DOSEN :
PROF. Dr. I MADE PUTRAWAN
DISUSUN OLEH :
NUR FADLI HAZHAR FACHRIAL
NO REG : 7416100274
PASCASARJANA
PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2010
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas rumah tangga, sampah jalanan, pasar, perkantoran dan industri di
Provinsi DKI Jakarta menyisakan 6.000 ton sampah setiap harinya. Dinas Kebersihan
DKI Jakarta mencatat rumah tangga menjadi penyumbang terbesar sampah dengan
porsi 52,97 persen, pasar 4 persen, sekolah 5,32 persen, dan selebihnya perkantoran
dan industri sebesar 37,72 persen. Untuk skala Indonesia rata-rata penduduk
Indonesia pada tahun 2006 menghasilkan sampah sebesar 1,12 kg/kapita/orang
(Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2008). Jenis sampah yang dihasilkan
bermacam-macam yang terbesar ialah jenis sampah organik 62 persen, selebihnya
berupa sampah anorganik seperti kertas 9 persen, plastik 14 persen, kaca 2 persen,
metal 2 persen, bahan textile 4 persen lain-lain 7 persen
Pengelolaan sampah di Indonesia masih tergolong rendah ini terbukti masih
banyaknya sampah yang dibuang tidak pada tempat yang seharusnya. Sampah yang
ditransfer ke pengelolaan akhir sampah di tahun 2006 baru mencapai 69 persen
selebihnya yang 31 persen, masyarakat Indonesia masih ada yang membuangnya ke
sungai 2,9 persen, dibakar 4,8 persen, dijadikan kompos 7,15 persen, ditanam/dikubur
9,6 persen dan lain-lain perlakukan 6,55 persen. Meskipun terdapat indikasi
peningkatan kesadaran terhadap kepedulian dalam membuang sampah sejak tahun
2001, namun angka 69 persen sampah yang di transfer ke pembuangan akhir itu
masih tergolong sangat kecil.
Pemanfaatan energi alternatif oleh masyarakat Indonesia masih kecil. Data
yang dikeluarkan Bank Dunia menyebutkan pada tahun 2005 penggunaan energi
untuk menghasilkan listrik di Indonesia 40,7 persen masih bersumber dari batu bara,
31,9 persen dari minyak bumi, hanya 8,4 persen berasal dari hydro (air) dan 13,8
persen dari Natural gas. Pemanfaatan Biogas sebagai energi alternatif selain dapat
3
mengurangi penggunaan deposit karbon oleh bahan bakar fosil (minyak bumi dan
batu bara) juga mampu mengatasi permasalahan sampah domestik rumah tangga di
masyarakat.
Biogas adalah salah satu energi alternatif yang bersumber dari fermentasi
material organik mahluk hidup termasuk sampah organik, kotoran hewan dan
manusia oleh bakteri anaerob dalam wadah kedap udara. Kandungan biogas
merupakan campuran gas Metan 65 persen ,Karbondioksida 30 persen sedangkan gas
lainya seperti Nitrogen, Hidrogen, Oksigen Hidrogen Sufida total 5 persen. Potensi
untuk menghasilkan Biogas bersumber dari sampah organik dan kotoran hewan serta
manusia masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Ini berarti potensi untuk
melakukan penghematan energi alternatif non fosil sangat terbuka luas dan
pengolahan sampah organik dimasyarakat diharapkan meningkat seiring dengan
keperdulian dan manfaat yang akan diperoleh dari Biogas itu.
Pemanfaatan Biogas dari limbah domestik rumah tangga sebagai upaya
penggunaan energi alternatif yang dapat diperbaharui (renewable energy) memiliki
nilai ekonomis sebagai hasil penghematan mengkonsumsi energi konvensional.
Limbah domestik seperti sampah organik dan kotoran manusia (sanitasi toilet)
maupun hewan mampu menghasilkan gas metan, besarnya potensi dari masing-
masing sumber organik itu berbeda-beda bergantung kepada parameter-parameter
pembentuk biogas. Untuk kotoran dari hewan seperti sapi memiliki potensi 0,9 m 3
Biogas per 4 kg kotoran, tinja manusia (feces) berpotensi menghasilkan 0,18 m3
setiap 1kg feces. Sedangkan sampah organik (sayut-sayuran, buah-buahan, gandum,
beras) dapat diasumsikan sama dengan potensi biogas dari kotoran sapi,
Persentase penghematan dari penggunaan energi Biogas berbanding dengan
kebutuhan menyeluruh konsumsi penggunaan energi konvensional memberikan nilai
Eco Efficency penggunaan energi Biogas itu. Eco Efficiency adalah konsep yang
diusung sebagai bentuk tanggung jawab dunia bisnis menjaga kepentingan untuk
tetap memperoleh profit namun bertanggung jawab juga terhadap kelangsungan
lingkungan/ekologi. Jadi perbandingan nilai ekonomis melalui penghematan dan
4
keberlangsungan usaha dalam memenuhi kebutuhan manusia. Bentuk Efisiensi yang
dilakukan berbeda-beda tidak dapat disamakan satu dengan lainya karena
kompleksnya keterkaitan satu entiti bisnis. Namun standarisasi telah ditentukan dari
definisi Eco Efficiency oleh WBCSD (World Business Council For Suistanable
Development)2000:
Eco-efficiency is achieved by the delivery of competitively-priced goods and
services that satisfy human needs and bring quality of life, while progressively
reducing ecological impacts and resource intensity throughout the life-cycle to a
level at least in line with the earth s estimated carrying capacity.In short, it is
concerned with creating more value with less impact.
