Oleh :
Nama : Hidayat
Nim : 59061002032
Segala puji kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Laporan Tugas Akhir dengan judul “Teknologi Voice over Internet
Protokol(VoIP) di Indonesia” dapat diselesaikan.
Penulis tidak akan mampu menyelesaikan laporan tanpa bantuan dari pihak-pihak
yang telah memberikan bantuan baik secara langsung mapun tidak langsung. Pada
kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengajar Bapak
Deris Stiawan dan semua pihak yang telah membantu pembuatan Laporan Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini Tugas Akhir ini belum sempurna. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umunya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………….3
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………..4
Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………..4
Metode Penelitian……………………………………………………………………………………………….5
Tujuan Penelitian…………………………………………………………………………………………………6
BAB II DASAR TEORI……………………………………………………………………………………………………..7
2.1 Voice over Internet Protokol…………………………………………………………………………..7
2.1.1 Pengertian……………………………………………………………………………………………….7
2.1.2 Komponen VoIP………………………………………………………………………………………9
2.1.2.1 Protocol…………………………………………………………………………………..9
2.1.2.2 VoIP Server………………………………………………………………………………14
2.1.2.3 Soft Switch……………………………………………………………………………….15
2.1.2.4 SoftPhone (Software)………………………………………………………………16
2.1.2.5 Voip Gateway………………………………………………………………………….17
2.1.3 Jenis Metode Layanan VoIP…………………………………………………………………….17
2.1.3.1 ATA………………………………………………………………………………………….17
2.1.3.2 IP Phone………………………………………………………………………………….17
2.1.3.3 PC to PC……………………………………………………………………………………18
2.1.4 Keuntunan VoIP………………………………………………………………………………………18
2.1.5 Kerugian VoIP …………………………………………………………………………………………19
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………21
BAB IV KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………….28
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………29
3
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi pada saat ini merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seluruh
manusia di dunia. Pada zaman dahulu orang-orang purba berkomunikasi melalui
coretan atau lukisan yang ada di dalam gua. Selain itu, jaman duhulu orang
menyampaikan komunikasi melalui alat yang sederhana seperti surat, burung
merpati untuk mengantarkan surat, kentongan untuk media penyampai tanda
bahaya, sehingga warga tahu keadaan yang terjadi. ketokan satu satu, ada
kematian, ketokan dua-dua ada pencurian, ketokan tiga-tiga ada kebakaran,
atau ketokan empat-empat ada bencana alam. bahkan sampai saat ini di pos
ronda (juga di kota) selalu terdapat kentongan sebagai media komunikasi
bahaya, untuk warga.
Bayangkan saja jika tidak ada komunikasi pada zaman globalisasi sekarang ini,
bisa-bisa suatu negara tidak akan mengetahui apa yang terjadi di negara lain.
Dewasa ini kita dapat melihat revolusi besar-besaran dalam sistem komunikasi
di seluruh dunia di mana setiap orang mulai menggunakan PCs dan Internet
untuk mencari pekerjaan, berkomunikasi satu sama lain, untuk menukar data
(seperti gambar, suara, dan dokumen). Dan terkadang berbicara satu sama lain
menggunakan applikasi Netmeeting atau Internet Phone.Dan untuk masa yang
akan datang bagaimana penggunaan secara real?
4
Perkembangan teknologi telah membawa bisnis Telephony memasuki era baru
yang menawarkan penyatuan seluruh komunikasi yang bersifat multimedia dan
disalurkan melalui Internet Perkembangan selanjutnya dari Internet ialah
munculnya konsep yang dikenal dengan istilah Internet Telephony. Konsep IP ini
memungkinkan penggabungan seluruh aplikasi-aplikasi dan layanan-layanan
yang ada dalam Internet dan Telephony, sehingga konsep ini diperkirakan pada
masa yang akan datang akan dipakai secara luas, digabungkan dengan
infrastruktur Telephony yang sudah ada dan dapat diprekdisikan Kemampuan
untuk melakukan komunikasi suara melalui Protokol Internet secara umum
dikenal dengan istilah “ Suara diatas Protokol Internet”, “IP Telephony”, “Voice
over IP” atau VoIP dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan
hubungan telepon – dan semua kemampuan lainnya yang bisa dilakukan oleh
jaringan telepon publik – dan mengirimkan faksimili diatas jaringan berbasis IP
dengan kualitas layanan yang memadai.
5
3. Selain dari buku-buku pendukung, referensi juga diperoleh dari internet.
6
BAB II
DASAR TEORI
Voice over Internet Protocol (VoIP) melewatkan trafik suara, video dan data
yang berbentuk paket melalui jaringan IP. jaringan IP adalah jaringan komunikasi
data yang berbasis packet switch. Trafik VoIP dibagi menjadi dua bagian
transmisi jaringan yaitu transmisi untuk signaling dan untuk RTP (Realtime
Transfer Protocol). Protokol yang digunakan unuk signaling selalu berbasis TCP
(Transfer Control Protocol) sedang untuk RTP yang digunakan adalah protocol
berbasis UDP (User Datagram Protocol). Signaling dilakukan diantara port TCP
yang sudah umum diketahui, misalkan untuk H323 menggunakan port 1720, SIP
(session Initiation Protocol) menggunakan port 5060, IAX (Inter Asterisk
Exchange) menggunakan port 4569.
7
Untuk membuat sistem VoIP, ada beberapa variasi penyambungan. Ada koneksi
dari komputer ke komputer dengan berbekal sound card dan head-set melalui
jaringan LAN maupun internet merupakan solusi paling murah tetapi cukup
merepotkan, karena kedua sisi harus memiliki komputer dan perangkat lunak
(Softphone) yang sama. Ada juga melalui komunikasi suara dari komputer ke
pesawat telepon IP (IP Phone) maupun pesawat telepon biasa yang
menggunakan gateway atau perangkat yang disediakan oleh suatu perusahaan
untuk dapat mengakses jaringan PSTN (Public Switched Telephone
Network)setempat.
8
Gambar 2 : Topologi jaringan VoIP .
2.1.2 Komponen VoIP
1. Protocol
2. VoIP Server
3. Soft Switch
4. SoftPhone (Software)
5. VoIP Gateway
2.1.2.1 Protocol
9
Secara umum, terdapat dua teknologi yang digunakan untuk VoIP, yaitu
H.323 dan SIP. H323 merupakan teknologi yang dikembangkan oleh ITU
(International Telecommunication Union). SIP (Session Initiation Protocol)
merupakan teknologi yang dikembangkan IETF (Internet Enggineering Task
Force).
a. TCP/IP
TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sebuah
protokol yang digunakan pada jaringan Internet. Protokol ini terdiri dari dua
bagian besar, yaitu TCP dan IP. Ilustrasi pemrosesan data untuk dikirimkan
dengan menggunakan protokol TCP/IP diberikan pada gambar dibawah ini.
App Application
licat
TCP/UDP TCP/UDP
IP IP
Physical Physical
Tabel 1
b. Application layer
Fungsi utama lapisan ini adalah pemindahan file. Perpindahan file dari
sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan suatu sistem
pengendalian untuk menangatasi adanya ketidak kompatibelan sistem file yang
berbeda - beda. Protokol ini berhubungan dengan aplikasi. Salah satu contoh
aplikasi yang telah dikenal misalnya HTTP (Hypertext Transfer Protocol) untuk
10
web, FTP (File Transfer Protocol) untuk perpindahan file, dan TELNET untuk
terminal maya jarak jauh.
11
dan UDP checksum dimana fungsinya hampir sama dengan TCP, namun
fasilitas checksum pada UDP bersifat opsional.
UDP pada VoIP digunakan untuk mengirimkan audio stream yang dikrimkan
secara terus menerus. UDP digunakan pada VoIP karena pada pengiriman
audio streaming yang berlangsung terus menerus lebih mementingkan
kecepatan pengiriman data agar tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya
paket yang hilang walaupun mencapai 50% dari jumlah paket yang dikirimkan.
