PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah membuat asuhan kebidanan, diharapkan mahasiswa dapat
mengerti, memahami serta mampu membuat asuhan kebidanan pada
Ny “B” P20002 usia 37 tahun dengan akseptor KB suntik 3 bulan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan yang dapat kita ambil dari laporan ini adalah agar
mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
1
c. Menentukan identifikasi masalah potensial
d. Menentukan kebutuhan segera dipenuhi
e. Membuat rencana tindakan
f. Melaksanakan tindakan
g. Melaksanakan evaluasi dan hasil tindakan
1.3 Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami tentang asuhan kebidanan dalam konteks
keluarga yaitu tentang Asuhan Kebidanan pada Ny ”B” P20002 usia 37
tahun dengan Akseptor KB suntik 3 bulan.
b. Bagi institusi
Institusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa STIKES Dian Husada
Program Studi DIII Kebidanan mampu membuat asuhan kebidanan pada
ibu dengan KB suntik 3 bulan.
c. Bagi lahan praktek
Polindes dapat meningkatkan asuhan pelayanan yang komprehensif pada
ibu akseptor KB suntik 3 bulan.
2
a. Wawancara
Yaitu dengan bertanya langsung kepada klien tentang hal-hal yang
berhubungan dengan latar belakang kondisi kesehatan klien.
b. Observasi langsung
Yaitu melalui pengamatan langsung maupun pemeriksaan fisik dengan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
c. Studi dokumen
Dengan melihat kartu kunjungan KB dan register KB.
d. Studi literatur
Yaitu melalui referensi dan literatur.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
b. Teori sistem sosial
Teori berasal dari ilmu sosial dan psikologis yang merupakan disiplin
dari ilmu akademis dan bukan disiplin ilmu profesi.
c. Teori sistem keluarga
Dibagi dalam 3 bagian yakni sistem keluarga terbuka, tertutup dan
acak.
2.1.4 Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
a. Pola kebutuhan keluarga respons
b. Saling memperhatikan (mutual naturance), keakraban, dan
identifikasi
c. Keterpisahan dan keterikatan
2. Fungsi sosialisasi
a. Menciptakan otonomi setiap anggota dalam keluarga
b. Menciptakan ketergantungan dalam keluarga
c. Tanggung jawab untuk peran membesarkan anak
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga
yang terkait dengan kesehatan
b. Penerapan konsistensi dalam nilai-nilai kesehatan
c. Perilaku semua anggota keluarga dalam mendukung
peningkatan kesehatan
d. Konsep dan tingkat pengetahuan keluarga tentang
sehat/sakit
4. Fungsi reproduksi
5
- Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi alat
atau obat-obatan (Mochtar, Rustam, 1999 : 255)
- Kontrasepsi suntikan merupakan salah satu kontrasepsi suntikan
yang populer, tetapi sudah disuntikkan, ia tidak dapat dikeluargakan
kembali (Prawirohadjo, 2005 : 921)
2.2.2 Keuntungan suntikan KB
1. Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu
2. Tingkat efektifitas tinggi
3. Hubungan seks dengan suntikan KB bebas
4. Pengawasan medis yang ringan
5. Dapat dipakai dan diberikan pasca persalinan, pasca keguguran,
atau pasca menstruasi
6. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi
2.2.3 Kontraindikasi suntikan
1. Kehamilan
2. Karsinoma payudara
3. Karsinoma traktus genetalia
4. Perdarahan abnormal uterus
2.2.4 Efek samping suntikan
1. Gangguan haid :
a. Amenorea
b. Spooting
c. Metrorhagie
d. Menometrorhagie
2. Depresi
3. Keputihan
4. Jerawat
5. Perubahan libido
6. Perubahan berat badan
7. Pusing dan sakit kepala
8. Hematoma
6
2.2.5 Amenorea
1. Definisi
Merupakan keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-
turut.
2. Jenis amenorea
Dibagi dalam 3 jenis, antara lain :
a. Amenorea primer
Dipergunakan bila seseorang belum pernah mendapat menstruasi dan
tidak boleh didiagnosa sebelum pasien mencapai umur 18 tahun.
b. Amenorea sekunder
Ialah hilangnya haid setelah menarche.
c. Amenorea fisiologis
Dapat terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa laktasi,
dalam menopause.
