1. Yang mempunyai seperangkat arti Kaitan agama dengan masyarakat banyak
mencakup perilaku sebagai pegangan dibuktikan pengetahuan agama yang meliputi individu (way of life) dengan penulisan sejarah dan figur para Nabi dalam kepercayaan dan taat kepada mengubah kehidupan. agamanya.
2. Peraturan agama dalam masyarakat Pada usulannya agama yang diyakini
penuh dengan hidup, menekankan merupakan sumber motivasi tindakan individu pada hal-hal yang normatif atau dalam hubungan sosial. menunjukkan kepada hal-hal yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan Ada dua kehidupan sosial menyangkut hal yang sudah tentu memiliki hubungan yang erat :
1.Agama dalam kehidupan individu dari kelas
sosial dan group sosial
2.Perseorangan, kolektivitas dan mencakup
kebiasaan dan cara semua unsur asing agama diwarnainya.
Fungsi Agama
Dalam pengertian lembaga sosial yang demikian, maka agama merupakan
salah satu bentuk perilaku manusia yang telah terlembaga; Fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek penting yaitu: kebudayaan, sistem sosial dan kepribadian; Teori fungsional dalam melihat kebudayaan, pengertiannya adalah bahwa kebudayaan adalah wujud suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai- nilai, norma-norma dan peraturan. Mempertahankan keseimbangan pribadi, fungsi kepribadian dalam hal ini merupakan suatu dorongan kebutuhan yang kompleks dan kecenderungan bertindak; Aksioma teori fungsional agama adalah segala suatu yang tidak berfungsi akan lenyap dengan sendirinya, karena agama sejak dulu sampai saat ini masalah fungsionalisme agama dapat dianalisa lebih mudah pada komitmen agama menurut Roland Robetson (1984), diklasifikasikan berupa: keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan dan konsekuensi.
A A
Pelembagaan Agama Masyarakat - masyarakat industri
sekuler Agama begitu universal, permanen (langgeng) dan mengatur dalam Masyarakat industri bercirikan kehidupan, sehingga bila memahami dinamika dan semakin berpengaruh agama akan sukar memahami terhadap semua aspek kehidupan, masyarakat; sebagian besar penyesuaian terhadap alam pisik; Menurut perkataan (Elizabeth K. Notinghan, 1954), yaitu : Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai Masyarakat yang terbelakang dan konsekuensi penting bagi agama, nilai-nilai sakral salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat; Masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang Pada umumnya kecenderungan berkembang sekulerisasi mempersempit ruang gerak kepercayaan dan pengalaman NU, semula organisasi ini tidak keagamaan yang terbatas; mempunyai anggaran dasar (Tahun 1926), baru setelah Tahun 1927 Agama yang menerima nilai-nilai organisasi ini dirumuskan; institusional baru, melainkan agama yang bersifat aliran-aliran. Dari contoh sosial lembaga keagamaan berkembang pola ibadah, pola ide-ide, ketentuan (keyakinan) dan tampil sebagai bentuk asosiasinya atau organisasinya.