Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ahmad ramdhani

Kelas : 1KA34
Npm : 10110411

BAB 7: MASYARAKAT PERDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN

A) PENGERTIAN MASYARAKAT

Definisi adalah uraian ringkas untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan, dalam hal ini beberapa sarjana mendefinisikan
masyarakat, seperti :

• R. Linton : Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat
mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas M. J. Herkovits : Masyarakat adalah kelompok
individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.

• M. J. Herkovits : Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.

• J. L. Gillin dan J. P. Gillin : Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang
sama.

• S. R. Steinmetz : Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil, yang
mempunyai hubungan yang erat ada teratur.

• Hasan Shadily : Masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan pengaruh bertalian secara bergolongan.

Kelompok manusia yang dimaksud di atas yang belum Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat
terorganisasikan mengalami proses yang fundamental, yaitu : dibagi dalam :

 Adaptasi dan organisasi dari tingkah para anggota. a. Masyarakat paksaan, misalnya : Negara, masyarakat
 b. Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun atau L tawanan dan lain-lain.
Esprit DeCerpa.
b. Masyarakat merdeka. Terbagi 2 :

Menurut definisi-definisi masyarakat di atas maka dapat diambil suatu • Masyarakat natur, yaitu masyarakat yang terjadi
kesimpulan, bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku dan
berikut : keturunan.

• Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi


a. Harus ada kumpulan manusia, dan harus banyak, bukan kumpulan
karena kepentingan keduniawian, atau kepercayaan,
binatang.
misalnya : koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan
b. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah sebagainya.
tertentu.

c. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka


untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.

Ada 2 tipe manusia yaitu :

a. Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, yang belum


mengenal pembagian kerja, belum mengenal struktur dan
aspek-aspeknya.

b. Masyarakat yang sudah kompleks, yang sudah jauh


menjalankan spesialisasi dalam bidang, karena ilmu
pengetahuan modern sudah maju.
B. MASYARAKAT PERKOTAAN (urban community)

• Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.

• Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain, keluarganya sukar untuk disatukan, sebab perbedaan
perbandingan kepentingan, paham politik, agama.

• Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.

• Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.

• Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada
faktor kepentingan dari faktor pribadi.

• Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di
kota-kota.

C. PERBEDAAN DESA DAN KOTA ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk, yaitu :

1. Jumlah dan kepadatan penduduk.

2. Lingkungan hidup.

3. Mata pencaharian.

4. Corak kehidupan sosial.

5. Stratifikasi sosial.

6. Mobilitas sosial.

7. Pola interaksi sosial.

8. Solidaritas sosial.

9. Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.

Perbedaan yang paling menonjol adalah pada mata pencaharian :

• Kegiatan penduduk desa berada di sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris.

• Kota merupakan pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yng meliputi bidang industri, disamping sektor ekonomi tertier yaitu bidang pelayanan jasa.

• Jadi kegiatan di desa adalah mengolah bahan-bahan mentah, baik bahan-bahan kebutuhan pangan, sandang maupun lain-lain bahan mentah untuk
memenuhi kebutuhan pokok manusia. Sedangkan kota mengolah bahan-bahan yang berasal dari desa menjadi bahan-bahan setengah jadi atau
mengolahnya sehingga berwujud bahan jadi yang dapat segera di konsumsi.

• Di desa jumlah ataupun jenis barang yang tersedia di pasaran sangat terbatas. Di kota tersedia berbagai macam barang yang jumlahnya pun melimpah.

• Bidang produksi dan jalur distribusi di perkotaan lebih kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat di perdesaan. Dan corak kehidupan di desa dapat
dikatakan masih homogen.
a. Masyarakat perdesaan bukanlah dua komunitas yang terpisah.

2. HUBUNGAN DESA DENGAN KOTA b. Terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan.

c. Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya

akan bahan-bahan pangan.


3. ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
d. Desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan

tertentu di kota, misalnya : buruh bangunan atau perbaikan

jalan raya / jembatan dan tukang becak.


Untuk menunjang warganya serta untuk memberikan suasana aman,
tentram dan nyaman pada warganya, Secara umum dapat dikenal bahwa e. Para pekerja dari pedesaan adalah pekerja-pekerja musiman.
suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5 unsur yang
meliputi : (1) Wisma; (2) Karya; (3) Marga; (4) Suka; (5) Penyempurnaan. f. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang juga diperlukan

oleh orang desa.

g. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang

maka fungsi tugas aparatur pemerintah kota harus


bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa.
ditingkatkan :
h. Peningkatan hasil pertanian hanya dapat diusahakan melalui
1. Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang
timbul di kota. Untuk itu, maka pengetahuan tentang administrasi intensifikasi budi-daya bidang ini.
kota dan perencanaan kota harus dimilikinya.
i. Dalam keadaan semacam ini, kota terpaksa memenuhi
2. Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata
kota harus di kerjakan dengan cepat dan tepat, agar tidak disusul kebutuhan pangannya dari luar negeri.
dengan masalah yang lainnya.
j. Peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan
3. Masalah keamanan kota harus dapat di tangani dengan baik sebab
kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah perluasan kesempatan kerja, akan berakibat kepadatan.
baru.
k. Mereka kelompok para penganggur di desa.
4. Dalam rangka pemekaran kota, harus di tingkatkan kerja sama yang
baik antara pemimpin kota dengan para pemimipin di daerah.

Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah
kota sebagai berikut :

1. Menekan angka kelahiran.

2. Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota.

3. Membendung urbanisasi.

4. Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah.

5. Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah ada
di sekitar kota besar.

6. Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.


4. MASYARAKAT PERDESAAN

• Menurut Sutardjo Kartohadikusuma, desa adalah suatu kesatuan hukum dimana


bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.

• Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial,


ekonomi, politik dan kultural yang terdapat suatu daerah dalam hubungannya
A. PENGERTIAN DESA/PERDESAAN
dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.

• Menurut Paul H. Landis : desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.

Ciri-ciri masyarakat perdesaan yaitu : Dengan ciri-cirinya sebagai berikut :

a. Didalam masyarakat perdesaan diantara warganya mempunyai hubungan a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara
yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat ribuan jiwa.
perdesaan lainnya diluar batas-batas wilayahnya.
b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap
b. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan kekuasaan.

c. Sebagian besar warga masyarakat perdesaan hidup dari pertanian. c. Cara berusaha adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam, seperti : iklim, keadaan alam, dan lain-lain.
d. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama,
adat-istiadat.

Kerja bersama untuk pekerjaan yang timbulnya dari


inisiatif warga masyarakat itu sendiri.

Bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat sering diistilahkan


dengan gotong royong dan tolong-menolong. dua macam pekerjaan
gotong-royong, yaitu : Kerjasama untuk pekerjaan yang inisiatifnya tidak
timbul dari masyarakat itu sendiri berasal dari luar.

B. HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT Sebenarnya di dalam masyarakat perdesaan ini mengenal bermacam-
PERDESAAN macam gejala, dalam hal ini beberapa gejala-gejala sosial yang sering
diistilahkan dengan: (1) Konflik/Pertengkaran; (2)
Kontraversi/Pertentangan; (3) Kompetisi/Persaingan; (4) Kegiatan pada
masyarakat perdesaan.

pengertian

Menurut Mubiyarto petani Indonesia mempunyai sifat-sifat


sebagai berikut :

a. Petani itu tidak kolot, tidak bodoh atau tidak malas. Mereka
sudah bekerja keras sebisanya agar tidak mati kelaparan.

b. Sifat hidup penduduk desa atau para petani kecil dengan rata-
rata luas sawah kurang lebih 0,5 ha yang serba kekurangan
adalah nrimo (menyerah pada takdir) karena merasa tidak
berdaya.
4. MASYARAKAT PERDESAAN
a. Para petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa
(LANJUTAN) hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa kesengsaraan.

b. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadang
untuk mencapai kedudukannya.

c. Mereka berorientasi pada masa kini, kurang memperdulikan masa depan,mereka


kurang mampu untuk itu. Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau,
mengenang kekayaan masa lampau.
C. SISTEM NILAI BUDAYA PETANI DI INDONESIA
d. Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau
bencana lain itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima,kurang
adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali.

e. Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong- royong,
pengertian mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung pada sesama.