(VoIP fundamental, Davidson Peters, Cisco System, 163). Karena UDP mampu
mengirimkan data streaming dengan cepat, maka dalam teknologi VoIP UDP
merupakan salah satu protokol penting yang digunakan sebagai header pada
pengiriman data selain RTP dan IP. Untuk mengurangi jumlah paket yang
hilang saat pengiriman data (karena tidak terdapat mekanisme pengiriman
ulang) maka pada teknolgi VoIP pengiriman data banyak dilakukan pada private
network.
e. H.323
H.323 adalah salah satu dari rekomendasi ITU-t (International
Telecommunications Union – Telecommunications). H.323 merupakan standar
yang menentukan komponen, protokol, dan prosedur yang menyediakan
layanan komunikasi multimedia. Layanan tersebut adalah komunikasi audio,
video , dan data real-time, melalui jaringan berbasis paket (packet-based
network). (Tabratas Tharom, 2001;64) H.323 berjalan pada jaringan intranet
dan jaringan packet-switched tanpa mengatur media jaringan yang di gunakan
sebagai sarana transportasi maupun protokol networ layer. Karakteristik
terminal H.323 dapat dilihat pada Gambar 2.7.
12
13
c. SIP (Session Initiation Protocol)
SIP adalah suatu signalling protocol pada layer aplikasi yang
berfungsi untuk membangun, memodifikasi, dan mengakhiri suatu sesi
multimedia yang melibatkan satu atau beberapa pengguna. Sesi multimedia
adalah pertukaran data antar pengguna yangbisa meliputi suara, video, dan
text. SIP tidak menyediakan layanan secara langsung , tetapi menyediakan
pondasi yangdapat digunakan oleh protokol aplikasi lainnya untuk
memberikan layanan yang lebih lengkap bagi pengguna, misalnya dengan
RTP (Real Time Transport Protocol) untuk transfer data secara real-time,
dengan SDP (Session Description Protocol) untuk mendiskripsikan sesi
multimedia , dengan MEGACO (Media Gateway Control Protocol) untuk
komunikasi dengan PSTN (Public Switch Telephone Network).
Meskipun demikian, fungsi dan operasi dasar SIP tidak tergantung pada
protocol tersebut. SIP juga tidak tergantung pada protokol layer transport
yang digunakan. Pembangunan suatu komunikasi multimedia dengan SIP
dilakukan melalui beberapatahap :
1. User Location adalah menentukan lokasi pengguna yang akan
berkomunikasi.
2. User Availabilityi adalah menentukan tingkat keinginan pihak yang
dipanggil untuk terlibat dalam komunikasi.
3. User Capability adalah menentukan media maupun parameter yang
berhubungan dengan media yang digunakan untuk komunikasi.
4. Session Setup adalah pembentukan hubungan antara pihak
pemanggildengan pihak yang dipanggil.
5. Session management yaitu meliputi transfer, modifikasi, dan pemutusan
sesi. Secara garis besar SIP merupakan protokol yang digunakan dalam
untuk membangun, memodifikasi, dan mengakhiri suatu sesi.
Penggunaan protokol codec video , audio dan Real-time Protocol
dengan H.323 tetap sama, hanya berbeda dalam sesi
signallingsambungan VoIP
14
Protokol lain yang juga sempat populer adalah MGCP (Media Gateway
Control Protocol). Protokol ini lebih sering digunakan untuk mengontrol titik
komunikasi di VoIP. MGCP memiliki feature tambahan yang unik, yakni Call
Waiting.
VoIP Server adalah bagian utama dalam jaringan VoIP. Perangkat ini
memang tidak wajib ada di jaringan VoIP, tetapi sangat dibutuhkan untuk dapat
menghubungkan banyak titik komunikasi server. Perangkat ini dapat digunakan
untuk mendefinisikan jalur dan aturan antar terminal. Selain itu VoIP server juga
bisa menyediakan layanan-layanan yang biasa ada di perangkat PBX (Private
Branch Exchange), voice mail, Interactive Voice Response (IVR), dan lain-lain.
Beberapa jenis SoftSwitch juga menyediakan fasilitas tambahan untuk dapat
berkomunikasi dengan SoftSwitch lain di internet. Ada beberapa SoftSwitch yang
dapat anda pilih untuk membangun jaringan VoIP sendiri, semuanya memiliki
lisensi gratis. Contoh dari VoIP server ini adalah Asterisk.
15
Konsep berbeda ditawarkan VoIP. Seluruh data yang lalu-lalang di Internet
menggunakan konsep Packet Switching. artinya jalur yang anda gunakan untuk
berselancar di internet bukan eklusif milik sendiri. Packet Switching
memungkinkan jalur data digunakan oleh banyak pengguna. Agar tidak salah
alamat, paket data diberi identitas khusus sehingga perangkat pendukung
seperti router dapat meneruskannya (switched) ke tujuan akhir. Packet Switch
menjadi alasan utama mengapa komunikasi suara menggunakan Internet
Protocol (IP) memiliki perbedaan biaya yang jauh lebih rendah.
Coder-decoder (Codec)
Agar apat melewati jalur Packet Switch dengan baik, VoIP memebutuhkan
proses coder dan decoder. Proses ini mengkonversi sinyal audio menjadi data
digital yang dipadatkan (kompresi) untuk kemudian dikirim lewat jalur internet. Di
titik lain, data dikembangkan lagi (dekompresi), dan diubah menjadi sinyal
analog.
16
Pemilihan codec sangat berpengaruh pada penggunaan bandwidth jaringan
nantinya. Makin baik codec melakukan sampling, makin efisien juga jalur yang
digunakan. Kualitas akhir suara juga harus diperhatikan agar tidak sekadar
cepat, codec juga harus menghasilkan sinyal audio yang baik. Beberapa codec
lainnya : G.723.1, G.729, G.726, G.728, GSM, iLBC
2.1.2.4 SoftPhone
17
terhubung dengan gateway. Namun demikian gateway tidak dibutuhkan untuk
komunikasi antara dua terminal H.323.
3. PC to PC
Ketiga metode di atas adalah metode yang dapat dipakai oleh pengguna untuk
melakukan / menggunakan layanan VOIP
2.1.3.1 ATA
ATA adalah metode paling umum untuk menggunakan layanan VOIP yaitu
menggunakan alat yang bernama ATA yang memungkinkan kita
menyambungkan telepon konvensional ke PC atau internet untuk melakukan
VOIP
2.1.3.2 IP PHONES
IP PHONES yaitu telepon yang sudah memiliki port RJ-45 untuk langsung di
sambungkan ke router guna melakukan panggilan VOIP.
2.1.3.3 PC to PC
18
Gambar ini disadur dari : www.foundry.net
19
Kelebihan dan Kekurangan VoIP
20
BAB III
PEMBAHASAN
VoIP sebenarnya adalah aplikasi internet biasa seperti layanan www dan
email. VoIP sebagai layanan Internet biasa disebut IP Telephony. Infrastruktur
internet dibutuhkan agar dapat menggunakan dann atau menyediakan layanan
VoIP. VoIP secara umum berarti mengirimkan informasi suara secara digital
dalam bentuk paket data. Dibandingkan secara tradisional, pengiriman informasi
suara melalui saluran analog PSTN (Public Switching Telephone Network). VoIP
yang disebut juga internet telephony merupakan teknologi yang menawarkan
solusi telepon melalui jaringan paket (IP Network). Teknologi yang awalnya
dianggap menyimpang dari kelaziman ternyata saat ini menjanjikan suatu
kelebihan, sehingga banyak pihak yang ikut melibatkan diri. Secara umum, VoIP
didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan internet untuk
mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat yang lain
menggunakan perantara protokol IP.
21
adalah VoIP Merdeka yang dicetuskan oleh pakar internet Indonesia, Onno W.
Purbo. Teknologi yang digunakan adalah H.323 yang merupakan teknologi awal
VoIP. Sentral VoIP Merdeka di hosting di Indonesia Internet Exchange (IIX) atas
dukungan beberapa ISP dan Asossiasi Penyelenggara Jaringan Internet (APJII).
Di tahun 2005, Anton Raharja dan tim dari ICT Center Jakarta mulai
mengembangkan VoIP jenis baru berbasis Session Initiation Protocol (SIP).
Teknologi SIP merupakan teknologi pengganti H.323 yang sulit menembus proxy
server. Di tahun 2006, infrastruktur VoIP SIP dikenal sebagai VoIP Raky.
Saat ini permasalahan VoIP di Tanah Air, bukan terletak pada sisi teknologinya
malainkan pada sisi bisnis semata. Karena, bisnis ini sangat menguntungkan.
Sesuai Kepdirjenpostel No.159/Dirjen/2001,pemerintah memang hanya
menunjuk lima pihak yang berhak menyelenggarakan jasa internet teleponi alias
VoIP untuk keperluan publik. Masing-masing adalah PT Telkom, Indosat,
Satelindo, PT Atlasat Solusindo, dan PT Gaharu Sejahtera. Padahal, pengusaha
VoIP yang tergabung dalam Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) menyebut sudah ada sekitar 35 pelaku usaha yang menyelenggarakan
bisnis jasa ini. Kalau Kepdirjenpostel itu jadi dilaksanakan, berarti sekian banyak
pengusaha harus tutup operasi atau menempuh jalan kerja sama dengan
operator resmi. Para pengusaha VoIP di luar kelima nama tadi memang seolah
berpacu dengan waktu. Pasal 86 Kepmenhub No.21/2001 menegaskan tenggat
waktu adalah 31 Mei 2002 untuk penyelenggaraan VoIP. Selanjutnya hanya
pihak yang telah memiliki izin resmi yang boleh beroperasi.Penyelenggara VoIP
22
yang masih eksis selanjutnya dianggap ilegal, dan jika masih beroperasi maka
fasilitas telekomunikasi yang berhubungan dengan VoIP seperti sambungan E-1
dicabut.Sulit dibendung.
23
Undang Dasar 1945 Amandemen. Peraturan Pemerintah ini berfungsi untuk
menyelenggarakan ketentuan dalam Undang-Undang, baik yang secara tegas-
tegas maupun secara tidak tegas menyebutkannya. Dalam Pasal 14 Peraturan
Pemerintah No. 52 Tahun 2000, penyelenggaraan jasa telekomunikasi
diklasifikasikan dalam tiga jenis, yaitu:
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan jasa telekomunikasi adalah layanan
telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan bertelekomunikasi dengan
menggunakan jaringan telekomunikasi. Di dalam Penjelasan Pasal 14 huruf c dalam
Peraturan Pemerintah tersebut, yang dimaksud dengan penyelenggaraan jasa
multimedia adalah penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang menawarkan layanan
berbasis teknologi informasi, termasuk di dalamnya antara lain: penyelenggaraan
jasa Voice over Internet Protocol (VoIP), internet dan intranet, komunikasi data,
konperensi video dan jasa video hiburan. Penyelenggaraan jasa multimedia dapat
dilakukan secara jual kembali. Jadi, layanan VoIP digolongkan sebagai
penyelenggaraan jasa multimedia. Permasalahannya, apakah layanan VoIP
berbasis Phone-to-Phone masih merupakan jasa multimedia atau termasuk jasa
teleponi dasar. Banyak pihak yang beranggapan bahwa ketentuan mengenai VoIP
tidak jelas pengaturannya karena tidak ada disebutkan baik dalam Undang-Undang
maupun dalam Peraturan Pemerintah dan bahkan Undang-Undang dianggap tidak
mampu mengikuti perkembangan teknologi informasi. Penjelasan seringkali
diperlukan dalam menafsirkan suatu peraturan perundang-undangan. Penjelasan
dalam sebuah perundang-undangan merupakan suatu kesatuan penjelasan resmi
dari pembentuk peraturan perundang-undangan tersebut. Dalam hal ini, penjelasan
berfungsi untuk dapat membantu dalam mengetahui maksud dan latar belakang
diadakannya suatu peraturan perundang-undangan serta untuk menjelaskan
ketentuan-ketentuan yang masih memerlukan sebuah kejelasan. Jadi, walaupun
24
mengenai VoIP hanya dijelaskan dalam lembaran Penjelasan, tetap saja materi ini
dianggap sebagai muatan dalam Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000 yang
merupakan penjabaran atau untuk menjalankan ketentuan Undang-Undang. Oleh
sebab itu, sangatlah tidak beralasan bahwa aturan mengenai penyelenggaraan jasa
VoIP belum jelas atau tidak ada dasar hukumnya.