3. Etiologi
a. Dysfungsi hypotalamus
b. Dysfungsi hypofise
c. Dysfungsi ovarium
d. Periferi tidak bereaksi
e. Penyakit-penyakit lain (TBC, tyroid, kelainan gizi)
4. Terapi
Terapi diberikan menurut etiologi, secara umum dapat disebut
a. Hormon-hormon untuk merangsang ovulasi :
Cloiniphan : merangsang hypotalamus gonadotrophin sebagai
substitusi terapi mengadakan rebound phenomen
dengan hormon progestin, oral pills
b. Iradiasi dari ovarium
c. Thyroid kalau ada hypofungsi gl. Thyrcoidea
d. Keseahtan umum harus diperbaiki
Amenorea karena TBC tidak perlu diobati
7
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tanggal : 30 November 2010
Jam : 15.30 WIB
Oleh : Shila Firdausi
A. Data Subyektif
1. Identitas Keluarga
Biodata Klien
a. Nama ibu : Ny “B”
b. Umur : 37 tahun
c. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan : IRT
g. Alamat : Dsn. Talok RT 0I/RW 0I
8
Usia kawin : 25 tahun
Berapa kali kawin : 1 (satu) kali
Lama perkawinan : 12 tahun
4. Status keluarga
No Nama L/P Umur Status Pendidikan Pekerjaan Ket
1 Tn”J” L 38 tahun KK Tamat SD Petani Sehat
2 Ny”B” P 37 tahun Istri Tamat SD IRT Sehat
3 An”S” P 10 tahun Anak SD Pelajar Sehat
4 An”F” P 7 tahun Anak SD Pelajar Sehat
Genogram keluarga :
Keterangan :
: ayah
: ibu
: anak laki-laki
: anak perempuan
: tinggal satu rumah
5. Tipe keluarga
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
6. Latar belakang budaya (etnis)
- Keluarga etnis jawa
- Menggunakan bahasa jawa dalam kehidupan sehari-hari
7. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Lama : 6 – 7 hari
Dismenorhae : 28 hari
Flour Albus : saat haid
Warna : normal
8. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Klien dan Keluarga
a. Riwayat Kesehatan Klien
Ibu mengatakan terkadang mengalami sesak nafas jika terlalu capek dan
bekerja terlalu berat, ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menurun seperti penyakit kuning dan asma.
9
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC dan penyakit kuning dan penyakit menurun seperti
kencing manis dan asma. Ibu mengatakan orang tua perempuan dari
pihaknya menderita tekanan darah tinggi.
9. Keadaan lingkungan
a. Karakteristik rumah
- Tipe rumah permanen
- Gambar denah rumah
Keterangan :
5 6 1. Ruang tamu
2. Ruang keluarga
4
3. Kamar tidur 1
2 4. Kamar tidur 2
3
5. Kamar mandi + WC
6. Dapur + ruang makan
1
10
Mandi 3 kali sehari (pahi, siang, dan sore), gosok gigi setiap mandi,
keramas 2 hari sekali, ganti baju setiap selesai mandi pagi dan sore
dan ganti celana dalam setiap pagi dan malam.
e. Pola psikososial
Ibu mengatakan jika ada waktu luang digunakan untuk berkumpul
dengan tetangga dekatnya, terjalin hubungan hubungan baik dengan
tetangganya dan aktif dalam kegiatan di RT seperti tahlilan dan
pengajian.
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TB : 154 cm
BB : 63 kg
2. Pemeriksaan TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 367 o C
RR : 20 x/mnt
3. Pemeriskaan fisik
a. Inspeksi
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, palpebra tidak
odema, reflek cahay baik.
Hidung : simetris, bersih tidak tampak sekret, tidak ada polip,
tidak tampak pernafasan cuping hidung.
Mulut : simetris, mukosa bibir lembab, gigi geraham bawah
berlubang.
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : tidak tampak tarikan intercosta saat bernafas.
Payudara : simetris, tidak tampak luka.
Abdomen : tidak tampak luka parur bekas operasi
11
Ekstremitas
- Atas : simetris. Tidak polidaktil dan sindakti, pergerakan
normal
- Bawah : simetris, tidak polidaktil dan sindaktil, pergerakan
normal
b. Palpasi
Leher : tidak teraba bendungan vena jugularis, dan
pembesaran kelenjar tiroid.
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal.
Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran hati
dan benjolan abnormal.
c. Auskultasi
Dada : tidak terdengan wheezing dan ronchi.
Abdomen : bising usus 11x/menit
d. Perkusi
Punggung : bunyi getaran sisi kiri dan kanan sama.
Abdomen : tymphani (tidak kembung)
12
Masalah : gangguan menstruasi (Amenhorae)
Ds : ibu mengatakan tidak mengalami haid setelah menggunakan KB
suntik 3 bulan
Do : - tidak haid pada waktunya
3.5 Intervensi
Dx : P20002 usia 37 tahun dengan akseptor KB suntik 3 bulan.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebianan selama + 30 menit diharapkan
ibu dapat mengerti dan memahami penjelasan dari petugas
kesehatan tentang efek samping KB suntik 3 bulan
Kriteria hasil : - kedaan umum : baik
- Ibu dapat mengerti dan memahami tentang efek samping
KB suntik 3 bulan
Intervensi :
1. Lakukan komunikasi terapeutik pda ibu dan keluarga
R/ menumbuhkan rasa saling percaya antara petugas, klien dan keluarga
sehingga mempermudah petugas dalam melakukan asuhan.
2. Jelaskan efek samping dari Kb suntik 3 bulan
R/ menambah wawasan klien dan mengurangi kekhawatiran klien.
3. Anjurkan klien segera ke tenaga kesehatan jika merasakan atau mengalami
keluhan yang berlebihan
R/ masalah segera terdeteksi dan mendapatkan penanganan yang sesuai.
13
4. Anjurkan ibu untuk melakukan suntik KB sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan oleh bidan yang bersangkutan
R/ pelaksanaan suntik KB tepat waktu agar tidak terjadi kehamilan dan
klien lebih disiplin.
3.6 Implementasi
Tanggal : 30 November 2010 Jam : 15.45 WIB
Dx : P20002 usia 37 tahun dengan akseptor KB suntik 3 bulan
Implementasi:
1. Menjalin komunikasi terapeutik dengan ibu dan keluarga dengan senyum,
sapa, dan salam serta memperkenalkan diri dan maksud serta tujuan.
2. Menjelaskan efek samping dari Kb suntik 3 bulan yaitu bertambahnya
berat badan, timbulnya jerawat atau flek hitam diwajah, spooting (bercak
darah), pusing, dan termasuk tidak datangnya haid.
3. Menganjurkan klien segera ke tenaga kesehatan jika keluhan yang
dirasakan mengganggu aktivitas atau berlebihan agra segera mendapatkan
penanganan yang sesuai.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan suntik KB sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan oleh bidan yang bersangkutan agr tidak terjadi kehamilan.
3.7 Evaluasi
Tanggal : 30 November 2010 Jam : 16.00 WIB
Dx : P20002 usia 37 tahun dengan akseptor KB suntik 3 bulan
S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan yang diberikan
petugas keseahtan
O : Ibu tampak tenang
Ibu kooperatif
Ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan
A : P20002 usia 37 tahun dengan akseptor KB suntik 3 bulan
P : Anjurkan ibu untuk tetap rutin melakukan suntik KB sesuai waktu
yang ditentukan.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada tinjauan kasus dapat ditarik kesimpulan bahwa asuhan kebidanan
keluarga dengan diagnosa Ny “B” P20002 usia 37 tahun dengan akseptor KB
suntik 3 bulan ditegakkan dengan hasil pengkajian bahwa klien tidak
mengalami haid selama mengikuti KB suntik 3 bulan. Jika kita kita sebagai
bidan menemui kasus tersebut, maka kita harus dapat mendiagnosis hal
tersebut adalah masalah yang ditimbulkan dari efek samping KB suntik 3
bulan.
5.2 Saran
Asuhan kebidanan keluarga dengan KB suntik 3 bulan perlu adanya
konsultasi antara petugas kesehatan dengan akseptor guna menghindari
adanya kecemasan pada klien dan kefektifitasan pada alat kontrasepsi yang
digunakan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hanafi, dr. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : CV.
Muliasari
Manuaba, Ida Gde Bagus , dr, Prof. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
17