Menurut Sutarjo Kartohadikusumo : desa adalah suatu kesatuan


hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa
mengadakan pemerintahan sendiri.

• Daerah dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak


besertapenggunaanya, termasuk juga unsur lokasi, luas atau batas yang
merupakan lingkungan geografis setempat.
D. UNSUR-UNSUR DESA
• Penduduk adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan,
persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.

• Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat.

• Masyaakat merupakan sesuatu gemeinschaft yang memiliki unsur gotong


royong yang kuat.

Faktor lingkungan geografis memberikan pengaruh juga terhadap kegotong royongan ini, misalnya :

(1) Faktor Topografi

(2) Faktor Iklim

(3) Faktor Bencana

Jadi persamaan nasib dan pengalaman menimbulkan hubungan sosial yang akrab.
4. MASYARAKAT PERDESAAN

(LANJUTAN)

Menurut Sutopo Yuwono : salah satu peranan desa terletak di bidang ekonomi, keberhasilan
dalam menggali atau mengembangkan potensi daerah perdesaan yang bermacam-macam itu
akan memperkuat ketahanan secara nasional.

Ada tiga fungsi desa yaitu :

(1) Fungsi desa dalam hubungannya dengan kota.

(2) Sebagai lumbung bahan mentah atau tenaga kerja yang tidak kecil artinya.

(3) Dan segi kegiatan, kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa
nelayan.

E. FUNGSI DESA

maka secara singkat ciri-ciri masyarakat perdesaan di Indonesia umumnya


dapat disimpulkan sebagai berikut :

(1) Homogenitas Sosial.

(2) Hubungan Primer.

(3) Kontrol Sosial Yang Ketat.

(4) Gotong-royong.

(5) Ikatan Sosial.

(6) Magenis Religius.

(7) Pola Kehidupan

Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari


desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi
5. URBANISASI DAN merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan
URBANISME

Secara umum dapat dikatakan bahwa sebab-sebabnya


adalah sebagai berikut :

Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua (1) Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau
aspek, yaitu : menjadi Ibukota.

1. Perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat (2) Tempat tersebut letaknya sangat strategis sekali untuk
kota. usaha-usaha perdagangan / perniagaan, seperti sebuah kota
pelabuhan atau sebua kota yang letaknya dekat pada sumber-
2. Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh sumber bahan mentah.
mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa.
(3) Timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksikan
barang-barang maupun jasa-jasa.
5. URBANISASI DAN URBANISME

(LANJUTAN)

Menurut Koentjaraningrat, suatu masyarakat desa menjadi suatu persekutuan


hidup dan kesatuan sosial didasarkan atas dua macam prinsip :

(1) Prinsip hubungan kekerabatan (geneologis).


Prinsip ini tidak lengkap apabila yang mengikat
adanya aktivitas tidak diikut sertakan, yaitu :
(2) Prinsip hubungan tinggal dekat / teritorial.

(a) Tujuan khusus yang ditentukan oleh faktor ekologis.

(b) Prinsip yang datang dari ”atas” oleh aturan dan undang-
undang.

Lingkungan hubungan yang ditentukan oleh berbagai prinsip tersebut hubungannya saling terjadi, yang
batas-batasnya berbeda-beda. Artinya tiap individu dimulai dengan lingkungan kecil mencakup kerabat dan
tetangga dekat, atau dengan hubungan terjadi dengan pola terkupas, di mana orang bergaul untuk suatu
lapangan kehidupan dalam batas lingkungan sosial tertentu. Tetapi termasuk tidak termasuk warga dan
lingkungan tadi. Dalam pola ini mungkin terjadi prinsip hubungan tempat tinggal dekat, kebutuhan khusus,
ekologi, atau kekerabatan.
6. PERBEDAAN MASYARAKAT PERDESAAN DENGAN MASYARAKAT
PERKOTAAN