25
600 juta. Jadi, dalam kasus penyelenggaraaan jasa VoIP yang tidak memiliki izin
dari Menteri, secara yuridis memang dapat diancam dengan sanksi pidana ini.
REFORMASI REGULASI
Salah satu yang menjadi alasan pembatasan layanan VoIP adalah untuk
melindungi industri telekomunikasi dalam negeri. Alasan ini dapat dimengerti karena
65 % pendapatan Telkom sendiri berasal dari sambungan jarak jauh. Dengan
adanya layanan VoIP, pendapatan mereka bisa menurun drastis yang juga akan
menurunkan pendapatan negara. Konflik kepentingan ini harus dapat diatasi oleh
pemerintah. Mempertahankan teknologi yang memberikan ongkos yang besar perlu
dipertimbangkan kembali. Membatasi layanan telekomunikasi yang murah
merupakan proses pembodohan kepada masyarakat. Adanya kepentingan
pemerintah untuk melakukan pembinaan, pembatasan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan telekomunikasi pada dasarnya merupakan realisasi dari kewajiban
negara dalam menjamin hak bertelekomunikasi warga negara. Dilihat dari kewajiban
negara menyelenggarakan kesejahteraan rakyat, pemerintah seharusnya
26
mendukung pengembangan jasa layanan VoIP yang nantinya dapat memeratakan
hasil-hasil pembangunan dan sekaligus meningkatkan ekenomi rakyat sebagai hasil
dari efisiensi. Bukan tidak mungkin, hasil dari efisiensi dalam masyarakat ini
memberikan keuntungan yang lebih baik daripada harus mempertahankan
kepentingan industri telekomunikasi dalam negeri. Kehendak konsititusi harus selalu
diutamakan daripada pertimbangan untung-rugi.
27
yang sebelumnya kurang dapat menikmati layanan telekomunikasi yang masih
mahal.
28
BAB IV
KESIMPULAN
1. keuntungan yang dapat diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih
murah dari tarif telepon tradisional, karena jaringan IP bersifat global. Sehingga
untuk hubungan SLI dan SLJJ dapat ditekan hingga 70%.
2. biaya maintenance dapat ditekan karena voice dan data network terpisah,
sehingga IP Phone dapat di tambah, dipindah dan di ubah. Hal ini karena VoIP
dapat dipasang di sembarang ethernet dan IP address, tidak seperti telepon
tradisional yang harus mempunyai port tersendiri di Sentral atau PBX.
Untuk masalah regulasi, perlu dibuat sesegera mungkin oleh pejabat yang
berwenang sesuai jobdescriptionnya. Kalau itu memang wewenang menkominfo
yang harus dibuat oleh menkominfo bukan oleh Ditjen Postel. Untuk substansi
regulasinya bisa melibatkan para praktisi dan pakar IT yang memang sudah bergelut
dengan VoIP ini. Jika ini bisa diwujudkan teknologi VoIP yang kabar-kabarnya
adalah teknologi generasi keempat ini segera akan terwujud di negara Indonesia.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
http://www.theopalgroup.com/newsletter/Spring2006/techtalk.htm
http://www.krist-ha.blogspot.com/2006/07/quo-vadis-regulasi-voip-di-
indonesia.html
http://www.yehu.or.id/teknologi-informasi.htm
31