Anda di halaman 1dari 2

KHIYAR

A. Definisi Khiyar
Secara etimologi, khiyar artinya : Memilih, menyisihkan, dan menyaring. Secara umum artinya
adalah menentukan yang terbaik dari dua hal (atau lebih) untuk dijadikan orientasi. Secara
terminologis dalam ilmu fiqih artinya: Hak yang dimiliki orang yang melakukan perjanjian usaha
untuk memilih antara dua hal yang disukainya, meneruskan perjanjian tersebut atau
membatalkannya. Khiyar juga didefinisikan sebagai berikut memilih yang terbaik dari dua perkara
untuk melangsungkan atau membatalkan akad jual beli.

B. Macam-Macam Khiyar (Hak Pilih)

1. Khiyar Majlis
Yakni semacam hak pilih bagi pihak-pihak yang melakukan perjanjian untuk membatalkan
perjanjian atau melanjutkannya selama belum beranjak dari lokasi perjanjian. Dasarnya
adalah sabda Rasulullah SAW : “Dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiar
selama mereka belum berpisah. Jika keduanya benar dan jelas, keduanya dibekahi dalam
jual beli mereka. Jika mereka menyembunyikan dan berdusta (Tuhan) akan memusnahkan
keberkahan jual beli mereka”. Artinya bagi tiap-tiap pihak dari kedua pihak ini mempunyai hak
antara melanjutkan atau membatalkan selama keduanya belum berpisah secara fisik. Dalam
kaitan pengertian berpisah dinilai sesuai dengan situasi dan kondisinya. Di rumah yang kecil,
dihitung sejak salah seorang keluar. Di rumah besar, sejak berpindahnya salah seorang dari
tempat duduk kira-kira dua atau tiga langkah. Adapun pendapat yang paling rajih adalah
bahwa yang dimaksud dengan berpisah disesuaikan dengan adat kebiasaan setempat. Ibnul
Qoyyim ra., berkata : Dalam penetapan adanya khiyar majelis dalam jual beli oleh Allah dan
Rasul-Nya ada hikmah dan maslahat bagi keduanya, yaitu agar terwujud kesempurnaan
ridha yang disyaratkan oleh Allah Ta’ala dalam jual beli melalui firman-Nya dalam surat An-
Nisa ayat 29 : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Karena sesungguhnya akad jual
beli itu sering terjadi dengan tiba-tiba tanpa berfikir panjang dan melihat harga. Maka
kebaikan-kebaikan syariat yang sempurna ini mengharuskan adanya sebuah aturan berupa
khiyar supaya masing-masing penjual dan pembeli melakukannya dalam keadaan puas dan
melihat kembali transaksi itu (maslahat dan madlaratnya), maka masing-masing punya hak
untuk memilih.

2. Khiyar Syarat
Yakni persyaratan yang diminta oleh salah satu dari pihak-pihak yang terkait dalam
perjanjian, atau diminta masing-masing pihak untuk dirinya sendiri atau untuk pihak lain,
untuk diberikan hak menggagalkan perjanjian dalam jangka waktu tertentu. Persyaratan ini
boleh dari kedua belah pihak dan boleh pula salah satunya. Dasar disyariatkannya hak pilih
ini adalah hadits Habban bin Munqidz. Ia sering kali tertipu dalam jual beli karena ketidak-
jelasan barang jualan, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan kepadanya hak
pilih. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Kalau engkau membeli sesuatu,
katakanlah, ‘Tidak ada penipuan’.” Dalam hal ini, terdapat perbedaan pendapat terhadap
jangka waktu dalam khiyar syarat. Mahdzab Hanafi dan Syafi’i mensyaratkan tidak boleh
lebih dari tiga hari, sedangkan mahdzab Hambali berpendapat tidak harus tiga hari tetapi
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak yang melakukan transaksi dan menurut Imam
Malik penentuan masa tersebut sesuai dengan kebutuhan. Jika masa waktu yang ditentukan
telah berakhir dan akad tidak difasakh-kan maka wajib dilangsungkan jual beli.

3. Khiyar Aib
Hak pilih ini dimiliki oleh masing-masing dari pihak-pihak yang terikat perjanjian untuk
menggagalkan perjanjian tersebut bila tersingkap adanya cacat pada objek perjanjian yang
sebelumnya tidak diketahui. Oleh sebab itu disyariatkan hak pilih terhadap cacat, sehingga
bisa mengantisipasi adanya cacat yang menghilangkan kerelaan. Cacat yang bisa ditolak
dengan hak pilih ini adalah cacat yang bisa mengurangi harga barang di kalangan para
pedagang. Yang menjadi barometer di sini tentu saja orang-orang yang berpengalaman di
bidang perniagaan barang tersebut. Juga dipersyaratkan bahwa cacat itu sudah ada sebelum
serah terima, dan hendaknya orang yang melakukan perjanjian tidak mengetahui cacat itu.
Apabila pembeli mengetahui aib setelah akad, maka baginya berhak khiyar untuk
melanjutkan membeli dan mengambil ganti rugi seukuran perbedaan antara harga barang
yang baik dengan yang terdapat aib. Atau boleh baginya untuk membatalkan pembelian
dengan mengembalikan barang dan meminta kembali uang yang telah dia berikan.

C. Hikmah Khiyar

Hikmah disyariatkannya khiyar adalah sebagai berikut :

1. Membuktikan dan mempertegas adanya kerelaan dari pihak-pihak yang


terikat dalam perjanjian.
2. Dapat membuat aqad jual beli berlangsung sebagaimana tuntunan Islam.
3. Mendidik masyarakat agar berhati-hati dalam jual beli.
4. Terhindar dari unsur penipuan.

Anda mungkin juga menyukai