Masyarakat perdesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat perkotaan, hal ini


akibat adanya perbedaan yang mendasar dari keadaan lingkungan. dari segi kuantitatif
pengertian sulit dibedakan karena adanya hubungan antara konsentrasi penduduk dengan gejala
sosial dan perbedaannya GRADUAL lebih baik menentukan perbedaannya dengan sifat
kualitas atau kriteria kualitatif dimana struktur, fungsi, adat-istiadat serta sosial
kehidupannya dipengaruhi oleh proses penyesuaian ekologi masyarakat.

Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi


geografisnya di daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak
1. LINGKUNGAN UMUM DAN ORIENTASI TERHADAP ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam.Berbeda dengan penduduk
ALAM. yang tinggal di kota yang kehidupannya ”bebas” dari realitas alam.

Pada umumnya mata pencaharian di daerah perdesaan adalah bertani tapi


2. PEKERJAAN ATAU MATA PENCAHARIAN tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa
daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.

Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan. Dalam


mata pencaharian di bidang pertanian, perimbangan tanah dengan manusia
3. UKURAN KOMUNITAS cukup tinggi bila dibandingkan dengan industri dan akibatnya daerah perdesaan
mempunyai penduduk yang rendah.
6. PERBEDAAN MASYARAKAT PERDESAAN DENGAN MASYARAKAT
PERKOTAAN

(LANJUTAN)

Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila


dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota kepadatan
4. KEPADATAN PENDUDUK penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan
dengan klasifikasi dari kota itu sendiri.

Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis,


bahasa, kepercayaan,adat-istiadat, dan perilaku nampak pada
masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat
5. HOMOGENITAS DAN
perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri
HETEROGENITAS
dari orang-orang dengan macam-macam perilaku, dan juga
bahasa, penduduk dikota lebih heterogen.

Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi


6. DIFERENSIASI SOSIAL
pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi sosial.

Kelas sosial didalam masyarakat sering nampak dalam


bentuk ”piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yang tinggi
berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada di
7. PELAPISAN SOSIAL
antara ke dua tingkat kelas eksterm dari masyarakat.

Beberapa contoh di masyarakat pelapisan sosial banyak


Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak ditentukan atas dasar pemilikan tanah misalnya, oleh :
resmi ini antara masyarakat desa dan masyarakat kota
:

(a) Pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak


sistempelapisannya dibandingkan dengan di desa; a. Ter Haar

(b) Pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eskterm b. M. Jaspan


dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya;
c. Koentjaraningrat
(c) Masyarakat perdesaan cenderung pada kelas menengah;
d. J.M. Van der Kroef dan C.B.Tripathi
(d) Ketentuan kasta dan contoh perilaku.
6. PERBEDAAN MASYARAKAT PERDESAAN DENGAN MASYARAKAT
PERKOTAAN

(LANJUTAN)

Mobilitas berkaitan dengan perpindahan yang disebabkan oleh


pendidikan kota yang heterogen, terkonsentrasinya kelembagaan-
kelembagaan.Dan segi-segi penting dari mobilitas yaitu :

a. Banyak penduduk yang pindah kamar atau rumah;

8. MOBILITAS SOSIAL b. Waktu yang tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian per satuan;

c. Bepergian setiap hari di dalam atau di luar;

d. Waktu luang di kota lebih sedikit dibandingkan di daerah perdesaan.

Perbedaan interaksi sosial di daerah perdesaan dan perkotaan :

9. INTERAKSI SOSIAL o Masyarakat perdesaan lebih sedikit jumlahnya;

o Dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

Di kota pengawasan sosial lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lebih
10. PENGAWASAN SOSIAL menyangkut masalah pelanggaran.

Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak


11. POLA KEPEMIMPINAN. ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota.

Di kota dengan konsentrasi dan jumlah penduduk yang padat, tersedia


12. STANDAR KEHIDUPAN. dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, sedang di
desa terkadang tidak demikian.

13. KESETIAKAWANAN Kesetiakawanan sosial atau keterpaduan dan kesatuan pada


masyarakat perdesaan dan masyarakat perkotaan banyak ditentukan
SOSIAL. oleh masing-masing faktor yang berbeda.

14. NILAI DAN SISTEM NILAI. Nilai dan sistem nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati
dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai

  • Manusia Dan Kegelisahan
    Manusia Dan Kegelisahan
    Dokumen2 halaman
    Manusia Dan Kegelisahan
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Manusia Dan Kegelisahan
    Manusia Dan Kegelisahan
    Dokumen2 halaman
    Manusia Dan Kegelisahan
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Makalah 3 Judulnya Panjang!
    Makalah 3 Judulnya Panjang!
    Dokumen13 halaman
    Makalah 3 Judulnya Panjang!
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Ibd Bab 11
    Ibd Bab 11
    Dokumen2 halaman
    Ibd Bab 11
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Manusia Dan Harapan
    Manusia Dan Harapan
    Dokumen2 halaman
    Manusia Dan Harapan
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Manusia Dan Harapan
    Manusia Dan Harapan
    Dokumen2 halaman
    Manusia Dan Harapan
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Ibd Bab 10
    Ibd Bab 10
    Dokumen2 halaman
    Ibd Bab 10
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Ibd Bab 9
    Ibd Bab 9
    Dokumen1 halaman
    Ibd Bab 9
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Makalah 2 IBD
    Makalah 2 IBD
    Dokumen11 halaman
    Makalah 2 IBD
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Dhanie Bab 6
    Dhanie Bab 6
    Dokumen2 halaman
    Dhanie Bab 6
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Bab 8
    Bab 8
    Dokumen2 halaman
    Bab 8
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Dhanie Bab 6 New
    Dhanie Bab 6 New
    Dokumen2 halaman
    Dhanie Bab 6 New
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Bab 7
    Bab 7
    Dokumen2 halaman
    Bab 7
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 IBD
    Bab 4 IBD
    Dokumen2 halaman
    Bab 4 IBD
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • ISD Bab 10
    ISD Bab 10
    Dokumen2 halaman
    ISD Bab 10
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Bab 5 IBD
    Bab 5 IBD
    Dokumen2 halaman
    Bab 5 IBD
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Ibd 3 Dhanie
    Ibd 3 Dhanie
    Dokumen3 halaman
    Ibd 3 Dhanie
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Ibd 2
    Ibd 2
    Dokumen2 halaman
    Ibd 2
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Struktur ISD Bab 8
    Struktur ISD Bab 8
    Dokumen4 halaman
    Struktur ISD Bab 8
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Makalah 1 IBD
    Makalah 1 IBD
    Dokumen11 halaman
    Makalah 1 IBD
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 IBD
    Bab 1 IBD
    Dokumen5 halaman
    Bab 1 IBD
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • ISD Bab 9
    ISD Bab 9
    Dokumen2 halaman
    ISD Bab 9
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • ISD Bab 10
    ISD Bab 10
    Dokumen2 halaman
    ISD Bab 10
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Makalah Isd Ii
    Makalah Isd Ii
    Dokumen15 halaman
    Makalah Isd Ii
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Struktur ISD Bab 3
    Struktur ISD Bab 3
    Dokumen2 halaman
    Struktur ISD Bab 3
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Struktur ISD Bab 3
    Struktur ISD Bab 3
    Dokumen2 halaman
    Struktur ISD Bab 3
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Struktur ISD Bab 4
    Struktur ISD Bab 4
    Dokumen2 halaman
    Struktur ISD Bab 4
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Makalah Urbanisasi Pasca Lebaran
    Makalah Urbanisasi Pasca Lebaran
    Dokumen12 halaman
    Makalah Urbanisasi Pasca Lebaran
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat
  • Program Visual Basic Perkalian-Pembagian
    Program Visual Basic Perkalian-Pembagian
    Dokumen9 halaman
    Program Visual Basic Perkalian-Pembagian
    Ramdhanie Achmad
    Belum ada peringkat