Anda di halaman 1dari 30

OBSTRUKSI USUS

Obstruksi Usus
 Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan
( apapun penyebabnya) aliran normal isi usus.
 Terjadi ketika ada rintangan aliran normal dari isi usus,
atau ada hambatan rangsangan saraf untuk terjadinya
peristaltik ( illeus paralitik) atau adanya blockade ( illeus
mekanik).
• Obstruksi usus dapat akut ataupun kronik, parsial
ataupun total.
• Obstruksi usus kronik biasanya mengenai kolon
sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya
lambat.
• Sebagian besar obstruksi usus mengenai usus halus.
• Ostruksi usus total merupakan kegawatan abdomen
yang memungkinkan terjadinya kematian bila tidak
mendapatkan penanganan cepat.
Jenis Obstruksi

1. Illeus paralitik / Fungsional ( illeus adinamik)


 Peristaltik usus dihambat sebagai akibat pengaruh toksin atau
trauma saraf otonom.

2. Obstruksi mekanik.
 Terdapat obstruksi intralumen atau obstruksi mural tekanan
ekstrinsik.
 Obstruksi mekanik digolongkan
 Obstruksi mekanik simpleks
 Hanya terdapat satu tempat obstruksi;
 Obstruksi mekanik lengkung tertutup
 Minimal 2 tempat obstruksi.
 Obstruksi lengkung tertutup tidak dapat didekompresi
 Cepat terjadi peningkatan tekanan intra lumen dan
mengakibatkan penekanan pembuluh darah yang
berakhir dengan iskemia dan infark ( Strangulasi)
 Sebagian dari obstruksi mekanik terjadi
pada usia pertengahan dan orang tua.
 Bayi dan anak biasanya terjadi akibat
intusususepsi atau invaginasi, benda
asing dan kelainan kongenital.
 Obstruksi usus 85 % terjadi dalam usus
halus dan sisanya terjadi diusus besar.
ETIOLOGI

1. OBSTRUKSI NON MEKANIK (FUNGSIONAL) ATAU


ILLEUS ADINAMIK
 Peritonitis, atonia usus dan penumpukan gas.
 Atonia usus dan penumpukan gas sering menyertai
keadaan trauma khususnya setelah fraktur iga dan tulang
belakang.
 Terhambatnya refleks peristaltik akibat tersentuh
tangan pada saat pembedahan.
 Sepsis, hypokalemia dan iskemia usus sering
berperan dalam menimbulkan paralitik.
2. Obstruksi mekanik
 Perlekatan dari pembedahan sebelumnya
 Tumor dan atau karsinoma
 Volvulus
 Inkarserasi hernia inguinalis/femoralis
 Intususepsi/invaginasi pada bayi dan anak
 Pada bayi dan anak sering dijumpai penyebab lain
berupa adanya benda asing dan kelainan kongenital
 Fekal impaction
 Peradangan / infeksi usus.
Pergerakan Gangguan
PATOFISIOLOGI Diafragma Tdk Ventilasi
Bebas Paru
Persitaltik Berhenti
Kandung Kemih
tertekan Retensio
Penumpukan gas dan
cairan ( 8 lt/hr air disekresi
dr usus dan lambung) Total Obstipasi
Obstruksi
Partial Konstipasi
Tekanan Intra lumen
meningkat

Nekrosis
Permiabilitas
meningkakt Absorbsi Toksin
Absorbsi bakteri
Iskemia
Muntah
(akibat lumen usus tersumbat)

Kehilangan banyak cairan


dan elektrolit.

Kehilangan ion hidrogen dan


kalium dari lambung serta
menurunkan klorida dan kalium Dehidras
dalam darah.