Penggunaan Biogas sebagai energi alternatif merupakan salah satu aplikasi
tujuan Eco Efficiency dilihat dari sudut upaya penggunaan energi terbarukan dan
penghematan biaya. 1 m3 Biogas akan setara dengan menggunaan bensin sebesar 0,7
kg, atau menjalankan mesin berkemampuan 1 HP (HorsePower) selama 2 jam atau
sebagai bahan bakar truk dengan kapasitas angkut 3 ton sepanjang 2,8 Km, atau untuk
memasak 3 jenis makanan dengan porsi 5 -6 orang atau menghidupkan lampu pijar 60
-100 watt selama 6 jam atau digunakan menghasilkan listrik yang setara dengan 1,25
Kwatt (Consolidation of Information,Biogas HandBook, Prepared by Miss A
Mazumdar, Tata Energy Research Institute, UNESCO, 1982)
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis mencoba
merumuskanya ke dalam bentuk rumusan masalah yaitu :
1. Apakah dengan pemanfaatan Biogas mampu
mengurangi permasalahan sampah di masyarakat?
2. Apakah dengan penggunaan Biogas memberikan
dampak secara ekonomi penghematan terhadap energi konvensional?
5
3. Apakah dengan menggunakan Biogas memberikan nilai
Eco Efficiency terhadap keseluruhan kebutuhan konsumsi bahan bakar seperti
bensin ?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1. Memahami ratio perbandingan dari konsep Eco
Efficiency dan implikasi dalam kehidupan sehari-hari
2. Memahami pemanfaatan Biogas sebagai energi
alternatif yang bersifat terbarukan
3. Mampu menghitung besarnya nilai ekonomis
pemanfaatan Biogas dibanding penggunaan bahan bakar konvensional bensin
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Potensi Biogas
1. Sampah organik di DKI Jakarta
Sebagai salah satu energi terbarukan potensi Biogas di masyarakat Indonesia
masih terbuka luas. Biogas adalah gas yang dapat diperoleh dari bahan-bahan organik
hasil fermentasi bakteri anaerob yang menghasilkan gas metan CH4. Karena bahan
bakunya dari sumber-sumber organik seperti kotoran hewan dan manusia, sisa-sisa
sampah dapur maka pemanfaatan Biogas dapat digunakan luas oleh masyarakat. Bagi
yang tinggal diperkotaan padat penduduk, dimana hewan peliharaan sapi tidak
mungkin dilakukan, bahan baku Biogas dapat memanfaatkan sampah yang bersifat
organik dan feces manusia.
Komposisi Sampah dalam Tahun 1989 dan 2006
7
kg/hari/penduduk = 10.248.000 kg/hari x 62% sampah organik =6.353.760 kg/hari
jenis sampah organik.
Untuk mengasilkan Biogas penulis mengasumsikan persamaan potensi
menghasilkan Biogas sampah dengan yang dihasilkan oleh kotoran ternak yaitu
sebesar 0,9m3/4kg berat kotoran. Ini berarti jumlah Biogas yang dapat dihasilkan oleh
penduduk DKI Jakarta adalah
6.353.760 kg/hari
=1.588 .440 kg x 0,9m 3
=1.429 .596 m 3
4 kg
8
Bekasi. Dengan besarnya biaya Tipping Fee per ton sebesar Rp.103.000 maka
besarnya biaya penghantaran sampah ke TPA Bantar Gebang adalah :
10.248.000 kg
=10 .248 ton sampah x 69% ditransfer ke TPA x Rp.103.000/ton
1.000 kg
= Rp.728.325.360/hari terbilang : tujuh ratus dua puluh delapan juta tiga ratus dua
puluh lima ribu tiga ratus enam puluh rupiah.
9
DKI Jakarta yaitu 9,15 juta jiwa x 0,5 kg feces/penduduk x 0,092 m 3 Biogas =
843.813 m3.
10
Nilai Rp9.028.711.260/Rp.200.000.000 = 45 jam x 229 MW/jam = 10.337,8
MW apabila kebutuhan daya listrik nasional 27.500 MW (konsumsi daya listrik DKI
Jakarta 20 persen dari total konsumsi Listrik Nasional) dengan Biogas DKI Jakarta
saja sudah mampu mengcover lebih kurang 37,6 persen.
10.337,8 MW
Efficiency = x100% = 37,59%
27.500 MW
11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan maka kesimpulan yang dapat diperoleh
antara lain :
1. Pemanfaatan Biogas dengan bahan baku dari Limbah Domestik Rumah
Tangga mampu mengurangi permasalahan sampah jenis organik.
2. Pemanfaatan Biogas mampu menghemat bahan bakar konvesional (Bensin)
sebesar 1.844.530 liter.
3. Nilai Eco Efficiency yang berhasil dihemat menggunakan Biogas terhadap
penggunaan bensin yaitu 37,6 persen. Perhitungan ini berdasarkan konversi nilai uang
Rp. 9.028.711.260 /hari untuk membangkitkan listrik menggunakan bahan bakar
bensin terhadap kebutuhan listrik secara nasional.
B. Saran
1. Makalah ini hanya meninjau dari sudut telaah kepustakaan
saja, sehingga akan menjadi lebih bermakna apabila dilanjutkan dengan
penelitian ke lapangan
2. Area pembahasan dalam makalah ini terbatas hanya pada
persoalan Eco Efficiency pemanfaatan Biogas yang dikonversi kepada nilai
uang. Perlu kajian yang lebih detil dan menyeluruh terhadap persoalan yang
belum diungkap pada makalah ini.
3. Penulis memandang perlu untuk menjalin kerja sama dengan
pemegang kebijakan dalam penerapan pemanfaatan Biogas ini agar
masyarakat menjadi peduli dan ikut berpartisipasi mewujudkanya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13