Kelas : 1KA34
Npm : 10110411
A) PENGERTIAN MASYARAKAT
Definisi adalah uraian ringkas untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan, dalam hal ini beberapa sarjana mendefinisikan
masyarakat, seperti :
• R. Linton : Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat
mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas M. J. Herkovits : Masyarakat adalah kelompok
individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
• M. J. Herkovits : Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
• J. L. Gillin dan J. P. Gillin : Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang
sama.
• S. R. Steinmetz : Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil, yang
mempunyai hubungan yang erat ada teratur.
• Hasan Shadily : Masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan pengaruh bertalian secara bergolongan.
Kelompok manusia yang dimaksud di atas yang belum Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat
terorganisasikan mengalami proses yang fundamental, yaitu : dibagi dalam :
Adaptasi dan organisasi dari tingkah para anggota. a. Masyarakat paksaan, misalnya : Negara, masyarakat
b. Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun atau L tawanan dan lain-lain.
Esprit DeCerpa.
b. Masyarakat merdeka. Terbagi 2 :
Menurut definisi-definisi masyarakat di atas maka dapat diambil suatu • Masyarakat natur, yaitu masyarakat yang terjadi
kesimpulan, bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku dan
berikut : keturunan.
• Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain, keluarganya sukar untuk disatukan, sebab perbedaan
perbandingan kepentingan, paham politik, agama.
• Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
• Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
• Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada
faktor kepentingan dari faktor pribadi.
• Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di
kota-kota.
C. PERBEDAAN DESA DAN KOTA ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk, yaitu :
2. Lingkungan hidup.
3. Mata pencaharian.
5. Stratifikasi sosial.
6. Mobilitas sosial.
8. Solidaritas sosial.
• Kegiatan penduduk desa berada di sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris.
• Kota merupakan pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yng meliputi bidang industri, disamping sektor ekonomi tertier yaitu bidang pelayanan jasa.
• Jadi kegiatan di desa adalah mengolah bahan-bahan mentah, baik bahan-bahan kebutuhan pangan, sandang maupun lain-lain bahan mentah untuk
memenuhi kebutuhan pokok manusia. Sedangkan kota mengolah bahan-bahan yang berasal dari desa menjadi bahan-bahan setengah jadi atau
mengolahnya sehingga berwujud bahan jadi yang dapat segera di konsumsi.
• Di desa jumlah ataupun jenis barang yang tersedia di pasaran sangat terbatas. Di kota tersedia berbagai macam barang yang jumlahnya pun melimpah.
• Bidang produksi dan jalur distribusi di perkotaan lebih kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat di perdesaan. Dan corak kehidupan di desa dapat
dikatakan masih homogen.
a. Masyarakat perdesaan bukanlah dua komunitas yang terpisah.
2. HUBUNGAN DESA DENGAN KOTA b. Terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan.
Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah
kota sebagai berikut :
3. Membendung urbanisasi.
5. Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah ada
di sekitar kota besar.
• Menurut Paul H. Landis : desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
a. Didalam masyarakat perdesaan diantara warganya mempunyai hubungan a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara
yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat ribuan jiwa.
perdesaan lainnya diluar batas-batas wilayahnya.
b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap
b. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan kekuasaan.
c. Sebagian besar warga masyarakat perdesaan hidup dari pertanian. c. Cara berusaha adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam, seperti : iklim, keadaan alam, dan lain-lain.
d. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama,
adat-istiadat.
B. HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT Sebenarnya di dalam masyarakat perdesaan ini mengenal bermacam-
PERDESAAN macam gejala, dalam hal ini beberapa gejala-gejala sosial yang sering
diistilahkan dengan: (1) Konflik/Pertengkaran; (2)
Kontraversi/Pertentangan; (3) Kompetisi/Persaingan; (4) Kegiatan pada
masyarakat perdesaan.
pengertian
a. Petani itu tidak kolot, tidak bodoh atau tidak malas. Mereka
sudah bekerja keras sebisanya agar tidak mati kelaparan.
b. Sifat hidup penduduk desa atau para petani kecil dengan rata-
rata luas sawah kurang lebih 0,5 ha yang serba kekurangan
adalah nrimo (menyerah pada takdir) karena merasa tidak
berdaya.
4. MASYARAKAT PERDESAAN
a. Para petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa
(LANJUTAN) hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa kesengsaraan.
b. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadang
untuk mencapai kedudukannya.
e. Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong- royong,
pengertian mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung pada sesama.
Faktor lingkungan geografis memberikan pengaruh juga terhadap kegotong royongan ini, misalnya :
Jadi persamaan nasib dan pengalaman menimbulkan hubungan sosial yang akrab.
4. MASYARAKAT PERDESAAN
(LANJUTAN)
Menurut Sutopo Yuwono : salah satu peranan desa terletak di bidang ekonomi, keberhasilan
dalam menggali atau mengembangkan potensi daerah perdesaan yang bermacam-macam itu
akan memperkuat ketahanan secara nasional.
(2) Sebagai lumbung bahan mentah atau tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
(3) Dan segi kegiatan, kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa
nelayan.
E. FUNGSI DESA
(4) Gotong-royong.
Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua (1) Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau
aspek, yaitu : menjadi Ibukota.
1. Perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat (2) Tempat tersebut letaknya sangat strategis sekali untuk
kota. usaha-usaha perdagangan / perniagaan, seperti sebuah kota
pelabuhan atau sebua kota yang letaknya dekat pada sumber-
2. Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh sumber bahan mentah.
mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa.
(3) Timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksikan
barang-barang maupun jasa-jasa.
5. URBANISASI DAN URBANISME
(LANJUTAN)
(b) Prinsip yang datang dari ”atas” oleh aturan dan undang-
undang.
Lingkungan hubungan yang ditentukan oleh berbagai prinsip tersebut hubungannya saling terjadi, yang
batas-batasnya berbeda-beda. Artinya tiap individu dimulai dengan lingkungan kecil mencakup kerabat dan
tetangga dekat, atau dengan hubungan terjadi dengan pola terkupas, di mana orang bergaul untuk suatu
lapangan kehidupan dalam batas lingkungan sosial tertentu. Tetapi termasuk tidak termasuk warga dan
lingkungan tadi. Dalam pola ini mungkin terjadi prinsip hubungan tempat tinggal dekat, kebutuhan khusus,
ekologi, atau kekerabatan.
6. PERBEDAAN MASYARAKAT PERDESAAN DENGAN MASYARAKAT
PERKOTAAN
(LANJUTAN)
(LANJUTAN)
8. MOBILITAS SOSIAL b. Waktu yang tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian per satuan;
Di kota pengawasan sosial lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lebih
10. PENGAWASAN SOSIAL menyangkut masalah pelanggaran.
14. NILAI DAN SISTEM NILAI. Nilai dan sistem nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati
dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku.