga yang hakiqi. Marifat ketiga inilah yang kemudian tercermin dalam bentuk pengetahuan, keadaan dan amal sholeh,..yang kesemuanya terpadu dalam suatu bentuk Tauhid dan penghambaan terhadap Allah swt semata. 4. Memikirkan mentadabburi Kebesaran allah swt dan ciptaannya akan mengantar kepada pengenalan diri dan penciptanya, yang kemudian tumbuh sebagai suatu prilaku rendah hati dan tawadhu, demikian juga Tafakkur dan memikirkan nikmat nikmat Allah swt terhadap diri kita yang tiada batasnya akan melahirkan rasa syukur yang tinggi yang membuahkan benih benih cinta yang dalam serta gairah untuk beribadah dalam artian yang luas. Adapun berpikir dan merenungkan janji janji Allah swt akan menggugah kerinduan kita akan Akhirat sehingga kita selalu waspada mempersiapkan diri. 5. Akhirnya, mengerti dan mengenal kebenaran saja tidak cukup. Sebab Al-Quran dalam surat Al Ashr memberikan 4 kriteria bagi seseorang untuk dapat terhindar dari kerugian. Pertama, Mengetahui dan mengenal kebenaran. Kedua, Mengamalkan kebenaran. Ketiga Nasehat menasehati dalam kebenaran. Dan ke empat Sabar dan tabah dalam mengerjakan dan mengamalkan kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai