Anda di halaman 1dari 4

RAGAM RESIKO

Risiko merupakan ketidakpastian akibat dari keputusan dan kondisi saat ini. Peng
ertian risiko dalam asuransi adalah ketidakpastian akan terjadinya suatu peristi
wa yang dapat menimbulkan kerugian ekonomis . Karena keputusan dalam perusahaan
dibuat oleh semua kapisan manajemen, bahkan oleh semua karyawan sesuai dengan we
wenang masing-masing, risiko bias muncuk di seluruh lapisan manajemen dan dalam
beragam bentuk.

2.1 Masalah Dalam Identifikasi dan Klasifikasi


Pada dasarnya, risiko merupakan ketidakpastian akibat dari keputusan dan kondisi
saat ini. Risiko bisa muncul dari seluruh lapisan manajemen dan dalam berbagai
macam bentuk. Dikarenakan risoko muncul dalam beragam bentuk, menyebabkan sulitn
ya mengidentifikasi dan mengklasifikasi seluruh risiko dalam perusahaan. Penelit
ian menunjukkan, hingga saat ini belum ada yang benar-benar konprehensif dan mam
pu menghasilkan rumusan ragam risiko yang berlaku secara umum.
Terdapat beberapa risiko berupa ragam dan klasifikasi yang menjadi salah satu mo
del yang berlaku di industry. Akan tetapi klasifikasi tersebut lebih cocok digun
akan di industry non perbankan.

Klasifikasi Resiko
Risiko perusahaan dapat dikategorikan ke dalam empat jenis risiko: keuangan, ope
rasional, strategis, dan eksrernalitas . Masing-masing kategori risiko tersebut
terdiri dari beberapa jenis risiko.
Resiko Korporat
Risiko korporat adalah fluktuasi dari eksposur korporat sebagai akibat keputusan
atau kondisi saat ini . Risiko korporat tergantung pada ketidakpastian dari nilai
perusahaan dan kekayaan shareholder. Jika suatu perusahaan sudah go public, bes
ar atau kecilnya risiko korporat dapat diukur dari fluktuasi harga saham.
Resiko Keuangan
Risiko keuangan adalah fluktuasi target keuangan atau ukuran moneter perusahaan
karena gejolak dari berbagai variable makro dan terdiri dari tiga jenis risiko y
aitu, risiko likuiditas, risiko kredit dan risiko permodalan. Ukuran keuangan da
pat berupa arus kas, laba perusahaan, economic walue added (EVA), dan pertumbuha
n penjualan.
1 Risiko Likuiditas
Resiko likuiditas adalah ketidakpastian atau kemungkinan perusahaan tidak da
pat memenuhi kewajiban pembayaran jangka pendek atau pengeluaran tak terduga
. Dalam arti lain resiko likuiditas berarti kemungkinan penjualan suatu asset
perusahaan dengan diskon yang tinggi karena sulitnya mencari pembeli.
Komite Aset dan Kewajiban (ALCO) bertanggung jawab mengelola suku bunga dan
risiko likuiditas di buku Bank (posisi non perdagangan). Divisi Risiko Pasar
dan Likuiditas mendukung ALCO dan melapor kepada Kepala Manajemen Risiko Terint
egrasi yang melapor langsung kepada Presiden Direktur.
2.4.2 Risiko Kredit
Resiko kredit adalah resiko bahwa debitur atau pembeli secara kredit tidak dapat
membayar utang dan memenuhi kewajiban seperti terutang dalam kesepakatan . Resi
ko kredit suatu perusahaan berarti juga resiko turunnya kemampuan perusahaan deb
itur. Oleh karena itu, mengukur resiko kredit selalu dikaitkan dengan nilai nomi
nal resiko dan kualitas dari resiko.
Risiko ini dikelola dengan menetapkan kebijakan dan prosedur yang mencakup pembe
ntukan, penjaminan, pemeliharaan dan penagihan atas semua kredit, guna memastika
n bahwa profil risiko berada dalam kisaran yang dapat diterima. Kisaran tersebut
ditentukan berdasarkan batasan (limit) portofolio bank secara keseluruhan maupu
n secara terpisah untuk setiap lini bisnis.
Batasan portofolio mempertimbangkan rencana bisnis dan kemampuan perusahaan, ind
ustri atau konsentrasi dan kecenderungan lainnya, kondisi ekonomi, profitabilita
s produk serta perkiraan kerugian kredit. Fungsi manajemen risiko kredit di seti
ap lini bisnis adalah memastikan adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antar
a - manajemen yang berwenang memberikan kredit, hingga batasan yang ditentukan b
erdasarkan pengalaman dan catatan historis masing-masing serta karakteristik bis
nis - dan Grup Pengelolaan Risiko Terintegrasi yang menilai setiap kredit secara
mandiri dan teratur. Penelaahan lebih lanjut dilakukan oleh Audit Internal
2.4.3 Risiko Permodalan
Resiko permodalan yaitu resiko yang dihadapai perusahaan berupa kemungkinan tida
k dapat menutup kerugian. Resiko permodalan merupakan akumulasi berbagai resiko
yang terjadi sebelumnya, antara lain resiko suku bunga, resiko likuiditas, resik
o nilai tukar, dan resiko operasional.
2.4.5 Risiko Pasar
Resiko pasar berkaitan dengan potensi penyimpangan hasil keuangan karena pergera
kan variabel pasar selama periode likuidasi dan perusahaan harus secara rutin me
lakukan penyesuaian nilai terhadap pasar (mark to market). Resiko pasar biasanya
dikelompokan menjadi empat jenis yaitu resiko suku bunga, resiko nilai tukar, r
esiko komoditas, dan resiko ekuitas.
Risiko pasar diawasi dan diukur setiap hari berdasarkan model-model harga yang t
elah dibentuk sedangkan posisi perdagangan dan investasi disesuaikan dengan harg
a pasar setiap hari. Grup manajemen risiko Bank mempertahankan pendekatan yang k
onservatif dengan memastikan bahwa semua posisi berada dalam batasan selera dan
toleransi risiko yang ditetapkan. Kebijakan risiko pasar dievaluasi dan diperbah
arui setiap bulan agar memenuhi persyaratan Bank Indonesia dan Basel II. Bank me
nelaah lebih lanjut risiko pasar melalui penerapan secara teratur skenario kondi
si buruk yang mungkin terjadi (stress test), yang bisa menyebabkan perubahan dra
stis harga aset atau instrumen yang dimiliki atau diperdagangkan. Stress test kh
usus tersebut melengkapi penilaian VaR.
1. Resiko suku bunga
yaitu resiko yang berdampak pada potensi penyimpangan beban biaya atau pendapata
n karena fluktuasi suku bunga.resiko suku bunga merupakan salah satu resiko yang
secara rutin dihadapi dan selalu dimonitor. Resiko ini baik dari sisi beban bia
ya maupun pendapatan bunga.
2. Resiko nilai tukar
adalah potensi penyimpangan dari hasil yang diharapkan karena fluktuasi nilai tu
kar.
3. Resiko komoditas
merupakan potensi penyimpangan ekspektasi penerimaan atau kewajiban pembayaran r
upiah karena perusahaan melakukan transaksi komoditas secara fordward.
2.5 Resiko Operasional
Resiko operasional adalah potensi penyimpangan dari hasil yang diharapkan karena
tidak berfungsinya suatu system, SDM, teknologi, atu factor lain. Resiko operas
ional dapat terjadi pada dua tingkatan : teknis dan organisasi. Pada tataran tek
nis, resiko operasional bias terjadi apabila system informasi, kesalahan mencata
t, imformasi yang tidak memadai, dan pengukuran resiko ridak akurat dan tidak me
madai.
Pada tataran organisasi, resiko operasional bisa muncul karena system pemantauan
dan pelaporan, system dan prosedur, serta kebijakan tidak berjalan sebagaimana
harusnya. Kerangka manajemen risiko operasional yang sistematik diterapkan guna
memastikan agar semua risiko operasional terpantau dan terkendali tepat waktu da
n penilaian sendiri yang komprehensif dilakukan secara teratur di semua bidang k
unci Bank. Evaluasi independen terhadap efektivitas dan integritas pengendalian
dilakukan untuk menyempurnakan setiap langkah proses.