Memungkinkan Hypotensi, penurunan curah


terjadinya alkalosis jantung, penrurunan perfusi
metabolik. jaringan dan asidosis
metabolik
TANDA DAN GEJALA
 Gejala yang utama pada obstrksi
mekanik
 NyeriAbdomen
 Muntah
 Konstipasi absolut dan peregangan
abdomen
 Pada obstruksi adinamik
 Biasanyanyeri tidak menyolok
 Ada gambaran kekhasan berupa perut
tegang.
 Rasa nyeri abdomen pada kasus obstruksi biasanya
bergelombang (kolik) dengan sifat nyeri seperti kejang
dan terletak diarea umbilikualis.
 Frekuensi muntah tergantung letak daripada obstruksi.
 Obstruksi pada usus bagian atas akan menimbulkan respon
muntah lebih nyata dibanding dengan obstruksi usus bagian
bawah.
 Bahan muntahan dapat bervariasi tergantung letak
obstruksi.
 Bahan muntahan dapat bercampur dengan feses dan cairan
kandung empedu.
 Konstipasi absolut sering terjadi bila obstruksi pada usus
besar, walaupun masih ada kemungkinan terjadi flatus
dan buang air besar (feses) pada awal obstruksi usus
halus.
DIAGNOSTIK

 Test diagnostik dengan menggunakan foto polos abdomEn


 kalau perlu dengan barium enema.
 Hasil foto akan mengindikasikan letak obstruksi.
 Ketika terjadi dehidrasi akan terjadi penurunan Sodium dan
potasium.
PENATALAKSANAAN
 Koreksi keseimbangan caian dan elektrolit
 hilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi
 perbaiki peritonitis dan syok bila ada
 hilangkan obstruksi untuk memperbaiki kleangsungan fungsi
usus kedalam kondisi normal.
 illeus paralitik hanya perlu pengobatan dekompresi intubasi saja.
 kebanyakan Obs mekanis, tindakan pembedahan adalah
tindakan bedah adalah pilhan satu-satunya yang dapat
menyelesaikan masalah.
 Tindakan pembedahan segera dilakukan untuk mencegah
terjadinya strangulasi.
KONSEP KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
 Parameter dibawah ini perlu dikaji pada orang yang
diduga terkena obstruksi usus.
 Bisisng usus : Kaji adanya bising usus dan
karakteristiknya
 Suara keras, sering dan nada tinggi terdengar pada keadaan
obstruksi yang sedang terjadi
 Bising usus tidak terdengar bila peristaltik berhenti
 Bising usus yang lemah dan adanya flatus merupakan tanda
kembalnya peristaltik.
 Muntah : Kaji jenis dan frekuensinya
 Banyak dan tidak mengandung feses berarti obstruksi erjadi
pada usus bagian proksimal
 Muntah disertai feses pada obstruksi distal
 Nyeri abdomen : lokasi dan karakteristik
 sifat nyeri yang timbul berupa nyeri kram dan nyeri
kolik keseluruh bagian perut.
 Pemantauan perut kembung dengan memantau
perkembangan lingjar bdomen
 Produksi urin dapat dipantau tentang jumlah dan
karakteristiknya
 tanda vital menunjukkan adanya demam,
tachicadia dan hypotensi. Hal iniberhubungan
dengan kondisi dehdrasi klien.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengan distensi abdomen


2. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan
caairan di GI abnormal
3. Nyeri pada abdomen berhubungan dengan perubahan peristaltik dan
atau adaya obstruksi
4. Retensio urine berhubungan dengan penekanan pada kandung kemih
INTERVENSI KEPERAWATAN

