SKRIPSI
Oleh
Aries Gunanto
NIM. 5114000001
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
PENGESAHAN
Oleh
Aries Gunanto
NIM. 5114000001
Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Sabtu
Ketua Sekretaris
MOTTO
Minta tolonglah kamu kepada Allah dengan bersikap sabar dan mengerjakan
shalat. Sesungguhnya shalat itu amat berat dirasakan, kecuali bagi orang-orang
PERSEMBAHAN
dan restunya.
atas dukungannya.
Sragen.
semuanya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana
Semarang.
kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang dan Dekan Fakultas Teknik yang telah
Sipil.
2. Ketua Jurusan Teknik Sipil, atas segala bantuan, saran dan petunjuknya.
skripsi ini.
5. Dra. Sri Handayani, MPd., Dosen Penguji yang telah memberikan petunjuk,
6. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai
penelitian.
8. Kepala SMP N 1 Gemolong, Kepala SMP N 2 Gemolong, Kepala SMP Islam
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
Skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemapuan dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini akan saya terima dengan senang hati.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN............................................................................................ iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
SARI ............................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
3.4 Instrumen…………………………………………………………. 33
…………………………………………………………………… 44
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................ 64
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jumlah populasi siswa SMP................................................................. 30
keluarga ............................................................................................... 47
Bangunan............................................................................................. 49
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
8. Hasil Penelitian......................................................................................... 83
PENDAHULUAN
(SDA) maupun kemampuan teknologi yang dimiliki oleh suatu bangsa, akan
berkembang di era saat ini, menuntut para generasi bangsa untuk mencari bekal
ilmu dan teknologi yang tinggi. Hal ini disebabkan persaingan global yang sudah
tidak terbendung lagi dan harus dihadapi oleh generasi penerus bangsa.
Persaingan global atau yang dikenal dengan “Era Globalisasi” dapat merubah
semua kondisi yang ada disuatu Negara khususnya Indonesia, karena baik secara
langsung maupun tidak langsung akibat dari persaingan global dapat merubah
diterima dipasaran dunia dan dapat bersaing dengan Negara-negara lain. Dengan
ahli yang berkualitas dalam kognitif, afektif dan psikomotori. Hal ini menunjukan
bahwa industri membutuhkan tenaga yang dapat bekerja dengan efisien, efektif
dan professional.
tenaga terampil dan siap pakai. Diantaranya adalah SMK kelompok Teknologi
Jumlah tamatan SMP yang memilih SMK Kelompok Teknologi dan Industri
Bidang Keahlian Teknik Bangunan semakin lama semakin rendah atau bahkan
ada Bidang Keahlian Teknik bangunan pada suatu SMK ditutup karena tidak ada
siswanya. Berdasarkan survei awal terbukti dari tiga SMK yang ada di Gemolong
di mana dari ketiga SMK tersebut hanya terdapat satu SMK yang memiliki bidang
keahlian teknik bangunan, itupun dari jumlah siswa pendaftar atau yang diterima
tidak sesuai dengan kapasitas yang disediakan oleh sekolah hal ini dapat
ditunjukan dengan jumlah siswa setelah masa reformasi bergulir yaitu pada tahun
ajaran 1997/1998 : 119 siswa, 1998/1999 : 101 siswa, 1999/2000 : 104 siswa,
Miri dan SMK Negeri 1 Mondokan, di mana SMK tersebut yang semula
Hal ini menunjukan bahwa terjadi kesenjangan antara minat para tamatan
tujuannya. Kesenjangan yang terjadi antara tujuan dan pembentukan SMK Bidang
Teknik lainnya yang juga terdapat dalam SMK kelompok Teknologi dan Industri
seperti Elektronika dan Mesin maupun SMK kelompok lainnya, sedikit banyak
berkaitan dengan persepsi siswa SMP terhadap SMK Bidang Keahlian Teknik
Bangunan.
Siswa yang baru lulus dari SMP terkadang bingung menentukan pilihan
mana yang akan diambil. Dalam hal ini peranan sekolah dan orang tua maupun
pilihannya. Maka dari itu informasi yang jelas maupun pengalaman tentang
akan menjadi stimulus yang masuk dalam intelijensi siswa yang kemudian siswa
akan beranggapan Bidang Keahlian Teknik bangunan pada SMK tempat sekolah
tenaga kerja kasar. Sebaliknya seorang anak yang orang tuanya berpendidikan dan
tempat yang sesuai karena peserta didik yang telah menyelesaikan sekolah
langsung dapat bekerja. Disamping faktor orang tua dan guru penentuan pilihan
studi lanjut juga tergantung pada diri siswa sendiri. Persepsi siswa terhadap
sekolah lanjutan dalam hal ini SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan sedikit
persepsi siswa SMP terhadap SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan dirasakan
semakin rendah.
kaitan ini penulis ingin mengungkap lebih jauh perbedaan persepsi siswa SMP di
Bangunan.
1.2 Identifikasi Masalah
secara obyektif merupakan SMK yang cukup memberikan harapan bagi siswa-
menengah di bidang konstruksi. Padahal saat ini dan masa-masa yang akan datang
bidang pembangunan dapat memberikan peluang kerja yang cukup luas, karena
misalnya Bidang Keahlian Teknik elektronika dan otomotif. Padahal patut diakui
informasi yang diterima tentang obyek, dukungan keluarga, pendapatan orang tua,
lingkungan sosial, yaitu teman-teman dan lingkungan tempat tinggal serta peranan
media masa. Dari pernyataan di atas, tampak bahwa banyak faktor yang
Bangunan ?
Bangunan ?
Bangunan ?
Bangunan ?
9. Apakah prestasi belajar dapat mempengaruhi persepsi siswa SMP terhadap
10. Apakah tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi persepsi siswa
Teknik Bangunan ?
terdapat cukup banyak faktor yang mempengaruhi perbedaan persepsi siswa SMP
Bangunan.
Karena terbatasnya kemampuan penulis baik dari segi waktu, dana serta
berikut:
orang tua.
(a) Bagi penulis diharapkan untuk menambah pengetahuan teori dan praktek
dan Industri Bidang Keahlian Teknik. serta untuk menelaah antara teori
dan praktek.
(c) Bagi pengelola SMK Kleompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian
2. Manfaat Akademik
untuk memudahkan jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi.
halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar serta
daftar tabel.
Bagian isi skripsi memuat lima bab: bab pertama adalah gambaran
Dalam hal ini berisi tentang persepsi siswa SMP, SMK Kelompok Teknologi
analisis data.
Pada bagian akhir skripsi memuat tentang daftar pustaka dan lampiran-
KERANGKA TEORITIS
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jalan pikiran menurut kerangka
yang logis dan mampu mengungkap serta menggambarkan masalah tersebut. Hal
ini dilakukan untuk menjawab masalah yang telah teridentifikasi. Beberapa hal
yang akan disampaikan adalah persepsi siswa SMP, SMK Kelompok Tekknologi
pendidikan orang tua. Hal ini menghindari salah pengertian dalam penelitian ini
dan untuk memberikan gambaran yang jelas ke arah tujuan yang dimaksud, maka
2.1.1 Persepsi
Walgito (1992: 69) persepsi merupakan perangsangan dari luar melalui alat
dan dengar, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang di indera.
Sejalan dengan pendapat di atas Efendi dan Usman (1985: 112) menyatakan
yang meliputi: obyek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa, sampai
dalam otak. Pada waktu kita mempersepsikan sesuatu akan tergantung bukan saja
pada stimulusnya sendiri, tetapi juga pada latar belakang beradanya stimulus itu,
mereka dengan alat indera. Dalam hal ini obyek yang dijadikan persepsi adalah
tentang keberadaan SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan oleh siswa SMP
Negeri.
adalah persepsi terjadi mulai dari menghimpun informasi yang masuk kemudian
maka Irwanto dkk (1989: 48) menjabarkan beberapa faktor yang mempengaruhi
persepsi diantaranya:
1. Perhatian yang selektif, artinya tidak semua rangsangan atau tertentu saja.
dengan yang lainnya tidak sama tergantung dari nilai hidup yang dianut dan
kebutuhannya.
persepsi pada setiap individu secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi itu. Hal
tersebut karena keadaan menunjukan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh
stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan
respon individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan dipersepsi atau
Sebagai akibat dari stimulus yang dipilihnya dan diterima oleh individu, individu
menyadari dan memberikan respon sebagai reaksi terhadap stimulus tersebut
peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi
sembilan tahun yang masih berlaku sampai saat ini, yaitu masyarakat wajib
memperoleh pendidikan minimal sampai pada bangku SMP atau yang sederajat.
SMP merupakan pendidikan formal yang mempunyai tantangan lebih besar dari
pendidikan dasar bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik dlam hal
prestasi belajar maupun konsep diri siswa menghadapi di masa yang akan datang.
penyampaian GBPP yang berlaku, penggunaan sarana dan prasarana dalam proses
belajar mengajar sampai pada alokasi waktu yang sudah ditentukan. Sedang
Penilaian akhir yang dilakukan adalah standar nasional melalui Ujian Akhir
tingkat menengah atas yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa bekerja pada
ketrampilan khusus yang merupakan bekal memasuki dunia kerja sesuai dengan
pendidikan dasar seperti SMP, MTs atau pendidikan lain yang sederajat.
1. Tujuan Umum
layak.
2. Tujuan Khusus
atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia
b. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih
lebih tinggi.
serta lembaga kejuruan non formal adalah dalam hal lulusan. SMK lebih
dengan lembaga pendidikan non formal adalah siswa SMK masih diberi
mereka. Persepsi di sini dimaksudkan sebagai suatu proses dimana siswa dapat
atau keluarga (kepala keluarga, istri, anak dan sebagainya) atas barang dan
Pendapatan yang diterima keluarga atau individu dalam satu bulan pertahun tidak
sama tergantung tinggi rendahnya martabat, pangkat, derajat/traf
kelas (Purwodarminto, 1976: 1677). Menurut Gilarso (1985: 47)
sumber pendapatan keluarga berasal dari:
1. Usaha sendiri, misalnya berdagang, menjalankan perusahaan, menerima
Penerimaan atau pendapatan keluarga dapat berbentuk uang, barang dan lain-lain.
Menurut Mulyono (1982: 93-94) merinci sumber pendapatan sebagai
berikut:
1. Pendapatan berupa uang yaitu pendapatan (a) dari gaji dan upah yang
diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja
srabutan, (b) dari usaha sendiri komisi penjualan dari barang, (c) dari
hasil investasi, yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial.
2. Pendapatan berupa barang yaitu pendapatan yang berupa (a) bagian
pembayaran upah dan gaji yang dibentukkan dalam beras, pengobatan,
transportasi, perumahan, rekreasi, (b) barang yang diproduksi dan
dikonsumsi di rumah, antara lain pemakaian barang yang harus
diproduksi di rumah, sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah
sendiri yang ditempati.
3. Penerimaan yang bukan merupakan pendapatan atau lain-lain, yaitu
penerimaan yang berupa (a) pengembalian tabungan, (b) penjualan
barang-barang yang dipakai, (c) penagihan piutang, (d) pinjaman uang,
(e) kiriman uang, (f) hadiah pemberian, (g) warisan, (h) menang judi.
Pada dasarnya pendapatan bisa juga dikelompokkan dalam pendapatan sektor formal, informal, sub
sistem dan penerimaan yang bukan pendapatan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
barang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas
a. Pendapatan dari usaha yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri,
3. Pendapatan subsistem
satu tangan atau masyarakat. Hal ini terjadi apabila hasil produksi sendiri
dikonsumsi oleh diri sendiri, ini juga berlaku dalam satu keluarga,
masyarakat kecil atau sekelompok orang, atau dapat dikatakan bahwa apa
Keadaan ekonomi seseorang ditentukan oleh besarnya pendapatan yang diperoleh. Besarnya
pendapatan yang diperoleh dalam suatu keluarga itu berbeda-beda atau mempunyai tingkatan dan kriteria atau
ukuran yang biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan di
antaranya kekayaan. Aristoteles mengatakan bahwa tiap-tiap negara itu terdapat tiga unsur yaitu kaya, miskin, dan
mereka yang di tengah-tengahnya (Sukanto, 1982:219). Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan oleh
Furdiantanto (1974: 6) yang menjelaskan penggolongan kelas ekonomi dalam keluarga berdasarkan tinggi
rendahnya kesejahteraan atau harta benda yang dimiliki, yaitu:
3. Golongan kelas ekonomi rendah, yaitu harta miliknya hanya cukup untuk
Dari penggolongan di atas yang termasuk golongan tinggi umumnya adalah keluarga yang
pendapatannya sudah dipusatkan pada seluruh kebutuhan hidup rata-rata perorang, dengan kata lain semua hidup
dapat dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Sumitro Djoyokusumo (1987: 105), bahwa:
“Jika seseorang atau suatu bangsa dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup dengan memuaskan, karena
tersedia cukup banyak barang dan jasa, maka tingkat hidupnya adalah tinggi.”
2.1.5 Tingkat Pendidikan Orang Tua
a. Pengertian Pendidikan
menengah.
adalah:
2. Adanya subyek uji pendidik, orang tua, manusia dewasa dan adanya
kemampuan.
b. Macam Pendidikan
Menurut Edi Suardi (1984: 11) pendidikan dapat dibedakan menjadi
1. Pendidikan formal
2. Pendidikan informal
dengan sadar atau tidak sadar sejak seseorang lahir sampai mati, di dalam
informal berlangsung setiap saat tidak terikat oleh waktu dan tempat.”
bentuk dan aktivitas yang luas dan beraneka ragam serta tujuan yang
dan sebagainya.
c. Tingkat Pendidikan
jasmani dan rohani anak, agar memiliki sifat-sifat dasar sebagai pribadi
disebabkan oleh adanya faktor dari dalam diri individu dan dari luar diri individu.
suatu tujuan, dalam hal ini adalah siswa-siswa SMP dalam memilih studi lanjut.
Persepsi setiap individu tentulah berbeda-beda tergantung dari seberapa luas dia
juga akan berbeda apabila dilihat dari latar belakang status sosial seseorang.
Kondisi pendapatan dan pendidikan orang tua setiap siswa tentunya juga
ada pula yang menduduki tingkat pendidikan rendah. Demikian juga dalam hal
status ekonomi ada yang termasuk ekonomi kelas atas, ada juga yang ekonomi
kelas bawah dan ada sebagian yang menduduki status ekonomi kelas menengah.
Dari keragaman tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua itulah timbul
Orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan pendapatan yang tinggi
mempunyai harapan dan keinginan yang tingggi pula, sehingga mereka lebih
karenanya siswa yang memiliki keadaan tingkat pendidikan dan pendapatan orang
tua seperti di atas baik tingkat pendidikan dan pendapatan tinggi maupun rendah
akan dapat mempengaruhi persepsi siswa dalam memilih studi lanjut sesuai
Arikunto, 1998: 62). Sedangkan menurut Sofyan Efendi (1987: 43) hipotesis
adalah suatu kesimpulan sementara atau proposi tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut:
tua.
keluarga
BAB III
METODE PENELITIAN
diperoleh adalah hasil peristiwa yang berlangsung secara alami, dalam arti
tolak dari anggapanbahwa semula gejala yang diamati dapat diukur dan diubah
Sesuai dengan judul skripsi, maka dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang
Persepsi siswa SMP terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan (Y).
Rancangan hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat dapat digambarkan
sebagai berikut:
X1
X2
3.2.1 Populasi
Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat sama
(Sutrisno Hadi, 1993: 220). Sedangkan Sudjana berpendapat bahwa populasi
adalah totalitas nilai yang mungkin, hasil pengukuran atau perhitungan, kuantitatif
maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai kesimpulan obyek yang
lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (1986: 5).
Lebih singkatnya dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian (1998: 115). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi
adalah keseluruhan obyek penelitian dari karakteristik tertentu untuk dipelajari
kemudian dijadikan sumber data.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas III SMP
Negeri di kecamatan Gemolong kabupaten Sragen yang berjumlah 481 siswa.
Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998:
117). Sedangkan menurut Sugiyono (1991: 67) sampel adalah sebagian jumlah
apabila subyeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga
besar dari seratus maka sampel yang digunakan antara 10 – 15% atau 20 – 25%.
purposive random sampling yaitu cara pemilihan sampel yang didasarkan atas
ciri-ciri atau sifat yang mempunyai sangkut paut dengan ciri populasi dan sudah
diketahui sebelumnya (Sutrisno Hadi, 1993: 226), yaitu siswa-siswi SMP Negeri
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 1998: 97). Dalam penelitian ini variabel yang akan
diteliti adalah:
Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:
1. Faktor Pendapatan Keluarga (X1), dengan sub variabel sebagai berikut:
2. Faktor Tingkat Pendidikan Orang Tua (X2), dengan sub variabel sebagai
berikut:
a. Pendidikan rendah : SD
Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan, dengan sub variabel sebagai berikut:
1. Kurikulum
2. Biaya pendidikan
3. Pembelajaran
4. Fasilitas
5. Prospek lulusan
6. Pandangan masyarakat
7. Manfaat
3.4 Instrumen
Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk
menyusun suatu instrumen penelitian ada beberapa syarat yang harus diperhatikan
yaitu:
1. Obyektif, artinya harus dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya
2. Cocok, artinya harus dapat tepat dan sesuai dengan jenis data yang akan
dikumpulkan.
pengukuran.
4. Reliabel, artinya instrumen harus ajeg, dapat digunakan kapan saja dan di
meliputi:
a. Nama responden
a. Pendidikan rendah
b. Pendidikan menengah
c. Pendidikan tinggi
Untuk mengukur persepsi siswa digunakan angket pilihan, pertanyaan-pertanyaan yang disusun
berdasarkan indikator-indikator yang menunjukkan adanya persepsi siswa
terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan, yaitu kurikulum, biaya pendidikan, pembelajaran, fasilitas, prospek
lulusan, pandangan masyarakat, dan manfaat.
Skala yang digunakan adalah model likert dengan lima (5) pilihan jawaban. Jawaban pilihan
Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Tidak punya pilihan (E)
diberi skor 3, Kurang Setuju (KS) diberi skor 2, dan pilihan Tidak Setuju (TS)
diberi skor 1.
Adapun instrumen dari masing-masing variabel tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 3. Ubahan Persepsi Siswa SMP Terhadap SMK Kelompok teknologi dan
Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan.
Variabel Obyek yang Diukur No. Item Juml
ah
Item
Persepsi 1. Kurikulum 1, 8, 10, 13, 29 5
Siswa 2. Biaya Pendidikan 5, 15, 16 3
3. Pembelajaran 9, 11, 18, 21, 22, 28 6
4. Fasilitas 17,19 2
5. Prospek Lulusan 3, 6, 7, 31, 23, 27, 32 7
6.Pandangan Masyarakat 2, 4, 14, 20, 25, 26, 30 7
7. Manfaat 12, 24 2
Pendapatan 1. Tinggi Kuisioner pendapatan
2. Sedang keluarga
3. Rendah
Tingkat 1. Tinggi Identitas Responden
Pendidikan 2. Sedang
3. Rendah
Keterangan:
RXY = koefisien korelasi antar variabel X dan Y
N = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total
∑X2 = Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total
Hasil ujicoba angket oleh 21 responden terdapat 3 item angket dari 32
angket yang digunakan tidak valid, yaitu no 2, 13 dan 21. Ketiga item tersebut
mempunyai koefisien korelasi kurang dari rtabel (0.433), sedangkan 29 butir
lainnya mempunyai koefisien korelasi lebih dari 0.433 dalam kategori valid. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
3.4.4 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Untuk menguji kesahihan
instrumen penelitian ini digunakan rumus alpha crobach adalah:
k ∑σ b
r11 = 1 − 2
(k − 1) σt
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal
∑σb = jumlah varian butir
σt2 = varian total
(Arikunto, 1998: 193).
Hasil analisis reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.936 >
rtabel (0.433) pada taraf signifikansi 5% dan n = 21, yang berarti bahwa instrumen
tersebut reliabel.
Berdasarkan dari hasil analisis tersebut, maka untuk pengambilan data
dalam penelitian digunakan 29 item angket.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data cara yang ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan data yang
dibutuhkan, penelitian ini menggunakan metode:
1. Metode Angket (Kuesioner), adalah suatu jumlah pertanyaan tertulis yang
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
penelitian ini untuk mengetahui jumlah orang tua siswa berdasarkan tingkat
Mean terendah =1
Dengan panjang interval 1.3 dan mean terendah 1, maka kriterianya sebagai
berikut.
Sebelum dilakukan analisis data untuk membuktikan hipotesis penelitian menurut Sutrisno
Hadi ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi masing-masing ubahan yaitu:
1. Sampel yang digunakan harus sampel yang diambil secara random.
Sesuai dengan pendapat di atas maka sebelum diadakan pengujian hipotesis yang telah diajukan
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah tiap variabel pada data yang diperoleh
memiliki distribusi normal atau tidak. Imam Ghozali (2005:28) menyatakan
bahwa secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu nilai skwwnes dan
kurtosis. Skewnes berkaitan dengan simetri distribusi, sedangkan kurtosis
berkaitan dengan puncak dari distribusi. Dengan menggunakan program SPSS
akan diperoleh nilai skewnes dan kurtosis, sedangkan pengujiannya dengan rumus
sebagai berikut.
S−0
Z skew = dan
6
N
K−0
Z kurt =
24
N
Apabila nilai Zhitung > 1.96 pada taraf signifikansi 5% dan 2.58 pada taraf signifikansi 1%, maka
dapat disimpulkan bahwa asumsi data berdistribusi normal ditolak.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa varian dari kelompok dalam populasi
masing-masing tidak menunjukkan perbedaan (Sutrisno Hadi, 1993: 338).
Pengujian homogenitas data menurut Imam Ghozali (2005: 60) dapat digunakan
Levene test. Jika nilai probabilitas < 0.05,
3.6.2 Pengujian Hipotesis
JKB/dbB MKB/MK
nB N B-1 d
JKAB=
∑∑ −∑
Antar B ( x) ( x)
B
2
T
2
JKAB/dbA
n AB N
DbA X dbB B MKAB/M
Kd
JK(d)=JKT -JKA-JKB-JKAB
Antar AB
dbT -dbA-dbB- JKd/dbd
dbAB
Dalam
(d)
Total (T)
JKT=XT2 -
(∑ X ) T
2
N N-1
Keterangan:
DK = Jumlah Kuadrat
Db = Derajat Kebebasan
MK = Mean Kuadrat
Fo = F observasi
N = Jumlah Sampel
Data penelitian ini dikumpulkan dari siswa kelas III SMP Negeri se
Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen yang terdiri dari dua SMP yaitu SMP
Negeri 1 Gemolong sebanyak 26 siswa dan SMP Negeri 2 Gemolong sebanyak 24
siswa. Siswa-siswa sebagian besar berasal dari latar belakang keluarga dengan
tingkat pendidikan menengah yaitu mencapai 24 siswa (48%), selebihnya 19
siswa (38%) dengan tingkat pendidikan rendah dan hanya 7 siswa (14%)
berpendidikan tinggi (lihat tabel 5).
Tabel 5. Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa
Pendidikan orang tua
Rendah Menengah Tinggi Total
Sekolah SMP Negeri 2 f 4 19 1 24
Gemolong % 16.7% 79.2% 4.2% 100.0%
SMP Negeri 1 f 15 5 6 26
Gemolong %
57.7% 19.2% 23.1% 100.0%
Total f 19 24 7 50
% 38.0% 48.0% 14.0% 100.0%
Total f 18 12 20 50
% 36.0% 24.0% 40.0% 100.0%
Mean tertinggi =5
Mean terendah =1
Dengan panjang interval 1.3 dan mean terendah 1, maka kriterianya sebagai
berikut.
Tabel 7. Kriteria Persepsi Siswa terhadap SMK bidang keahlian Teknik Bangunan
No Interval Kriteria
1 1,00 – 2,33 Rendah
2 2,34 – 3,67 Sedang
3 3,68 – 5,00 Baik
siswa mempunyai tingkat persepsi yang sedang terhadap SMK bidang teknik
sedang dan 34% mempunyai persepsi yang baik. Persepsi siswa tentang
SMK ditinjau dari latar belakang pendidikan dan pendapatan orang tua
R
e
n
d
a
h
S
e
d
a
n
g
B
a
i
k
Total
2
,
3
3
2
,
3
4
3
,
6
7
3
,
6
8
5
,
0
0
Total
latar belakang pendidikan orang tua rendah, sedang dan tinggi mempunyai
persepsi yang relatif sama yaitu dalam kategori sedang terhadap biaya pendidikan,
kecenderungan bahwa siswa yang berasal dari latar belakang pendidikan orang tua
tinggi mempunyai persepsi yang baik terhadap kurikulum dan dari segi
manfaatnya.
Ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua, sebagian besar siswa yang
berasal dari tingkat pendapatan orang tua tinggi mempunyai persepsi yang sedang
lulusan dan dari segi manfaat. Rata-rata siswa yang berasal dari latar belakang
release 10.
yang harus dipenuhi dalam analisis varians. Imam Ghozali (2005:28) menyatakan
bahwa secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu nilai skwwnes dan
akan diperoleh nilai skewnes dan kurtosis, sedangkan pengujiannya dengan rumus
sebagai berikut.
S−0
Z skew = dan
6
N
K−0
Z kurt =
24
N
Apabila nilai Zhitung > 1.96 pada taraf signifikansi 5% dan 2.58 pada taraf
signifikansi 1%, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi data berdistribusi normal
ditolak. Hasil uji skewnes dan kurtosis dapat dilihat pada tabel berikut.
0,662 sehingga Z kurt = 0,96. Nilai Z skew > 1,96 pada taraf signifikansi 0.05,
dan kurang dari 2.58 pada taraf signifikansi 0.01, sehingga dapat disimpulkan
tampak bahwa Zkurt di bawah 1.96, sehingga ditinjau dari kurtosis data
terdistribusi normal. Dari hasil analisis ini maka peneliti mempunyai asumsi
varians. Pengujian homogenitas data menurut Imam Ghozali (2005: 60) dapat
digunakan Levene test. Jika nilai probabilitas < 0.05, dapat disimpulkan asumsi
homogen ditolak. Hasil analisis levene test dapat dilihat pada tabel 13.
Berdasarkan tabel output SPSS tersebut diperoleh nilai Fhitung 1.348 dengan
signifikansi 0.253 > 0.05, sehingga asumsi bahwa data bersifat homogen diterima.
jalur dengan faktor A menjelaskan variabel bebas latar belakang siswa ditinjau
dari tingkat pendidikan orang tua dan faktor B menjelaskan variabel bebas latar
belakang tingkat pendapatan orang tua. Analisis varians ini digunakan untuk
menguji perbedaan persepsi siswa SMP terhadap SMK bidang keahlian Teknik
Bangunan ditinjau dari latar belakang tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan
orang tua. Lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing variabel
Dependent Variable: Persepsi siswa SMP terhadap SMK bidang keahlian Teknik
Bangunan
Type III Sum
Source of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 5.687a 7 .812 8.347 .000
Intercept 285.115 1 285.115 2929.313 .000
A .266 2 .133 1.364 .267
B 3.039 2 1.520 15.612 .000
B*A .217 3 7.217E-02 .742 .533
Error 4.088 42 9.733E-02
Total 588.999 50
Corrected Total 9.775 49
a. R Squared = .582 (Adjusted R Squared = .512)
bidang Keahlian teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa nilai Fhitung untuk faktor A (tingkat
pendidikan orang tua) sebesar 1.364 dengan probabilitas 0.267 > 0.05, yang
perbedaan persepsi siswa SMP terhadap SMK bidang Keahlian teknik Bangunan
ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa yang berasal dari tingkat pendidikan orang tua yang rendah, menengah dan
tinggi mempunyai persepsi terhadap SMK bidang keahlian teknik Bangunan yang
relatif sama.
4.3.3.2 Uji Hipotesis II
SMK bidang Keahlian teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendapatan orang
tua. Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa nilai Fhitung untuk faktor B (tingkat
pendapatan orang tua) sebesar 15.612 dengan probabilitas 0.000 < 0.05, yang
persepsi siswa SMP terhadap SMK bidang Keahlian teknik Bangunan ditinjau
dari tingkat pendapatan orang tua diterima. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
yang berasal dari tingkat pendapatan orang tua yang rendah, menengah dan tinggi
mempunyai persepsi terhadap SMK bidang keahlian teknik Bangunan yang relatif
berbeda.
SMK bidang Keahlian teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan dan
pendapatan orang tua. Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa nilai Fhitung untuk
faktor A x B sebesar 0.742 dengan probabilitas 0.533 > 0.05, yang berarti tidak
persepsi siswa SMP terhadap SMK bidang Keahlian teknik Bangunan ditinjau
SMK yang mempunyai latar belakang tingkat pendapatan tinggi, sedang dan
Hasil uji Duncan seperti pada tabel 10 tampak bahwa rata-rata persepsi
siswa terhadap SMK yang berasal dari latar belakang tingkat pendapatan orang
tua tinggi sebesar 3.0150, sedangkan dengan latar belakang tingkat pendapatan
sedang sebesar 3.6375 dan yang berlatar pendapatan orang tua rendah sebesar
3.6794. Dilihat pada kolom subset, rata-rata persepsi siswa tentang SMK yang
latar belakang tingkat pendapatan sedang dan rendah berada pada satu kolom,
sedangkan tingkat pendapatan tinggi pada kolom yang berbeda. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa yang berasal dari latar belajang tingkat pendidikan
rendah dan sedang mempunyai persepsi terhadap SMK yang relatif sama, dan
berbeda dengan siswa yang berlatarbelakang pendpatan orang tua tinggi. ada
tua tinggi mempunyai persepsi yang lebih rendah tentang SMK daripada yang
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data ternyata menolak hipotesis
pertama dan ketiga, namun menerima hipotesis kedua. Hipotesis pertama yang
menyatakan ada perbedaan tingkat persepsi siswa terhadap SMK bidang keahlian
teknik bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua ditolak. Ada indikasi
bahwa bahwa tingkat persepsi siswa terhadap SMK bidang keahlian teknik
bangunan bukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tuanya. Hal ini
pendidikan formal orang tua. Dengan dampak informasi dan teknologi orang lebih
studi lanjut tersebut juga tidak terlepas dari kondisi ekonomi orang tua. Ada
kecenderungan bahwa siswa yang berasal dari kondisi ekonomi yang lebih mapan
akan lebih leluasa memilih studi lanjut yang diminati dan mempunyai nilai lebih.
SMK bidang keahlian teknik bangunan ditinjau dari latar belakang pendapatan
diterima, dengan tingkat signifikansi 5%. Setelah dilanjutkan dengan uji Duncan,
secara nyata ada perbedaan persepsi siswa yang mempunyai latar belakang
pendapatan orang tua tinggi dengan yang berlatar belakang pendapatan rendah
dan menengah. Berdasarkan hasil uji Duncan tersebut ternyata ada kesamaan
persepsi siswa terhadap SMK bidang keahlian teknik bangunan antara yang
berlatar belakang pendapatan rendah dan menengah. Dilihat dari rata-ratanya, ada
kecenderungan bahwa siswa yang berlatar belakang pendapatan orang tua tinggi
mempunyai persepsi yang lebih rendah terhadap SMK bidang keahlian teknik
bangunan daripada siswa yang berasal dari tingkat pendapatan sedang dan rendah.
orang tua mempunyai peran terhadap siswa dalam pemilihan studi lanjut ke SMK
bidang keahlian Teknik Bangunan. Ada indikasi bahwa siswa berlatar belakang
membekali siswa untuk siap kerja. Siswa mempunyai persepsi bahwa SMK
bidang keahlian teknik bangunan dapat dijangkau, karena biaya pendidikan tidak
menyiapkan tenaga kerja siap pakai, dengan fasilitas yang mendukung untuk
pembelajaran dan pelatihan ke dunia kerja. Di samping itu siswa dari golongan ini
perguruan tinggi di samping siap untuk bekerja. Dari segi manfaat ada
keahlian teknik bangunan cocok untuk membina sikap mandiri. Siswa-siswa dari
golongan ini juga mempunyai persepsi bahwa siswa yang melanjutkan ke SMK
bidang kehalian teknik bangunan mempunyai penampilan dan tingkah laku yang
baik.
Persepsi ini berbeda dengan siswa yang berasal dari latar belakang
pendapatan orang tua tinggi. Hal ini disebabkan karena siswa lebih terpengaruh
oleh pendapat orang tuanya. Dengan pendapatan yang tinggi mereka dapat lebih
leluasa untuk memilih sekolah lain yang mempunyai nilai lebih. Kemungkinan
juga terjadinya perbedaan persepsi ini karena keinginan orang tua agar anaknya
5.1 Simpulan
5.2 Saran