Bank Danamon mengelola risiko operasional sesuai ketentuan dan peraturan BI sert
a membandingkannya dengan praktek internasional terbaikResiko operasional diseba
bkan oleh beberapa factor. Yaitu : SDM, Teknologi, Sistem dan prosedur, kebijaka
n, struktur organisasi.
1. Resiko produktivitas
Berkaitan dengan penyimpangan hasil atau tingkat produktivitas yang diharapkan k
arena adanya penyimpangan dari variable yang mempengaruhi produktivitas kerja, t
ermasuk teknologi, peralatan, material dan SDM
2. Resiko teknologi
Berupa potensi penyimpangan hasil karrena teknologi yang digunakan tidak lagi se
suai dengan kondisi, contohnya transaksi terlambat karena teknologi perusahaaan
dengan teknologi klien tidak compatible.
3. Resiko inovasi
Adalah potensi penyimpangan hasil karena terjadinya pembaharuan, modernisasi ata
u transformasi dalam beberapa aspek bisnis. Penyimpangan positif akan terjadi ap
abila inovasi tersebut membantu proses operasi.
4. Resiko system
Adalah potensi penyimpangan hasil karena adanya cacat atau ketidaksesuaian syste
m dalam operasi perusahaan.
5. Resiko proses
Adalah resiko mengenai potensi penyimpangan dari hasil yang diharapkan dari pros
es karena ada penyimpangan atau kesalahan dalam kombinasi sumber daya dan karena
perubahan lingkungan.
2.6 Resiko Strategis
Resiko strategis adalah resiko yang dapat mempengaruhi eksposur korporat dan eks
posur strategis (terutama eksposur keuangan) sebagai akibat keputusan strategis
yang tidak sesuai dengan lingkungan eksternal dan internal usaha.
1. Resiko usaha
Resiko usaha adalah potensi penyimpangan hasil korporat (nilai perusahaan dan ke
kayaan pemegang saham) dan hasil keuangan karena perusahaan memasuki suatu bisni
s tertenti dengan lingkungan industry yang khas dan menggunakan teknologi terten
tu. Ukuran resiko usaha berupa leverage operasi, yaitu rasio antara perubahan la
ba dengan perubahan penjualan.
2. Resiko transaksi strategis
Resiko transaksi strategis adalah potensi penyimpangan hasil korporat maupun str
ategis sebagai akibat perusahaan melakukan transaksi strategis. Yang termasuk ke
dalam transaksi strategis adalah manajer, akuisisi, investasi baru, divestasi,
spin off, likuidasi, aliansi dan sejenisnya.
3. Resiko hubungan investor
Adalah risiko yang berkaitan dengan potensi penyimpangan hasil dar eksposur korp
orat dan terutama eksporsur keuangan karena ketidaksempurnaan dalam membina hubu
ngan dengan investor, baik pemegang saham maupun kreditur. Manajemen isu dan inf
ormasi menjadi sangat penting bagi perusahaan yang sudah go public dalam rangka
memastikan bahwa persepsi investor positif terhadap perusahaan. Kesalahan dalam
menyampaikan informasi bias menurunkan peringkat perusahaan.
2.7 Resiko Eksternalitas
Resik eksternalitas adalah potensi penyimpangan hasil pada eksposur korporat dan
strategis, dan bias berdampak pada potensi penutupan usaha, karena pengaruh dar
i factor eksternal. Yang termasuk factor eksternal antara lain reputasi, lingkun
gan, social, dan hukum.
1. Resiko reputasi
Adalah potensi hilangnya atau hancurnya reputasi perusahaan karena penerimaan li
ngkungan eksternal yang rendah, bahkan bisa terjadi penolakan. Penyebab penolaka
n tersebut yaitu :
a. Ketidakmampuan perusahaan mengambil tindakan terhadap isu eksternal yang
terkait dengan perusahaan
b. Ketidakmampuan perusahaan mengelola komunikasi dengan pihak berkepenting
an eksternal yang dapat menimbulkan persepsi positif terhadap perusahaan.
