Secara kuantitas, hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutaryo dan tim
menyebutkan biogas dari limbah organik menghasilkan lebih banyak biogas.
Sebagai gambaran, 15,3 liter larutan feses sapi perah yang dimasukkan dalam
digester (tempat untuk mencerna biogas) setiap harinya dapat menghasilkan 124,9
liter biogas. Adapun 2,4 liter larutan ampas tahu yang dimasukkan dalam digester
per hari dapat menghasilkan 381,82 liter biogas.
Sampah rumah tangga juga demikian. Dari 4,2 liter larutan limbah dapat
menghasilkan 420,01 liter biogas. Dengan jumlah larutan lebih sedikit, biogas
yang dihasilkan ampas tahu dan limbah organik hasilnya lebih besar.
Namun, Sutaryo juga menjelaskan, sebelum penggunaan ampas tahu dan limbah
organik, kotoran hewan tetap dibutuhkan, terutama sebagai pemicu awal.
Pembuatan biogas sangat sederhana. Ampas tahu diayak dan dipisahkan dari
cetakannya untuk kemudian air limbahnya dimasukkan ke dalam bak
penampungan. Air limbah disaring beberapa kali hingga menghasilkan biogas
yang kemudian dialirkan ke kompor.(ADO/Yon Daryono) dari Liputan6.com
Namun, Sutaryo juga menjelaskan, sebelum penggunaan ampas tahu dan limbah
organik, kotoran hewan tetap dibutuhkan, terutama sebagai pemicu awal.
dari kompasCetak
Kepala Seksi Pengembangan Teknologi dan Pengusahaan Minyak dan Gas Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng Agus Sugiharto
mengatakan, Dinas ESDM membuka peluang bagi setiap masyarakat yang ingin
mengembangkan biogas di wilayah Jateng tetapi tidak mampu.