Anda di halaman 1dari 3

Dalam upaya memberikan layanan pendidikan yang tepat/sesuai dengan kemampuan dan

kebutuhan anak berkebutuhan khusus maka diperlukan langkah-langkah yang sistema


tis. Langkah itu diawali dengan proses asesmen. Setiap anak berkebutuhan khusus
harus melalui proses asesmen itu sehingga akan diperoleh gambaran kemampuan dan
kebutuhan belajarnya.
Apabila proses asesmen tidak dilakukan maka pembelajaran yang dilakukan tidak me
miliki dasar/pijakan untuk mencapai indikator materi pembelajaran yang diharapka
n. Anak-anak pun akan kesulitan menguasai materi pembelajaran karena materinya t
idak sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan belajarnya. Kegagalan dalam pembelaja
ran dapat diakibatkan oleh tidak adanya data hasil asesmen. Dengan demikian ases
men memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam menentukan keberhasil
an pembelajaran.
Mengingat begitu pentingnya asesmen ini maka setiap guru bagi anak berkebutuhan
khusus (ABK) harus memahami dan mengimplementasikan asesmen. Tulisan ini hadir b
ermaksud untuk memberikan pemahaman dasar mengenai asesmen agar guru-guru ABK da
pat mengimplementasikan asesmen dengan dasar-dasar asesmen yang kuat.
A. Definisi Asesmen
Perlu difahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan tes, evaluasi dan asesme
n. Tes adalah mengukur kemampuan dengan soal-soal. Evaluasi adalah aktifitas yan
g di dalamnya terdapat aktifitas pengukuran dan penilaian (membandingkan) yang k
emudian memaknai hasilnya.
Sedangkan asesmen adalah serangkaian proses yang di dalamnya terdapat aktifitas
tes dan evaluasi dalam rangka memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kemampua
n dan hambatan belajar yang dimiliki oleh anak sehingga berdasarkan gamabaran/da
ta itu dapat diambil keputusan untuk menentukan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan belajar anak. Sejalan dengan definisi berikut bahwa ases
men adalah mengumpulkan informasi yang relevan, sabagai bahan untuk menentukan
apa yang sesungguhnya dibutuhkan, dan menerapkan seluruh proses pembuatan keputu
san tersebut (Mcloughlin and Lewis, 1986:3; Rochyadi & Alimin 2003:44; Sodiq,
1996; Fallen dan Umansky, 1988 dalam Sunardi dan Sunaryo, 2006:80). Demikian pu
la dengan apa yang dinyatakan oleh McLEan, Wolery, dan Bailey (2004 dalam Rahard
ja, Dajdja, 2006:14) bahwa asesmen merupakan istilah umum yang berhubungan denga
n proses pengumpulan informasi untuk tujuan pengambilan keputusan.

B. Tujuan Asesmen
1. Screening/penyaringan. Untuk mengidentifikasi anak-amak yang memiliki kebutuh
an khusus.
2. Diagnosis. Untuk menentukan jenis dan berat/ringannya kebutuhan khusus.
3. Perencanaan program
4. Penempatan
5. Grading/Penilaian
6. Evaluation
7. Prediction. Untuk memperkirakan potensi atau kinerja anak atau kelompok anak
dimasa dating
8. Guidance. Dapat digunakan untuk bimbngan sehubungan karir.

C. Pendekatan Asesmen
1. Asesmen Formal
Asesmen formal adalah asesmen standar atau asesmen yang menggunakan instrumen ba
ku, misalnya WISC (tes kecerdasan), PMC, Basal Reading Tes Minosetta, dll. Instr
umen tersebut telah mengalami standarisasi melalui eksperimen yang ketat dengan
jumlah sampel yang sangat banyak.
2. Asesmen Informal
Asesmen informal adalah asesmen yang dibuat dan dikembangkan oleh guru berdasark
an aspek-aspek perkembangan atau kurikulum yang berkaitan dengan kemampuan belaj
ar anak. Asesmen informal ini hanya berlaku kasuistis, maksudnya berlaku pada ko
munitas anak dimana guru itu membuat dan menerapkan asesmen. Belum tentu sesuai
atau cocok diterapkan pada komunitas anak ditempat lain.

D. Subjek Asesmen
Siapakah yang perlu diasesmen? Tentunya semua anak membutuhkan asesmen ini. Semu
a anak harus memperoleh hak pendidikan dan hak belajarnya maka semua anak perlu
memperoleh proses asesmen agar hak pendidikan dan hak belajarnya terpenuhi sesua
i dengan kemampuan dan kebutuhannya.
Anak pada umumnya membutuhkan asesmen, terlebih lagi anak-anak berkebutuhan khus
us yang rentan terhadap kegagalan dalam proses pembelajaran. Semua anak berkebut
han khusus harus diasesmen sebelum mereka memulai proses pembelajaran.
Semua subjek akan memperoleh strategi, lingkup, dan teknik asesmen yang sama. Pe
rbedaannya terletak pada prosedur dan item-item soal dan instruksi yang ada dala
m proses asesmen. Faktor usia juga menentukan bentuk item soal dan evakuasi yang
akan diberikan. Misalnya asesmen membaca permulaan pada anak tunagrahita akan b
erebda dengan anak pada umumnya. Item-item soal pada anak tunagrahita harus memi
liki instruksi yang jelas bahkan perlu dibuat dengan bahasa atau simbol yang ses
uai dengan pekembangan anak tunagrahita. Namun pada prinsipnya asesmen bagi semu
a anak adalah sama.

E. Strategi
1. Asesmen Statis
Asesmen statis adalah asesmen yang dilakukan berdasarkan pola waktu yang telah d
itentukan. Misalnya dilakukan pada awal masuk sekolah atau tahun pelajaran baru,
tengah semester dan akhir semester.
2. Asesmen Dinamis
Asesmen dinamis adalah asesmen yang dilakukan tanpa terikat oleh pola waktu. Ase
sor terus melakukan penilaian, pengukuran dan evaluasi sepanjang perkembangan an
ak dalam proses belajar atau kehidupannya. Setiap hasil asesmen menjadi baseline
bagi asesmen berikutnya.

F. Lingkup
1. Asesmen berbasis Perkembangan
- Kognitif
- Sosial â Emosi
- Fisik â Motorik
2. Asesmen berbasis Kurikulum
- Bahasa (bicara, mendengarkan, membaca, menulis)
- Aritmatika/Matematika

G. Teknik
Tekniknya meliputi tes, evaluasi, wawancara, observasi, dan analisis pekerjaan a
nak. Dalam satu proses asesmen, biasanya semua teknik itu digunakan, tidak hanya
satu teknik saja.

H. Prosedur
Prosedurnya tergantung pada lingkup asesmen yang akan dilakukan dan tergantung s
ubjeknya.

Anda mungkin juga menyukai