2. Risiko lingkungan
Adalah potensi penyimpangan hasil, bahkan potensi penutupan perusahaan karena ke
tidakmampuan perusahaan dalam mengelola polusi dan dampaknya yang ditimbulkan ol
eh perusahaan.
3. Risiko sosial
Adalah potensi penyimpangan hasil karena tidak akrabnya perusahaan dengan lingku
ngan tempat perusahaan berada. Termasuk di dalamnya adalah kalau perusahaan tida
k peka terhadap rekruitmen karyawan tanpa memberi kesempatan masyarakat setempat
dan peran social perusahaan dalam masyarakat.
4. Risiko hukum
Adalah kemungkinan penyimpangan hasil karena perusahaan tidak mematuhi peraturan
dan norma yang berlaku.
3.1 Kasus
Dimulai dari perubahan sistem yang digunakan di perusahaan, hingga penggunaan ca
ra-cara yang dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi perusahaan. Utamanya
dalam menghadapi tuntutan perubahan dan peningkatan kapabilitas, setiap perusaha
an pasti dihadapkan pada risiko (risk) sekaligus peluang (opportunities). Tak te
rkecuali PT. Primajasa Perdanarayautama yang dalam operasionalnya menghadapi ris
iko kecelakaan dan mungkin risiko operasional lainnya.
Manajemen risiko (risk management) menjadi kebutuhan yang strategis dan menentuk
an perbaikan kinerja perusahaan, dalam hal ini operasional bus perusahaan. Hasil
proses identifikasi menghasilkan risiko kecelakaan dan risiko ketidaksesuaian p
elaporan jumlah kursi yang selama ini berpotensi menyebabkan kerugian. Dari pros
es identifikasi, diketahui juga penyebab timbulnya risiko-risiko tersebut lebih
kepada kualitas SDM sendiri, dalam hal ini supir dan kondektur. Setelah itu dila
kukan proses penghitungan kemungkinan terjadinya risiko-risiko tersebut, dan men
ghasilkan angka 0,6833 untuk risiko kecelakaan dan 0,243 untuk risiko ketidakses
uaian pelaporan jumlah kursi. Dari data perusahaan dan asumsi yang digunakan, ke
rugian jika terjadi kecelakaan adalah sebesar Rp.6.860.762 per bulan, sedangkan
risiko ketidaksesuaian sebesar Rp.62.500 per bulan. Berdasarkan posisi pada peta
risiko, pengendalian jika terjadi kerugian kecelakaan adalah penahanan aktif se
besar kerugian per bulan, atau Rp.21.000 per unit bus.
3.2 Pembahasan
Dari kasus diatas, risiko yang muncul adalah resiko operasional yaitu penyimpang
an dari hasil yang diharapkan karena tidak berfungsinya suatu system, SDM, tekno
logi atau factor lain. Kasus di atas berhubungan juga dengan risiko produktivita
s yang merupakan penyimpangan hasil aatu tingkat produktivitas yang diharapkan k
arena adanya penyimpangan dari variable yang mempengaruhi produktivitas kerja. S
DM yang terkait yaitu supir dan kondektur, tidak memiliki kualitas yang baik. Se
perti melakukan kelalaian, kecurangan dan mengakibatkan kerugian dan kecelakaan.
Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan sanksi yang tegas jika
terbukti lalai dengan memotong gaji atau tidak mendaptkan bonus.
Ragam risiko operasional lainnya yang termasuk dalam kasus ini adalah risiko pro
ses, yaitu risiko mengenai potensi penyimpangan dari hasil yang diharapkan dari
proses karena ada penyimpangan atau kesalahan dalam mengkombinasi sumber daya. D
alam kasus ini, terjadinya ketidaksesuaian dalam pelaporan jumlah kursi mengakib
atkan kerugian bagi perusahaan 0,243. Penanganan yang dapat dilakukan dengan mel
akukan pengawasan ulang dalan pembayaran karcis di setiap pos-pos yang telah dis
ediakan serta mengontrol ulang jumlah penumpang.

Anda mungkin juga menyukai