 Atur posisi tidur fowler/semifowler untuk mengurangi


tekanan diafragma
 Anjurkan latihan nafas dalam
 Anjurkan menggunakan pernafasan hidung
 Istirahat ditempat tidur denganmenghindari posisi yang
menimbulkan tekanan pada diaragma
 Kaji derajat ketidaknyamanan. Kaji karakteristik dan
skala nyeri
 Gunakan pendekatan penatalaksanaan nyeri teknik
distraksi, masase punggung, konservasi. Teknik
relaksasi lebih efektif untuk menurunkan stress
 Anjurkan untuk tidak mengejan atau hindari manuver
falsava
 Beri anti emetik dan analgesik sesuia program
 Anjurkan aktivitas ditempat tidur sesuai ijin
 Pertahankan kepatenan dan fungsi yang tepat dari
selang nasogastric (viksasi, posisi tepat dilambung,
sistem irigasi NGT)
 Pertahankan kebersihan oral
 Catat intake dan otput cairan
 Catat perubahan komposisi elektrolit tubuh ( hasil
laboratoium darah)
 Berikan cairan IV sesuai batas keseimbangan
 Pantau dan ukur lingkara abdomen setiap 8 jam
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN APENDISITIS
 APPENDISITIS :
 PERADANGAN DARI SUATU APPENDIKS.
 APPENDISITIS AKUT :
 PERADANGAN DARI APPENDIKS VERMIFORMIS
 MERUPAKAN PENYEBAB UMUM DARI AKUT ABDOMEN (JUNAIDI, DKK,
1982).

 INSIDEN
 SERING TERJADI PADA USIA 20-30 TAHUN.
 PADA WANITA DAN LAKI-LAKI INSIDENNYA SAMA
 PADA USIA PUBERTAS DAN USIA 25 TAHUN WANITA LEBIH
BANYAK DARI LAKI-LAKI DENGAN PERBANDINGAN 3 : 2.
 PADA WAITA SERING TERJADI BIAS DENGAN KEHAMILAN
EKTOPIK.
PENYEBAB
 OBSTRUKSI LUMEN OLEH ULSERASI PADA MUKOSA
 OBSTRUKSI COLON OLEH FECALIT (FAESES YG KERAS)
 PEMBERIAN BARIUM
 BERBAGAI MACAM PENYAKIT CACING
 TUMOR
 STRIKTUR KARENA FIBROSIS PADA DINDING USUS.
PATOFISIOLOGI
GAMBARAN KLINIS
 SAKIT ATAU PERASAAN TIDAK ENAK SEKITAR UMBILIKUS
 ANORELSIA, NAUSEA DAN MUNTAH.
 RASA SAKIT AKAN BERGESER KE KUADRAN KANAN
BAWAH
 NYERI TEKAN PADA TITIK MC BURNEY.
 SPASME OTOT DAN NYERI LEPAS.
 DEMAM RINGAN
 NYERI SAAT DEFEKASI / KENCING
 TANDA ROVSING POSITIF
DIAGNOSATIK
 LEUKOSITOSIS ( 10.000 – 18.0000 MN)
 PEMERIKSAAN URINE : LEUKOSIT DAN
ERITROSIT .
 BOF
 TAMPAK DISTENSI SEKUM PADA APPENDISITIS
AKUT.
 PEMERIKSAAN BARIUM ENEMA DIHINDARI
KARENA DAPAT MEMBULKAN PERFORASI
KONSEP KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
 KELUHAN NYARI NYERI DAERAH PUSAR
MENJALAR KE DAERAH PERUT KANAN BAWAH.
 SERING DIIKUTI MUAL, MUNTAH, KEMBUNG,
TIDAK NAFSU MAKAN
 DEMAM.
 KASULITAN MENGGERAKKAN TUNGKAI KANAN
(TIDAK DAPAT DILURUSKAN)
 DIARE ATAU KONSTIPASI.
B. DATA OBYEKTIF
 NYERI TEKAN DI TITIK MC. BERNEY
 SPASME OTOT
 NYERI LEPAS DAN TANDA ROVSING POSITIF
 TAKHIKARDI, TAKIPNEA,
 PUCAT, GELISAH,
 BISING USUS BERKURANG ATAU TIDAK ADA,
 DEMAM 38 - 38,5  C.
 GAMBARAN RADIOLOGI : ADANYA FECALIT
PADA KATUP.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 NYERI ABDOMEN BERHU-BUNGAN DENGAN
OBSTRUKSI DAN PERADANGAN APENDIKS.
 RESIKO KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
BERHUBUNGAN DENGAN MUAL, MUN- TAH,
ANOREKSIA DAN DIARE.
 ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN
KURANG PENGETAHUAN
 RESIKO PERLUASAN INFEKSI/RUPTUR
NYERI ABDOMEN BERHUBUNGAN DENGAN OBSTRUKSI DAN
PERADANGAN APENDIKS.
KRITERIA :
 KLIEN MENGUNGKAPKAN RASA SAKIT BERKURANG.
 WAJAH DAN POSISI TUBUH TAMPAK RILAKS

