Anda di halaman 1dari 19

Oleh :

M. Octa Pernadi
Fera Wisdarti

KERAHASIAAN DAN KEPERCAYAAN


PASIEN KEPADA DOKTER
Menjaga Rahasia

 Kewajiban dokter untuk menyimpan rahasia


kedokteran telah diatur dalam PP nomor 10
tahun 1966
 Pasal 1 PP no. 10 tahun 1966 memberi
batasan bahwa yang dimaksud dengan
kerahasiaan kedokteran adalah segala
sesuatu yang diketahui pada waktu atau
selama melakukan pekerjaan di lapangan
kedokteran
 Pada pasal 2 peraturan tersebut membatasi
daya berlakunya wajib simpan kerahasiaan
kedokteran, karena bila ada peraturan lain
yang sederajat atau lebih tinggi dari PP no. 10
tahun 1966 maka wajib simpan kerahasiaan
tersebut akan tidak berlaku.
 Pasal 3 peraturan ini menentukan subyek
hukum yang harus menyimpan kerahasiaan
kedokteran. Selain mereka yang profesional
di bidang kedokteran, maka mereka yang
sedang dalam pendidikan di bidang ini pun
wajib menyimpan kerahasiaan kedokteran
walaupun belum disumpah. Termasuk
golongan ini adalah para mahasiswa
kedokteran, siswa perawat, dan sebagainya.
 Sangsi hukum yang telah diterapkan
sehubungan dengan pembukaan kerahasiaan
kedokteran dapat ditinjau baik dari segi
hukum pidana maupun perdata. Dari segi
hukum pidana, pembukaan rahasia jabatan
diancam oleh pasal 112 dan 322 KUHP.
Sedangkan dari segi hukum perdata dapat
diterapkan pasal 1365 KUHPerdata.
 Kerahasiaan kedokteran harus tetap
disimpan walaupun pasien tersebut telah
meninggal.
 Kerahasiaan kedokteran merupakan hak
pribadi pasien yang tidak diwariskan pada
ahli warisnya sehingga para ahli waris tidak
berhak mengetahui rahasia pribadi pasien
 Hak ini telah diatur dalam pasal 170 KUHAP
yang menentukan bahwa mereka yang
diwajibkan menyimpan rahasia
pekerjaan/jabatan dapat minta dibebaskan
dari kewajiban untuk memberikan
keterangan sebagai saksi
 Namun ayat kedua dari pasal ini membatasi
hak tolak sesuai dengan pertimbangan
hakim. Hal ini tentunya diterapkan bila
kepentingan yang dilindungi pengadilan lebih
tinggi dari kerahasiaan kedokteran
 Ada beberapa keadaan dimana pemegang
kerahasiaan kedokteran dapat membuka
rahasia tersebut tanpa terkena sanksi hukum.
 Keadaan tersebut dapat dibagi menjadi dua
golongan besar yaitu bila ada kerelaan/izin
dari pasien dan tanpa izin/kerelaan pasien
 Dalam hal pertama dapat dianggap bahwa
pasien sendiri menyatakan secara tidak
langsung kerahasiaan kedokteran itu bukan
lagi merupakan rahasia sehingga tidak wajib
dirahasiakan oleh dokter.
 Tetapi walaupun ada permintaan pasien agar
dokter membuka kerahasiaan kedokteran,
dokter tidak harus memenuhinya demi
menjaga keluhuran profesi kedokte
 Sedangkan dalam hal kedua, dokter terpaksa
membuka kerahasiaan kedokteran karena
sesuatu hal yang walaupun tidak dibenarkan
oleh hukum, tetapi dokter tidak dipidana
karena adanya dasar-dasar penghapus pidana
(straf uitsluiting-sgronden) yang dapat
dijumpai dalam pasal 48, 50, dan 51 KUHP.
 Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Benhard Knight (1972) bahwa pengungkapan
rahasia profesional dapat dilakukan dalam
kondisi :
 Adanya persetujuan pasien
 Berdasarkan perintah hukum
 Beradasarkan perintah pengadilan
 Kepentingan umum menyangkut masalah
kesehatan dan keselamatan umum
Sumpah dokter berdasarkan
pasal 13
KODEKI
“Setiap dokter wajib merahasiakan sesuatu
yang diketahuinya tentang seorang penderita
bahkan juga setelah penderita itu
meninggal”.
Yang di wajibkan menyimpan
rahasia dalam pasal 1 ialah
 a.       Tenaga kesehatan menurut pasal 2
Undang-Undang Tentang Kesehatan
(Lembaran Negara tahun 1963 No.78);

 b.      Mahasiswa kedokteran, murid yang


bertugas dalam lapangan pemeriksaan,
pengobatan dan atau Perawat yang di
tetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Kepercayaan dalam kodeki

Pasal 7 c
• Setiap dokter harus menghormati hak-hak
pasien , hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga
kesehatan lainya dan harus menjaga
kepercayaan pasien
Hak pasien dalam profesi
kedokteran
• Hak atas informasi medik
• Hak memberikan persetujuan tindak medik
• Hak untuk memilih dokter atau RS
• Hak untuk menolak pengobatan atau
perawatan serta tindak medik
• Hak atas second opinion
• Hak untuk mengetahui isi rekam medik
Rumus kepercayaan pasien

 C = Credibility
 R = Reliability
 I = Intimacy
 S = Self Orientation
Daftar Pustaka

 http://www.meillyssach.co.cc/2010/05/keraha
siaan-kedokteran.html
 M.Achadiat,Crisdiono.2006.Dinamika Etika
dan Hukum Kedokteran.Jakarta : Penerbit
buku kedokteran.
Sekian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai