Konsep Dasar Hidrosefalus

1. Definisi

Hidrosefalus adalah keadaan psikologis otak yang mengakibatkan bertambahnya

cairan serebrospinalis ( CSS ) dengan atau pernah dengan tekanan intra kronial

yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan mengalirkan CSS.

( Ilmu Kesehatan Anak 2 , hal 238 )

Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebrospinal dalam ventikrel serebral,

ruang subarachnoid atau ruang subdural.

( Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1 hal 496 )

2. Etiologi

 Penyebab hidrosefalus terbagi 2 yaitu : konginetal disebabkan gangguan

perkembangan janin dalam rahim ( misalnya malformasi Arnoid – chiari )

atau infeksi intra uterin .

 Didapatkan : disebabkan oleh infeksi neoplasma atau perdarahan

 Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak

adalah :

1. Kelainan bawaan

2. Infeksi

3. Neoplasma

4. Perdarahan

 Kelainan konginetal

a. Stenois akuaduktus styvii

 Merupakan penyebab yang terbanyak pada hidrosevalus bayi adan anak

( 60 – 90 % ) umumnya gejala hidrosevalus terlihat sejak lahir atau

progresif dengan cepat pada bulan – bulan pertama setelah lahir.

b. Splina bifida dan kranium bifida

Hidrosevalus pada kelainan ini biasanya berhubungan dengan sindrom

arachnoid chiari akibat tertariknya medula spionalis dengan medula

oblongata dan serebelum letaknya lebih rendah dan menutupi foramen

magnum sehingga terjadi penyumbatan.

c. Sindrom Dandy – Walker

Merupakan atresia konginetal foramen luscka dan mogandie dengan

akibat hidrosevalus obstruksi dengan pelebaran sistem ventrikel sehingga

merupakan suatu kista yang besar didaerah foso pasterior.

d. Kista Arachnoid

Dapat terjadi konginetal tetapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder

suatu hematoma.

e. Anomali pembuluh darah

Dalam kepustakaan dilaporkan terjadi hidrosevalus akibat aneurisma vena

yang mengenai arteria serebrolis pasterior dengan vena goleni atau sinus

tranversus dengan akibat obstruksi akuaduktus.

 Infeksi

Pembesaran kepala dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan

sesudah sembuh dan meningitis. Pada meningitis serasa tuberkulosa,

perlekatan maningen terutama terdapat didaerah basal sekitar sisterna

 kiosmatika dan inter pandun kulari, sedangkan pada meningitis puruilenta

lokasinya lebih tersebar.

 Neoplasma

Pengobatan dalam hal ini ditujukan kepada penyebabnya dan apabila tumor

tidak munfkin dioperasi, dapat dilakukan tindakan poliatif dengan

mengalirkan CSS melalui saluran buatan atau pirau.

 Perdarahan

Telah banyak dibuktikan bahwa perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam

otak dapat menyebabkan fibriosis leptomeningen, terutama pada daerah basal

orak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari daerah itu

sendiri.

( Ilmu Kesehatan Anak 2, hal 240 )

3. Patofisiologi

Hirosefalus dapat terjadi akrena ada gangguan oborobsi CSS dalam subarachnoid

( Comunicating Hidrosevalus ) atau adanya obstruski dalam ventrikel yang

mencegah CSS masuk kerangka subarchnoid karena infeksi, neoplasma,

perdarahan atau kelainan bentuk perkembangan otak janin ( Non comunicating

Hidrosevalus )

Cairan terakumulasi dalam ventrikel dan mengakibatkan dirotasi ventrikel dan

penekanan organ – organ

4. Manifetasi Klinis

Manifestasi klinik dibedakan menjadi dua yaitu pada bayi dan masa kanak –

kanak.

Masa bayi
 Kepala membesar lontanal anterior menonjol, vena pada kulit kepala dilatasi dan

terlihat jelas pada saat bayi meringis terdapat bunyi cracked pot ( tanda

macewen ) mata melihat kebawah ( tanda seting sun ) mudah terstimulasi lemah

kemampuan makan kurang, perubahn kesadaran opistothonus & spatik tidak ada

reflek muntah .

( Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi I hal 491 )

5. Diagnosis

Biasanya mudah dibuat secara klinis pada anak yang lebih besar kemungkinan

hidrosevalus diduga bila terjadi gejala dan tanda tekanan intrakronial yang

meninggi. Tidakan yang dapat membantu dalam menegakkan diagnosis adalah

transtimulasi kepala, ultrasonografi kepala bila ubun – ubun besar belum

menutup. Foto rontgen kepala dan temografi komputer (CT Scan).

Pemeriksaan untuk menetukan lokalisasi penyumbatan ialah dengan

menyuntikkan zat pewarna PSP kedalam ventrikel lateralis dan menampung

pengeluarannya dari fungsi umbal untuk mengathuai penyumbatan ruang

subarachnoid. Sebelum melakukan usi PSP ventrikel ini dilakukan dahulu usi PSP

ginjal untuk menentukan fungsi ginjal. Ventrikulografi dapat dilakukan untuk

melengkapi pemeriksaan. Namun dengan adanya pemeriksaan “ CT Scan “ uji

PSP ini tidak dikerjakan lagi.

( Ilmu Kesehatan Anak 2 hal 238 )

6. Komplikasi

 Peningkatan tekanan intrakronial

 Kerusakan otak

 Infeksi : septikoma, endo karditis, infeksi luka, nefritis, meningitis,

 ventrikulitis, abses otak.

 Shunt tidak berfungsi lagi dengan baik akibat obstruksi mekanik

 Hematomi subdural, peritonitis, abses abdomen, perforasi organ dalam rongga

abdomen, fistula, hernia, ileus

 Kematian

7. Penatalaksanaan Therapiutik

Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi hidrosefalus, menangani

komplikasi, mengatasi efek hidrosefalus atau gangguan perkembangan,

penatalaksanaan terdiri dari :

 Non pembedahan : pemberian acetazolamide dan isosorbide atau furosemide

mengurangi produksi cairan serebrospinal

 Pembedahan : pengangkatan penyebab obstruksi

misalnya neoplasma, kista, atau hematoma, pemasangan

shunt yang bertujuan untuk mengalirkan cairan

serebrospinal yang berlebihan dari ventrikel ke ruang

extra kranial, misalnya kerongga peritoneum, atrium

kanan dan rongga plueral. (Asuhan Keperawatan Pada

Anak edisi I, hal 499)

8. Pembagian

Hidrosefalus memberikan gejala bila disertai tekanan CSS yang meninggi

terdapat 2 macam yaitu :

 Hidrosefalus obstruktif, tekanan CSS yang tinggi disebabkan obstruksi pada

salah satu tempat antara pembentukan CSS oleh pielsus korodalis dan
 keluarnya dari ventrikel melalui foramen luscka dan magendie

 Komunikans yaitu bila tekanan CSS yang meninggi tanpa penyumbatan

sistem ventrikel

Pembagian lain adalah : 1. Bawaan

2.Didapat(infeksi,neoplasma,perdarahan) (Ilmu Kesehatan Anak 2, hal 239)