INTERVENSI
 KAJI KELUHAN NYERI, TENTUKAN LOKASI, JENIS DAN INTENSITAS
NYERI.
 JELASKAN PENYEBAB RASA SAKIT, CARA MENGURANGI.
 BERI POSISI ½ DUDUK UNTUK MENGURANGI PENYEBARAN INFEKSI. (
POSISI KEPALA LEBIH TINGGI DARI KAKI)
 AJARKAN TEHNIK RELAKSASI.
 KOMPRES ES PADA DAERAH SAKIT UNTUK MENGURANGI NYERI.
(HINDARI KOMPRES PANAS)
 ANJURKAN KLIEN UNTUK TIDUR PADA POSISI NYAMAN (MIRING
DENGAN MENEKUK LUTUT KANAN).
 PUASA MAKAN MINUM APABILA AKAN DILAKUKAN TINDAKAN.
 CIPTAKAN LINGKUNGAN YANG TENANG.
 LAKSANAKAN PROGRAM MEDIK PEMBERIAN ANALGISK DAN
ANTIBIOTIK.
 RESIKO KEKURANGAN VOLUME CAIRAN BERHUBUNG AN
DENGAN MUAL, MUNTAH, ANOREKSIA DAN DIARE.

KRITERIAN EVALUASI
 TURGOR KULIT BAIK
 CAIRAN YANG KELUAR DAN MASUK SEIMBANG.

INTERVENSI
 OBSERVASI TANDA VITAL SUHU, NADI, TEKANAN DARAH,
PERNAPASAN TIAP 4 JAM.
 OBSERVSI CAIRAN YANG KELUAR DAN YANG MASUK.
 JAUHKAN MAKANAN/BAU-BAUAN YANG MERANGSANG MUAL
ATAU MUNTAH.
 BERIKAN ANTIEMETIK UNTUK MENGURANGI MUAL DAN
MUNTAH
 KOLABORASI PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA DAN DAN
PEMASANGAN PIPA LAMBUNG.
 ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN KURANG PENGETAHUAN
TENTANG PROSEDUR PERSIAPAN DAN SESUDAH OPERASI.
 KRITERIA EVALUASI
 KLIEN DALAM KEADAAN EMOSI TERKONTROL
 MAMPU MENDEMONSTRASIKAN LATIHAN YANG DIBERIKAN.
 INTERVENSI
 JELASKAN PROSEDUR PERSIAPAN OPERASI.
 PEMASANGAN INFUS.
 PUASA MAKAN & MINUM SEBELUMNYA 6 - 8 JAM.
 CUKUR DAERAH OPERASI.
 JELASKAN SITUASI DIKAMAR BEDAH.
 JELASKAN AKTIVITAS YANG PERLU DILAKUKAN SETELAH OPERASI.
 LATIHAN BATUK EFEKTIF.
 MOBILISASI DINI SECARA PASIF DAN AKTIF BERTAHAP.
 LIBATKAN KELUARGA DALAM MENGABILKEPUTUSAN
 CIPTAKAN SUASANA LINGKUNGAN KONDUSIF
 LIHAT PENATALAKSANAAN ANSIETAS

Anda mungkin juga menyukai